Anda di halaman 1dari 25

Ringkasan Materi : Struktur Atom

A. Partikel penyusun Atom


Berdasarkan teori atom Dalton, atom merupakan partikel terkecil materi yang tidak
dapat terbagi lagi. Teori atom ini dapat menjelaskan hukum kekekalan massa dan
hukum perbandingan tetap, tetapi tidak dapat menjelaskan tentang sifat listrik materi
dan daya gabung unsur-unsur.

Partikel Simbol Muatan Penemu


Goldstein
Proton 1 p1 +1
(1886)
1
Neutron 0 n 0 James Chadwick (1932)
J.J. Thomson
Elektron -1 e0 -1
(1897)
Rutherford
Inti atom
(1910)
Niels Bohr
Kulit elektron
(1914)

1. Penemuan Elektron

Penemu elektron adalah J.J Thomson melalui percobaan sinar katode.

Muatan elektron ditemukan oleh Robert Milikan melalui percobaan tetesan halus
minyak.

Sifat-sifat Sinar katode:

1. merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode


2. merupakan radiasi partikel, terbukti dapat memutar kincir
3. bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub positif
4. dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas

2. Penemuan Proton

Penemu proton adalah Eugene Goldstein  melalui percobaan sinar katode yang telah


dimodifikasi, yaitu memberi lubang (saluran) di tengah katode.
Sifat-sifat Sinar Anode (sinar terusan):

1. merupakan radiasi partikel (dapat memutar kincir)


2. dalam medan listrik/magnet dibelokkan ke kutub negatif, jadi merupakan radiasi
bermuatan positif
3. partikel sinar terusan tergantung  pada jenis gas dalam tabung

3. Penemuan Neutron

Penemu neutron adalah James Chadwick melalui percobaan dengan menembaki atom


Berilium dengan sinar alfa. Neutron tidak bermuatan.

4.  Penemuan Inti Atom

Penemu inti atom adalah Ernest Rutherford bersama dua muridnya yaitu  Hans Geiger
dan Ernest Marsden dengan nama Eksperimen penghamburan sinar alpha.

Inti atom tersusun atas proton dan neutron. Proton dan neutron disebut  nukleon.

B.  Nomor Atom dan Nomor Massa


1. Nomor Atom (Z)

Nomor atom suatu unsur sama dengan jumlah proton. Untuk atom netral, jumlah proton
= jumlah elektron

No. Atom  = Jumlah proton = Jumlah elektron

Contoh : Atom Oksigen bernomor atom 8 sehingga memiliki 8 proton dan 8 elektron.

2. Nomor Massa (A)

Nomor massa adalah jumlah nukleon (proton dan neutron) yang terdapat dalam inti
atom.

No. Massa  = Jumlah proton + Jumlah neutron

Contoh :  Atom natrium terdiri atas 11 proton dan 12 neutron, berarti nomor massa atom
natrium =  11 +  12  = 23

3. Lambang Unsur (X)

Susunan suatu unsur netral dapat dinyatakan dengan lambang:


Dimana :

X = lambang unsur/notasi unsur

Z = nomor atom

= jumlah proton dalam inti  (p)

= jumlah elektron yang mengelilingi inti

A= nomor massa

=  jumlah proton  +  jumlah neutron (n)

n = neutron (n = A – Z)

Notasi Ion
Positif dan Negatif

C. Isotop, Isobar, dan Isoton


1. Isotop

Isotop adalah atom-atom unsur yang mempunyai nomor atom sama (proton) tetapi
nomor massanya berbeda.

Contoh :

Karbon alam terdiri atas 2 jenis isotop yaitu 6C12 dan  6C13

2. Isobar
Isobar adalah atom-atom unsur yang berbeda (nomor atom berbeda) tetapi mempunyai
nomor massa yang sama.

Contoh :

Isotop 6C14 adalah isobar dengan isotop 7N14

3. Isoton

Isoton adalah atom-atom unsur yang berbeda (nomor atom berbeda) tetapi mempunyai
jumlah neutron yang sama.

Contoh :

Isotop 6C13 dan isotop 7N14 adalah isoton (keduanya mempunyai 7 neutron).

D. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi


1. Konfigurasi Elektron

Konfigurasi elektron menggambarkan penyebaran atau susunan elektron dalam atom.


Pengisian elektron pada kulit-kulit atom memenuhi aturan-aturan tertentu, yaitu:

1. Jumlah maksiumum elektron pada suatu kulit memenuhi rumus 2n2, dengan n =


nomor kulit.

Contoh :

 Kulit K (n = 1) maksimum 2 . 12 = 2 elektron


 Kulit L ( n = 2) maksimum 2. 22 = 4 elektron
 Kulit M ( n = 3) maksimum 2 . 32 = 18 elektron

2. Jumlah maksimum elektron   pada kulit terluar adalah 8

Contoh Soal:

1. Konfigurasi elektron unsur Br (Z= 35), yaitu 2 8   18    7


2. Konfigurasi elektron unsur Sn (Z= 50), yaitu 2 8  18  18  4
3. Konfigurasi elektron unsur Fr (Z=835), yaitu  2   8   18    32    18    8   1

2. Elektron Valensi
Elektron valensi adalah elektron pada kulit terluar  yang dapat digunakan untuk
membentuk ikatan kimia. Susunan elektron valensi sangat menentukan sifat-sifat kimia
suatu atom. Unsur-unsur yang memiliki struktur elektron valensi yang smaa memiliki
sifat kimia yang sama.

Contoh :

11 Na  :   K     L     M

2      8    18

Jumlah kulit = 3

Kulit terluar  =  M

Elektron valensi  = 18

E. Perkembangan Teori Atom


1. Model Atom Dalton

1. Atom merupakan partikel terkecil suatu materi yang berbentuk bola.


2. Atom tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan
3. Atom dari unsur yang sama mempunyai sifat yang sama, atom dari unsur yang
berbeda mempunyai sifat yang berbeda pula
4. Pada reaksi kimia terjadi penggabungan atau pemisahan atom-atom.

Model atom Dalton (1805) Atom sebagai bola pejal

Kelemahan:

 Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi


 Tidak dapat menjelaskan daya gabung unsur-unsur. Misalnya mengapa satu
atom oksigen dapat mengikat dua atom hidrogen membentuk air.

2. Model Atom J. J. Thomson

Setelah menemukan elektron, Thomson menggambarkan bahwa atom merupakan bola


pejal bermuatan positif dan di dalamnya bertebaran elektron-elektron yang bermuatan
negatif bagaikan kismis dalam roti kismis, secara keseluruhan atom bersifat netral.
Model Atom Thomson (1897) Atom bermuatan positif ditaburi
elektron bermuatan negatif

Kelemahan :

Tidak dapat menerangkan dinamika reaksi kimia yang terjadi antar atom.

3. Model Atom Ernest Rutherford

Setelah menemukan inti atom, Rutherford mengemukakan model atom yang


menyatakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi
oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif.

Model Atom Rutherford (1911). Inti atom bermuatan positif


yang dikelilingi elektron bermuatan negatif

(https://bisakimia.com/2017/08/05/ringkasan-materi-struktur-atom/)

STRUKTUR ATOM
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif
yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan
netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada
inti atom oleh gaya elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya
membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral,
sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif dan merupakan
ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom
menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-
bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf
India dan yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan
menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia.
Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-
komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa ‘atom’ tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip
mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.

Relatif terhadap pengamatan sehari-hari, atom merupakan objek yang sangat kecil dengan massa yang sama
kecilnya pula. Atom hanya dapat dipantau menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop penerowongan
payaran. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom, dengan proton dan neutron yang bermassa hampir
sama. Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil yang dapat mengalami peluruhan
radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi yang mengubah jumlah proton dan neutron pada inti. Elektron
yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi
di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara
aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur dan memengaruhi sifat-sifat magnetis atom
tersebut.

Perkembangan Model Atom


Seorang filsuf Yunani yang bernama Democritus berpendapat bahwa jika suatu benda dibelah terus menerus, maka
pada saat tertentu akan didapat akan didapat bagian yang tidak dapat dibelah lagi. Bagian seperti ini oleh
Democritus disebut atom. Istilah atom berasal dari bahasa yunani “a” yang artinya tidak, sedangkan “tomos” yang
artinya dibagi. Jadi, atom artinya tidak dapat dibagi lagi. Pengertian ini kemudian disempurnakan menjadi, atom
adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibelah lagi namun namun masih memiliki sifat kimia dan
sifat fisika benda asalnya.
Atom dilambangkan dengan ZXA, dimana A = nomor massa (menunjukkan massa atom, merupakan jumlah proton
dan neutron), Z = nomor atom (menunjukkan jumlah elektron atau proton). Proton bermuatan positif, neutron tidak
bermuatan (netral), dan elektron bermuatan negatif. Massa proton = massa neutron = 1.800 kali massa elektron.
Atom-atom yang memiliki nomor atom sama dan nomor massa berbeda disebut isotop, atom-atom yang memiliki
nomor massa sama dan nomor atom berbeda dinamakan isobar, atom-atom yang memiliiki jumlah neutron yang
sama dinamakan isoton.
Macam-macam Model Atom
1. Model Atom John Dalton
Pada tahun 1808, John Dalton yang merupakan seorang guru di Inggris, melakukan perenungan tentang atom. Hasil
perenungan Dalton menyempurnakan teori atom Democritus. Bayangan Dalton dan Democritus adalah bahwa atom
berbentuk pejal. Dalam renungannya Dalton mengemukakan postulatnya tentang atom:
1. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat kecil yang dinamakan dengan atom
2. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama
3. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula
4. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi kimia, atom tidak dapat
dimusnahkan dan atom juga tidak dapat dihancurkan
5. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
6. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap
Teori atom Dalton mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom. Namun, teori atom
Dalton memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik.
Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik padahal listrik adalah elektron yang bergerak.
Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus listrik

2. Model Atom J.J. Thomson


Kelemahan model atom Thomson

Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
3. Model Atom Rutherford

Model atom Rutherford

Rutherford melakukan penelitian tentang hamburan sinar α pada lempeng emas. Hasil pengamatan tersebut
dikembangkan dalam hipotesis model atom Rutherford.
a. Sebagian besar dari atom merupakan permukaan kosong.

b. Atom memiliki inti atom bermuatan positif yang merupakan pusat massa atom.

c. Elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan yang sangat tinggi.

d. Sebagian besar partikel α lewat tanpa mengalami pembelokkan/hambatan. Sebagian kecil dibelokkan, dan sedikit
sekali yang dipantulkan.
Kelemahan Model Atom Rutherford

a. Menurut hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti memancarkan energi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Akibatnya, lama-kelamaan elektron itu akan kehabisan energi dan akhirnya menempel
pada inti.

b. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara rotasinya terhadap ini atom.

c. Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak stabil.

d. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).

4. Model Atom Niels Bohr


Model Atom Niels Bohr

Pada tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan pendapatnya bahwa elektron bergerak mengelilingi inti atom pada
lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom. Model atom Bohr merupakan penyempurnaan dari model atom
Rutherford.
Video model atom bohr

Kelemahan teori atom Rutherford diperbaiki oleh Neils Bohr dengan postulat bohr :

a. Elektron-elektron yang mengelilingi inti mempunyai lintasan dan energi tertentu.

b. Dalam orbital tertentu, energi elektron adalah tetap. Elektron akan menyerap energi jika berpindah ke orbit yang
lebih luar dan akan membebaskan energi jika berpindah ke orbit yang lebih dalam

Kelebihan model atom Bohr

atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron.


Kelemahan model atom Bohr

a. tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack.

b. Tidak dapat menerangkan kejadian-kejadian dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh medan magnet terhadap
atom-atom, dan spektrum atom yang berelektron lebih banyak.

(https://zhivinachem.wordpress.com/struktur-atom-3/)

STRUKTUR ATOM
PENDAHULUAN

Semua materi pada dasarnya tersusun dari partikel dasar yang sama, yaitu atom. Teori atom
pertama diajukan oleh Jhon Dalton. Salah satu isi teorinya adalah materi tersusun dari partikel-
partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi, yakni atom. Akan tetapi, penemuan partikel-
partikel subatomik (elektron, proton dan neutron) yang diikuti dengan penemuan keradioaktifan
menyebabkan timbulnya teori/model atom baru, yang dikemukakan oleh J.J. Thomson yang
diikuti Ernest Rutherford.
Akan tetapi, kelemahan model atom Rutherford mendorong Niels Bohr untuk menggabungkan
model atom Rutherford dengan teori kuantum planck dan ilmu fisika dan merumuskan model
atom Bohr. Selanjutnya model atom Bohr diganti dengan teori atom mekanika kuantum.

Gambar 1. Perkembangan Teori Atom

Di Kelas X, akan dibahas perkembangan teori/model atom mulai dari teori atom


Dalton sampai model atom Bohr. Sedangkan teori atom mekanika kuantum baru akan
dipelajari di Kelas XI.
Sekitar 2,5 abad tahun yang lalu, ahli filsafat Yunani Leucippus berpendapat bahwa materi
tersusun dari butiran-butiran kecil. Pendapat ini dikembangkan oleh Democritus,
muridnya. Democritus (460 BC – 370 BC) berpendapat bahwa:
1. Semua materi terdiri dari atom yang kecil, keras, tidak dapat dibagi, tidak dapat dihancurkan,
berbentuk dan berukuran berbeda
2. Terdapat ruang kosong diantara atom-atom
3. Atom berwujud padat
4. Atom bersifat homogen dan tidak punya struktur internal
5. Atom memiliki bentuk, ukuran da berat yang berbeda
6. Berdasarkan Observasi pada pasir yang terdapat di pantai
TEORI ATOM DALTON

Teori Atom Dalton (1766 – 1844)


Teori ini didasarkan pada hukum konservasi (mass conservation) massa dan hukum
perbandingan tetap  (definite proportion). Teori ini sekaligus dikemukakan untuk menjelaskan
kedua hukum ini. Hukum konservasi massa menyatakan bahwa massa tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan dalam satu reaksi kimia. Sedangkan hukum perbandingan tetap
menyatakan bahwa dalam satu senyawa yang murni, unsur-unsur selalu memiliki perbadingan
massa yang tetap.
Teori Atom Dalton menyatakan bahwa:

1. Materi terdiri dari partikel terkecil disebut ATOM.


2. Unsur adalah materi yang tersusun dari atom-atom.
3. Unsur yang berbeda mempunyai atom-atom dengan massa dan sifat yang berbeda
4. Senyawa adalah materi yang tersusun dari setidaknya dua jenis atom dari unsur-unsur berbeda,
dengan perbandingan tetap dan tertentu. Dalam senyawa atom-atom berikatan melalui ikatan antar-
atom.
5. Atom tidak dapat dimusnahkan. Reaksi kimia hanya penataan ulang atom-atom yang bereaksi.
PENEMUAN PARTIKEL SUBATOMIK:  ELEKTRON

Setelah John Dalton (1766-1844) pada tahun 1803 mengemukakan teori atom yang pertama kali,
maka tidak lama setelah itu dua orang ilmuwan yaitu Sir Humphry Davy (1778-1829) dan
muridnya Michael Faraday (1791-1867), menemukan metode elektrolisis, yaitu cara
menguraikan senyawa menjadi unsur-unsurnya dengan bantuan arus listrik. Dengan metode baru
itulah akhirnya mereka menemukan bahwa atom mengandung muatan listrik.

Sejak pertengahan abad ke-19, para ilmuwan banyak meneliti daya hantar listrik dari gas-gas
pada tekanan rendah. Tabung lampu gas pertama kali dirancang oleh Heinrich Geissler (1829-
1879) dari Jerman pada tahun 1854. Rekannya, Julius Plucker (1801-1868), membuat
eksperimen sebagai berikut. Dua pelat logam ditempatkan pada masing-masing tabung Geissler
yang divakumkan, lalu tabung gelas itu diisi dengan gas pada tekanan rendah. Salah satu pelat
logam (disebut anode) membawa muatan positif, dan pelat yang satu lagi (disebut katode)
membawa muatan negatif. Ketika muatan listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui gas dalam
tabung, muncullah nyala berupa sinar dari katode ke anode. Sinar yang dihasilkan ini disebut
sinar katode.

Gambar Tabung Lucutan (discharged tube)


Sifat sinar katode, antara lain :

1. merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode;


2. merupakan radiasi partikel sehingga terbukti dapat memutar baling-baling;
3. bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub listrik positif;
4. dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.
Plucker ternyata kurang teliti dalam pengamatannya dan menganggap sinar tersebut hanyalah
cahaya listrik biasa. Pada tahun 1875, William Crookes (1832-1919) dari Inggris, mengulangi
eksperimen Plucker tersebut dengan lebih teliti dan mengungkapkan bahwa sinar katode
merupakan kumpulan partikel-partikel yang saat itu belum dikenal.

Hasil-hasil eksperimen Crookes dapat dirangkum sebagai berikut.

1. Partikel sinar katode bermuatan negatif sebab tertarik oleh pelat yang bermuatan positif.
2. Partikel sinar katode mempunyai massa sebab mampu memutar baling-baling dalam tabung.
3. Partikel sinar katode dimiliki oleh semua materi sebab semua bahan yang digunakan (padat, cair,
dan gas) menghasilkan sinar katode yang sama. Partikel sinar katode itu dinamai “elektron” oleh
George Johnstone Stoney (1817 – 1895) pada tahun 1891.
Pada masa itu para ilmuwan masih diliputi kebingungan dan ketidaktahuan serta
ketidakpercayaan bahwa setiap materi memiliki elektron karena mereka masih percaya bahwa
atom adalah partikel terkecil penyusun suatu materi. Kalau atom merupakan partikel terkecil,
maka di manakah keberadaan elektron dalam materi tersebut?
Pada tahun 1897, Joseph John Thomson (1856 – 1940) dari Inggris melalui serangkaian
eksperimennya berhasil mendeteksi atau menemukan elektron yang dimaksud Stoney. Thomson
membuktikan bahwa elektron merupakan partikel penyusun atom, bahkan Thomson mampu
menghitung perbandingan muatan terhadap massa elektron (e/m), yaitu 1,759 x
108 coulomb/gram.
Kemudian pada tahun 1908, Robert Andrew Millikan (1868-1953) dari Universitas Chicago
menemukan harga muatan elektron, yaitu 1,602 x 10-19 coulomb. Dengan demikian massa sebuah
elektron dapat dihitung.
Massa satu elektron = e/(e/m) = (1,602 x 10-19) / (1,759 x 108) = 9,11 × 10–28 gram
Pernahkah Anda memperhatikan tabung televisi? Tabung televisi merupakan tabung sinar
katode. Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875).
Hasil eksperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode menuju
ke anode yang disebut sinar katode.

George Johnstone Stoney (1891) yang mengusulkan nama sinar katode disebut “elektron”.
Kelemahan dari Stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap perbedaan sifat
antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainnya. Antoine Henri Becquerel (1896)
menentukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan
elektron.

Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh medan
listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.

Gambar pembelokan sinar katode oleh medan listrik.

Keterangan :

C = katode

A = anode

E = lempeng kondensor bermuatan listrik

F = layar yang dapat berpendar (berfluoresensi)


Hasil percobaan J.J. Thomson menunjukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub
positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif dalam suatu atom.
Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew Milikan (1908) melalui
percobaan tetes minyak Milikan seperti gambar berikut.

Gambar percobaan tetes minyak Milikan

Bulatan-bulatan kecil tetes minyak dihasilkan oleh atomizer. Massa tetesan minyak dapat
dihitung dari volume (diperoleh dari pengukuran jari-jari tetesan minyak yang da;pat diamati dari
mikroskop) dan massa jenis minyak yang diketahui. Beberapa tetesan akan jatuh melewati
lobang yang terdapat plat sebelah atas. Irradiasi dengan sinar-X akan mengionisasi gas dalam
chamber dan membebaskan elektro. Elektro ini kemudain ditangkap oleh tetesan minyak. Bila
pada kedua plat dipasang potesial litrik dan potensial nya di atur, maka tetes minyak yang
bermuatan negatif akan melambat akibat ditarik oleh muatan positif plat bahgian atas and ditolak
muatan negatif plat bahagian bawah. Pada voltase tertentu, tetesan minyak ini akan berhenti dan
tergantung di tengah. Pada keadaan ini gaya listrik q. E (dimana q adalah muatan dan E adalah
medan listrik yang dipakai) akan sama dengan gaya grafitasi pada tetes minya m.g. Sehingga
pada keadaan ini

q.E = m.g ®

Dengan melakukan percobaan berulang-ulang, maka nilai muatan listrik pada tetes minyak
tunggal adalah 1.5294  x 10-19 C. Harga muatan itu sekarang dikoreksi menjadi 1.602 x 10–19
Dengan melakukan percobaan berulang-ulang, maka nilai muatan listrik pada tetes minyak
tunggal adalah 1.5294  x 10-19 C. Harga muatan itu sekarang dikoreksi menjadi 1.602 x 10–19
Dengan menggunakan hasil pengukuran Thomso e/m = -1.76 x 10 8, dapat dihitung massa
electron sebagai, m = 9.109 x 10–31 kg
TEORI ATOM THOMSON

Teori Atom Thomson (1856-1940)

1. Atom bukan sebagai partikel  terkecil dari suatu benda


2. Atom berbentuk bola pejal,dimana terdapat muatan listrik positif dan negatif yang tersebar merata
di seluruh bagian seperti roti kismis
3. Pada atom netral jumlah muatan listrik negatif sama dengan jumlah muatan listrik positif
4. Masa elektron jauh lebih kecil dibandingkan dengan masa atom
Dalam model ini atom tersusun dari elektron (pada waktu itu Thomson masih menggunakan
istilah “ corpuscles”, meskipun G.J. Stoney telah mengemukakan istilah elektron tahun 1894
untuk fenomena sifat listrik atom) yang dikelilingi oleh awan muatan positif untuk mengimbangi
muatan negatif, seperti “kismis” bermuatan negatif dikelilingi pudding bermuatan positif seperti
dalam menu “plum pudding”. Elektron dianggap menempati seluruh bahagian atom.
PENEMUAN PARTIKEL SUBATOMIK:  PROTON

Jika massa elektron 0 berarti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada kenyataannya
partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat atom itu netral.
Bagaimana mungkin atom itu bersifat netral dan mempunyai massa, jika hanya ada elektron saja
dalam atom?

Keberadaan partikel bermuatan positif yang dikandung oleh atom diisyaratkan oleh Eugen
Goldstein (1850-1930) pada tahun 1886. Dengan ditemukannya elektron, para ilmuwan semakin
yakin bahwa dalam atom pasti ada partikel bermuatan positif untuk mengimbangi muatan negatif
dari elektron. Selain itu, jika seandainya partikel penyusun atom hanya elektron-elektron, maka
jumlah massa elektron terlalu kecil dibandingkan terhadap massa sebutir atom.
Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katode, yang
diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.

Selanjutnya, dan gas yang berada di belakang lempeng katode menjadi berpijar. Peristiwa
tersebut menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode yang menerobos lubang pada
lempeng katode. Sinar ini disebut sinar anode atau sinar positif. Sifat sinar anode, antara lain :

1. merupakan radiasi partikel sehingga dapat memutar baling-baling;


2. dalam medan listrik/magnet, dibelokkan ke kutub negatif, jadi merupakan radiasi bermuatan
positif;
3. partikel sinar anode bergantung pada jenis gas dalam tabung.

Gambar Percobaan Goldstein untuk mempelajari partikel positif

Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju anode,
terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melewati lubang pada katode. Setelah
berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogen lah yang menghasilkan sinar muatan
positif yang paling kecil baik massa maupun muatannya, sehingga partikel ini disebut dengan
proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan muatan proton = +1. [1]

Keberadaan partikel penyusun atom yang bermuatan positif itu semakin terbukti ketika Ernest
Rutherford (1871-1937), orang Selandia Baru yang pindah ke Inggris, pada tahun 1906, bersama
dua orang asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan
untuk mengetahui kedudukan partikel-partikel di dalam atom. Percobaan mereka dikenal dengan
hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis emas. Mereka berhasil menghitung bahwa massa
partikel bermuatan positif itu kira-kira 1.837 kali massa elektron. Kini kita menamai partikel itu
proton, nama yang baru dipakai mulai tahun 1919. [2]

Massa 1 elektron = 9,11 × 10–28 gram


Massa 1 proton = 1.837 × 9,11 × 10–28 gram = 1,673 × 10–24 gram
Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa partikel α yang ditembakkan pada lempeng
logam emas yang tipis, sebagian besar diteruskan, dan ada sebagian kecil yang dibelokan bahkan
ada juga beberapa di antaranya yang dipantulkan. Hal tersebut sangat mengejutkan bagi
Rutherford. Penemuan ini menyebabkan gugurnya teori atom Thomson. Partikel α yang terpantul
tersebut diperkirakan telah menabrak sesuatu yang padat di dalam atom. Dengan demikian atom
tersebut tidak bersifat homogen seperti digambarkan oleh Thomson. Bahkan menurut
pengamatan Marsden, diperoleh fakta bahwa satu di antara 20.000 partikel α akan membelok
dengan sudut 90o bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa (α) diteruskan. Berarti,
sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong.
2. Partikel yang mengalami pembelokan ialah partikel α yang mendekati inti atom. Hal tersebut
disebabkan keduanya bermuatan positif.
3. Partikel yang dipantulkan ialah partikel α yang tepat menabrak inti atom.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan
model atomnya yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang sangat kecil dan
bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Jumlah proton dalam
inti sama dengan jumlah elektron ynag mengelilingi inti, sehingga atom bersifat netral.
Rutherford juga menduga bahwa di dalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi untuk
mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling menolak. Dari percobaan tersebut, Rutherford
dapat memperkirakan jari-jari atom kira-kira 10–8 cm dan jari-jari inti kira-kira 10–13 cm.
TEORI ATOM RUTHERFORD

Teori Atom Rutherford (1871-1937)

Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian penembakan
lempeng tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka sinar
alfa yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/menembus lempeng sehingga
muncullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden
(1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895)
dan penemuan zat radioaktif (1896). Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng emas

Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti
atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif, seperti halnya
planet-planet mengelilingi matahari, sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak
seimbang dengan massa proton yang ada dalam inti atom, sehingga dapat diprediksi bahwa ada
partikel lain dalam inti atom.

PENEMUAN PARTIKEL SUBATOMIK:  NEUTRON

Setelah para ilmuwan mempercayai adanya elektron dan proton dalam atom, maka timbul
masalah baru, yaitu jika hampir semua massa atom terhimpun pada inti (sebab massa elektron
sangat kecil dan dapat diabaikan), ternyata jumlah proton dalam inti belum mencukupi untuk
sesuai dengan massa atom. Jadi, dalam inti pasti ada partikel lain yang menemani proton-proton.

Prediksi dari Rutherford memacu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen
penembakan partikel alfa pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya
tembus tinggi. Eksperimen ini dilanjutkan oleh James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang
menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu bersifat netral atau tidak bermuatan dan
massanya hampir sama dengan proton. Massa sebutir neutron adalah 1,675 × 10–24 gram. Partikel
ini disebut neutron dan dilambangkan dengan 10n .
Gambar Eksperimen Chadwick

Dengan penemuan neutron ini, struktur atom menjadi semakin jelas. Atom tersusun dari inti
atom yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Inti atom sendiri terdiri dari proton
yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan. Kedua partikel penyusun inti atom ini
disebut juga nukleon. Oleh karena atom bersifat netral, maka jumlah proton yang bermuatan
positif harus sama dengan jumlah elektron yang bermuatan negatif.

NOMOR ATOM DAN NOMOR  MASSA

Nomor Atom dan Nomor Massa

Para ilmuwa menemukan adanya hubungan antara jumlah partikel subatomik dari atom unsur
dengan karakteristik unsur yang dinyatakan dengan nomor atom dan nomor massa.

1. Nomor atom (Z)


Nomor dari atom menunjukkan jumlah muatan positif dalam inti atom (jumlah proton). Menurut
Henry Moseley (1887–1915) jumlah muatan positif setiap unsur bersifat karakteristik, jadi unsur
yang berbeda akan mempunyai nomor pada atom yang berbeda. Untuk jumlah muatan positif
(nomor pada atom) diberi lambang Z.

Jika atom bersifat netral, maka jumlah muatan positif (proton) dalam atom harus sama dengan
jumlah muatan negatif (elektron). Jadi, nomor dari atom = jumlah proton = jumlah elektron.

Z = ne = np
n = jumlah
2. Nomor Massa
Berdasarkan percobaan tetes minyak Millikan ditemukan bahwa massa elektron = 9,109 x 10 –
28
gram. Jika 1 satuan massa atom atau satu sma = massa 1 atom hidrogen = 1,6603 x 10 –24 gram,
maka:
Tabel Massa dan muatan partikel proton, neutron, dan elektron.
 

Atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron. Jadi, hubungan ketiganya dapat dilihat pada
gambar berikut ini.

ISOTOP, ISOBAR DAN   ISOTON

Isotop, Isobar, Isoton


1. Isotop
Salah satu teori Dalton menyatakan bahwa atom-atom dari unsur yang sama memiliki massa
yang sama. Pendapat Dalton ini tidak sepenuhnya benar. Kini diketahui bahwa atom-atom dari
unsur yang sama dapat memiliki massa yang berbeda. Fenomena semacam ini disebut isotop.

Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama, tetapi memiliki massa atom
berbeda atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah proton sama, tetapi jumlah neutron
berbeda. Sebagai contoh pada tabel dibawah ini:

2. Isobar
Isobar adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi
mempunyai nomor massa yang sama. Sebagai contoh pada tabel dibawah ini:

3. Isoton
Isoton adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi
mempunyai jumlah neutron sama. Sebagai contoh pada tabel dibawah ini:

TEORI ATOM BOHR

Teori Atom Bohr (1885 – 1962)


Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils
Bohrmemperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom
hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati
daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara
teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat,
sebagai berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom hidrogen.
Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan merupakan lintasan
melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi
dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain. Pada
peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan planck, ΔE = hv.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama sifat
yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2∏ atau nh/2∏,
dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu
yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron
yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi
tingkat energinya.

PERCOBAAN BOHR

TINGKAT ENERGI UNTUK ATOM HIDROGEN OLEH BOHR

Model atom Bohr dapat menjelaskan kestabilan atom dan spektrum atom hidrogen. Akan tetapi,
model ini mempunyai kelemahan, antara lain:

1. Model atom Bohr hanya dapat menjelaskan spektrum atom hidrogen secara akurat, tetapi gagal
menjelaskan spektrum atom yang lebih kompleks.
2. Asumsi bahwa elektron mengelilingi inti dalam orbit melingkar tidak sepenuhnya benar karena
orbit yang berbentuk elips dimungkinkan.
3. Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan adanya garis-garis halus dalam spektrum hidrogen
(efek Zeeman). Hal ini karena Bohr mengganggap elektron sebagai partikel.
KONFIGURASI ELEKTRON DAN ELEKTRON   VALENSI

1. Konfigurasi Elektron
merupakan susunan elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut. Setiap kulit atom
dapat terisi elektron maksimum dengan rumus:

∑ 2(n2)
∑ = jumlah maksimum elektron pada suatu kulit

n = nomor kulit
Gambar Jumlah elektron maksimum tiap kulit dalam atom

Tabel jumlah elektron maksimum dalam tiap-tiap kulit atom

Aturan-aturan dalam pengisian konfigurasi elektron:

1. Pengisian dimulai dari tingkat energi paling rendah ketingkat energi paling tinggi dari kulit K,
L,M dan seterusnya
2. Jika jumlah elektron yang tersisa ≤ 8 di tempatkan pada kulit berikutnya
3. Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8
Contoh soal :
Tulislah konfigurasi elektron dari:

O (Z=8, A=16); Ar (Z=18, A=40); Sr (Z=38, A=27)


Jawab:

 Jumlah elektron = 8
Konfigurasi elektron K= 2 L= 6
 Jumlah elektron = 18
Konfigurasi elektron K= 2 L= 8 M= 8

 Jumlah elektron = 38
Konfigurasi elektron K= 2 L=8 M= 18 N=8 O=2

2. Elektron Valensi
Elektron valensi merupakan jumlah elektron pada kulit terluar suatu atom netral. Cara
menentukan elektron valensi adalah dengan menuliskan konfigurasi elektron.
Contoh soal:

Tulislah konfigurasi elektron dan elektron valensi dari atom-atom berikut:

Ca (Z=20, A=40) ; Br (Z=35, A=80)

Jawab:

 Nomor atom = 20, jumlah elektron=20


Konfigurasi elektron K=2 L=8 M=8 N=2

Elektron valensi =2

 Nomor atom = 35
Konfigurasi elektron K=2 L=8 M=18 N=7

Elektron valensi =7

(https://refdadeliza.wordpress.com/kimia-sma-kelas-x/semester-1/struktur-atom/)

Anda mungkin juga menyukai