Disusun Oleh :
Ananda Ariva Rahma P27904117004
Eka Supriyanti P27904117012
Fitri Trisnawati P27904117020
Leres Margiati P27904117028
Nurmala Dewi P27904117036
Sendy Pratama P27904117044
D IV Keperawatan Tingkat 1
1) Pengkajian
Perawat : Assalamualaikum. . . apa benar ini rumah keluarga Tn. X ?
Ny. B : (Berdiri didepan pintu). Waalaikum salam. Iya benar. Ada perlu
apa? Silahkan duduk.
Perawat : Saya perawat X, dari puskesmas Sumberwaras. Dipuskesmas
tempat saya bekerja saya mendapatkan tugas untuk mengidentifikasi status
kesehatan keluarga ibu dan bapak. Saya akan menanyakan beberapa
pertanyaan. Apakah ibu dan bapak bersedia?
Tn. X : Apa pentingnya untuk keluarga kami? (tampak ketus).
Perawat : Tujuan dari identifikasi ini yaitu agar keluarga bapak dapat
memperoleh kesehatan yang lebih baik. Serta mendeteksi kemungkinan yang
akan terjadi/mengancam kesehatan keluarga bapak.
Tn. X : Memangnya keluarga saya penyakitan?
Perawat : Bukan begitu bapak.
Tn. X : (memotong pembiacaraan perawat). Baiklah. .tapi jangan lama-
lama.
Perawat : Bolehkah saya tahu, usia bapak dan ibu serta berapa orang yang
tinggal dalam rumah ini?
Tn. X : Saya umur 50 tahun (sembari meninggalkan ruangan).
Ny. B : Saya 45 tahun, kami mempunyai seorang anak laki-laki berumur
lima belas tahun bernama An. H.
Perawat : Bolehkah anak ibu dipanggil kemari?
Ny. B : Maaf anak sakit, dia sedang istirahat (Menundukkan kepala).
Perawat : Bagaimana kegiatan An. H disekolah bu? Apa dia sering
mengalami sakit?
Ny. B : An. H putus sekolah kelas lima SD. Keadaan anak saat teman-
teman seumurannya dapat berjalan, dia belum bisa. Saat kelas dua SD,
tetangga selalu memanggil anak saya dengan sebutan idiot.
Perawat : (mendengarkan).
Ny. B : Saya sedih. Tetangga selalu meremehkan anak saya.
Perawat : Apakah ibu pernah memeriksakan penyakit anak ibu kerumah
sakit?
Ny. B : Pernah satu kali. Kata dokter anak saya mengalami cacat mental.
Perawat : Pernahkah ibu menanyakan dan mengetahui penyebab kewadaan
anak ibu seperti itu?
Ny. B : Tidak pernah, cuma sekali waktu periksa saja. Saya cuma curiga
kenapa anak saya mengalami hambatan dalam pertumbuhannya. Saya takut
memang anak saya idiot seperti yang tetangga bicarakan. Saat saya periksa
kata dokter anak saya begitu karena kurang asupan gizi saat masa kehamilan.
Setelah itu saya tidak pernah memeriksakan kembali karena tidak punya uang.
Saya dan suami hanya lulusan SD dengan pekerjaan menjadi seorang buruh
tani.
Perawat : Adakah kondisi lain yang mungkin dapat menjadi penyebab yang
ibu ketahui?
Ny. B : Sebelum saya hamil, saya pernah periksa ,kata dokter saya
mengidap penyakit Rubella. Ntah apa penyakit itu berbahaya atau tidak saya
juga tidak tahu.
Perawat : saat ibu melahirkan bagaimana status penyakit yang ibu derita
menurut dokter?
Ny. B : Saya melahirkan didukun beranak dekat sini sus. Saat itu suami
saya melarang saya melahirkan dibidan atau rumah sakit karena tidak punya
uang. Menurutnya dukun beranak tetangga saya lebih ahli urusan melahirkan
dan biayanya juga murah sus.
Perawat : Kapan ibu menyadari anak ibu mengidap penyakit tersebut?
Ny. B : Ya. . saat anak saya umur 9 tahun. Saat itu saya curiga karena
anak saya tidak dapat merespon seseorang yang berinteraksi dengannya
dengan tindakan yang sesuai. Dia cenderung bertingkah laia sulit
mengucapkan kata-kata. Dia juga tidak dapat berbicar lantang layaknya anak
seusianya. Jika kemauannya tidak diberikan dia cenderung marah, pasif
terhadap kondisi sekelilingnya.
Perawat : Apakah tetangga ibu merespon baik keadaan anak ibu?
Ny. B : Tentu saja tidak, sebagian besar tetangga saya orang Madura.
Wataknya keras, keadaan anak saya menjadi hal yang aneh untuk mereka.
Mereka sering mengucilkan anak saya.
Perawat : Pernahkah ibu mendiskusikan terapi atau usaha penyembuhan
untuk anak ibu dengan suami?
Ny. B : Pernah. Tapi suami saya menolak. Dia enggan mengakui anak
saya. Dia menganggap An. H adalah beban dikeluarga ini. Semenjak keadaan
An. H begitu saya tidak pernah bertemu dengan keluarga suami saya, karena
dilarang.
Perawat : Tapi, apakah Tn. X tetap baik dan mecukupi kebutuhan keluarga
ibu?
Ny. B : Tetap. Tapi dia menolak jika saya membicarakan tentang keadaan
An. H. Saat dia marah dia akan memukuli An. H. Setelah itu dia akan kembali
baik.
Perawat : Apakah keluarga ibu sering meluangkan waktu bersama untuk
rekreasi atau liburan?
Ny. B : Ya, mana pernah sus. Paling anak saya cuma nonton TV dirumah
bersama saya dan sesekali dengan suami saya.
Perawat : Em, usaha apa yang ibu telah lakukan untuk penyembuhan anak
ibu?
Ny. B : Ya Cuma ya saya ceritakan tadi itu sus, ditambah lagi saya berdoa
setiap selesai shalat berjemaah.
Perawat : Baik ibu, bolehkah saya melakukan pemeriksaan fisik pada An. H
dan keluarga untuk memastikan lebih jelasnya status kesehatan keluarga ibu.
Ny. B : Boleh. (menuju kamar An. H).
Perawat : Baik ibu, saya akan melakukan pemeriksaan fisik pada An. H.
Tujuan dari pemeriksaan fisik ini untuk mendapatkan data fisik untuk
menentukan status kesehatan keluarga.
Ny. B : Iya sus.
Perawat : Selamat siang adik, saya perawat X. Hari ini saya akan
melakukan pemeriksaan fisik pada adik. Apakah adik bersedia?
An. A : (senyum)
Perawat : Baik adik, jika adik setuju kita akan mulai untuk pemeriksaan
fisik ya?
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Tn. X Ny. B An. H
Fisik
Kepala Rambut besih, tidak Rambut besih, tidak ada Terjadi kebotakan, rambut
ada luka luka maupun benjolan tipis, tidak ada luka maupun
benjolan,
RR : 20 RR : 20
S : 37 S : 37
TD : 130/90 TD : 110/80
TB : 165 cm TB : 155 cm
Dada Bunyi jantung dan Bunyi jantung dan paru Bunyi jantung dan paru normal
paru normal normal
Abdomen Tidak ada kembung Tidak ada kembung Tidak ada kembung
Genital Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Tangan Tidak ada keluhan Kulit pada kedua Tidak ada keluhan
tangan mengelupas
akibat alergi sabun
pencuci tangan
Kaki Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Perawat : Baik adik, pemeriksaan fisiknya sudah selesai, adik hembat adik
pintar. Adik dapat bekerja sama dengan baik. Untuk latihan-latihan atau
tindakan selanjutnya kita akan lakukan besok pagi jam delapan, apakah adik
bersedia?
An. H : Hahahah (senyum).
Perawat : Begini buk dari hasil pemeriksaan fisik anak ibu. Dapat ditarik
diagnosa keperawatan yaitu: (Munculin gambar diagnosa).
Perawat : Baik ibu dari diagnosa yang didapatkan saya akan membuat
beberapa perencanaan pengobatan untuk An. H, Tindakan selanjutnya akan
dilaksanakan besok jam delapan ya bu, apakah ibu bersedia?
Ny. B : Baik sus
Keesokan harinya
Perawat : Selamat pagi bu, sesuai dengan kontrak kemarin, hari ini saya
akan memberikan tindakan-tindakan dari rencana asuhan yang yang kemarin.
Ny. B : Baik sus.
Perawat : Baik bu, kali ini kita akan mendiskusikan tentang retaedasi
mendal. Menurut ibu retardasi mental itu apa?
Ny. B : Ya itu, retardasi mental ya penyakit idiot itu.
Perawat : Retardasi mental adalah penurunan intelegensi sehingga khasnya
anak RM memiliki kemampuan dibawah anak-anak yang normal. RM ini bisa
terjadi sejak lahir atau masa anak-anak.
Ny. B : Oh begitu sus?
Perawat : Menurut ibu apa yang menjadi penyebab dari retardasi mental?
Ny. B : Seperti kata dokter dulu, mungkin karena asupan gizinya kurang
ya?
Perawat : Iya, asupan gizi saat kehamilan merupakan salah satu penyebab,
penyebab lain yaitu genetik. Riwayat penyakit sang ibu saat hamil dapat
mempengaruhi kesehatan janin yang dikandungnya.
Ny. B : Oh, rubella itu mungkin sus.
Perawat : Iya, betul ibu. Bagaimana apa kita akan terus meneruskan diskusi
ini atau ada yang ingin ibu tanyakan?
Ny. B : Iya sus, terusapa pencegahan agar retardasi mental ini tidak
terjadi?
Perawat : Deteksi sedini mungkin adanya penyakit retardasi mental, untuk
mengetahui dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Selain itu juga upaya
memperhatikan asupan gizi anak, memastikan asupan gizi anak cukup baik
saat melahirkan maupun saat masa pertumbuhan, memberikan perlindungan
pada anak misalnya imunisasi dini.
Ny. B : Lalu bagaimana dengan anak saya sus, hubungan keluarga saya
menjadi tidak seperti dulu. Saya ingin seperti keluarga lainnya.
Perawat : Anak retardasi metal mempunyai kekurangan dalam hal
intelegensi atau kemampuan, sehingga usaha seperti kursus, pelatihan, kursus
menjadi penunjang yang bermanfaat untuk mendapatkan perkembangan yang
optimal.
Ny. B : Oh begitu, lalu bagaimana dengan suami saya?
Perawat : Ibu harus memotivasi beliau, agar dapat menerima kondisi
sekarang. Sehingga dapat bersama-sama mementau pertumbuhan An. H.
Ny. B : Adakah usaha lain yang dapat dilakukan?
Perawat : Bapak dan ibu bisa mengikuti konseling. Selanjutnya
perkembangan dan pertumbuhan anak H harus dipantau dan diperhatikan.
Ny. B : Baik sus, saya akan melakukan hal itu. Saya ingin anak saya
sembuh atau suami saya dapat menerima keadaan anak saya.
Perawat : baik ibu, saya akan terus memantau perkembangan anak ibu,
terimakasih atas kerjasama ibu, ibu adalah ibu yang hebat saya. Kalau begitu
saya permisi ya bu.
Ny. B : iya sus, terimakasih.