Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346445215

SEJARAH PERKEMBANGAN FISIKA (KUANTUM) DARI KLASIK HINGGA MODERN

Preprint · November 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.17085.08160

CITATIONS READS
0 5,822

1 author:

Nur Rohmatul Aini


Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
69 PUBLICATIONS   23 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

LEMBAR VALIDASI View project

PPT YSSTEE View project

All content following this page was uploaded by Nur Rohmatul Aini on 28 November 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SEJARAH PERKEMBANGAN FISIKA (KUANTUM)
DARI KLASIK HINGGA MODERN

Nur Rohmatul Aini


2023025005

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Lampung

ABSTRAK
Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan terus mengalami perubahan dan perkembangan.
Tak dapat dipungkiri, polemik kehidupan membawa arus perkembangan zaman. Sehingganya
manusia turut serta mengikuti paradigma yang telah diterima masyarakat ilmiah melalui normal
sains yang mereka anut. Salah satu unsur yang mengalami perubahan dan perkembangan tersebut
adalah ilmu pengetahuan, terutama materi pada bidang fisika. Fisika klasik adalah fisika yang
didasari prinsip-prinsip yang dikembangkan sebelum bangkitnya teori kuantum, biasanya
termasuk teori relativitas khusus dan teori relativitas umum ,mekanika klasik (hukum gerak
Newton dan lagrangian serta mekanika Hamiltonian), elektrodinamika klasik, dan
termodinamika klasik. Anomali yang muncul berupa fakta hasil eksperimen dan fenomena alam.
Sedemikian itu, perubahan saintifik dalam Fisika yang terkenal adalah pemahaman mengenai
sifat cahaya sebagai gelombang. Adapun nomali yang stagnan dalam unsur fisika klasik terjadi
pada beberapa fenomena seperti radiasi benda hitam, efek fotolistrik, efek compton, dan difraksi
elektron. Dengan adanya kegagalan normal sains fisika klasik dalam menjelaskan anomali yang
terjadi, maka masyarakat sains harus menemukan normal sains yang baru sebagai solusi. Fisika
modern merupakan salah satu bagian dari ilmu Fisika yang mempelajari perilaku materi dan
energi pada skala atomik dan partikel-partikel subatomik atau gelombang. Teori modern
menawarkan konsep kuantum untuk menjelaskan anomali yang terjadi sehingga paradigma sains
mengenai cahaya harus berubah total. Perubahan paradigma mengenai sifat cahaya sebagai
gelombang harus berubah menjadi dualisme gelombang dan partikel.

Kata Kunci: Fisika Klasik, Fisika Modern, Paradigma Sains, Sejarah Ilmu Fisika
1. PENDAHULUAN
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala alam dan lingkungan
sekitar. Maka dari itu, Fisika disebut sebagai cabang Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains.
Sementara, seorang Fisikawan mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat
beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel)
hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos[1]. Beberapa sifat yang
dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi, salah satunya
adalah hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini disebut sebagai hukum fisika.
Sejarah fisika sangat penting sekali untuk dipelajari. Karena dengan mengetahui banyak
sejarah, pengetahuan akan bertambah luas, dan bahkan mungkin dari sejarah-sejarah tersebut
bisa menemukan penemuan-penemuan baru yang mungkin bisa memperbaiki penemuan-
penemuan sebelumnya. Sejarah fisika[2] berkisar pada tahun 2400 SM, ketika kebudayaan
harapan menggunakan suatu benda untuk memperkirakan dan menghitung sudut bintang di
angkasa. Di era ini ilmuwan tidak melihat adanya penyempurnaan di bidang ilmu pengetahuan,
pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan tanpa henti, dari luasnya galaksi, sifat alami dari
kondisi vakum sampai lingkungan subatomik[3]. Sejak saat itu fisika terus berkembang sampai
ke level sekarang. Perkembangan ini tidak hanya membawa perubahan di dalam bidang dunia
benda, matematika, dan filosofi, melainkan melalui teknologi juga membawa perubahan ke dunia
sosial masyarakat. Perubahan tersebut terjadi pada sekitar tahun 1600, sehingga dapat dikatakan
menjadi batas antara pemikiran purba dan lahirnya fisika klasik, dan berlanjut ke tahun 1900
yang menandakan mulai berlangsungnya era baru yaitu era fisika modern[4].
Berdasarkan ulasan tersebut di atas, penulis akan memaparkan bagaimana perkembangan
sejarah Fisika Klasik hingga menjadi Modern seperti sekarang ini. Untuk mendukung penulisan
tersebut, penulis menggunakan metode library research, dimana segala informasi dan
pengetahuan penulis dapatkan berdasarkan ebook, jurnal, dan unsur media lainnya yang dapat
menunjang informasi seputar sejarah dan perkembangan Ilmu Fisika.

2. PEMBAHASAN
1.) Sejarah Fisika
Fisika klasik dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Periode ini diformulasikan
konsep-konsep fisika yang mendasar. Pada periode ini, perkembangan yang terlihat dari fisika
Klasik adalah formulasi umum dalam Mekanika Klasik (Hukum Gerak Newton)[5], Fisika
Panas, elektrodinamika klasik, termodinamika klasik, Listrik-Magnet, dan Gelombang[6]. Ketika
digabungkan dengan termodinamika klasik, mekanika klasik menuju ke paradoks Gibbs yang
menjelaskan entropi bukan kuantitas yang jelas dan ke penghancuran ultraviolet yang
memperkirakan benda hitam mengeluarkan energi yang sangat besar. Usaha untuk
menyelesaikan permasalahan ini menuju ke pengembangan mekanika kuantum. Pada Fisika
Klasik pendekatan terhadap pemecahan persoalan didasarkan pada dalil-dalil mekanika gerak.
Disamping itu, dalam penanganan solusi, dilakukan perbedaan antara benda partikel dan
fenomena gelombang dan tidak ada pembatasan dalam besarnya energi. Beberapa fenomena
yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik diantaranya adalah teori kinetik, karena model
atom seperti bola kecil dianggap masih belum cukup untuk menentang anggapan mengenai
struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya beberapa ilmuwan menolak untuk
mengakuinya, sebab atom berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi dan tidak mungkin dibentuk atau
tersusun dari partikel lain. Pendirian seperti ini tidak dapat diubah lagi dan telah cukup
memuaskan pada periode ini. Fisika Klasik memiliki pengembangan dengan mengutamakan
prinsip-prinsip tersendiri, yang dikembangkan sebelum bangkitnya teori kuantum dan teori
relativitas dari abad 17 hingga 19. Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang
tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang
lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern.
Fisika modern ini ditandai dengan pemikiran-pemikiran baru oleh para ilmuwan fisika,
dimana pemikiran baru ini lebih luas dari pemikiran di zaman fisika klasik. Dengan kelamahan-
kelemahan fisika klasik, fisika modern mampu mengembangkan dan menjawab berbagai
permasalahan yang tidak terjawab oleh pemikiran fisika klasik. Selain itu, istilah fisika modern
diperkenalkan karena banyaknya fenomena-fenomena mikroskopis dan hukum-hukum baru yang
ditemukan sejak tahun 1890. Fenomena mikroskopis yaitu fenomena-fenomena yang tidak dapat
dilihat secara langsung, seperti elektron, proton, neutron, atom, dan sebagainya. Ahli fisika telah
mencoba memecahkan persoalan tentang struktur atom, elektron, radiasi dengan fisika klasik.
Namun, tidak berhasil menerangkan fenomena-fenomena tersebut. Karena itu para ahli fisika
mencari ilmu dan model-model lain yang baru. Dengan didapatnya teori-teori baru yang dapat
menerangkan fenomena-fenomena mikroskopis itu, maka fisika telah memperluas ilmu ke arah
yang lebih jauh lagi.
Kemajuan teori kinetik tidak memuaskan bagi kebanyakan para ahli fisika, karena model
atom seperti bola kecil itu dianggap masih belum cukup kelihatannya menentang anggapan
mengenai struktur dibagian dalam atom tersebut. Kenyataannya memang demikian, beberapa
ilmuwan menolak untuk mengakui adanya, sebab atom berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi dan
tidak mungkin dibentuk atau tersusun dari partikel lain. Pendirian begini tidak dapat dirubah lagi
dan telah cukup memuaskan pada periode ini. Mekanika, bunyi, panas, dan mekanika statistika,
elektromagnetik, dan optik semuanya telah mendapat perumusan yang baik dan akibat-akibatnya
telah dikuatkan dengan bermacam-macam cara. Beberapa ahli memperlihatkan bahwa fisika
telah selesai sama sekali, hanya tinggal cara memberi pengukuran yang lebih teliti dengan
bermacam-macam konstanta fisika. Akan tetapi kepuasan ini belum waktunya, karena praktis
tiap-tiap cabang ilmu fisika itu diperlihatkan dalam abad ke-20 yang memerlukan peninjauan
fundamental kembali. Pembatasan-pembatasan yang diberikan ternyata telah membukakan jalan
kepada seseorang untuk memperoleh fenomena-fenomena dalam skala atom yang memberikan
indikasi bahwa atom itu lebih kompleks daripada yang dipikirkan selama abad ke-19. misalnya
spektrum atom menunjukkan kebingungan yang kompleks. Garis-garis dalam spektrum itu telah
dapat diukur dengan teliti. Seperti pada atom hidrogen dan logam-logam alkali, Balmer dan
Rydberg telah dapat menentukan frekuensi-frekuensi dengan hukum empirisnya yang lebih teliti.
Meskipun mekanika klasik hampir cocok dengan teori klasik lainnya seperti
elektrodinamika dan termodinamika klasik, ada beberapa ketidaksamaan ditemukan di akhir
abad 19 yang hanya bisa diselesaikan dengan fisika modern. Khususnya, elektrodinamika klasik
tanpa relativitas memperkirakan bahwa kecepatan cahaya adalah relatif konstan dengan
Luminiferous aether, perkiraan yang sulit diselesaikan dengan mekanik klasik dan yang menuju
kepada pengembangan relativitas khusus. Ketika digabungkan dengan termodinamika klasik,
mekanika klasik menuju ke paradoks Gibbs yang menjelaskan entropi bukan kuantitas yang jelas
dan ke penghancuran ultraviolet yang memperkirakan benda hitam mengeluarkan energi yang
sangat besar. Usaha untuk menyelesaikan permasalahan ini menuju ke pengembangan mekanika
kuantum[7].
Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat dibagi-bagi
menjadi beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara khusus digunakan untuk menjelaskan sebaran
intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam. Pada tahun 1905, Albert Einstein
menjelaskan efek fotoelektrik dengan menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk
kuanta yang disebut foton. Pada tahun 1913, Niels Bohr menjelaskan garis spektrum dari atom
hidrogen, lagi dengan menggunakan kuantisasi. Pada tahun 1924, Louis de Broglie memberikan
teorinya tentang gelombang benda. Sejarah tentang perkembangan fisika memberi dorongan
pada generasi muda untik dapat bersaing dalam badang sains.
2.) Tokoh dan Teori Fisika
Fisika Modern dikembangkan pada awal abad ke-20, di mana rumus dalam fisika klasik
tidak lagi mampu menjelaskan fenomena yang terjadi dalam tingkatan skala yang sangat kecil.
Fisikawan serta teorinya yang berjasa dalam pengembangan fisika modern adalah sebagai
berikut:

No. Nama Tokoh Tahun Teori


1. Albert Einstein 1879-1955 Teori Relativitas Umum dan Khusus
2. Max Planck 1858 - 1947 Teori Radiasi Benda Hitam
3. Arthur Holly Compton 1892 - 1962 Efek Coumpton (sifat partikel dari
cahaya)
4. Louis de Broglie 1892 - 1987 Teori tentang dualisme cahaya (partikel-
gelombang)
5. Max Born 1882 - 1970 Teori tentang probabilitas fungsi
kepadatan dalam persamaan mekanika
kuantum schroedinger
6. Werner Heisenberg 1901 - 1976 Teori Prinsip Ketidakpastian
7. Niels Bohr 1885 - 1962 Berhasil menjelaskan Spektrum atom
Hidrogen
8. Erwin Schrodinger 1887 -1961 Berhasil memberikan penjelasan masuk
akal terhadap teori Broglie
9. Richard P. Feynman 1918 - 1988 Teori Elektrodinamika Kuantum
10. Wolfgang Pauli 1900 - 1958 Asas Larangan Pauli
11. Paul A. M. Dirac 1902 - 1984 Teori spin dan momen magnetik elektron
12. Enrico Fermi 1901 - 1954 Teori peluruhan Beta

Fisika modern biasanya dikaitkan dengan berbagai perkembangan yang dimulai dengan
teori revalitas khusus dan kuantum[8]. Bidang studi ini menyangkut penerapan kedua teori baru
tersebut untuk memahami sifat atom, inti atom serta berbagai partikel penyusunnya, kelompok
atom dalam berbagai molekul dan zat padat, juga pada skala kosmik (jagat raya), tentang asal
mula dan evolusi alam semesta[9]. Perbedaan fundamental antara fisika klasik dan kontemporer.
Fisika klasik berasumsi ada eksternal world yang terpisah dari diri kita. Fisika klasik kemudian
juga beranggapan bahwa kita dapat mengamati, mengkalkulasi, dan mengira-ngira dunia luar
tersebut tanpa merubahnya. Menurut fisika klasik, dunia luar tersebut tidak berbeda dengan diri
dan kebutuhan-kebutuhan kita. Kita juga dapat menunjukkan bahwa cahaya mirip partikel
sekaligus mirip gelombang dengan Hamburan Compton,mirip. sebelumnya untuk mengetahui
sifat partikel dari cahaya digunakan efek fotolistrik, dan menunjukkan cahaya mirip gelombang
dengan eksperimen celah ganda-ganda. Berikut dijelaskan bagan mengenai sejarah
perkembangan fisika modern.

FISIKA
MODERN

TEORI KUANTUM KLASIK TEORI KUANTUM MODERN

dasarnya Model Atom

Landasannya
Model Atom
Thomson
Hipotesa Ketidakpastian Hipotesa
de Broglie Heisenberg Planck
Mekanika
Model Atom Gelombang
Menjelaskan Rutherford

Model Atom Dirumuskan


Bohr
Dualisme Radiasi
Partikel Gelombang Benda Hitam
Model Atom Persamaan Prinsip
Bohr dan Schroedinger Eksklusi Pauli
Sommerfeld

Diterapkan dalam

Efek Atom
Zeeman Hidrogen

Atom Osilator
Berelektron banyak Harmonis
3. KESIMPULAN

Istilah fisika modern diperkenalkan karena banyaknya fenomena-fenomena mikroskopis


dan hukum-hukum baru yang ditemukan sejak tahun 1890. Ahli fisika telah mencoba
memecahkan persoalan tentang struktur atom, elektron, radiasi dengan fisika klasik. Namun,
tidak berhasil menerangkan fenomena-fenomena tersebut. Karena itu para ahli fisika mencari
ilmu dan model-model lain yang baru yang dapat menerangkan fenomena-fenomena mikroskopis
itu. Menciptakan teori baru bukan berarti merobohkan gudang tua untuk dibangun gedung
pencakar langit diatasnya.
Sejarah perkembangan fisika memiliki karakteristik periode sains modern dengan sifat
pengamatan sangat mikroskopis. Paradigma yang berkembang adalah paradigma atomic. Fisika
modern ini ditandai dengan pemikiran-pemikiran baru oleh para ilmuwan fisika, dimana
pemikiran baru ini lebih luas dari pemikiran di zaman fisika klasik. Dengan kelamahan-
kelemahan fisika klasik, fisika modern mampu mengembangkan dan menjawab berbagai
permasalahan yang tidak terjawab oleh pemikiran fisika klasik.
DAFTAR RUJUKAN

[1] I. Festiana, “Perkembangan Eksperimen Fisika Ditinjau dari Filsafat Sains,” JIPFRI J.
Inov. Pendidik. Fis. dan Ris. Ilm., vol. 2, no. 1, pp. 14–20, 2018.
[2] T. Maudlin, Philosophy of Physics Quantum Theory. US America: Princeton University
Press, 2019.
[3] A. Halim and F. Herliana, Pengantar Fisika Kuantum. Aceh: Syiah Kuala University
Press, 2020.
[4] A. Karim, “Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan,” J. Fikr., vol. 2, no. 1, 2014.
[5] B. K. Vilmala, “Revolusi Saintifik dalam Perkembangan Mekanika,” J. Filsafat Indones.,
vol. 3, no. 1, 2020.
[6] R. Alicki and R. Kosloff, “Introduction to Quantum Thermodynamics : History and
Prospects,” The Fritz Haber Research Center for Molecular Dynamics. The Hebrew
University of Jerusalem & University of Gda´nsk, Poland, pp. 1–47, 2018.
[7] J. Geusic, E. Schulz-DuBios, and H. Scovil, “Quantum Equivalent of The Carnot Cycle,”
J. Phys. Rev., vol. 156, no. 2, p. 343, 1967.
[8] A. Trabesinger, “When Quantum Mechanics became Huge,” Springer, vol. 13. Nature
Publishing Group, p. 5, 2017.
[9] E. Schrodinger, “An Undulatory Theory of The Mechanics of Atoms and Molecules,” J.
Phys. Rev., vol. 28, no. 6, p. 1049, 1926.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai