Mukodi
STKIP PGRI Pacitan
Jl. Cut Nya’ Dien No. 4A Ploso Pacitan, 63515
Email: mukodi@yahoo.com
Naskah diterima tanggal 18 Februari 2019, Naskah direvisi tanggal 12 Maret 2019, Naskah disetujui tanggal 30 Mei 2019
Abstrak
Artikel ini lahir dari refleksi eklektif atas persoalan korupsi yang tumbuh kembang dengan subur di
Indonesia. Dalam kesejarahan Islam, korupsi telah ada dimasa kenabian, dan pelakunya dikutuk keras.
Bahkan, secara metaforis Nabi Muhammad Saw pun mencontohkan Siti Fatimah, putri Nabi sendiri, jika
kedapatan mencuri akan dipotong tangannya. Hanya saja, pelaku dan perilaku koruptif tetap saja terjadi-
- di masa Nabi, sahabat, Tabi’in-Tabi’in, Tabi’it-Thabi’it--hingga kini. Penelitian ini bertujuan untuk
membuat model pendidikan anti korupsi dalam perspektif Islam dan menawarkan model Teenager
Corruption Watch (TCW) di era milenial. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan. Data yang
dihimpun berasal dari beragam buku, artikel ilmiah, jurnal dan sumber-sumber lain yang koheren dengan
obyek bahasan, khususnya tentang model dan pendidikan anti korupsi. Kemudian data-data tersebut,
dikumpulkan, dianalisis dan deskripsikan secara naratif. Hasil kajian ini menjelaskan bahwa model
pendidikan anti korupsi dalam perspektif Islam secara aplikatif dapat diterapkan, sebagai berikut: (1)
pendidikan dan pemberantasan korupsi harus dilakukan simultan dan berkelanjutan melalui konsep
tripusat pendidikan, yakni mulai dari pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat; (2) pendidikan anti
korupsi secara aplikatif dapat didesain melalui komunitas Teenager Corruption Watch (TCW) dengan
menggunakan metode role playing. Secara teknis, TCW dapat diretas di lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat; (3) strategi dan implementasi pendidikan anti korupsi dapat dilakukan melalui model
active learning sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. Dengan demikian, generasi
mellenial akan dapat terhindar dari virus korupsi yang telah mendarah daging, turun temurun dari generasi
ke generasi di Indonesia.
Kata Kunci: pendidikan anti korupsi, teenager corruption watch, dan islam.
Abstract
This article was born from an eclectic reflection on the issue of corruption flourishing in Indonesia. In
Islam history, corruption has existed in the days of prophethood, and the culprit is strongly condemned.
In fact, the Prophet Muhammad SAW also metaphorically exemplifies Siti Fatimah, daughter of the
Prophet himself, if she was caught stealing her hand will be cut off. It's just that, perpetrators and corrupt
behavior still happens in the time of the Prophet, companions, Tabi'in-Tabi'in, Tabi'in-Thabi'it-until now.
This study aims at creating an anti-corruption education model in an Islamic perspective as well as
offering the model of the Teenager Corruption Watch (TCW) in the millennial era. To meet the dimension,
the study of literature is employed. Further, the collected data comes from a variety of books, scientific
articles, journals, and other sources being coherent with the subject matter, particularly, pertaining to
anti-corruption model and education. Additionally, the collected data is analyzed and described
narratively. Finally, the results of this study uncovers that the model of anti-corruption education in the
perspective of Islam is applicable as follows: (1) education and eradication of corruption must be done
simultaneously and sustainably through the concept of educational benchmarks, ranging from family,
Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 187
school and community education; (2) anti-corruption education can be applicably designed through the
Teenager Corruption Watch (TCW) community using Role Play Method. Technically, TCW can be hacked
into a family, school and community environments; (3) strategies and implementation of anti-corruption
education can be through active learning model so that the learning objectives can be achieved
effectively. Thus, the millennial generation will be able to avoid the corruption virus that has been
ingrained, from generation to generation in Indonesia.
Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 189
sebagai perwujudan dari teori 'Hukum Fatimah al-Makhzumiyah kedapatan mencuri
Responsif' (Andi Saputra, 2019). Alih kata, bokor emas. Syahdan, pencurian ini membuat
hukum dan penegakan hukum di Indonesia jajaran Suku al-Makhzumiyah gempar dan
senantiasa responsif dan adaptif dengan sangat terpukul. Lebih-lebih, jerat hukum saat
perubahan. itu sangat ketat dan mustahil dihindarkan, karena
Nabi Muhammad Saw sendiri yang menjadi
METODE PENELITIAN hakimnya. Fatimah al-Makhzumiyah pun
terancam hukuman potong tangan. Jika,
Penelitian ini berjenis kajian
hukuman potong tangan ini benar-benar terjadi,
kepustakaan (library research), maknanya data
mereka akan menanggung aib maha dahsyat,
penelitian berasal dari sumber-sumber
karena dalam pandangan mereka seorang
kepustakaan berupa buku-buku, artikel ilmiah,
keluarga bangsawan tidak layak memiliki cacat
jurnal, majalah dan sumber lain yang koheren
fisik apa pun.
dengan obyek bahasan. Penelitian ini bersifat
Upaya lobi-lobi politis pun dilakukan,
deskriptif-analitik, yakni berusaha
dengan tujuan agar hukuman potong tangan bisa
menggambarkan secara jelas dan sistematis
diringankan, bahkan dihindarkan dari Fatimah
obyek kajian, lalu menganalisis bahasan
al-Makhzumiyah. Uang berdinar-dinar emas pun
penelitian (Mukodi, 2016a). Data yang
‘disiapkan’ untuk upaya itu. Puncaknya, Usamah
terkumpul atau tersusun dianalisis, kemudian
bin Zaid, cucu angkat Nabi Muhammad Saw dari
ditarik sebuah kesimpulan. Hal ini
anak angkatnya yang bernama Zaid bin Haritsah,
memungkinkan untuk mencari relevansi atau
dinobatkan sebagai ‘pelobi’ oleh Suku al-
titik-temu kedua konsep tersebut. Sumber data
Makhzumiyah. Alasannya, karena Usamah bin
dalam kajian ini terdiri dari primer dan sekunder.
Zaid adalah cucu yang sangat disayangi Nabi
Data primer berupa jurnal dan buku-buku
Muhammad Saw. Melalui orang kesayangan
pendidikan anti korupsi, dan model pendidikan
Nabi ini, diharapkan lobi itu akan menemui jalan
anti korupsi dalam perspektif Islam. Selain itu,
mulus tanpa rintangan apa pun, sehingga upaya
data sekundernya adalah berbagai buku, jurnal
meloloskan Fatimah al-Makhzumiyah dari jerat
penelitian, majalah dan sumber-sumber lain
hukum dapat tercapai. Alih-alih, upaya lobi
yang terkait dengan pokok bahasan, khususnya
Usamah bin Zaid berhasil, justru menuai
pendidikan, model pencegahan korupsi. Analisis
peringatan keras dari Nabi Muhammad Saw.
data dilakukan secara deskriptif-analitik, dan
Ketegasan Nabi Muhammad Saw dalam
sebisa mungkin memberi penjelasan mengenai
menetapkan hukuman tak dapat ditawar sedikit
objek riset secara detail (Lexi J. Moleong, 2000).
pun, walau oleh orang terdekat dan
kesayangannya. Lantas Nabi bersabda,
PEMBAHASAN
“...seandainya Fatimah putri Muhammad
Jejak Korupsi dalam Sejarah Islam mencuri niscaya aku memotong tangannya”.
Tidak ada agama satu pun di dunia Poin terpenting yang harus dipahami,
yang melegalkan korupsi sebagai tindakan bahwa kasus pencurian, atau korupsi di masa
kemanusiaan, tak terkecuali Islam. Sebagai Nabi Muhammad Saw sudah ada, bahkan
agama yang rahmatan lilâlamin, Islam dilakukan oleh sahabat-sahabat nabi yang mulia.
mengutuk keras tindakan korupsi. Bahkan, Kekalahan perang Uhud, yang menyebabkan
Nabi Muhammad SAW, pernah bersabda, paman Nabi Muhammad Saw, Syaidina Hamzah
“Demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya, bin Abi Mutholib gugur di medan pertempuran
seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri akibat dari mentalitas yang rakus dan korup.
niscaya aku memotong tangannya” (HR. Padahal, kaum muslimin pada waktu itu sudah
Bukhari dan Muslim). Asbabul wurud hadis ini hampir menang, tapi dikarenakan kalangan
terjadi pada masa Nabi Muhammad Saw, muslimin tergiur, dan tamak atas harta
dikisahkan ada seorang perempuan dari keluarga rampasan, kemenangan tersebut sirna begitu
bangsawan Suku al-Makhzumiyah, bernama saja. Dengan kata lain, mentalitas tamak yang
menjadi anak kandung dari korupsi sudah ada
Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 191
koruptif seseorang bisa saja berasal dari ب َّ َّللاُ إِ ََّل
َ الط ِي َّ ب َو ََل يَ ْقبَ ُل َ ب
ٍ ِطي ٍ صدَّقَ بِعَ ْد ِل ت َْم َرةٍ مِ ْن َك ْس َ َ َم ْن ت
eksternal (lingkungan), maupun internal ُصاحِ بِ ِه َك َما ي َُربِي أ َ َحدُ ُك ْم فَل َّوه
ُ َ َّللاَ يَتَقَبَّلُ َها بِيَمِ ينِ ِه ث ُ َّم ي َُر ِبي َها ِل
َّ َوإِ َّن
(keluarga) sang pelaku. Tak heran, jika Allah َحتَّى ت َ ُكونَ مِ ثْ َل ْال َج َب ِل
Artinya: Barangsiapa yang bershodaqoh
SWT dalam Alquran Surat At Taghaabun ayat
sebesar kurma dari usaha yang baik, dan
14 mengingatkan: Allah tidak menerima kecuali yang baik,
Allah akan menerima shodaqoh itu dengan
عد ًُّوا لَّ ُك ْم ِ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإ َّن مِ ْن أ َ ْز َو
َ اج ُك ْم َوأ َ ْو ََل ِد ُك ْم Tangan KananNya kemudian Allah akan
ٌ ُ غف
ور َّرحِ ي ٌم َّ صفَ ُحوا َوت َ ْغف ُِروا فَإ ِ َّن
َ ََّللا ْ َفَاحْ ذَ ُرو ُه ْم َوإِن ت َ ْعفُوا َوت memelihara untuk orang yang bershodaqoh
itu sebagaimana salah seorang dari kalian
Artinya: “Hai orang-orang mukmin, memelihara anak unta, sampai tumbuh
sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan menjadi sebesar gunung (H.R alBukhari dan
anak-anakmu ada yang menjadi musuh Muslim).
bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap
mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak
memarahi serta mengampuni (mereka) maka Hanya saja, praktik koruptif senantiasa
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi terjadi. Tumbuh kembang silih berganti.
Maha Penyayang” (Q.S: A At Taghaabun: Parahnya lagi, para pelakunya mayoritas orang
14). muslim. Jika, secara kalkulasi dipresentasikan,
kaum muslim lebih besar dibandingkan orang
Di sisi lainnya, secara fenomenologi, non muslim yang terlibat korupsi. Bahkan, KH.
korupsi dalam Islam pada hakikatnya merupakan Said Agil Siraj, pernah ‘geram’ dan berpendapat,
objek, metode, mekanisme, dan cara untuk bahwa "Siapa saja yang mampu dan dipercaya
memperoleh materi korupsi itu sendiri. Alih rakyat, pemimpin yang adil meski itu non-
kata, serangkaian proses untuk mendapatkan Muslim tapi jujur, itu lebih baik daripada
‘sesuatu’ dalam praktik korupsi diharamkan pemimpin Muslim tapi zalim. Di mana saja dan
dalam pandangan Islam. siapa saja” (Mukodi, 2016b). Hal ini menjadi
Lebih dari itu, secara aksiologi, korupsi wajar, tatkala dilihat secara kuantitas penduduk
dalam Islam dimaknai sebagai nilai dari material di Indonesia. Namun demikian, sebagai otokritik
korupsi. Dengan demikian, hasil dari tindakan ternyata mentalitas dan keimanan kaum muslim
koruptif tidak boleh digunakan untuk beramal mudah rapuh, jika ada peluang dan kesempatan
dan beribadah, seperti sedekah, zakat dan infak. untuk korupsi. Kondisi yang demikian, tentu
Walaupun, sedekah, zakat, dan infak dalam harus dijadikan refleksi kritis perbaikan kaum
pandangan Islam dibenarkan, tapi pemberian muslim. Utamanya, dalam area pendidikan
dalam bentuk apa pun, jika materinya diperoleh Islam, baik dalam bentuk, formal (dunia
dari korupsi tidak dibenarkan dan ditolak oleh- persekolahan), non formal (dunia pondok
Nya. Bahkan dalam suatu Hadis yang pesantren, lembaga kursus), maupun informal
diriwayatkan Bukhori dan Muslim, Nabi (dunia pendidikan rumah tangga).
Muhammad SAW dengan tegas menegaskan
kesucian material pemberian, sebagaimana hadis Pendidikan Anti Korupsi Menurut Islam
berikut ini: Sebagaimana penjelasan terdahulu,
bahwa Islam secara tegas mengutuk keras para
ُ صدَقَةٌ مِ ْن
غلُو ٍل َ ور َو ََل ُ ص ََلة ٌ بِغَي ِْر
ٍ ط ُه َ ََل ت ُ ْقبَ ُل pelaku korupsi. Mafhum muwafaqhnya,--artinya
Artinya: “Tidaklah sholat diterima tanpa adanya lafal penyebutan yang bersamaan antara
bersuci, dan shodaqoh tidak diterima jika dari hukum yang tidak disebut dengan hukum yang
(hasil ketidakjujuran)” (H.R Muslim)
disebut. Dalam kaidah usul fikih, didefinisikan
sebagai ق ُ ع ْنهُ ُم َوافِقًا ل ِْل َم ْن
ِ ط ْو َ ُ ما َ َكانَ ْال َم ْس ُك ْوت--
Hal ini pun secara eksplisit telah
disabdakan Nabi Muhammad SAW sebagai meminjam kaidah usul fikih, jika korupsi itu
berikut: diharamkan, maka melaksanakan pendidikan
anti korupsi hukumnya juga wajib. Kemudian,
apa itu pendidikan anti korupsi menurut Islam
itu? Sebelum dijelaskan apa itu pendidikan anti
Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 193
merupakan teknik untuk mereduksi ancaman
dengan bermain peran dan menempatkan
fasilitator dalam peran utama dan melibatkan
kelas dalam memberikan respon, sekaligus
mengatur arah skenario pembelajaran (Melvin L.
Silberman, 2006).
Dengan demikian, melalui metode role
playing nilai-nilai anti korupsi dapat
disampaikan dengan mudah dan efektif oleh
komunitas TCW kepada generasi muda.
Anggapan selama ini bahwa pembelajaran
antikorupsi sulit diajarkan, tentunya
Gambar 1 terbantahkan. Sebab, komunitas TCW dengan
Pendidikan Anti Korupsi Berbasis Tripusat Pendidikan
metode role playing telah menjawab asumsi
tersebut. Kondisi demikian, terbukti dari
Gambar 1 tersebut di atas, jika dilakukan
pengakuan sejumlah komunitas TCW yang
secara konsisten, simultan dan berkelanjutan
mengatakan bahwa melalui TCW dan role
tentunya dapat menjadi model pemberantasan
playing pendidikan anti korupsi dengan mudah
korupsi, sekaligus pendidikan anti korupsi yang
dapat diserap dan diajarkan.
efektif. Hanya saja dibutuhkan komitmen dan
Materi pembelajaran anti korupsi di
tanggung jawab dari semua pihak untuk
komunitas TCW, meliputi; (1) kejujuran; (2)
mewujudkannya secara menyeluruh. Di sinilah
kepedulian; (3) kemandirian; (4) kedisiplinan;
peranan keluarga (kedua orang tua dan anggota
(5) tanggung jawab; (6) kerja keras; (7)
keluarga), tokoh masyarakat (tokoh adat,
kesederhanaan; (8) keberanian; dan (9) keadilan
agamawan, dan cerdik pandai), dan warga
(Mukodi dan Afid Burhanuddin, 2017). Namun
sekolah (kepala sekolah, dewan guru dan komite
demikian, pelbagai materi tersebut dapat
sekolah) menjadi sangat strategis dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi dan
menentukan. Harus diakui, biasanya yang sulit
situasi, dimana komunitas TCW dibentuk
dilaksanakan adalah pendidikan (anti korupsi) di
Dengan demikian, masing-masing
masyarakat. Mengapa demikian? Sebab, ciri dan
materi pembelajaran anti korupsi secara
penanda identitas masyarakat global, yakni:
konseptual dapat terjabarkan ke dalam definisi
individualis, konsumerisme, dan pragmatis. Dan
operasional dengan baik. Secara aplikatif,
generasi millenial menjadi anak kandung
komunitas TCW dapat mengajarkan materi-
darinya. Dengan demikian, hal ini menjadi salah
materi pembelajaran anti korupsi dengan metode
satu pekerjaan rumah terbesar di era milenial ini.
role playing. Tujuannya, agar pesan dan tujuan
pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.
Aplikasi Konsep TCW dalam Pendidikan Anti Apalagi jika hal itu diajarkan melalui metode
Korupsi Di Era Milenial active learning yang tepat, tentu akan
Pemberantasan dan pencegahan korupsi mempermudah tercapainya pembelajaran. Tak
dapat dilakukan dengan pelbagai langkah. heran, apabila Kasinyo Harto berpendapat,
Teenager Corruption Watch—berikutnya bahwa setiap metode diharapkan memberikan
disingkat TCW—merupakan wadah bagi aspek problem-based learning bagi peserta
komunitas pemuda-pemudi era milenial dalam didik, dan membawa pada problem solving
pemberantasan korupsi. Secara konseptual, terhadap setiap masalah yang dibahas (Kasinyo
TCW dapat diterapkan, baik dalam pendidikan Harto, 2014).
formal, non formal, maupun informal. Dalam Adapun metode role playing yang dapat
pendidikan formal (persekolahan), TCW dapat diterapkan dalam pembelajaran anti korupsi
dilaksanakan secara aplikatif melalui motode beberapa, di antaranya sebagai berikut: (1)
pendidikan role playing (bermain peran). metode role playing bertukar tempat; (2) metode
Menurut Melvin Silberman, role playing role playing resume kelompok; (3) metode role
Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 195
Formasi penataan ruang kelas dapat
Strategi dan Implementasi Pendidikan Anti divisualisasikan pada gambar 2 sebagai berikut.
Korupsi ala TCW Di Sekolah
Membangun kesadaran anti korupsi
membutuhkan intervensi dan strategi
implementasinya. Dalam konteks itu, strategi
Atiqullah dalam pembelajaran pendidikan anti
korupsi dapat diadaptasi. Khususnya, dalam
mengimplementasikan pendidikan TCW di
sekolah. Menurutnya setidaknya ada empat
strategi yang bisa digunakan, yaitu: (1) Manhaj
al-Tarbiyah al-Islamiyah (strategi dan
Gambar 2
pendekatan Islami). Strategi ini secara teologis Model Pembelajaran Anti Korupsi Berbentuk U
menolak terhadap segala kemungkaran seperti (Mukodi, Haryono, 2019b)
prilaku korupsi; (2) Wasilatu al-Tarbiyah al-
Islamiyah (media pembelajaran Islami). Media Hanya saja yang perlu diperhatikan
di sini dapat diwujudkan dalam pelajaran tarikh adalah mekanisme dan distribusi tempat duduk
Islam, peserta didik dapat mengetahui secara peserta didik harus diatur dan dikembangkan
langsung melalui cerita dan tayangan akan sedemikian rupa oleh fasilitator.
bahaya kejahatan dan kondisi akibat perilaku Kedua, model ruang kelas meja
koruptor pada aktornya; (3) Kaifiyatu al- konferensi. Formasi ini akan memudahkan
Tarbiyah al-Islamiyah (praktikum), dapat fasilitator untuk melibatkan komunitas TCW
menyediakan kantin kejujuran bagi peserta secara intens, sehingga kelas pembelajaran anti
didik, mereka dilatih melayani sendiri secara korupsi bisa hidup. Modelnya dapat dilihat
jujur dan bertanggung jawab; (4) Thariqatu al- gambar 3 sebagai berikut:
Tarbiyah al-Islamiyah (metodologi pengasuhan
Islami). Ini dapat dilakukan dengan peneladanan
figur para nabi dan para salafusholah (Atiqullah,
2010).
Agar pembelajaran pendidikan anti Gambar 3
korupsi ala TCW tercipta suasana yang Model Pembelajaran Anti Korupsi Meja Konferensi
menyenangkan dan berhasil mencapai tujuan (Mukodi, Haryono, 2019b)
pembelajarnya, maka model ruang kelas dapat
diatur dan dikondisikan sedemikian rupa. Seorang fasilitator dapat memilih
Model-model yang disarankan oleh Melvin L. tempat duduk di tengah-tengah, baik di sisi
Silberman dapat dijadikan referensi, di kanan, atau kiri, sehingga dapat melaksanakan
antaranya: (1) model ruang kelas berbentuk U; pembelajaran pendidikan anti korupsi dengan
(2) model ruang kelas meja konferensi; (3) mudah dan taktis.
Ketiga, model ruang kelas lingkaran.
model ruang kelas lingkaran; (4) model ruang
kelas pengelompokan berpancar; (5) model Model lingkaran ini akan mempermudah
fasilitator dengan peserta didik dalam komunitas
ruang kelas kelompok pada kelompok (Melvin
L. Silberman, 2006). Lebih jelasnya dapat TCW. Fasilitator dapat secara langsung
dijelaskan sebagai berikut: berhadap-hadapan dengan peserta didik.
Pertama, model ruang kelas berbentuk Pembelajaran anti korupsi pun dapat
huruf U. Model penataan ini merupakan model dilaksanakan secara elegan dan menyenangkan.
yang sangat fleksibel dan mudah. Peserta didik Lihat gambar 4 sebagai berikut:
TCW dapat dikondisikan dengan mudah,
sehingga fasilitator dapat leluasa dalam
melaksanakan pembelajaran.
PENUTUP
Gambar 5 Kejahatan kemanusiaan yang hidup
Model Pembelajaran Anti Korupsi Kelompok Berpencar
(Mukodi, Haryono, 2019b) sejak kelahiran Islam--masa Nabi Muhammad
Saw--yang hingga sulit ditumpas adalah korupsi.
Jadi, model kelompok berpencar Ia hidup, kembang, dan beranak-pinak bersama
memaksimalkan, sekaligus mendesain ruangan mentalitas (jiwa) manusia yang tamak, rakus dan
kelas besar menjadi efektif. Lebih dari itu, aji mumpung (memanfaatkan kesempatan).
peserta didik dalam komunitas TCW dapat Dengan demikian, mentalitas manusia yang
mendiskusikan materi pendidikan anti korupsi koruptif, dan perilaku koruptif harus dikikis,
secara lebih detail dan mendalam. dibasmi, dan bunuh termasuk dalam alam ide
Kelima, model ruang kelas kelompok manusia sekalipun. Model pendidikan anti
pada kelompok. Model pembelajaran ini korupsi dalam perspektif Islam hadir sebagai
memberikan ruang lebih bagi kelompok- bagian dari ijtihâdul alfilfikr (kesungguhan
kelompok kecil untuk mendiskusi topik-topik pemikiran) agar manusia dapat selamat dari
pendidikan anti korupsi terlebih dahulu. kejahatan korupsi tersebut.
Kemudian, masing-masing juru bicara Model dan pola Teenager Corruption
memberikan pendapatnya terkait substansi dan Watch (TCW) sebagai salah satu strategi
pokok pembahasan anti korupsi secara umum. pendidikan anti korupsi sejak dini dapat
Lihat gambar 6 berikut ini: digunakan secara aplikatif, baik di sekolah
Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 197
formal, maupun non formal. Secara teknis, TCW Atiqullah. 2010. Sistem Pendidikan Keagamaan
yang terdiri dari komunitas muda-mudi dapat Anti Korupsi. Jurnal KARSA, XVII, No.,
saling mengisi dan membagi kiat pendidikan anti 82.
korupsi sejak dini. Metode dan strategi Burhanuddin, M. dan A. 2017. Model
pembelajaran anti korupsi dalam komunitas Penyadaran Anti Korupsi: Redesain
TCW dikemas melalui pelbagai pembelajaran Konseptual dan Aplikatif melalui
active learning. Dominasi metode roll playing Teenager Corruption Wacth. (Sugiyono,
akan menghindarkan pembelajaran anti korupsi Ed.). Pacitan: LPPM STKIP PGRI Press.
jauh dari kata sulit dipahami, apalagi Georg Cremer. 2008. Corruption and
membosankan. Jadi, pendidikan anti korupsi Development Aind Confronting the
menjadi begitu sangat mudah diterima, menarik Challenges. Jerman: Lambertus.
diikuti, bahkan tujuan pembelajarannya akan Ihsanuddin. 2014. KPK: Anggota DPRD yang
tercapai dengan mudah. Alih kata, kesadaran Terjerat Korupsi 3.600 Orang.
anti korupsi akan tumbuh subur sejak dini dalam Kompas.Com, p. 1. Retrieved from
jiwa sanubari peserta didik di dunia https://nasional.tempo.co/read/1027618/k
persekolahan dan non persekolahan di pk-indeks-persepsi-korupsi
Indonesia. Kasinyo Harto. 2014. Pendidikan Anti Korupsi
Berbasis Agama. Jurnal Intizar, 20, No. 1,
UCAPAN TERIMA KASIH 129.
Ucapan terima kasih disampaikan Lexi J. Moleong. 2000. Metode Penelitian
kepada Kementerian Riset dan Teknologi Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Republik Indonesia yang telah membiayai Maria Montessori. 2012. Pendidikan
penelitian ini dalam program hibah riset Antikorupsi Sebagai Pendidikan Karakter
Kemenristek Dikti tahun 2017/2018. Artikel ini Di Sekolah. Jurnal Demokras, Vol 11, No,
merupakan bagian dari hasil kajian pustaka 294.
Penelitian Strategis Nasional Institusi dengan Melvin L. Silberman. 2006. Active Learning 101
judul, “Model Pembelajaran Anti Korupsi Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Melalui Teenager Corruption Watch (TCW): Penerbit Nusamedia.
Sebuah Upaya Pencegahan Korupsi Sejak Dini Mukodi, Haryono, A. B. 2019b. Active Learning
Di Pacitan”. Ucapan terima kasih juga 101 Cara Pembelajaran Anti Korupsi Di
disampaikan kepada Lembaga Penelitian dan Sekolah. (Sugiyono, Ed.) (1st ed.).
Pengabdian Masyarakat (LPPM) STKIP PGRI Pacitan: LPPM STKIP PGRI Press.
Pacitan dan semua kolega di “Kampus Humanis Mukodi. 2016a. Kepribadian Islami dan Teori
Religius”. Perkembangan Kognitif Jean Piaget.
Jurnal Penelitian Pendidikan, 8, No. 2,
DAFTAR PUSTAKA 1279–1286.
Mukodi. 2016b. Pesantren dan Pendidikan
Ahmad Khoirul Umam. 2014. Pergulatan dan Politik di Indonesia: Sebuah Reformulasi
politik Korupsi di Indonesia (p. 4). Kepemimpinan Islam Futuristik. Al-
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tahrir Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 16,
Andi Saputra, H. D. 2019. Cabut Remisi N, 462–463.
Pembunuh Wartawan Bukti Jokowi
Terapkan Hukum Responsif. DetikNews,
p. 1. Retrieved from
https://news.detik.com/berita/4420675/ca
but-remisi-pembunuh-wartawan-bukti-
jokowi-terapkan-hukum-responsif
Model Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Islam: Tawaran Konseptual Teenager Corruption Watch Era Milenial – Mukodi | 199
200 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 25 Nomor 1 Juni 2019