Anda di halaman 1dari 9

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No.

2, Desember 2006: 138 - 146

PROBLEMATIKA PENENTUAN SAMPEL DALAM PENELITIAN


BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

A. Adib Abadi
Departemen Arsitektur, Institut Teknologi Bandung
e-mail: adibabadi@ar.itb.ac.id

ABSTRAK
Sampel merupakan faktor penting dalam penelitian karena sangat berpengaruh terhadap kualitas penelitian yang
dihasilkan. Kesalahan-kesalahan dalam penentuan sampel harus diminimalkan untuk menghasilkan sampel yang tingkat
akurasi, validitas dan reliabilitasnya tinggi. Pemenuhan kriteria sampel sangat dipengaruhi oleh pilihan teknik penentuan
sampel yang prosedurnya merujuk pada sampling frame, ukuran, dan tipe sampel penelitian. Penentuan sampel bisa menjadi
masalah bila peneliti tidak tepat dalam memahami aspek-aspek penting yang terkait dengan penentuan sampel, yaitu tingkat
kompleksitas permasalahan, keragaman populasi penelitian, rumusan tujuan serta berbagai kendala dan batasan yang ada.
Penelitian di bidang perumahan dan permukiman yang multi -dimensi dan mencakup wilayah yang luas memerlukan strategi
optimasi dalam penentuan sampel agar diperoleh hasil penelitian yang berkualitas.
Kata kunci: Penentuan sampel, strategi optimasi, perumahan dan permukiman.

ABSTRACT
Sample is one of important factors in research, as it significantly influences the quality of the research project. Errors
in sampling has to be minimized in order to obtain sample with high level of accuracy, validity and realiability. The
fulfillment of sample criteria is determined by the choice of sampling technique, which in procedural terms refers to sampling
frame, size and tipe. Sampling could be problematic if researcher fails to take into account all important aspects related to
sampling, such as the complexity of research problem, divergency of population, obyectives, constraints and limitations of
the research project. Indeed, research in housing and settlement is multi-dimentional, covering wider area, and also demand
sampling optimization strategy to ensure quality of the research project.

Keywords: Sampling, optimization strategy, housing and settlement.

PENDAHULUAN 2000). Namun demikian sampel yang baik tidak


mudah diperoleh mengingat masih banyaknya
Penentuan sampel merupakan proses yang kendala seperti keterbatasan biaya dan waktu
cukup kritis dalam penelitian perumahan dan penelitian serta kesalahan-kesalahan penentuan
permukiman, karena akan sangat menentukan tingkat sampel yang tidak disadari oleh peneliti (Losh,2000).
generalisasi yang dapat dicapai dalam suatu pene- Dalam penelitian di bidang perumahan dan
litian. Begitu pentingnya kualitas sampel, sehingga permukiman, penentuan sampel sangat perlu diper-
hasil penelitian dianggap tidak bernilai apabila sampel hatikan, mengingat karakteristik permasalahannya
yang digunakan tidak memenuhi persyaratan akurasi, yang multi dimensi, sangat beragam dan luas cakupan
kesahihan serta keandalan (Neuman, 2000; Losh, wilayah populasinya. Peneliti akan selalu berhadapan
2000; dan Schwartz et.all, 1981). Beberapa kajian dengan pertanyaan kritis sebagai berikut: apakah
bahkan menyebutkan bahwa pada kondisi populasi sampel yang diambil sudah mewakili populasi yang
yang paling idealpun, pengambilan sampel secara ada, dan mempunyai tingkat kesahihan dan keandalan
tepat untuk suatu permasalahan penelitian merupakan yang tinggi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya,
pekerjaan yang penuh tantangan, karena akurasi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut masih
parameternya tak pernah diketahui secara mutlak. harus diuji dengan batasan anggaran dan waktu
Kesulitan dalam penentuan sampel penelitian penelitian (Losh, 2000; Peterson, 1999; Neuman,
umumnya terkait dengan upaya pemenuhan kriteria 2000; Freedman,2004).
sampel yang baik, yaitu memenuhi syarat akurasi dan Untuk mendapatkan sampel yang berkualitas
dapat menghasilkan data yang validitas dan dalam penelitian di bidang perumahan dan permu-
reliabilitasnya memadai (Friedrich,2003). Validitas kiman, peneliti juga harus meminimumkan kesalahan
data dapat dilihat dari ketaatan peneliti menggunakan dalam pengambilan sampel. Untuk itu peneliti perlu
prosedur untuk mengambil data (sampel), sedangkan memahami dengan baik problematika penentuan
reliabilitas data diindikasikan dengan tingkat keter- sampel, sehingga diperoleh strategi yang optimal
wakilannya terhadap populasi penelitian (Neuman, dalam penentuan sampel penelitiannya.

138 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
PROBLEMATIKA PENENTUAN SAMPEL DALAM PENELITIAN BIDANG PERUMAHAN (A. Adib Abadi)

BEBERAPA ISTILAH PENTING DAN ISU DI tinggi tingkat keterwakilannya secara ilmiah meng-
SEKITAR PENENTUAN SAMPEL hasilkan informasi tentang komposisi seluruh popu-
lasi.
Pemahaman terhadap beberapa istilah yang Perkiraan tentang populasi tersebut dapat
selalu muncul dalam prosedur penentuan sampel diperoleh dari daftar atau peta informasi yang sering
penelitian sangat diperlukan. Di bawah ini adalah disebut kerangka sampel (sampling frame). Jika
definisi beberapa istilah yang dirangkum dari kerangka sampel yang digunakan tidak lengkap atau
berbagai sumber : kurang akurat, maka akan terjadi kesalahan sistematik
! populasi: himpunan unit penelitian yang lengkap / dalam penarikan sampel. Jika sampel ditentukan
utuh terdiri dari nilai/skor/ukuran peubah-peubah dengan cara yang benar dan dengan kerangka sampel
yang bersifat majemuk yang lengkap, maka tidak akan terjadi kesalahan
! sampel:bagian dari populasi yang memberikan sampel, bahkan untuk sampel yang ukurannya sangat
keterangan atau data untuk suatu penelitian yang kecil sekalipun.
terdiri dari nilai/ skor/ukuran peubah-peubah yang Tingkat keterwakilan sampel seringkali dipenga-
bersifat terbatas jumlahnya. Sampel diperlukan ruhi oleh ukuran sampel yang diambil, terutama jika
jika populasi penelitian relatif besar populasi penelitiannya sangat besar. Logikanya, untuk
! unit analisis: unit yang menjadi tempat untuk mendapatkan tingkat keterwakilan sampel yang
mengumpulkan informasi tinggi, diperlukan ukuran sampel yang besar pula
! sensus: sampel yang mencakup seluruh populasi (Neuman, 2000). Jika populasinya besar, penentuan
! statistik: rangkuman deskriptif peubah-peubah sampel menjadi tidak praktis dan terkadang sulit
dalam sampel yang nilainya dihitung berdasarkan dilakukan karena tujuan utama pengambilan sampel
sampel. Variasi nilai statistik tergantung pada adalah efisiensi biaya dan waktu. Namun demikian,
sampel yang dipilih ukuran sampel bukan jaminan untuk menghasilkan
! kerangka sampel (sampling frame): daftar semua sampel yang representatif. Ukuran sampel besar jika
unsur dalam populasi yang akan menjadi sumber tidak diambil secara acak atau tanpa kerangka sampel
informasi untuk menarik sampel penelitian yang lengkap, akan kurang representatif dibandingkan
! keterwakilan sampel (representativeness): tingkat- dengan sampel yang kecil (Freedman, 2004).
an yang menunjukkan kesesuaian suatu sampel
terhadap populasi sasaran penelitian dalam hal KARAKTER PENELITIAN PERUMAHAN
karakteristik utamanya. DAN PERMUKIMAN
! kesalahan dalam penentuan sampel: ketidak-
sesuaian antara data yang diambil dari sampel Perumahan dan permukiman merupakan bidang
dengan data populasi yang sebenarnya akibat kajian yang sangat luas dan multi-disipliner. Permasa-
kesalahan proses penentuan sampel lahannya terkait dengan faktor ekonomi, budaya,
sosial, demografik, geografi, politik, lingkungan, serta
Pada umumnya peneliti tidak dapat melakukan penanganannya melibatkan berbagai stakeholders
pengamatan secara langsung terhadap semua unit atau seperti pemerintah, perencana, arsitek, pengembang
individu yang ada dalam populasi penelitian. Sebagai dan masyarakat sendiri (Vliet, 2003; Taha, 2004).
gantinya mereka mengambil data dari sebagian Dimensi-dimensi kemanusiaan dan dinamika proses
populasi–yang disebut sampel, dan menggunakannya yang terjadi di dalamnya juga menjadikan permasa-
untuk menyimpulkan keadaan seluruh populasi yang lahan perumahan dan permukiman sangat kompleks
diteliti. Melalui pengambilan sampel maka jumlah (Berk, 2003).
pengukuran yang dilakukan akan berkurang dan pada Kondisi-kondisi di atas mempunyai implikasi
gilirannya akan dapat mengurangi biaya dan waktu yang cukup luas terhadap berbagai aspek dalam
yang diperlukan untuk melakukan penelitian. penelitian perumahan dan permukiman. Selain itu
Idealnya, sampel mempunyai kesesuaian karak- para peneliti di bidang perumahan dan permukiman
teristik dengan populasinya yang diamati, sehingga memiliki sudut pandang dan kepentingan yang
kesimpulan peneliti benar untuk semua populasi. berbeda-beda. Peneliti yang berlatar belakang disiplin
Kesesuaian karateristik antara sampel dengan ekonomi akan mengembangkan tajuk penelitian yang
populasinya (representasi) ini merupakan hal yang berbeda dengan mereka yang berlatar belakang
paling penting dan akan menentukan kualitas budaya (Vliet, 2003). Perbedaan antara satu kajian
penelitian. Ada 3 faktor yang mempengaruhi tingkat dangan kajian lainnya terletak pada latar belakang,
keterwakilan suatu sampel, yakni ukuran sampel, tujuan, lingkup, fokus, pendekatan dan metode
variabilitas populasi serta fraksi populasi yang analisisnya. Karenanya penelitian perumahan dan
diambil sampelnya (Freedman, 2004). Sampel yang permukiman dapat dilaksanakan dalam berbagai

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 139
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146

situasi dan kondisi, latar belakang, karakteristik baik pengambil kebijakan publik. Masing-masing peng-
secara kualitatif maupun kuantitatif. (Taha, 2004). guna mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang
Penelitian bidang perumahan dan permukiman rentangnya mencakup pengembangan teoritis-meto-
pada dasarnya berusaha menjawab masalah peme- dologis, tinjauan aspek ekonomi perumahan, serta
nuhan kebutuhan akan hunian yang berkaitan dengan kajian praktis-aplikatif (Giulinani, 1997, Schörner,
kualitas hidup, kepuasan terhadap lingkungan 2003).
perumahan, serta pemenuhan berbagai faktor seperti
kesehatan, sosial, estetika, biologi dan lainnya. PENENTUAN SAMPEL DALAM PENELITI-
(Schöner, 2003). Sesungguhnya pemenuhan kebutuh- AN BIDANG PERUMAHAN DAN
an tersebut mempunyai variasi kemungkinan yang tak PERMUKIMAN
terbatas dalam hal lokasi, pengaturan, ukuran, bentuk,
ruang, dan tatanan lingkungan (Berk, 2003). Kera- Dalam proses penelitian di bidang perumahan
gaman karakter tersebut juga memungkinkan dan permukiman, dan juga penelitian pada umumnya,
penelitian di bidang perumahan dan permukiman terdapat beberapa tahap yang mempunyai kaitan
dilakukan dengan berbagai pendekatan atau metode dengan problematika penentuan sampelnya. Secara
penelitian, mulai dari yang sederhana hingga garis besar proses penentuan sampel penelitian di
kombinasi prosedur yang kompleks sesuai dengan bidang perumahan dan permukiman dapat digambar-
masalah penelitian yang akan dicarikan jawabannya. kan dalam suatu diagram alur (Diagram 1) di mana
Dalam penelitian di bidang perumahan dan beberapa tahap di dalamnya merupakan bagian yang
permukiman dikenal beragam metode: studi kasus, kritis karena berkaitan erat dengan problematika
survei, eksperimen, kaji tindak (Giuliani,1997; penentuan sampel.
Schörner, 2003). Pilihan metode yang digunakan
sangat tergantung pada problematika dan substansi Penentuan Populasi Penelitian
yang ada. Sesuai dengan tingkatan metodenya, Pengidentifikasian populasi penelitian secara
penelitian di bidang perumahan dan permukiman hati-hati merupakan hal pertama yang harus dilaku-
dibedakan ke dalam 3 tingkatan, yakni tingkat kan dalam penarikan sampel. Untuk itu perlu
makro, meso, dan mikro (Schörner, 2003). Penelitian dijelaskan target populasi yang akan distudi, dengan
tingkat makro (sosial) merujuk pada penelitian membuat daftar panjang tentang semua atribut yang
terstruktur seperti survei jajak pendapat (misalnya: diyakini dapat tercermin secara tepat dalam sampel-
tentang kualitas perumahan, jenis permintaan untuk nya (Freedman, 2004). Daftar tersebut dapat berupa
flat dan rumah baru, dsb) dan juga pertanyaan survei karakter demografi, gaya hidup, tipe rumah atau
teknis yang terkait dengan lingkungan (misalnya: atribut yang sesuai dengan kepentingan penelitian dan
tentang konsumsi dan konservasi energi yang dapat digunakan untuk memperkirakan populasi
dikaitkan dengan kondisi jendela, insulasi, unit secara lebih rinci berdasarkan unit/satuan sampel,
pemanas dsb). Sementara penelitian tingkat mikro lokasi geografis, serta batas sementara populasinya
(operasional) terkait dengan metode wawancara (Neuman, 2000).
pribadi untuk penelitian perumahan di kota kecil Penentuan populasi penelitian di bidang
hingga metoda studi kasus. Di antara ke duanya perumahan dan permukiman akan relatif sederhana
terdapat tingkat meso (struktural) yang berupaya untuk beberapa kelompok studi tertentu, misalnya
mengisi kekosongan yang ada di antara tingkat makro semua penghuni rumah di kecamatan A antara tahun
dan mikro. Pada tingkatan ini fokus penelitian adalah 1995 -2000. Namun pendefinisiannya akan makin
pada bagaimana keterkaitan antara berbagai proses sulit jika populasi yang dimaksud adalah orang yang
dalam bermukim disusun dan pada bagaimana tidak mempunyai rumah (homeless). Apakah yang
pengetahuan tentang perumahan dan permukiman termasuk dalam populasi mencakup mereka yang
dihasilkan dan dipilih. Penelitian-penelitian pada tidur di tempat sembarangan, mereka yang dianggap
tingkat ini merupakan inti dari proses pembelajaran. sebagai gelandangan, ataukah mereka yang tinggal di
Penelitian tingkat meso misalnya, tentang Pengaruh lahan-lahan ilegal sepanjang jalur kereta? Kelompok-
Keberadaan Rumah Kosong terhadap Tingkat kelopok tersebut mungkin dapat masuk dalam
Keamanan pada Permukiman di Kawasan Perkotaan. populasi penelitian, namun penentuan yang lebih pasti
Perumusan tujuan penelitian di bidang perumah- akan sangat tergantung pada tujuan penelitian yang
an dan permukiman sangat tergantung pada pihak dilakukan, kepentingan pengguna hasil penelitian, dan
yang akan menggunakan atau memanfaatkan hasil sumber daya yang tersedia, sehingga mungkin tidak
penelitian, seperti misalnya: pengembang, koperasi semua kelompok tadi menjadi prioritas untuk diteliti.
perumahan, perusahaan konstruksi, bank perumahan,
perancang dan perencana, serta ilmuwan dan

140 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
PROBLEMATIKA PENENTUAN SAMPEL DALAM PENELITIAN BIDANG PERUMAHAN (A. Adib Abadi)

Karakteristik masalah
penelitian
peruhaman dan
permukiman

Kategori Kasus dg karakter Purposive


Kualitatif
penelitian khusus sample
Fokus
penelitian
Kuantitatif
Populasi paling tersedia,
mudah diambil Convenience Sampling
Rumusan
Tujuan
- Karakteristik populasi Quota untuk sub-
- karakteristik demografi; Quota Sampling
Pendefinisian kelompok
- gaya hidup; Non-probability
- geografi; Populasi
sampling
- lokasi
Karakter khusus, individu
Purposive Sampling
Menetapkan sesuai karakternya
- keterwakilan
- sumber bias sample metode - Penelitian eksploratori
- tingkat kesalahan pengumpulan - Menurunkan hipotesa
- tingkat tanggapan - Parameter tidak penting Responden kunci,
data Snowball Sampling
- Lebih murah, cepat, mudah jaringan responden
-Tidak perlu generalisasi
Memilih
kerangka
sample

Jumlah variabel;
keragaman populasi; Tetapkan
waktu; Ukuran Selesai
Memilih Metode biaya;
Sample
Sampling tanggapan responden

- Menggunakan statistik
- Menguji hipotesa
- Keacakan
- Parameter dapat diestimasi
- Ukuran populasi jelas

Sama
Populasi Kecil Simple Random
Sampling
Probability
Heterogen
sampling (k) Systematic
Populasi Besar Sampling
(of individual)

Sama
Cek Karakter Ukuran Stratified Random
Populasi
Stratifikasi Mengelompok Kelompok Sampling

Tersebar Tidak sama


Luas
Proportional
Stratified Sampling
Kluster

Ukuran Tidak sama

Kluster

Sama besar (k) Systematic sampling


(of cluster)
Kecil

Cluster
Sampling

Diagram 1. Algoritma Penentuan Sample untuk Penelitian Perumahan dan Permukiman

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 141
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146

Menetapkan Metode Pengumpulan Data bangunan, peta dan lokasi perumahan, daftar surat Ijin
mendirikan bangunan (IMB) dan sebagainya.
Dalam penelitian ilmiah, untuk menjelaskan
suatu fenomea atau membuktikan suatu dugaan
Menetapkan Metode Penentuan Sampel
diperlukan sejumlah informasi dan data, baik kuali-
tatif maupun kuantitatif (Neuman, 2000). Sebagai Pemilihan skema penentuan sampel (random
contoh, penelitian eksploratif dimaksudkan untuk atau non-random) sangat tergantung pada ketersedia-
memberikan pemahaman dan penjelasan awal tentang an kerangka sampel. Sampel acak (random) yang
suatu fenomena secara kualitatif. Penelitian jenis ini diperlukan untuk analisis statistika inferential menun-
didukung oleh sample non-acak dengan teknik tut persyaratan sebagai berikut: ukuran populasinya
pengumpulan data melalui wawancara mendalam, diketahui, ukuran sampelnya jelas, dan semua unsur
diskusi kelompok terfokus, serta pengamatan lapang- (keluarga, rumah) populasi mempunyai kesempatan
an. Sementara penelitian eksplanatori biasanya meng- sama untuk diambil sebagai sampel. Dengan demiki-
gunakan data kuantitatif dan analisis statistik untuk an sampel dianggap merepresentasikan populasinya,
membuktikan dugaannya, ditunjang oleh data dari sehingga dapat digunakan untuk menarik generalisasi
sampel yang diambil secara acak melalui percobaan, pada tingkat representasi yang terukur. Sebaliknya
survei, data sekunder serta pengamatan lapangan. pengambilan sampel tak-acak (non-random) dapat
Keputusan penggunaan metode pengumpulan dilakukan apabila tak dibutuhkan generalisasi dan
data dalam suatu penelitian akan tergantung pada penelitian perlu dilakukan secara cepat. Dalam
ukuran sampel, biaya dan waktu yang tersedia, serta sampel tak-acak unsur populasi dipilih atas dasar
akses terhadap data (Taha, 2004). Dalam penelitian ketersediannya atau karena menurut penilaian peneliti
di bidang perumahan dan permukiman, semua meto- sampel tersebut cukup mewakili populasi, sesuai
de dapat digunakan untuk mendukung kebutuhan tuntutan penelitiannya.
pengumpulan dan analisis data dan informasi. Khusus Setiap teknik penentuan sampel acak memulai
untuk penelitian kuantitatif, pilihan metode biasanya prosedurnya dari kerangka sampel yang secara
didasarkan pada pertimbangan : keterwakilan, sumber operasional mendefinisikan populasi sasaran. Yang
bias sampel, tingkat kesalahan, tingkat respon yang paling sederhana di antara metode sampel acak adalah
diperoleh (Freedman, 2004). simple random sample (SRS), di mana setiap unsur
dalam kerangka sampel mempunyai peluang sama
Penentuan Kerangka Sample (Sampling Frame) untuk terpilih. Namun strategi ini jarang digunakan
dalam penelitian perumahan dan permukiman, karena
Pendefinisian kerangka sampel (sampling
kesulitan untuk mendapatkan daftar informasi yang
frame) merupakan bagian terpenting dalam proses
sangat panjang dan sering tak terkendali, akibat
pengambilan data (Heer,et.al, 2000). Untuk menda-
cakupan geografis populasi yang sangat luas dan
patkan sampel yang representatif, diperlukan kerang-
parameter yang sangat beragam (Neuman, 2000;
ka sampel yang sedekat mungkin mewakili populasi
Freedman, 2004).
dengan informasi-informasinya yang lengkap. Ideal-
Metode berikutnya adalah systematic random
nya kerangka sampel mencakup seluruh informasi
sample. Metoda yang merupakan modifikasi dari
tentang unsur-unsur yang ada dalam populasi. Namun
SRS ini ditentukan dengan mulai memilih unsur
kesempurnaan kerangka sampel hanya tercapai jika
dalam kerangka sampel secara acak dan mengambil
setiap unsurnya muncul dalam daftar sekali saja, tidak
setiap unsur yang ke n (misalnya mulai secara acak
dua kali atau lebih (Neuman, 2000; Freedman, 2004).
memilih lokasi dari buku daftar telopon dan
Akurasi kerangka sampel merupakan problema-
selanjutnya mengambil satu nama setiap 100 nama
tika tersendiri. Jika populasi penelitiannya sangat
berikutnya). Dibanding SRS cara ini lebih mudah,
besar, maka daftar informasi akan sangat banyak dan
khususnya untuk pelaksanaan di lapangan, dan lebih
mahal (Losh,2000, Neuman,2000). Terbatasnya
akurat. Penggunaan metoda ini dalam penelitian
informasi dalam kerangka sampel akan menyebabkan
perumahan dan permukiman mempunyai masalah
definisi konseptual populasi tidak lengkap dan
yang kurang lebih sama dengan metode SRS
akibatnya penentuan sampel bisa tidak sahih (valid).
(Fredman, 2004).
Dalam penelitian di bidang perumahan dan permu-
Metode acak berikutnya adalah stratified
kiman, hal yang pertama harus diperhatikan adalah
sampling. Kadang-kadang kerangka sampel yang ada
sumber data yang akan digunakan untuk menarik
memuat berbagai informasi tentang karakter unsur
sampel. Sumber data yang dapat digunakan untuk
populasi. Informasi ini dapat digunakan untuk
menentukan kerangka sampel antara lain direktori
meningkatkan akurasi sampel dengan cara mem-
real estate, daftar surat, daftar pembayar pajak
bedakannya berdasarkan unsur-unsur populasi ter-

142 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
PROBLEMATIKA PENENTUAN SAMPEL DALAM PENELITIAN BIDANG PERUMAHAN (A. Adib Abadi)

tentu. Sampel yang diambil dari setiap sub-populasi kelompok, bukan individu. Melalui skema ini peneliti
akan mempunyai tingkat keterwakilan yang lebih memilih sampel dalam kelompok area (misalnya
tinggi, dibandingkan dengan dua metode yang propinsi dalam negara, kota dalam propinsi),
sebelumnya. Namun penentuan stratanya harus kemudian memilih satu unsur dari setiap kluster
dilakukan dengan menggunakan kerangka sampel utama dalam area wilayah yang lebih kecil (secara
yang informasinya lengkap dan akurat (Friedrich, acak atau sistematis), dan selanjutnya menentukan
2003). jumlah unsur sampel yang disyaratkan dari area-area
Sebagai contoh, dalam survei kependudukan di tersebut.
Amerika, digunakan sample stratifikasi untuk Metode kluster mempunyai sisi positif dan
mengidentifikasi unit sampel utama (PSU), sehu- negatif. Di satu sisi metode kluster mempercepat
bungan dengan penggunaan komputer secara intensif waktu survei dan mengurangi biaya lapangan, namun
dalam prosesnya (Ludington, 2003). Stratifikasi di sisi lain metode ini mengurangi akurasi sampel,
mengelompokkan PSU ke dalam strata yang menjadi relatif terhadap sampel non-kluster dengan jumlah
sumber pemilihan sampel PSU. Strata yang responden yang sama. Hal ini dikarenakan sampel
dihasilkan selama proses harus homogen, sehingga kluster sedikit lebih homogen secara internal
perkiraan penelitian yang dihasilkan juga akan dibandingkan dengan sampel non-kluster. Akibatnya
mencerminkan area non-sampel secara akurat. kluster sampel meningkatkan kesalahan sampel
Metode tersebut dipilih dengan pertimbangan kebu- (sampling error) dan membutuhkan pertimbangan
tuhan peningkatkan keandalan dan mengurangi biaya khusus dalam analisis datanya serta menuntut ukuran
survei, pengembangan dan optimasi metode, serta sampel yang lebih besar.
penggunaan komputer secara intensif untuk meye- Catatan penting yang perlu diingat berkaitan
lesaikan problem yang kompleks. Dalam hal ini dengan metode kluster adalah bahwa hampir semua
tingkat homogenitas strata dan pengurangan biaya survei berskala besar dilakukan dengan menggunakan
survei tergantung pada kemampuan sistem stratifikasi metode ini. Selain itu metode ini dapat dikombinasi-
PSU. kan dengan metoda stratifikasi, biasanya dengan
Gorsak, et.al (2003) juga menggunakan metode kluster dalam strata. Umumnya untuk ukuran sampel
stratifikasi untuk meningkatkan efisiensi survei n yang diketahui, sampel kluster kurang akurat
penelitian rumah tangga di Amerika. Metode strati- dibandingkan dengan tipe penentuan sampel lainnya,
fikasi sampel digunakan untuk mengurangi kera- di mana parameternya diperkirakan akan mempunyai
gaman variabel yang ada dalam PSU yang variabilitas yang lebih besar dibandingkan SRS,
merupakan bagian dari populasi (rumah tangga di sampel acak stratifikasi ataupun acak sistematik.
AS). Dalam hal ini populasi seharusnya distratifikasi Jenis lain dari sampel bertahap adalah area
pada tingkat unit rumah atau blok. Tetapi dengan probability sampling. Skema ini sangat mahal, tetapi
kendala waktu dan biaya, penelitian rumah tangga ini berpeluang memberikan hasil yang terbaik untuk
hanya dilakukan pada tingkat blok pada area yang mendapatkan sampel yang benar-benar mewakili
populasinya distratifikasi memuat blok dan unit seluruh populasinya. Metode ini digunakan jika tak
rumah. ada kerangka sampel namun semua sampel ingin
Selain penentuan sampel acak satu tahap, ada dijangkau, tanpa perduli apakah sampel yang
juga penentuan sampel yang dilakukan dalam diperoleh masuk dalam kerangka atau tidak. Dasar
beberapa tahap (multi-stage sampling). Cara ini skema penentuan sampel ini adalah stratified multi-
digunakan jika tak tersedia kerangka sampel, atau stage cluster. Metode ini dikembangkan untuk
karena sangat tidak praktis jika sampel ditentukan menghasilkan sampel yang sesuai prosedur penentuan
dengan satu kerangka untuk seluruh populasi sampel acak, yang apabila dikombinasikan dengan
(Friedrich, 2002). Metode ini mulai dengan menentu- statistik nasional memungkinkan untuk mendapatkan
kan unit yang terbesar (Primary Sampling Unit) dan sampel nasional yang baik.
dilanjutkan dengan yang lebih kecil (Secondary Dalam mengambil sampel ijin pembangunan
Sampling Unit). Pada dasarnya metode ini mengguna- perumahan baru yang diterbitkan dalam sepuluh
kan 2 langkah dasar: membuat daftar dan menentukan terakhir, dipergunakan suatu metode guna mengen-
sampel. dalikan deviasi ukuran sampel. Untuk itu digunakan
Skema yang termasuk dalam kategori ini adalah metode area probablility sampling untuk memilih 2
cluster sample. Sampel kluster digunakan apabila tak unit sampel (primary dan secondary sampling unit)
tersedia kerangka sampel yang baik atau populasinya yang populasinya sekira setingkat blok perumahan,
tersebar, sehingga biaya untuk mendapatkan sampel (Mohadjer, et.als,2003). Tambahan biaya tak terhin-
baku cukup mahal. Skema ini melibatkan beberapa darkan karena metode ini harus menggunakan semua
tahap penentuan sampel yang ditentukan berdasarkan area sampel penting, untuk menjaga tingkat keter-

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 143
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146

wakilan sampelnya. Namun tambahan biaya tersebut pok yang anggotanya sukar diakses, tanpa menetap-
dapat ditutup oleh penghematan selama proses kan kerangka sampel terlebih dahulu. Sampel diper-
pengumpulan data, karena berkurangnya kegiatan oleh berdasarkan infomasi dari sampel sebelumnya
perjalanan dan pengamatan lapangan. dan karenanya metode ini tak menjamin sampel yang
Sampel acak tidak selalu menjadi pilihan utama betul-betul mewakili populasinya, tetapi dapat
dalam penelitian di bidang perumahan dan permu- digunakan untuk mengumpulkan informasi yang
kiman. Dalam beberapa kasus sampel acak tidak rinci.
mampu melibatkan kelompok minoritas dalam Snow, et.al (1979) menggunakan metode snow-
populasi. Ini merupakan problem yang umum balling yang dikombinasikan dengan metode kluster
dijumpai peneliti di negara –negara berkembang, di untuk mengidentifikasi sampel dari kelompok minori-
mana umumnya tak tersedia kerangka sampel yang tas Spanyol yang tersebar di kota besar. Dengan
lengkap dan akurat. Untuk kondisi-kondisi tertentu, metode ini diperoleh prosedur pemilihan sampel yang
peneliti perumahan dan permukiman terpaksa tidak saja efisien, tetapi juga mampu menjaring
menggunakan sampel tak-acak. Dengan teknik sampel yang jarang. Pada kasus ini individu-individu
tersebut peneliti dapat menunjukkan karakter khusus orang Spanyol-yang sering terlihat di depan umum,
yang ada dalam populasi. Sampel acak tidak atau yang punya banyak teman, mempunyai lebih
diperlukan jika peneliti ingin menjelaskan kondisi- banyak kemungkinan untuk dipilih dibandingkan
kondisi yang khusus dengan pendekatan eksploratif. mereka yang terisolasi.
Sampel acak yang terbaik tidak akan membantu
meningkatkan akurasi hasil penelitian jika tingkat Menetapkan Ukuran Sampel
respon sampelnya buruk (Losh, 2000). Pada umumnya ukuran sampel tergantung pada
Penentuan sampel non-acak mempunyai bebe- kompleksitas karakter kajian, akurasi yang disyarat-
rapa teknik, yakni quota sampling, judgement kan untuk mendekati karakter-karater tersebut, dan
sampling dan snowball sampling. Pada teknik quota sumberdaya yang tersedia. Idealnya sampel yang
sampling, berbagai strata dalam populasi ditentukan diambil ulang kapanpun, dengan ukuran dan populasi
dan kemudian diambil proporsi sampel yang yang sama, akan memberikan hasil yang identik
disyaratkan bagi setiap strata yang telah ditentukan. dengan pengambilan sampel sebelumnya (Taha,
Teknik ini kurang akurat, sehingga penelitian 2004). Memang tidak ada jawaban yang pasti untuk
perumahan dan permikiman jarang sekali meng- pertanyaan seberapa besar seharusnya ukuran sampel
gunakan metode ini. Namun teknik ini dapat diguna- penelitian. Prinsipnya akurasi data cenderung me-
kan sebagai pendukung bila dikombinasikan dengan ningkat sesuai dengan ukuran sampel dan proporsinya
metode lain. Dengan alasan memberikan kesempatan terhadap populasi, dan karenanya makin besar sampel
yang sama, maka Biro Sensus Amerika mengguna- yang diambil makin besar kemungkinan akurasi hasil
kan teknik quota sample dalam sensus demografi penelitian (Neuman, 2000; Sudradjat, 2000; Freed-
yang menggunakan surat atau kunjungan pencacah man, 2004).
untuk menjaring kelompok responden yang tidak Meski populasi dalam penelitian perumahan dan
menjawab pertanyaan survei agar diperoleh tingkat permukiman sangat besar, serta variabelnya sangat
keterwakilan yang optimal (Thibaudeau dan Navaro, banyak tetapi ukuran sampelnya tidak harus besar.
2001). Penggunaan sampel ini dimaksudkan agar Ukuran sampel yang ideal tergantung pada tingkat
sampel yang ada lebih beragam sehingga akurasi akurasi yang disyaratkan, tingkat keragaman populasi
datanya lebih maksmum. dan jumlah variabel yang akan diuji secara serentak
Teknik sampel tak-acak yang lain adalah dalam data analisis (Neuman, 2000). Sampel yang
judgement sampling (purposive sampling). Sampel besar terutama diperlukan dalam beberapa kondisi
dipilih berdasarkan pada kondisi khusus yang sebagai berikut: populasinya sangat majemuk; data
dianggap mampu mengindikasikan karakter populasi. perlu dipecah dalam beberapa kategori; margin
Sampel-sampelnya mempunyai karakteristik kunci kesalahan yang dituntut relatif kecil; dan tingkat
yang memungkinkan untuk dikaji dan diambil respon diperkirakan sangat rendah (Fiedrich, 2003).
berdasarkan pertimbangan yang bersifat ilmiah.
Dalam penelitian di bidang perumahan dan KESIMPULAN
permukiman, teknik ini biasanya digunakan untuk
menangani penelitian dengan pendekatan kasus studi. Penentuan sampel merupakan tahap yang pen-
Snowballing sample merupakan metode lainnya ting dalam proses penelitian, karena mempunyai
dalam kategori sampel non-acak, biasanya digunakan implikasi signifikan terhadap kualitas hasil penelitian.
untuk menjelaskan pola sosial atau komunikasi suatu Apabila sampel yang diambil salah, maka generalisasi
masyarakat. Sampel dikumpulkan dari suatu kelom- yang dibuat pun akan salah. Untuk mendapatkan

144 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
PROBLEMATIKA PENENTUAN SAMPEL DALAM PENELITIAN BIDANG PERUMAHAN (A. Adib Abadi)

sampel yang mencerminkan kondisi populasi pene- Giulinai, M Vittoria. “Integrating different method in
litian, diperlukan kriteria baku seperti akurasi, kesa- housing research. A study in Amelia, Italia” in
hihan, keandalan serta penyesuaian terhadap kendala Carole Despres and Denise Piche (Eds)
biaya dan waktu. Diperlukan kehati-hatian dalam Housing Surveys. Advances in Theory and
menentukan teknik pemilihan sampel, khususnya Methods. Quebec, Canada: CRAD, Univerite
dalam penelitian di bidang perumahan dan permu- Laval. pp. 229-245, 1997.
kiman yang permasalahannya bersifat multidimen- Gorsak, Mark; et.als. Within-PSU and Stratification
sional. Research to Improve SurveyEfficieny. US
Pada dasarnya pemilihan sampel secara acak Bureau of the Census, 2003.
(random sampling) merupakan pilihan yang paling
logis untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Heer, Wim F. de and Ger Moritz. “Data Quality
Berbagai skema penentuan sampel dalam kategori ini, Problem in Travel Survey. An International
baik dengan prosedur satu tahap ataupun multi-tahap Overview”. Workshop on Respondet Issue:
(multistage) perlu disesuaikan dengan kondisi, topik Sampling, Weighting and Nonresponse. Statis-
serta tujuan penelitiannya. Sampel non-acak juga tic Netherland, 2000.
dapat digunakan dalam penelitian di bidang peru- Lawrence, Roderick J. Methodologies in Contem-
mahan dan permukiman untuk kondisi-kondisi yang porary Housing Research: A Critical review.
sesuai dengan sifat penelitiannya. Methodologies in Housing Research Confe-
Untuk memperoleh sampel terbaik pada pene- rence. 22-24 September, Sweden, Stockholm.
litian yang variabelnya sangat banyak, diperlukan 2003.
strategi optimasi. Penentuan sampel sebaiknya
memenuhi semua tuntuan metodologis maupun Losh, Susan Carol. “Types of Error and Basic
Sampling Designs”. Lecture Handout EDF
substansial, tidak hanya dalam menentukan skema
5481 Methods of Educational Research. Fall,
penentuan sampel tetapi juga untuk meminimumkan 2000.
biaya dan waktu. Optimasi diperlukan karena
keragaman karakter penelitian dan alternatif skema Ludington, Paul W. Stratification of Primary Sam-
penentuan sampel terkadang mempunyai tuntutan pling Units for the Current Population Survey
berbeda dan sukar dipertemukan. Using Computer Intensive Methods. US
Beberapa preseden menyarankan perlunya Bureau of Cencus. Wahingtoon DC, 2003.
kombinasi beberapa teknik sampel untuk mendapat- Mohadjer, Leyla; Jill Montaquilla, and Erica Sherris.
kan sampel yang optimum. Dalam kenyataannya Evaluation of A Two-phase Approach to
tidak ada satu skema penentuan sampel yang betul- Segment Selection for Area Probability
betul dapat memenuhi kriteria sampel yang baik. Sampel Late in A Decade. Joint Statistical
Penggunaan metode multi-tahap (multi-stage) dengan Meeting. Westat. Maryland. USA, 2003
kombinasi beberapa skema penentuan sampel, baik
dengan teknik acak maupun non-acak, menjadi Neuman, W. Lawrence. Social Research Methods.
strategi yang paling logis. Dengan skema tersebut Qualitative and Quantitative Approaches.
akan diperoleh sampel yang tidak hanya memenuhi Allyn and Bacon. Boston, 2000.
tingkat akurasi, keterwakilan yang memadai, tetapi Petersons, Ivan. “Census Sampling Confusion.
juga secara cepat dengan biaya yang relatif murah. Controversy dogs the use of statistical methods
to adjust US population figures”. The Weekly
DAFTAR PUSTAKA News magazine of Science. Volume 155,
Number 10 (March 6), 1999.
Berk, M Görkhan. “Assessment of the Effect of an Schörner, Georg; Gerhard Bonelli and Franz Schörg-
External Factor for Dwelling Occupants’ huber. Housing Research and It’s Methods in
Satisfaction: Access to Basic Activities”. Lower Austria. The Lower Austrian Scientific
Methodologies in Housing Research Confe-
Academy. Scientific Academy. Departement
rence. 22-24 September, Sweden, Stockholm,
for Environment and Energy, 2003.
2003.
Schwartz, Sidney H.; Charles D Cowan; and Kenneth
Freedman, David A. Sampling. Department of Statis- R Sausman. Optimisation in the Design of
tic University of California, Berkley, 2004. large-scale State Sampel. US Bureau of
Friedrich, Gustav W. Sampling Theory. Methods of Cencus, 1981.
Inquiry Syllabus: 154. Fall, 2003.

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 145
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 34, No. 2, Desember 2006: 138 - 146

Snow, Rob E., John D. Hutchenson, Jr., and James E.


Prather. Using Reputational Sampling to
Identify Residential Clusters of Minorities.
Center for Urban Research and Service, 1979.
Sudradjat, Iwan. Diktat Perkuliahan AR 6122 Meto-
dologi Penelitian Arsitektur. Program Magister
Arsitektur – ITB, 2002.
Taha, Elhag. Research methods in housing. Newcas-
tle University, UK, 2004.
Thibaudeau, Yves; Alfredo Navarro. Optimizing
Sampel Allocation of The 2000 Non-Response
Follow-up. US Bureau of the Census,
Washington DC, 2001.
Vliet, Willem van. “So What if Housing Research is
Thriving? Researcher Perception of the Use of
Housing Studies”. Journal of Housing and the
Built of Environment. 18: pp.183-1999.
Netherland: Kuwer Academic Publisher, 2003.

146 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=ARS

Anda mungkin juga menyukai