Anda di halaman 1dari 14

MODEL PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM:

TAWARAN KONSEPTUAL TEENAGER CORRUPTION WATCH


DI ERA MILENIAL

ANTI-CORRUPTION EDUCATION MODEL IN ISLAMIC PERSPECTIVES:


CONSEPTUAL TEENAGER OFFER CORRUPTION WATCH
IN THE MILENIAL ERA

Mukodi
STKIP PGRI Pacitan
Jl. Cut Nya’ Dien No. 4A Ploso Pacitan, 63515
Email: mukodi@yahoo.com

Naskah diterima tanggal 18 Februari 2019, Naskah direvisi tanggal 12 Maret 2019, Naskah disetujui tanggal 30 Mei 2019

Abstrak
Artikel ini lahir dari refleksi eklektif atas persoalan korupsi yang tumbuh kembang dengan subur di
Indonesia. Dalam kesejarahan Islam, korupsi telah ada dimasa kenabian, dan pelakunya dikutuk keras.
Bahkan, secara metaforis Nabi Muhammad Saw pun mencontohkan Siti Fatimah, putri Nabi sendiri, jika
kedapatan mencuri akan dipotong tangannya. Hanya saja, pelaku dan perilaku koruptif tetap saja terjadi-
- di masa Nabi, sahabat, Tabi’in-Tabi’in, Tabi’it-Thabi’it--hingga kini. Penelitian ini bertujuan untuk
membuat model pendidikan anti korupsi dalam perspektif Islam dan menawarkan model Teenager
Corruption Watch (TCW) di era milenial. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan. Data yang
dihimpun berasal dari beragam buku, artikel ilmiah, jurnal dan sumber-sumber lain yang koheren dengan
obyek bahasan, khususnya tentang model dan pendidikan anti korupsi. Kemudian data-data tersebut,
dikumpulkan, dianalisis dan deskripsikan secara naratif. Hasil kajian ini menjelaskan bahwa model
pendidikan anti korupsi dalam perspektif Islam secara aplikatif dapat diterapkan, sebagai berikut: (1)
pendidikan dan pemberantasan korupsi harus dilakukan simultan dan berkelanjutan melalui konsep
tripusat pendidikan, yakni mulai dari pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat; (2) pendidikan anti
korupsi secara aplikatif dapat didesain melalui komunitas Teenager Corruption Watch (TCW) dengan
menggunakan metode role playing. Secara teknis, TCW dapat diretas di lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat; (3) strategi dan implementasi pendidikan anti korupsi dapat dilakukan melalui model
active learning sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. Dengan demikian, generasi
mellenial akan dapat terhindar dari virus korupsi yang telah mendarah daging, turun temurun dari generasi
ke generasi di Indonesia.

Kata Kunci: pendidikan anti korupsi, teenager corruption watch, dan islam.

Abstract
This article was born from an eclectic reflection on the issue of corruption flourishing in Indonesia. In
Islam history, corruption has existed in the days of prophethood, and the culprit is strongly condemned.
In fact, the Prophet Muhammad SAW also metaphorically exemplifies Siti Fatimah, daughter of the
Prophet himself, if she was caught stealing her hand will be cut off. It's just that, perpetrators and corrupt
behavior still happens in the time of the Prophet, companions, Tabi'in-Tabi'in, Tabi'in-Thabi'it-until now.
This study aims at creating an anti-corruption education model in an Islamic perspective as well as
offering the model of the Teenager Corruption Watch (TCW) in the millennial era. To meet the dimension,
the study of literature is employed. Further, the collected data comes from a variety of books, scientific
articles, journals, and other sources being coherent with the subject matter, particularly, pertaining to
anti-corruption model and education. Additionally, the collected data is analyzed and described
narratively. Finally, the results of this study uncovers that the model of anti-corruption education in the
perspective of Islam is applicable as follows: (1) education and eradication of corruption must be done
simultaneously and sustainably through the concept of educational benchmarks, ranging from family,

Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 187
school and community education; (2) anti-corruption education can be applicably designed through the
Teenager Corruption Watch (TCW) community using Role Play Method. Technically, TCW can be hacked
into a family, school and community environments; (3) strategies and implementation of anti-corruption
education can be through active learning model so that the learning objectives can be achieved
effectively. Thus, the millennial generation will be able to avoid the corruption virus that has been
ingrained, from generation to generation in Indonesia.

Keywords: anti-corruption education, teenager corruption watch, and islam.

PENDAHULUAN terbaru pada 2018 berapa jumlah DPRD dan


DPR-RI yang terlibat kasus korupsi, tapi

K orupsi merupakan persoalan akut


kebangsaan yang hingga saat ini belum
terselesaikan. Pelbagai upaya telah,
sedang, dan akan dilakukan untuk mengurai
dipastikan jumlah tersebut semakin meningkat
drastis. Hal ini dilihat dari tren pemberitaan
kasus korupsi, dan OTT yang menyasar anggota
dewan dari masa ke masa semakin meningkat.
benang kusut darinya, tapi hasilnya belum juga
Namun demikian, gencarnya
maksimal (Mukodi, Haryono, 2019a). Hasil rilis
pemberitaan korupsi, sosialisasi pencegahan dan
Harvard Bussiness Review per Oktober 2017
OTT berbanding terbalik dengan kasus korupsi
yang menampilkan indeks persepsi korupsi
di sejumlah daerah. Hal ini disinyalir akibat dari
Indonesia saat ini berada di angka 37 dari
rendahnya efek jera tindakan korupsi itu sendiri.
rentang 0-100 menjadi penanda bahwa
Tak ayal, koruptor terus berusaha menjalankan
pemberantasan korupsi masih jauh dari harapan,
aksinya. Bahkan, “orang baru” mulai mencoba-
walau sudah ada perbaikan. Lagi-lagi, Indonesia
coba melakukan korupsi. Laporan tahunan KPK
kalah dengan negara tetangga Malaysia, yang
pun menyebutkan, bahwa pada tahun 2016
berada di angka 50 dalam indeks persepsi
merupakan jumlah OTT terbanyak yang pernah
korupsinya (Ihsanuddin, 2014).
dilakukan oleh KPK sepanjang sejarah di tanah
Kondisi ini menjadi sangat rasional,
air (Tim Penyusun, 2017).
tatkala mencermati Operasi Tangkap Tangan
Harus diakui secara objektif, bahwa
(OTT) KPK selama medio 2004 hingga Juni
korupsi yang melibatkan para petinggi politik
2017 telah ada 78 kepala daerah yang terjerat
dan elite pemerintahan, tidak hanya di Indonesia,
korupsi. Ada 18 orang gubernur dan 60 orang
melainkan juga merambah ke negara-negara
wali kota atau bupati dan wakilnya (Mukodi dan
berkembang lainnya. Sekadar contoh, pemimpin
Afid Burhanuddin, 2017). Pada 2018, Bupati
oposisi Chen Shiu Bian Taiwan 2009
Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan
mendapatkan hukuman mati atas tuduhan pidana
(Kalsel), Abdul Latif; Bupati Jombang, Nyono
penggelapan, suap dan pencucian uang (money
Suharli Wihandoko, Gubenur Provinsi Jambi,
loundering). Di Filipina, terjungkalnya Presiden
Zumi Zola Zulkilfi, Bupati Subang, Imas
Joseph Estrada dari tampuk kepemimpinan
Aryumningsih, Bupati Halmahera Timur, Rudi
pemerintahan pada 2001 juga diduga kuat terkait
Erawan, Bupati Ngada, Marianus Sae, Bupati
dengan mega-skandal korupsi. Di Korea Selatan,
Lampung Tengah, Mustafa, dan Bupati
mantan Presiden Roh Moo Hyun nekat bunuh
Kebumen, Mohammad Yahya Fuad menambah
diri akibat tak kuasa menahan malu, istri dan
deret panjang kepala daerah di pusaran korupsi
anaknya menerima suap sebesar 6 miliar dolar
(Mukodi, 2018).
Amerika Serikat. (Ahmad Khoirul Umam,
Lebih-lebih, jika kasus korupsi
2014). Di Arab Saudi,--Negara Islam—
dilekatkan pada DPRD dan DPR-RI jumlahnya
setidaknya sudah 208 koruptor ditangkap, total
lebih memprihatinkan. Data KPK hingga 2014
korupsinya mencapai Rp. 1.350 triliun per
setidaknya sudah ada 3.600-an. Artinya, kira-
November 2017, (Ruth Vania C, 2017) dan lain
kira per tahun 300 orang yang terlibat korupsi
sebagainya.
(Ihsanuddin, 2014). Walau belum ada release

188 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 25 Nomor 1 Juni 2019


Jika, dirunut secara teoritis, perilaku kebutuhan, aspek politis misalnya instabilitas
koruptif tersebut di atas, terjadi dikarenakan politik, kepentingan politis, meraih dan
adanya kesempatan dan kekuasaan yang mempertahankan kekuasaan, aspek manajemen
dominan. Menurut Robert Klitgaard bahwa dan organisasi, yakni ketiadaan akuntabilitas dan
korupsi terjadi akibat dari monopoli kekuatan transparansi, aspek hukum terlihat dari buruknya
oleh pimpinan (monopoly of power) ditambah wujud perundang-undangan dan lemahnya
dengan tingginya kekuasaan yang dimiliki penegakkan hukum, serta aspek sosial yaitu
seseorang (discretion of official) tanpa adanya lingkungan atau masyarakat yang kurang
pengawasan yang memadai (minus mendukung perilaku anti korupsi (Tim Penulis
accountability), maka lahirlah korupsi. Alih Buku Pendidikan Anti Korupsi, 2011).
kata, C = M + D – A (C: korupsi; M: monopoly Sementara itu, menurut Jack Bologne
of power; D: discretion of official; A: membagi penyebab korupsi terjadi menjadi
accountability). empat penyebab, yakni Greed, Opportunity,
Fenomena faktual tersebut, tentunya Need, dan Exposes. Bologne menyebutnya
sangat menyedihkan dan merisaukan. Apalagi di sebagai GONE teori, yang diambil dari huruf
era discrupstion generasi millenial depan tiap kata darinya, yakni: (1) Greed, terkait
membutuhkan sosok, contoh dan teladan dengan keserakahan dan kerakusan para pelaku
(uswatun hasanah) dari para pemimpinnya. Di korupsi. Biasanya mereka termasuk tipologi
ranah inilah tulisan ini akan memfokuskan pada manusia yang selalu tidak puas dengan keadaan
persoalan, (1) bagaimana model pendidikan anti diri mereka; (2) Opportunity, terkait dengan
korupsi dalam perspektif Islam, dan (2) sistem yang memberi peluang terjadinya
menawarkan model Teenager Corruption Watch korupsi. Hal ini disebabkan adanya sistem
(TCW) di era millenial. Tujuannya, agar model pengawasan yang tidak baik sehingga
pendidikan anti korupsi dalam perspektif Islam memungkinkan seseorang bekerja dengan tidak
dapat teretas, sekaligus dapat diajarkan secara baik. Kondisi ini berpeluang terhadap timbulnya
efektif dan mudah diterima di semua lapisan penyimpangan-penyimpangan; (3) Need,
masyarakat, tak terkecuali generasi millenial. berhubungan dengan sikap mental yang tidak
pernah cukup. Gaji tidak menjadi jaminan
Tinjauan Pustaka manusia puas dengan kebutuhan hidupnya.
Praktik-praktik korupsi di Indonesia, Kebutuhan tidak pernah usai dan tidak pernah
ibarat “warisan haram” tanpa surat wasiat. Ia cukup jika sikap konsumerisme terlampau
tetap lestari, sekalipun diharamkan oleh aturan mendominasi; (4) Exposes, berkaitan dengan
hukum di setiap rezim pemerintahan. Hampir hukuman pada pelaku korupsi yang rendah.
semua segi kehidupan terjangkit korupsi. Hukuman yang tidak memberikan efek jera
Penyebab korupsi, secara sederhana meliputi kepada pelaku maupun orang lain menjadi
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor bagian dari penyebabnya (Mukodi dan Afid
eksternal. Faktor internal merupakan penyebab Burhanuddin, 2014).
korupsi yang datang dari diri pribadi pelaku, Dengan demikian, penindakan hukum
sedangkan faktor eksternal menjadi faktor dan penegakannya senantiasa berkembang dan
penyebab terjadinya korupsi di luar si pelaku menyesuaikan tindakan, ataupun jenis kejahatan
(Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi, korupsi yang ada dalam masyarakat. Teori
2011). hukum progresif pun memberikan kontribusi
Faktor internal, meliputi aspek moral, yang sangat penting dalam menciptakan hukum
misalnya; lemahnya keimanan, kejujuran, rasa yang sensitif dan tidak ketinggalan dengan
malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola perkembangan masyarakat (Natal Kristiono,
hidup konsumtif dan aspek sosial seperti 2018). Kondisi ini dapat dicermati dari kasus
keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk pencabutan remisi I Nyoman Susrama,
berperilaku korup. Faktor eksternal, bisa dilihat pembunuh wartawan Radar Bali, AA Gde Bagus
dari aspek ekonomi si pelaku, misalnya Narendra Prabangsa oleh Presiden Joko Widodo.
pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi Langkah ini dinilai oleh sejumlah ahli hukum

Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 189
sebagai perwujudan dari teori 'Hukum Fatimah al-Makhzumiyah kedapatan mencuri
Responsif' (Andi Saputra, 2019). Alih kata, bokor emas. Syahdan, pencurian ini membuat
hukum dan penegakan hukum di Indonesia jajaran Suku al-Makhzumiyah gempar dan
senantiasa responsif dan adaptif dengan sangat terpukul. Lebih-lebih, jerat hukum saat
perubahan. itu sangat ketat dan mustahil dihindarkan, karena
Nabi Muhammad Saw sendiri yang menjadi
METODE PENELITIAN hakimnya. Fatimah al-Makhzumiyah pun
terancam hukuman potong tangan. Jika,
Penelitian ini berjenis kajian
hukuman potong tangan ini benar-benar terjadi,
kepustakaan (library research), maknanya data
mereka akan menanggung aib maha dahsyat,
penelitian berasal dari sumber-sumber
karena dalam pandangan mereka seorang
kepustakaan berupa buku-buku, artikel ilmiah,
keluarga bangsawan tidak layak memiliki cacat
jurnal, majalah dan sumber lain yang koheren
fisik apa pun.
dengan obyek bahasan. Penelitian ini bersifat
Upaya lobi-lobi politis pun dilakukan,
deskriptif-analitik, yakni berusaha
dengan tujuan agar hukuman potong tangan bisa
menggambarkan secara jelas dan sistematis
diringankan, bahkan dihindarkan dari Fatimah
obyek kajian, lalu menganalisis bahasan
al-Makhzumiyah. Uang berdinar-dinar emas pun
penelitian (Mukodi, 2016a). Data yang
‘disiapkan’ untuk upaya itu. Puncaknya, Usamah
terkumpul atau tersusun dianalisis, kemudian
bin Zaid, cucu angkat Nabi Muhammad Saw dari
ditarik sebuah kesimpulan. Hal ini
anak angkatnya yang bernama Zaid bin Haritsah,
memungkinkan untuk mencari relevansi atau
dinobatkan sebagai ‘pelobi’ oleh Suku al-
titik-temu kedua konsep tersebut. Sumber data
Makhzumiyah. Alasannya, karena Usamah bin
dalam kajian ini terdiri dari primer dan sekunder.
Zaid adalah cucu yang sangat disayangi Nabi
Data primer berupa jurnal dan buku-buku
Muhammad Saw. Melalui orang kesayangan
pendidikan anti korupsi, dan model pendidikan
Nabi ini, diharapkan lobi itu akan menemui jalan
anti korupsi dalam perspektif Islam. Selain itu,
mulus tanpa rintangan apa pun, sehingga upaya
data sekundernya adalah berbagai buku, jurnal
meloloskan Fatimah al-Makhzumiyah dari jerat
penelitian, majalah dan sumber-sumber lain
hukum dapat tercapai. Alih-alih, upaya lobi
yang terkait dengan pokok bahasan, khususnya
Usamah bin Zaid berhasil, justru menuai
pendidikan, model pencegahan korupsi. Analisis
peringatan keras dari Nabi Muhammad Saw.
data dilakukan secara deskriptif-analitik, dan
Ketegasan Nabi Muhammad Saw dalam
sebisa mungkin memberi penjelasan mengenai
menetapkan hukuman tak dapat ditawar sedikit
objek riset secara detail (Lexi J. Moleong, 2000).
pun, walau oleh orang terdekat dan
kesayangannya. Lantas Nabi bersabda,
PEMBAHASAN
“...seandainya Fatimah putri Muhammad
Jejak Korupsi dalam Sejarah Islam mencuri niscaya aku memotong tangannya”.
Tidak ada agama satu pun di dunia Poin terpenting yang harus dipahami,
yang melegalkan korupsi sebagai tindakan bahwa kasus pencurian, atau korupsi di masa
kemanusiaan, tak terkecuali Islam. Sebagai Nabi Muhammad Saw sudah ada, bahkan
agama yang rahmatan lilâlamin, Islam dilakukan oleh sahabat-sahabat nabi yang mulia.
mengutuk keras tindakan korupsi. Bahkan, Kekalahan perang Uhud, yang menyebabkan
Nabi Muhammad SAW, pernah bersabda, paman Nabi Muhammad Saw, Syaidina Hamzah
“Demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya, bin Abi Mutholib gugur di medan pertempuran
seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri akibat dari mentalitas yang rakus dan korup.
niscaya aku memotong tangannya” (HR. Padahal, kaum muslimin pada waktu itu sudah
Bukhari dan Muslim). Asbabul wurud hadis ini hampir menang, tapi dikarenakan kalangan
terjadi pada masa Nabi Muhammad Saw, muslimin tergiur, dan tamak atas harta
dikisahkan ada seorang perempuan dari keluarga rampasan, kemenangan tersebut sirna begitu
bangsawan Suku al-Makhzumiyah, bernama saja. Dengan kata lain, mentalitas tamak yang
menjadi anak kandung dari korupsi sudah ada

190 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 25 Nomor 1 Juni 2019


sejak dulu, di masa-masa Islam. Lebih dari itu, Sementara itu, korupsi dalam pandangan
gambaran korupsi pun terdeskripsikan secara Islam acapkali dikaitkan dengan kata ghulûl.
jelas pada saat Nabi Muhammad Saw melakukan Secara leksikal, ghulûl dimaknai akhdh al-shay’
isra’ dan mi’raj. Pada saat itu, Nabi Muhammad wadassuhû fî matâ‘ihi, yang artinya mengambil
Saw ditunjukkan bagaimana gambaran perilaku sesuatu dan menyembunyikannya dalam
para pencuri, atau koruptor yang disiksa di hartanya. Secara terminologi, ghulûl muncul
akhirat. Mereka senantiasa memenuhi perutnya karena ada penggelapan harta rampasan perang
dengan daging busuk, dan darah. Kemudian, sebelum dibagikan. Selain konsep ghulûl, ada
setelah kenyang dan penuh. Isi perutnya istilah rishwah yang bermakna komisi, hadiah,
meledak, tapi mereka tetap mengulangi hal yang upah, dan pemberian, yang dapat pula diberikan
sama, tanpa akhir. arti sebagai uang sogok, sementara dalam QS. al-
Praktik korupsi pun berlangsung di masa Mâi’dah [5]: 38, menyinggung masalah gasab
khulafaurrasyidin. Tepatnya, di masa dan sarakah (Burhanuddin, 2017). Dengan kata
pemerintahan khalifah Usman bin Affan. Faktor lain, agama Islam secara tegas mengutuk dan
usia lanjut, sikap lemah lembut dan bersahaja melaknat para pencuri dan perampas harta benda
sang khalifah Usman dimanfaatkan oleh orang lain, tak kecuali koruptor.
golongan bani Umayyah untuk memperkaya Bahkan, dalam surat Al-Baqarah
diri, nepotisme, dan korupsi (Susmihara dan ayat188, dan surat An-Nisa ayat 29, Allah SWT
Rahmat, 2013). Runtuhnya Umayah dan secara tegas melarang perbuatan koruptif dan
Abbasyiah, salah satunya adalah faktor manipulatif:
ketamakan dan praktik koruptif, di samping itu
۟ ُ‫وا بِ َها ٓ إِلَى ْٱل ُح َّك ِام ِلت َأ ْ ُكل‬
‫وا‬ ۟ ُ‫َو ََل ت َأ ْ ُكلُ ٓو ۟ا أ َ ْم َٰ َولَ ُكم َب ْينَ ُكم بِ ْٱل َٰبَطِ ِل َوت ُ ْدل‬
adanya berbagai faktor eksternal lainnya.
َ‫ٱْلثْ ِم َوأَنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمون‬
ِ ْ ‫اس ِب‬ِ َّ‫فَ ِريقًا ِم ْن أ َ ْم َٰ َو ِل ٱلن‬
Demikian halnya, runtuhnya Dinasti Umayah
Artinya:“Dan janganlah sebahagian kamu
dan Dinasti Abbasiah, akibat dari ketamakan memakan harta sebagian yang lain di antara
atas harta benda negara (Taufiqurrahman Faqih, kamu dengan jalan bathil dan (janganlah)
2014). Ditarik ke garis lebih tegas, bahwa jejak- kamu membawa (urusan) harta itu kepada
jejak praktik koruptif timbul tenggelam dalam hakim, supaya kamu dapat memakan
perjalanan peradaban Islam hingga sekarang. sebahagian daripada harta benda orang lain
Hal ini seolah menguatkan bahwa kebaikan dan itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
keburukan diciptakan Tuhan sebagai pilihan kamu mengetahui” (Q.S. Al-Baqarah: 188).
manusia, jalan mana yang harus mereka pilih.
‫يَا أَيُّ َها َّالذِينَ آ َمنُوا َل تَأ ْ ُكلُوا أ َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم ِب ْالبَاطِ ِل ِإَل أ َ ْن‬
Itulah yang paling menentukan. َ‫َّللاَ َكان‬ َ ُ‫اض مِ ْن ُك ْم َوَل ت َ ْقتُلُوا أ َ ْنف‬
َّ ‫س ُك ْم إِ َّن‬ ٍ ‫ع ْن ت ََر‬ َ ‫ت َ ُكونَ تِ َج‬
َ ً ‫ارة‬
‫بِ ُك ْم َرحِ ي ًما‬
Korupsi dalam Perspektif Agama Islam Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
Kata korupsi berasal dari bahasa latin janganlah kamu saling memakan harta
“corruptio” atau corruptus. Menurut para ahli sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
bahasa, corruptio berasal dari kata corrumpere, dengan jalan perdagangan yang berlaku atas
dasar suka sama-suka di antara kamu. Dan
suatu kata dari Bahasa Latin yang lebih tua. Kata
janganlah kamu membunuh dirimu.
tersebut kemudian menurunkan istilah Sesungguhnya Allah Maha Penyayang
corruption, corrups (Inggris), corruption kepadamu” (Q.S. AN-Nisa: 29).
(Perancis), corruptie/korruptie (Belanda) dan
korupsi (Indonesia) (Burhanuddin, 2017). Ditilik secara ontologis, korupsi dalam
Dalam perspektif, lainnya Georg Cremer Islam adalah mempersoalkan hakikat material
menuturkan bahwa korupsi adalah tingkah laku korupsi itu sendiri. Asal muasal korupsi, dari
yang menyimpang dari tingkah satu dan lainnya mana ide, gagasan dan motif korupsi pun
dalam hal kepercayaan (trust) yang biasanya menjadi objek materialnya. Dengan kata lain,
terjadi dalam model persekongkolan (bribery), jika korupsi dalam pandangan Islam
penyalahgunaan jabatan (misappropriation), dan diharamkan, maka pemberi ide, gagasan dan
nepotisme (nepotism) (Georg Cremer, 2008). konsep berkorupsi juga diharamkan. Motif

Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 191
koruptif seseorang bisa saja berasal dari ‫ب‬ َّ ‫َّللاُ إِ ََّل‬
َ ‫الط ِي‬ َّ ‫ب َو ََل يَ ْقبَ ُل‬ َ ‫ب‬
ٍ ِ‫طي‬ ٍ ‫صدَّقَ بِعَ ْد ِل ت َْم َرةٍ مِ ْن َك ْس‬ َ َ ‫َم ْن ت‬
eksternal (lingkungan), maupun internal ُ‫صاحِ بِ ِه َك َما ي َُربِي أ َ َحدُ ُك ْم فَل َّوه‬
ُ َ ‫َّللاَ يَتَقَبَّلُ َها بِيَمِ ينِ ِه ث ُ َّم ي َُر ِبي َها ِل‬
َّ ‫َوإِ َّن‬
(keluarga) sang pelaku. Tak heran, jika Allah ‫َحتَّى ت َ ُكونَ مِ ثْ َل ْال َج َب ِل‬
Artinya: Barangsiapa yang bershodaqoh
SWT dalam Alquran Surat At Taghaabun ayat
sebesar kurma dari usaha yang baik, dan
14 mengingatkan: Allah tidak menerima kecuali yang baik,
Allah akan menerima shodaqoh itu dengan
‫عد ًُّوا لَّ ُك ْم‬ ِ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإ َّن مِ ْن أ َ ْز َو‬
َ ‫اج ُك ْم َوأ َ ْو ََل ِد ُك ْم‬ Tangan KananNya kemudian Allah akan
ٌ ُ ‫غف‬
‫ور َّرحِ ي ٌم‬ َّ ‫صفَ ُحوا َوت َ ْغف ُِروا فَإ ِ َّن‬
َ َ‫َّللا‬ ْ َ‫فَاحْ ذَ ُرو ُه ْم َوإِن ت َ ْعفُوا َوت‬ memelihara untuk orang yang bershodaqoh
itu sebagaimana salah seorang dari kalian
Artinya: “Hai orang-orang mukmin, memelihara anak unta, sampai tumbuh
sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan menjadi sebesar gunung (H.R alBukhari dan
anak-anakmu ada yang menjadi musuh Muslim).
bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap
mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak
memarahi serta mengampuni (mereka) maka Hanya saja, praktik koruptif senantiasa
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi terjadi. Tumbuh kembang silih berganti.
Maha Penyayang” (Q.S: A At Taghaabun: Parahnya lagi, para pelakunya mayoritas orang
14). muslim. Jika, secara kalkulasi dipresentasikan,
kaum muslim lebih besar dibandingkan orang
Di sisi lainnya, secara fenomenologi, non muslim yang terlibat korupsi. Bahkan, KH.
korupsi dalam Islam pada hakikatnya merupakan Said Agil Siraj, pernah ‘geram’ dan berpendapat,
objek, metode, mekanisme, dan cara untuk bahwa "Siapa saja yang mampu dan dipercaya
memperoleh materi korupsi itu sendiri. Alih rakyat, pemimpin yang adil meski itu non-
kata, serangkaian proses untuk mendapatkan Muslim tapi jujur, itu lebih baik daripada
‘sesuatu’ dalam praktik korupsi diharamkan pemimpin Muslim tapi zalim. Di mana saja dan
dalam pandangan Islam. siapa saja” (Mukodi, 2016b). Hal ini menjadi
Lebih dari itu, secara aksiologi, korupsi wajar, tatkala dilihat secara kuantitas penduduk
dalam Islam dimaknai sebagai nilai dari material di Indonesia. Namun demikian, sebagai otokritik
korupsi. Dengan demikian, hasil dari tindakan ternyata mentalitas dan keimanan kaum muslim
koruptif tidak boleh digunakan untuk beramal mudah rapuh, jika ada peluang dan kesempatan
dan beribadah, seperti sedekah, zakat dan infak. untuk korupsi. Kondisi yang demikian, tentu
Walaupun, sedekah, zakat, dan infak dalam harus dijadikan refleksi kritis perbaikan kaum
pandangan Islam dibenarkan, tapi pemberian muslim. Utamanya, dalam area pendidikan
dalam bentuk apa pun, jika materinya diperoleh Islam, baik dalam bentuk, formal (dunia
dari korupsi tidak dibenarkan dan ditolak oleh- persekolahan), non formal (dunia pondok
Nya. Bahkan dalam suatu Hadis yang pesantren, lembaga kursus), maupun informal
diriwayatkan Bukhori dan Muslim, Nabi (dunia pendidikan rumah tangga).
Muhammad SAW dengan tegas menegaskan
kesucian material pemberian, sebagaimana hadis Pendidikan Anti Korupsi Menurut Islam
berikut ini: Sebagaimana penjelasan terdahulu,
bahwa Islam secara tegas mengutuk keras para
ُ ‫صدَقَةٌ مِ ْن‬
‫غلُو ٍل‬ َ ‫ور َو ََل‬ ُ ‫ص ََلة ٌ بِغَي ِْر‬
ٍ ‫ط ُه‬ َ ‫ََل ت ُ ْقبَ ُل‬ pelaku korupsi. Mafhum muwafaqhnya,--artinya
Artinya: “Tidaklah sholat diterima tanpa adanya lafal penyebutan yang bersamaan antara
bersuci, dan shodaqoh tidak diterima jika dari hukum yang tidak disebut dengan hukum yang
(hasil ketidakjujuran)” (H.R Muslim)
disebut. Dalam kaidah usul fikih, didefinisikan
sebagai ‫ق‬ ُ ‫ع ْنهُ ُم َوافِقًا ل ِْل َم ْن‬
ِ ‫ط ْو‬ َ ُ‫ ما َ َكانَ ْال َم ْس ُك ْوت‬--
Hal ini pun secara eksplisit telah
disabdakan Nabi Muhammad SAW sebagai meminjam kaidah usul fikih, jika korupsi itu
berikut: diharamkan, maka melaksanakan pendidikan
anti korupsi hukumnya juga wajib. Kemudian,
apa itu pendidikan anti korupsi menurut Islam
itu? Sebelum dijelaskan apa itu pendidikan anti

192 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 25 Nomor 1 Juni 2019


korupsi menurut Islam. Terlebih dulu, akan rekomendasi Robert Klitgaard untuk
dijelaskan apa itu pendidikan anti korupsi dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi di
pandangan umum, agar tidak terjadi distorsi Indonesia, akan tetapi praktiknya belum optimal
pemahaman terhadapnya. dilaksanakan.
Menurut Maria Montessori, pendidikan Di sisi lainnya, menurut Sumanto Al
anti korupsi adalah program pendidikan tentang Qurtuby pemberantasan korupsi bisa dilakukan
korupsi yang bertujuan untuk membangun dan melalui tiga langkah (Sumanto Al Qurtuby,
meningkatkan kepedulian warga negara 2018). Pertama, hukuman bagi koruptor harus
terhadap bahaya dan akibat dari tindakan diperberat sehingga dapat menimbulkan efek
korupsi. Target utamanya adalah jera bagi para pelakunya. Kedua, hukuman sosial
memperkenalkan fenomena korupsi yang masyarakat harus diberlakukan sehingga para
mencakup kriteria, penyebab dan akibatnya, koruptor takut. Ketiga, pandangan sebagian
meningkatkan sikap tidak toleran terhadap masyarakat bahwa korupsi "bisa dimaafkan" dan
tindakan korupsi, menunjukkan berbagai "diampuni" Tuhan, asal sebagian uang hasil
kemungkinan usaha untuk melawan korupsi korupsi itu didonasikan untuk kegiatan ibadah
serta berkontribusi terhadap standar yang dan sosial, dan membantu fakir-miskin, yatim-
ditetapkan sebelumnya seperti mewujudkan piatu, dan lain-lain harus diluruskan. Sebab,
nilai-nilai dan kapasitas untuk menentang agama apa pun tidak membenarkan praktik
korupsi di kalangan generasi muda (Maria kejahatan, tak kecuali korupsi.
Montessori, 2012). Lebih dari itu, pendidikan anti korupsi
Sementara itu, menurut Sumiarti dalam perlu mengintegrasikan tiga domain, yakni (1)
Mukodi dan Afid Burhanuddin, bahwa domain pengetahuan (kognitif), (2) sikap dan
pendidikan anti korupsi merupakan tindakan perilaku (afektif), dan (3) keterampilan
untuk mengendalikan dan mengurangi korupsi (psikomotorik). Ketiga domain ini harus berjalan
berupa keseluruhan upaya untuk mendorong seirama. Tidak ada yang lebih diunggulkan dan
generasi mendatang untuk mengembangkan tidak ada yang lebih direndahkan. Dengan
sikap menolak secara tegas terhadap setiap domain kognitif, peserta didik diajarkan
bentuk korupsi (Mukodi dan Afid Burhanuddin, mengetahui definisi dan batasan-batasan
2017). Berpijak pengertian umum tentang korupsi. Domain afektif menjadikan anak didik
pendidikan anti korupsi tersebut, maka memahami dampak buruk dan akibat yang
pengertian dalam perspektif Islam pun hampir ditimbulkan dari korupsi. Domain psikomotor,
sama definisinya. Pendidikan anti korupsi anak didik dapat menjalankan nilai dan prinsip
menurut Islam adalah bentuk penyadaran dan anti korupsi yang pada akhirnya mampu
pelarangan terhadap tindakan korupsi yang menolak segala bentuk korupsi dan berani
didasari dan dijiwai oleh sumber hukum Islam. melaporkan segala bentuk kejahatan korupsi
Pertanyaannya, apakah pendidikan anti yang terjadi di sekitarnya (Mukodi dan Afid
korupsi selama ini efektif ? Jawabnya, tentu Burhanuddin, 2014).
relatif dan bervarian. Hanya saja, upaya Ketiga domain tersebut di atas, dapat
pencegahan secara preventif sangat penting diterapkan secara aplikatif melalui tri pusat
digunakan sebagai proses penyadaran. Namun pendidikan—meminjam istilah Ki Hadjar
demikian, pakar korupsi Robert Klitgaard Dewantara—secara simultan. Tri pusat tersebut,
pernah melakukan penelitian di sejumlah Negara berupa tiga ranah, yakni pendidikan anti korupsi
dan memberi simpulan, bahwa strategi yang dipraktikkan di rumah, di sekolah, dan di
pemberantasan korupsi idealnya dilakukan masyarakat (Mukodi and Afid Burhanuddin,
melalui tiga hal: (1) adanya kemauan politik 2017).
(political will) dari penguasa; (2) adanya
pressure dari berbagai lembaga yang ada dalam
masyarakat; (3) tindakan dalam skala kecil
dalam menghilangkan biaya-biaya siluman (Siti
Fatima, 2007). Alih kata, ketiga hal ini menjadi

Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 193
merupakan teknik untuk mereduksi ancaman
dengan bermain peran dan menempatkan
fasilitator dalam peran utama dan melibatkan
kelas dalam memberikan respon, sekaligus
mengatur arah skenario pembelajaran (Melvin L.
Silberman, 2006).
Dengan demikian, melalui metode role
playing nilai-nilai anti korupsi dapat
disampaikan dengan mudah dan efektif oleh
komunitas TCW kepada generasi muda.
Anggapan selama ini bahwa pembelajaran
antikorupsi sulit diajarkan, tentunya
Gambar 1 terbantahkan. Sebab, komunitas TCW dengan
Pendidikan Anti Korupsi Berbasis Tripusat Pendidikan
metode role playing telah menjawab asumsi
tersebut. Kondisi demikian, terbukti dari
Gambar 1 tersebut di atas, jika dilakukan
pengakuan sejumlah komunitas TCW yang
secara konsisten, simultan dan berkelanjutan
mengatakan bahwa melalui TCW dan role
tentunya dapat menjadi model pemberantasan
playing pendidikan anti korupsi dengan mudah
korupsi, sekaligus pendidikan anti korupsi yang
dapat diserap dan diajarkan.
efektif. Hanya saja dibutuhkan komitmen dan
Materi pembelajaran anti korupsi di
tanggung jawab dari semua pihak untuk
komunitas TCW, meliputi; (1) kejujuran; (2)
mewujudkannya secara menyeluruh. Di sinilah
kepedulian; (3) kemandirian; (4) kedisiplinan;
peranan keluarga (kedua orang tua dan anggota
(5) tanggung jawab; (6) kerja keras; (7)
keluarga), tokoh masyarakat (tokoh adat,
kesederhanaan; (8) keberanian; dan (9) keadilan
agamawan, dan cerdik pandai), dan warga
(Mukodi dan Afid Burhanuddin, 2017). Namun
sekolah (kepala sekolah, dewan guru dan komite
demikian, pelbagai materi tersebut dapat
sekolah) menjadi sangat strategis dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi dan
menentukan. Harus diakui, biasanya yang sulit
situasi, dimana komunitas TCW dibentuk
dilaksanakan adalah pendidikan (anti korupsi) di
Dengan demikian, masing-masing
masyarakat. Mengapa demikian? Sebab, ciri dan
materi pembelajaran anti korupsi secara
penanda identitas masyarakat global, yakni:
konseptual dapat terjabarkan ke dalam definisi
individualis, konsumerisme, dan pragmatis. Dan
operasional dengan baik. Secara aplikatif,
generasi millenial menjadi anak kandung
komunitas TCW dapat mengajarkan materi-
darinya. Dengan demikian, hal ini menjadi salah
materi pembelajaran anti korupsi dengan metode
satu pekerjaan rumah terbesar di era milenial ini.
role playing. Tujuannya, agar pesan dan tujuan
pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.
Aplikasi Konsep TCW dalam Pendidikan Anti Apalagi jika hal itu diajarkan melalui metode
Korupsi Di Era Milenial active learning yang tepat, tentu akan
Pemberantasan dan pencegahan korupsi mempermudah tercapainya pembelajaran. Tak
dapat dilakukan dengan pelbagai langkah. heran, apabila Kasinyo Harto berpendapat,
Teenager Corruption Watch—berikutnya bahwa setiap metode diharapkan memberikan
disingkat TCW—merupakan wadah bagi aspek problem-based learning bagi peserta
komunitas pemuda-pemudi era milenial dalam didik, dan membawa pada problem solving
pemberantasan korupsi. Secara konseptual, terhadap setiap masalah yang dibahas (Kasinyo
TCW dapat diterapkan, baik dalam pendidikan Harto, 2014).
formal, non formal, maupun informal. Dalam Adapun metode role playing yang dapat
pendidikan formal (persekolahan), TCW dapat diterapkan dalam pembelajaran anti korupsi
dilaksanakan secara aplikatif melalui motode beberapa, di antaranya sebagai berikut: (1)
pendidikan role playing (bermain peran). metode role playing bertukar tempat; (2) metode
Menurut Melvin Silberman, role playing role playing resume kelompok; (3) metode role

194 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 25 Nomor 1 Juni 2019


playing iklan televisi; (4) metode role playing Ketiga, metode role playing iklan
replika gagasan. Lebih lanjut, dapat dijelaskan televisi. Metode ini dapat digunakan untuk
sebagai berikut ini: memulai pendidikan anti korupsi di dalam kelas,
Pertama, metode role playing bertukar maupun di luar kelas. Adapun prosedurnya
tempat. Metode role playing bertukar tempat sebagai berikut: (1) bagilah peserta didik
bertujuan untuk memperdalam pemahaman anti komunitas TCW menjadi sejumlah tim,
korupsi, adu gagasan, bahkan melakukan beranggotakan tidak lebih dari 6 orang; (2)
pemecahan masalah. Secara teknis, metode ini perintahkan tim-tim tersebut untuk membuat
dapat dilakukan dengan lima langkah sebagai iklan TV dengan durasi waktu 30 detik yang
berikut: (1) berikan satu buku catatan untuk berisi tentang pemberantasan korupsi; (3) Iklan
peserta komunitas CTW; (2) mintalah mereka tersebut harus berisi slogan anti korupsi, bahaya
untuk menulis pada buku catatan tersebut salah korupsi, atau pendidikan anti korupsi; (4)
satu dari hal-hal berikut ini; (a) nilai-nilai jelaskan panduannya dengan rinci dan
pendidikan anti korupsi yang mereka anut; (b) sistematis; (5) mintalah peserta didik komunitas
pengalaman mereka dapatkan selama ini; (c) TCW mendiskusikan terlebih dahulu. Agar iklan
solusi kreatif apa yang dapat dilakukan; (d) anti korupsi bisa diterima dan menarik perhatian
pertanyaan yang mereka miliki tentang materi masyarakat; (6) mintalah tiap-tiap tim
pembelajaran anti korupsi yang diajarkan di menyajikan paparannya secara bergantian.
kelas; (e) pendapat mereka tentang topik Kemudian, berilah penguatan tentang
pendidikan anti korupsi; (f) fakta tentang pentingnya pendidikan anti korupsi dan bahaya
mereka sendiri dan materi pendidikan anti korupsi bagi kehidupan manusia.
korupsi; (3) perintahlah peserta didik komunitas Keempat, metode role playing replika
TCW untuk melekatkan kertas catatan pada baju gagasan. Metode ini bertujuan untuk
mereka dan berkeliling di sekitar ruang kelas menstimulasi diskusi tentang nilai dan sikap anti
untuk saling membaca catatan mereka; (4) korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
selanjutnya, perintahkan peserta didik untuk langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (1)
kembali ke kelompok masing-masing dan bagilah peserta didik komunitas TCW menjadi
merundingkan pertukaran catatan satu dengan kelompok-kelompok beranggotakan maksimal
yang lain; (5) perintahkan peserta didik untuk lima orang; (2) perintahkan tiap-tiap kelompok
kembali ke tempat masing-masing dan berbagai untuk mencari tokoh anti korupsi di tanah air,
pengalaman tentang pertukaran apa yang telah atau luar negeri; (3) kemudian perintahkan
mereka lakukan, dan apa sebabnya. mereka menulis tiga sosok tersebut dan ajaran-
Kedua, metode role playing resume ajaran mereka tentang pendidikan anti korupsi
kelompok. Metode ini bertujuan untuk yang telah dilakukan; (4) perintahkan masing-
membantu peserta didik dalam komunitas TCW masing kelompok memperagakan ajaran dan
memahami lebih mendalam terhadap materi sikap masing-masing tokoh tersebut secara
pendidikan anti korupsi. Adapun langkah- bergantian; (5) ajaklah peserta didik
langkahnya sebagai berikut: (1) bagilah kelas mendiskusikan ajaran-ajaran para tokoh tersebut
menjadi sejumlah kelompok beranggotakan 3 secara kritis agar dapat dicontoh, dan diteladani
hingga 6 orang; (2) katakan kepada peserta didik di masa sekarang.
komunitas TCW bahwa aktivitas ini akan Perlu dipahami bahwa keempat metode
menggali wawasan mereka tentang pendidikan tersebut di atas, hanyalah sekadar contoh metode
anti korupsi; (3) katakan bahwa satu cara untuk pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
mengeksplorasi wawasan adalah dengan pendidikan anti korupsi, utamanya dalam
membuat resume; (4) berikan sumber berita komunitas TCW di era millenial. Komunitas
(koran, buletin, jurnal) tentang pendidikan anti TCW, dan penggiat pendidikan anti korupsi
korupsi; (5) perintahkan semua kelompok untuk dapat pula menggunakan metode-metode
menyajikan resume dan mempresentasikan lainnya yang lebih aplikatif sehingga
hasilnya secara bergilir. Kemudian berikan memudahkan terwujudnya tujuan pembelajaran
umpan balik atas paparan mereka. anti korupsi.

Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 195
Formasi penataan ruang kelas dapat
Strategi dan Implementasi Pendidikan Anti divisualisasikan pada gambar 2 sebagai berikut.
Korupsi ala TCW Di Sekolah
Membangun kesadaran anti korupsi
membutuhkan intervensi dan strategi
implementasinya. Dalam konteks itu, strategi
Atiqullah dalam pembelajaran pendidikan anti
korupsi dapat diadaptasi. Khususnya, dalam
mengimplementasikan pendidikan TCW di
sekolah. Menurutnya setidaknya ada empat
strategi yang bisa digunakan, yaitu: (1) Manhaj
al-Tarbiyah al-Islamiyah (strategi dan
Gambar 2
pendekatan Islami). Strategi ini secara teologis Model Pembelajaran Anti Korupsi Berbentuk U
menolak terhadap segala kemungkaran seperti (Mukodi, Haryono, 2019b)
prilaku korupsi; (2) Wasilatu al-Tarbiyah al-
Islamiyah (media pembelajaran Islami). Media Hanya saja yang perlu diperhatikan
di sini dapat diwujudkan dalam pelajaran tarikh adalah mekanisme dan distribusi tempat duduk
Islam, peserta didik dapat mengetahui secara peserta didik harus diatur dan dikembangkan
langsung melalui cerita dan tayangan akan sedemikian rupa oleh fasilitator.
bahaya kejahatan dan kondisi akibat perilaku Kedua, model ruang kelas meja
koruptor pada aktornya; (3) Kaifiyatu al- konferensi. Formasi ini akan memudahkan
Tarbiyah al-Islamiyah (praktikum), dapat fasilitator untuk melibatkan komunitas TCW
menyediakan kantin kejujuran bagi peserta secara intens, sehingga kelas pembelajaran anti
didik, mereka dilatih melayani sendiri secara korupsi bisa hidup. Modelnya dapat dilihat
jujur dan bertanggung jawab; (4) Thariqatu al- gambar 3 sebagai berikut:
Tarbiyah al-Islamiyah (metodologi pengasuhan
Islami). Ini dapat dilakukan dengan peneladanan
figur para nabi dan para salafusholah (Atiqullah,
2010).
Agar pembelajaran pendidikan anti Gambar 3
korupsi ala TCW tercipta suasana yang Model Pembelajaran Anti Korupsi Meja Konferensi
menyenangkan dan berhasil mencapai tujuan (Mukodi, Haryono, 2019b)
pembelajarnya, maka model ruang kelas dapat
diatur dan dikondisikan sedemikian rupa. Seorang fasilitator dapat memilih
Model-model yang disarankan oleh Melvin L. tempat duduk di tengah-tengah, baik di sisi
Silberman dapat dijadikan referensi, di kanan, atau kiri, sehingga dapat melaksanakan
antaranya: (1) model ruang kelas berbentuk U; pembelajaran pendidikan anti korupsi dengan
(2) model ruang kelas meja konferensi; (3) mudah dan taktis.
Ketiga, model ruang kelas lingkaran.
model ruang kelas lingkaran; (4) model ruang
kelas pengelompokan berpancar; (5) model Model lingkaran ini akan mempermudah
fasilitator dengan peserta didik dalam komunitas
ruang kelas kelompok pada kelompok (Melvin
L. Silberman, 2006). Lebih jelasnya dapat TCW. Fasilitator dapat secara langsung
dijelaskan sebagai berikut: berhadap-hadapan dengan peserta didik.
Pertama, model ruang kelas berbentuk Pembelajaran anti korupsi pun dapat
huruf U. Model penataan ini merupakan model dilaksanakan secara elegan dan menyenangkan.
yang sangat fleksibel dan mudah. Peserta didik Lihat gambar 4 sebagai berikut:
TCW dapat dikondisikan dengan mudah,
sehingga fasilitator dapat leluasa dalam
melaksanakan pembelajaran.

196 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 25 Nomor 1 Juni 2019


Gambar 4
Model Pembelajaran Anti Korupsi Lingkaran
(Mukodi, Haryono, 2019b) Gambar 6
Model Pembelajaran Anti Korupsi Kelompok pada
Kelompok (Mukodi, Haryono, 2019b)
Dengan demikian, model tersebut seolah
mempersempit, bahkan dapat pula
Gambar 6 tersebut, seolah menegaskan
menghilangkan sakat psikologis antara
bahwa diskusi dan curah pendapat dalam
fasilitator dengan peserta didik dalam proses
kelompok menjadi bagian terpenting dari
pembelajaran.
pembelajaran anti korupsi, kemudian pendapat-
Keempat, model ruang kelas kelompok
pendapat masing-masing kelompok
berpencar. Model pembelajaran ini mendesain
disampaikan kepada kelompok-kelompok
kelas ruangan berukuran besar menjadi kecil-
lainnya. Tujuannya, agar pemahaman materi anti
kecil dengan garis komando seorang fasilitator.
korupsi di kelompok kecil menjadi lebih kuat
Model ini cocok digunakan, jika ruangan kelas
dalam kelompok besar.
ukurannya luas dan lebar. Lihat gambar 5 berikut
Poin terpenting dari kelima model
ini:
pembelajaran anti korupsi tersebut di atas,
adalah bahwa apa pun model dan strategi
pendidikan anti korupsi yang terpenting adalah
pembelajaran harus dibuat senyaman dan
semenarik mungkin agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik.

PENUTUP
Gambar 5 Kejahatan kemanusiaan yang hidup
Model Pembelajaran Anti Korupsi Kelompok Berpencar
(Mukodi, Haryono, 2019b) sejak kelahiran Islam--masa Nabi Muhammad
Saw--yang hingga sulit ditumpas adalah korupsi.
Jadi, model kelompok berpencar Ia hidup, kembang, dan beranak-pinak bersama
memaksimalkan, sekaligus mendesain ruangan mentalitas (jiwa) manusia yang tamak, rakus dan
kelas besar menjadi efektif. Lebih dari itu, aji mumpung (memanfaatkan kesempatan).
peserta didik dalam komunitas TCW dapat Dengan demikian, mentalitas manusia yang
mendiskusikan materi pendidikan anti korupsi koruptif, dan perilaku koruptif harus dikikis,
secara lebih detail dan mendalam. dibasmi, dan bunuh termasuk dalam alam ide
Kelima, model ruang kelas kelompok manusia sekalipun. Model pendidikan anti
pada kelompok. Model pembelajaran ini korupsi dalam perspektif Islam hadir sebagai
memberikan ruang lebih bagi kelompok- bagian dari ijtihâdul alfilfikr (kesungguhan
kelompok kecil untuk mendiskusi topik-topik pemikiran) agar manusia dapat selamat dari
pendidikan anti korupsi terlebih dahulu. kejahatan korupsi tersebut.
Kemudian, masing-masing juru bicara Model dan pola Teenager Corruption
memberikan pendapatnya terkait substansi dan Watch (TCW) sebagai salah satu strategi
pokok pembahasan anti korupsi secara umum. pendidikan anti korupsi sejak dini dapat
Lihat gambar 6 berikut ini: digunakan secara aplikatif, baik di sekolah

Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 197
formal, maupun non formal. Secara teknis, TCW Atiqullah. 2010. Sistem Pendidikan Keagamaan
yang terdiri dari komunitas muda-mudi dapat Anti Korupsi. Jurnal KARSA, XVII, No.,
saling mengisi dan membagi kiat pendidikan anti 82.
korupsi sejak dini. Metode dan strategi Burhanuddin, M. dan A. 2017. Model
pembelajaran anti korupsi dalam komunitas Penyadaran Anti Korupsi: Redesain
TCW dikemas melalui pelbagai pembelajaran Konseptual dan Aplikatif melalui
active learning. Dominasi metode roll playing Teenager Corruption Wacth. (Sugiyono,
akan menghindarkan pembelajaran anti korupsi Ed.). Pacitan: LPPM STKIP PGRI Press.
jauh dari kata sulit dipahami, apalagi Georg Cremer. 2008. Corruption and
membosankan. Jadi, pendidikan anti korupsi Development Aind Confronting the
menjadi begitu sangat mudah diterima, menarik Challenges. Jerman: Lambertus.
diikuti, bahkan tujuan pembelajarannya akan Ihsanuddin. 2014. KPK: Anggota DPRD yang
tercapai dengan mudah. Alih kata, kesadaran Terjerat Korupsi 3.600 Orang.
anti korupsi akan tumbuh subur sejak dini dalam Kompas.Com, p. 1. Retrieved from
jiwa sanubari peserta didik di dunia https://nasional.tempo.co/read/1027618/k
persekolahan dan non persekolahan di pk-indeks-persepsi-korupsi
Indonesia. Kasinyo Harto. 2014. Pendidikan Anti Korupsi
Berbasis Agama. Jurnal Intizar, 20, No. 1,
UCAPAN TERIMA KASIH 129.
Ucapan terima kasih disampaikan Lexi J. Moleong. 2000. Metode Penelitian
kepada Kementerian Riset dan Teknologi Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Republik Indonesia yang telah membiayai Maria Montessori. 2012. Pendidikan
penelitian ini dalam program hibah riset Antikorupsi Sebagai Pendidikan Karakter
Kemenristek Dikti tahun 2017/2018. Artikel ini Di Sekolah. Jurnal Demokras, Vol 11, No,
merupakan bagian dari hasil kajian pustaka 294.
Penelitian Strategis Nasional Institusi dengan Melvin L. Silberman. 2006. Active Learning 101
judul, “Model Pembelajaran Anti Korupsi Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Melalui Teenager Corruption Watch (TCW): Penerbit Nusamedia.
Sebuah Upaya Pencegahan Korupsi Sejak Dini Mukodi, Haryono, A. B. 2019b. Active Learning
Di Pacitan”. Ucapan terima kasih juga 101 Cara Pembelajaran Anti Korupsi Di
disampaikan kepada Lembaga Penelitian dan Sekolah. (Sugiyono, Ed.) (1st ed.).
Pengabdian Masyarakat (LPPM) STKIP PGRI Pacitan: LPPM STKIP PGRI Press.
Pacitan dan semua kolega di “Kampus Humanis Mukodi. 2016a. Kepribadian Islami dan Teori
Religius”. Perkembangan Kognitif Jean Piaget.
Jurnal Penelitian Pendidikan, 8, No. 2,
DAFTAR PUSTAKA 1279–1286.
Mukodi. 2016b. Pesantren dan Pendidikan
Ahmad Khoirul Umam. 2014. Pergulatan dan Politik di Indonesia: Sebuah Reformulasi
politik Korupsi di Indonesia (p. 4). Kepemimpinan Islam Futuristik. Al-
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tahrir Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 16,
Andi Saputra, H. D. 2019. Cabut Remisi N, 462–463.
Pembunuh Wartawan Bukti Jokowi
Terapkan Hukum Responsif. DetikNews,
p. 1. Retrieved from
https://news.detik.com/berita/4420675/ca
but-remisi-pembunuh-wartawan-bukti-
jokowi-terapkan-hukum-responsif

198 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 25 Nomor 1 Juni 2019


Mukodi. (2018). Anti-Corruption Education Ruth Vania C. (2017, October). Sudah 208
Model For Millenial Generation In Koruptor Ditangkap, Total Korupsi di
School. In 1st International Conference Arab Saudi Capai Rp 1.350 Triliun.
on Education and Social Science Tribunnews. Retrieved from
(ICESRE 2018) (pp. 15–17). U.S.A.: http://www.tribunnews.com/internasional
Atlantis Press. /2017/11/10/sudah-208-koruptor-
https://doi.org/https://doi.org/null ditangkap-total-korupsi-di-arab-saudi-
Mukodi and Afid Burhanuddin. (2017). Anti- capai-rp-1350-triliun
Corruption Education Based on Triadic Siti Fatima. (2007). Korupsi: Menelusuri Akar
Center of Education” pada international Persoalan dan Menemukan Alternatif
Converence on Education and Science Pemecahannya. Jurnal Demokrasi, VI No.
(INCONS, 2017). Yogyakarta: 1, 31.
Converence on Education and Science at Sumanto Al Qurtuby. (2018). Pejabat Negara
UPY. Kok Korupsi? Liputan 6. Retrieved from
Mukodi dan Afid Burhanuddin. (2014). http://news.liputan6.com/read/3345636/p
Pendidikan Anti Korupsi: Rekonstruksi ejabat-negara-kok-korupsi
Interpretatif dan Aplikatif Di Sekolah. Susmihara dan Rahmat. (2013). Sejarah Islam
Yogyakarta: Lingkar Media. Klasik. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Mukodi dan Afid Burhanuddin. (2017). Konsep Taufiqurrahman Faqih. (2014). Sejarah
Pembelajaran Anti Korupsi Melalui Peradaban Islam Sejarah Sosial Politik
Teenager Corruption Watch (TCW): Masyarakat Islam. Surabaya: Pustaka
Sebuah Upaya Pencegahan Korupsi Sejak Islamika Press.
Dini Di Sekolah. In Penguatan Asosiasi Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi.
Dosen Nahdhatul Ulama. Malang: (2011). Pendidikan Anti-Korupsi untuk
UNISMA Press. Perguruan Tinggi. (Y. K. Nanang T.
Natal Kristiono. (2018). Politik Hukum Puspito, Marcella Elwina S., Indah Sri
Pemberantasan Korupsi. In Seminar Utari, Ed.). Jakarta: Kementerian
Nasional Hukum Universitas Negeri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Semarang (pp. 968–984). Semarang: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Fakultas Hukum, Universitas Negeri Bagian Hukum Kepegawaian.
Semarang. Retrieved from Tim Penyusun. (2017). Laporan Tahunan KPK
journal.unnes.ac.id 2016. Jakarta.

Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 199
200 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 25 Nomor 1 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai