Anda di halaman 1dari 9

 1. 1 | P a g e BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Sektor publik merupakan organisasi yang


kompleks dan heterogen. Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk
perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi stekeholder sektor publik,
mereka membutuhkan informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk pengambilan keputusan.
Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi
kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal. Akuntansi sektor publik memiliki peran
penting untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.
Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan,
dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja
organisasi. Informasi keuangan bukan merupakan tujuan akhir akuntansi sektor publik. Informasi keuangan
berfungsi memberikan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi merupakan
alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik secara efektif, bukan tujuan akhir sektor publik itu sendiri.
Karena kebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada informasi
keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter seperti ukuran output
pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan. Untuk itulah kelompok kami yang mana
mendapatkan kesempatan untuk menyajikan pembahasan mengenai pelaporan keuangan sektor publik
berusaha untuk menyampaikan Pelaporan Keuangan Sektor Publik secara singkat, padat dan jelas. 1.2
Tujuan Makalah Tujuan dari pembuatan makalah ini selain sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Akuntansi
Sektor Publik, juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan bagi para mahasiswa/I mengenai
pelaporan Keuangan Sektor Publik yang berbeda dengan Pelaporan Keuangan Perusahaan swasta.

 2.  PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DENGAN SEKTOR SWASTA Sebagian
besar perbedaan dan persamaan laporan keuangan sector public dan swasta adalah sebagai berikut:
Perbedaan Laporan Departemen Pemerintah Laporan KeuanganSektor Swasta Focus finansial dan politik
Focus financial Kinerja diukur secara financial dan non- finasial Sebagian besar kinerja diukur secara financial
Pertanggungjawaban kepada perlemen dan masyarakat luas Pertanggungjawaban kepada pemegang saham
dan kreditur Berfokus pada bagian organisasi Berfokus kepada organisasi secara keseluruhan Melihat
kemasa depan secara detail Tidak dapat melihat masa depan secara detail Aturan pelaporan ditentukan oleh
departemen keuangan Aturan pelaporan ditentukan oleh undang- undang, standar akuntansi, pasar modal,
dan2 | P a g e BAB II PEMBAHASAN PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK Laporan keuangan
organisasi sektor publik merupakan komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik. Laporan
Keuangan Sektor publik merupakan representasi informasi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan
oleh suatu entitas sector publik. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan ini yang nantinya akan
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik itu internal maupun eksternal. Dilihat dari sisi
pengguna eksternal, laporan keuangan sebagai alat pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial organisasi
Sektor Publik. Adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabiltas publik menimbulkan
implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik, salah satunya adalah
informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan.

 3. 3 | P a g e praktik akuntansi Laporan diperiksa oleh treasury Laporan diperikssa oleh auditor
independen Cash accounting Accrual accounting Persamaan Dokumen-dokumen sumber Berperan sebagai
hubungan masyarakat (public relations) A. Tujuan Umum dari Laporan Keuangan Sektor Publik 1. Kepatuhan
dan Pengelolaan (compliance and stewardship) Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan
kepada pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah
dilakukan sesuai dengan ketentuan hokum dan peraturan lain yang telah ditetapkan. 2. Akuntabilitas dan
Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective reporting). Laporan keuangan digunakan sebagai
bentuk pertanggungjawaban kepada publik, untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen,
memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan,
dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada, serta memungkinkan pihak luar
untuk memperoleh informasi biaya atas barang dan jasa yang diterima dan untuk menilai efisiensi dan
efektivitas penggunaan sumber daya organisasi. 3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and
authorization information) Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan daar perencanaan kebijakan dan
aktivitas di masa yang akan datang dan untuk memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi
penggunaan dana. 4. Kelangsungan Organisasi (viability) Laporan keuangan berfungsi untuk membantu
pembaca dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang
dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.

 4. 4 | P a g e 5. Hubungan Masyarakat (public relation) Laporan keuangan berfungsi untuk


memberikan kesempatan kepada organisasi, untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah
dicapai kepada pemilik yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat serta sebagai alat komunikasi dengan
public dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. 6. Sumber Fakta dan Gambaran (source of facts and figures)
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada kelompok kepentingan yang ingin
mengetahui organisasi secara lebih mendalam. B. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT SFAC NO 4
Sebagai bagian dari usaha untuk membuat rerangka konseptual, Financial Accounting Standards Board
(FASB, 1980) mengeluarkan Statement of Financial Accounting Concepts No.4 (SFAC 4) mengenai tujuan
laporan keuangan untuk organisasi nonbisnis/nirlaba (objectives of financial reporting by nonbusiness
organizations). Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba dalam SFAC 4 tersebut adalah: 1. Laporan
keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan
calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang
rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi. 2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia
dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang
diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan member pelayanan tersebut. 3.
Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan
calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab
pengelolaan serta aspek kinerja lainnya. 4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi
yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut. 5. Memberikan informasi mengenai
kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran secara periodic atas perubahan jumlah dan
keadaan/kondisi sumber kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil
pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai
kinerja.

 5. 5 | P a g e 6. Memberikan informasi mengenai bagaimana oganisasi memperoleh dan


membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai
factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi. 7. Memberikan penjelasan dan interprestasi
untuk membantu pemakai dalam memahami informasi keuangan yang diberikan. C. Kebutuhan Informasi
Pemakai Laporan Keuangan Pemerintah Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi
atas biaya, harga, dan kualitas pelayanan yang diberikan. 2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi
bantuan ingin mengetahui keberadaan dan penggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin mengetahui
apakah pemerintah melakukan etaatan fiskal dan ketaatan pada peraturan perundangan atas pengeluaran –
pengeluaran yang dilakukan. 3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghiitung tingkat risiko,
likuiditas, dan solvabilitas. 4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk
melakukan fungsi pengawasan, encegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan pemerintah, dan
penyelewengan keuangan negara. 5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen
sistem informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi, pengukuran kinerja,
dan membandingkan kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang sejenis. 6.
Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.

 6.  Menyediakan informasi mengenai bagaimana enntitas mendanai aktivitasnya dan memenuhi
kasnya. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan.
6 | P a g e 2.1 Teori Pelaporan dalam Sektor Publik Ada 2 jenis pelaporan yang dikenal dalam Sektor Publik,
yaitu Pelaporan Kinerja dan Pelaporan. Pelaporan Kinerja, merupakan refleksi kewajiban untuk
mempresentasikandan melaporkan kinerja keseluruhan aktivitas serta sumber daya yang harus
dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini juga merupakan wujud dari proses akuntanbilitas. Entitas yang
berkewajiban (sebaiknya) untuk membuat laporan ini antara lain adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah,
unit kerja pemerintahan, unit pelaksana teknis, LSM, partai politik (ParPol), Yayasan dan organisasi
kemasyarakatan lainnya. Pelaporan Keuangan, merupakan refleksi dari posisi keuangan serta transaksi yang
telah dilakukan suatu organisasisektor public dalam kurun waktu tertentu. 2.1.1 Laporan Keuangan di
Organisasi Sektor Publik 2.1.1.1 Tujuan Umum Laporan Keuangan Untuk Organisasi Sektor Publik Bagi
organisasi Sektor Publik seperti halnya pemerintahan, tujuan umum laporan keuangan adalah : Untuk
memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai
bukti pertanggungjawaban (accontability) dan pengelolaan (stewardship). Untuk memberikan informasi yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional. 2.1.1.2 Tujuan Khusus Laporan
Keuangan Untuk Organisasi Sektor Publik Tujuan khusus dari pelaporan keuangan untuk organisasi Sektor
Publik adalah menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan menunjukkan
akuntanbilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan dengan cara :

 7.  Menyediakan informasi secara kesuluruhan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas
menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan. 2.1.2 Jenis Laporan Keuangan Sektor Publik
Penyajian Laporan Keuangan Terdiri dari : 2.1.2.1Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Atau biasa dikenal juga
dengan Neraca, adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi aktiva, utang, dan modal pemilik selama
suatu periode tertentu. Secara minimumnya, laporan keuangan harus memasukkan akun-akun yang
menyajikan jumlah berikut : Properti, Pabrik, dan Peralatan Aktiva tidak berwujud Aktiva Keuangan [selain
pada point (d), (f), dan (h) Investasi yang diperlakuakan dengan metode ekuitas Persediaan Pemulihan
transaksi non-pertukaran, termasuk pajak dan transfer Piutang dari transaksi Pertukaran Kas dan setara kas
Utang pajak dan transfer Utang karena transaksi pertukaran Cadangan (provision) Kewajiban tidak lancer
Partisipasi minoritas Aktiva atau ekuitas neto Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu
entitas dan perubahan yang terjadi.  Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan
entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya. 7 | P a g e

 8. 8 | P a g e 2.1.2.2 Laporan Kinerja keuangan (Lapoan Surplus-Defisit) Atau disebut juga Laporan
Pendapatan dan Biaya, Laporan Surplus-Rugi, Laporan Operasi atau yang lebih biasa digunakan, Laporan
laba-Rugi, adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya selama satu periode tertentu.
Laporan ini harus mencakup minimum : Pendapatan dari aktivitas operasi Surplus atau defisit dari aktivitas
Operasi Biaya Keuangan (Biaya pinjaman) Surplus atau defisit neto saham dari asosiasi dan joint venture
yang menggunakan metode ekuitas Surplus atau defisit dari aktivitas biasa Pos-pos luar biasa Saham
partisipasi minoritas dari surplus atau defisit neto Surplus atau defisit neto untuk periode 2.1.2.3 Laporan
Perubahan Aktiva atau Ekuitas Neto Menggambarkan kenaikan ataupun penurunan kekayaan berdasarkan
prinsip pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkapkan pada laporan keuangan. Perubahan aktiva
atau ekuitas neto secara keseluruhan menyajikan total surplus/defisit neto selama periode tertentu.
Pendapatan dan juga biaya lainnya diakui secara langsung sebagai perubahan aktiva’ekuitas netodari tiap
kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Laporan ini mencakup : a.
Kontribusi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik b. Saldo akumulasi
surplus dan defisit pada awal periode, pada tanggal pelaporan, dan pergerakan selama periode c.
Pengungkapan komponen asset/ekuitas neto secara terpisah dan rekonsiliasi antara nilai tercatat setiap
komponen asset/ekuitas neto pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan setiap perubahan.

 9.  Menguraikan prosedur yang telah dan dijalankan oleh manajemen agar dapat memberikan
keyakinan yang beralasan bahwa informasi kinerja keuangan yang dilaporkan itu relevan. 3. Kebijakan
Akuntansi yang memuat : a. Entitas Pelaporan b. Entitas akuntansi yang mendasari penyusunan laporan
keuangan Memberikan gambaran yang jelas tentang realisasi dan rencana kinerja keuangan dalam satu
pelaporan entitas pelaporan.  Menguraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
9 | P a g e 2.1.2.4Laporan Arus Kas Menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama
satu periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut kegiatan operasi, kegiatan
pembiayaan, dan kegiatan investigasi. Informasi arus kas sangat bermanfaatbagi pemakai laporan keuangan
karena menyediakan dasar estimasi kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas, serta
kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. 2.1.2.5 Catatan Atas Laporan Keuangan Sektor
Publik Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari setiap
laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan akun-akun laporan keuangan dalam rangka
pengungkapan yang memadai. CALK bertujuan menginformasikan pengungkapan yang diperlukan atas
laporan keuangan. Berdasarkan PP No. 8 Tahun 2006 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006 Juncto
Permendagri No.59 Tahun 2007, Catatan Atas Laporan Keuangan entitas publik harus mencakup hal-hal
berikut: 1. Informasi tentang Kebijakan Fiskal/Keuangan, Ekonomi Makro, Pencapaian Target Undang-undang
APBN/Perda APBD, serta kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target. 2. Ikhtisar
Pencapaian Kinerja Kerja Keuangan yang harus mencakup:

 10.  Transfer Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas selisih lebih/kurang
antara realisasi dengan anggaran transfer. Belanja Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan
persentase) atas selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran belanja. Penjelasan (dengan
menyebut nilai nominal dan persentase) atas selisih antara belanja periode berjalan dan belanja periode yang
lalu Penjelasan atas masing-masing jenis belanja.  Penjelasan atas masing-masing jenis pendapatan 
Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas selisih antara pendapatanperiode berjalan
dan pendapatan periode yang lalu  Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas selisih
lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran pendapatan.  Pendapatan 10 | P a g e c. Basis pengukuran
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan d. Kesesuaian kebijaka-kebijakan akuntansi yang
diterapkan dengan ketentuan-ketentuan pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan oleh suatu entitas
pelaporan e. Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan keuangan 4.
Penjelasan Tentang Perkiraan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas i. Laporan
Realisasi Anggaran

 11.  Kewajiban Jangka Pendek, menjelaskan akun-akun seperti Uang Muka dari Kas Umum Negara
(KUN), Pendapatan yang Aset Lainnya, menjelaskan akun-akun seperti Tagihan Penjualan Angsuran,
Tuntutan Ganti Rugi, dan Kemitraan dengan pihak ketiga.  Aset Tetap, untuk seluruh akun yang ada dalam
kelompok ini diungkapkan dasar pembukuannya. Juga harus diungkapkan (jika ada) perbedaan pencatatan
perolehan aset tetap yang terjadi antara bagian keuangan dengan bagian pengelola/pencatat aset. Daftar aset
tetap juga harus dilampirkan dalam laporan keuangan.  Investasi Jangka Panjang, menjelaskan akun-akun
seperti Penyertaan modal pemerintahan, investasi dalam obligasi, dan Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
 Aset Lancar, menjelaskan akun-akun yang ada pada pos atau bagian aset lancer seperti kas di Bendahara
Pengeluaran dan Penerimaan, Piutang  Pembiayaan Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan
persentase) atas selisih lebih/kurang antara realisasi dengan anggaran pembiayaan. Penjelasan (dengan
menyebut nilai nominal dan persentase) atas selisih antara pembiayaan periode berjalan dan pembiayaan
periode yang lalu. Penjelasan atas masing-masing jenis pembiayaan. ii. Neraca Pengungkapan akun-akun
neraca yaitu : 11 | P a g e Penjelasan (dengan menyebut nilai nominal dan persentase) atas selisih antara
transfer periode berjalan dan transfer periode yang lalu Penjelasan atas masing-masing jenis transfer

 12.  Arus Kas dari Aktivitas Non-anggaran, penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
mempengaruhi anggaran pemerintah yaitu perhitungan pihak ketiga yang berasal dari potongan SPM Khusus
seperti potongan iuran Taspen, Askes, Jamsostek, dan potongan PPN/Pajak lainnya yang menjadi hak
pemerintah pusat. Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan, menjelaskan penerimaan dan pengeluaran kas
(arus kas masuk dan keluar) dari aktivitas Pembiayaan yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan
komposisi ekuitas dan pinjaman pemerintah sehubungan dengan defisit/surplus anggaran.  Arus Kas dari
Aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan, menjelaskan penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas masuk dan
keluar) dari aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan seperti Pendapatan Penjualan Aset tetap dan Belanja Aset
 Arus Kas dari Aktivitas Operasi, menjelaskan penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas masuk dan
keluar) dari aktivitas operasi seperti Pendapatan Pajak dan belanja Pegawai.  Ekuitas Dana Investasi,
menjelaskan akun-akun seperti Diinvestasikan jangka Panjang dan Diinvestasikan Dalam Aset Tetap. iii.
Laporan Arus Kas  Ekuitas Dana Lancar, menjelaskan akun-akun seperi Cadangan Piutang dan Cadangan
Persediaan  Kewajiban Jangka Panjang, menjelaskan akun-akunseperti Utang Dalam Negeri Obligasi,
Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan, dan Utang Luar Negeri 12 | P a g e Ditangguhkan, Bagian Lancar
Utang Jangka Panjang dan Utang Bunga

 13.  Kejadian penting setelah tanggal neraca (subsequent event) yang berpengaruh secara signifikan
pada akun yang tersaji di neraca. 2.2 Sistem Pelaporan Keuangan Sektor Publik 2.2.1 Dasar kas (cash base)
Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar. Akun keuangan akhirnya
akan dirangkum dalam buku kas. Laporan keuangan tidak bisa dihasilkan apabila tidak ada data tentang
aktiva dan kewajiban. Data yang ada hanyalah perimbangan kas. Penjualan hanya dicatat saat kas diterima,
sehingga tidak ada pos piutang. Pembelian dicatat saat kas dibayarkan sehingga tidak ada utang.
Penyesuaian saham tidak dilakukan, karena akun tidak memerhatikan pencatatan, dimana yang diperhatikan
hanya kenyataan bahwa kas dibayar untuk pembelian (sehingga tidak ada gambaran tentang penutupan
saham/closing stock figure. Kejadian yang mempunyai dampak social, seperti pemogokan yang harus
diatasi pemerintah  Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan  Komitmen, yaitu bentuk
perjanjian dengan pihak ketiga yang hatus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.  Kontijensi,
yaitu kondisi yang belum memiliki kepastian pada tanggal neraca. Hal ini harus diungkapkan pada catatan
atas neraca  Kesalahan manajemen pemerintahan lalu yang telah dikoreksi manajemen pemerintah yang
baru.  Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan 13 | P a g e iv. Pengungkapan
Lainnya, berisi beberapa hal yang mempengaruhi laporan keuangan antara lain:

 14. 14 | P a g e 2.2.2 Dasar akrual (accrual base) Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana
tercantum pada SSAP 2 adalah sebagai berikut: Penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh
atau dimasukkan bukan sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama
lain, dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi selama periode
bersangkutan. Penerapan dasar akrual akan sangat memengaruhi sistem akuntansi yang digunakan seperti
penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan. Penerapan dasar akrual lebih mengutamakan
laporan yang dihasilkan untuk kepentingan kreditor dan debitor. Pengetahuan yang lengkap tentang “siapa
yang meminjami uang dan berapa banyak”, serta pada saat yang sama, “siapa yang dipinjami dan berapa
banyak”. Oleh karena itu, organisasi sektor publik akan membuat catatan yang sangat teliti dari para debitor
dan kreditor. Jadi, sistem akuntansi yang dibangun dapat dipilah mana yang berorientasi utang dan mana
yang berorientasi piutang. 2.2.3 Accounting Fund (Akuntansi Dana) Akuntansi dana merupakan salah satu
alternative system akuntansi di sektor public yang dikembangkan dari dasar kas dan prosedur pengendalian
anggaran. Di sector swasta, akuntansi dana tidak begitu popular karena kecilnya dana kas yang disimpan.
Namun, bagi sector public dana kas sector publik cukup penting dan berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan.besarnya dana kas sangat mempengaruhi anggaran organisasi sector public, sehingga sistem
akuntansi lebih memprioritaskan pengelolaan dana. 2.3 Siklus Akuntansi Keuangan Sektor Publik 2.3.1
Transaksi Merupakansuatu kegiatan yang dapat mengubah posisi keuangan suatu entitas dan pencatatannya
memerlukan data, bukti atau dokumen pendukung dalam kegiata operasi suatu entitas (jual-beli). Pencatatan
transaksi akuntansi adalah :

 15. 15 | P a g e Pemegang Kas – Bendahara Rutin (Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Fisik Pemegang Kas – Bendahara Proyek (Belanja Modal) Pemegang
Kas – Bendahara Gaji Pemegang Kas – Bendahara Penerima Gambar 2.3.1 Siklus Akuntansi Jenis Transaksi
menurut jenisnya terbagi menjadi : Transaksi Kas, transaksi yang mengakibatkan pertambahan atau
pengurangan kas. Contohnya Penerimaan Piutang, Pembayaran Belanja Gaji, dll. Transaksi Non-kas,
transaksi yang mengakibatkan perubahan pada aset, utang, pendapatan, belanja tapi tidak mempengaruhi
kas. Contohnya penerimaan aktiva tetap dari Donatur, Pembebasan Utang. 2.3.2 Analisis Bukti Transaksi
Dalam setiap transaksi selalu disertai dengan bukti pendukung yang berisi informasi tentang kegiatan
transaksi tersebut. Dari bukti transaksi ini, nantinya akan dianalisis kemudian digunakan untuk dasar
pencatatan. 2.3.3 Mencatat Data Transaksi Pencatatan data transaksi dilakukan oleh bendahara dalam jurnal
2.3.4 Mengelompokkan dan Mengikhtisarkan Data yang dicatat (Posting) Dokumen SiklusSiklus
AkuntansiAkuntansi Catatan Laporan Dokumen Transaksi Buku Pembantu Daftar Saldo Kertas Kerja
Penyesuaian Bukti Penerimaan Kas Bukti Pengeluaran Kas Bukti Memorial Kumpulan Rekening (Ringkasan
dan Rincian) Buku Jurnal Penerimaan Kas Buku Jurnal Pengeluaran Kas Buku Jurnal Umum Laporan
Realisasi Anggaran Neraca Laporan Arus Kas Catatan atas Lap Keuangan Laporan Kinerja Keuangan
Laporan Perubahan Ekuitas Kebijakan Akuntansi Pencatatan & Penggolongan Peringkasan Buku Besar Buku
Jurnal Laporan Keuangan
 16. 16 | P a g e Sama hal-nya dengan posting pada perusahaan swasta, posting dalam hal ini juga
mengelompokkan berdasarkan daftar nama akun yang ada pada buku besar. 2.3.5 Penerbitan Laporan dan
Catatannya Selama satu periode akuntansi, transaksi dicatat dan dikelompokkan dalam buku besar yang
kemudian sesuai dengan catatan tersebut, dibuat laporan keuangan yang nantinya disampaikan pada pihak-
pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan Sektor Publik yang telah disusun tersebut kemudian dianalisi
untuk menilai kebenaran dan reliabilitasnya. 2.4 Teknik Pelaporan Keuangan Sektor Publik 2.4.1 Tahap
pencatatan dan penggolongan yaitu kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk bukti transaksi
dan bukti pencatatan yang dicatat dalam buku jurnal. Jurnal adalah media pencatatan transaksi secara urut
waktu (kronologis). Manfaat jurnal adalah menggambarkan pos-pos yang terpengaruh oleh transaksi, dapat
memberikan gambaran secara kronologis, jurnal dapat dibagi menjadi berberapa jurnal khusus yang
memungkinkan pengerjaan oleh beberapa orang dalam waktu yang bersamaan, apabila terjadi kesalahan
maka akan lebih mudah menemukannya dalam jurnal daripada mencari pada buku besar. 2.4.2 Tahap
pengikhtisaran transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam jurnal, diringkas dan dibukukan
dalam rekening-rekening buku besar dalam jangka waktu tertentu. Buku besar dibagi menjadi buku besar
umum dan buku besar pembantu. Adapun fungsi dari buku besar umum adalah mengumpulkan data transaksi
kemudian mengklasifikasikannya untuk divalidasi, mencatat penyesuaian terhadap akun untuk
mempersiapkan laporan keuangan. 2.4.3 Tahap pelaporan data akuntansi yang tercatat dalam rekening-
rekening buku besar akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Penyederhanaan penyusunan laporan
keuangan biasanya dilakukan melalui neraca lajur atau kertas kerja.

 17. 17 | P a g e Sistem pencatatan dalam akuntansi terbagi menjadi dua yaitu single book keeping
entry dan double book keeping entry. Single book keeping entry adalah sistem pencatatan yang hanya
melibatkan satu buku besar untuk pencatatan seluruh transaksi yang terjadi. Sedangkan, double book keeping
entry adalah sistem pencatat transaksi pada lebih dari satu akun buku besar. Pemilihan sistem pencatatan ini
tergantung pada karakteristik entitas, pada entitas yang tidak begitu kompleks tidak terlalu memerlukan double
book keeping entry. 2.5 Contoh Laporan Keuangan Sektor Publik dan Unsur-Unsurnya di Organisasi Sektor
Publik 2.5.1 Pemerintah Pusat Peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintahan merupakan
pelaksanaan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 32 ayat (2) yang
menyatakan bahwa standar akuntansi disusun oleh suatu komite standar yang independen yang di tetapkan
dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari badan pemeriksa
keuangan. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2005 dan UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mensyaratkan setiap instansi
pemerintahan harus menyusun laporan keuangan sebagai berikut: Laporan Keuangan Pemerintah terdiri dari
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas, dan disertai Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK). Pihak yang mempunyai tanggung jawab untuk menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
adalah Menteri Keuangan selaku pengelola fiscal yang akan 2.5.1.1 Laporan Realisasi Anggaran Laporan
Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode
pelaporan. Di dalam Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah
pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan
ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah
dalam

 18. 18 | P a g e satu periode pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan sekurang-


kurangnya unsur-unsur sebagai berikut: a) pendapatan; b) belanja; c) transfer; d) surplus/defisit; e)
pembiayaan; f) sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran Gambar 2.5.1.1 contoh Laporan Realisasi Anggaran
PemDa

 19. 19 | P a g e 2.5.1.2 Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Neraca
tingkat pemerintah pusat, merupakan konsolidasi dari neraca tingkat kementerian/lembaga. Setiap entitas
pelaporan mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta mengklasifikasikan
kewajibannya Neraca mencantumkan sekurang- kurangnya pos-pos 39 berikut: a) kas dan setara kas; b)
investasi jangka pendek; c) piutang pajak dan bukan pajak; d) persediaan; e) investasi jangka panjang; f) aset
tetap; g) kewajiban jangka pendek; h) kewajiban jangka panjang; i) ekuitas dana. 2.5.1.3 Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaaan, perubahan kas dan setara kas
selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar
kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan
nonanggaran. Penyajian Laporan Arus Kas dan pengungkapan yang berhubungan dengan arus kas diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas.

 20. 20 | P a g e Gambar 2.5.1.3 Laporan Arus Kas DKI Jakarta

 21. 21 | P a g e 2.5.1.4 Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan disajikan
secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus
mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas
Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas
Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi
Pemerintahan serta pengungkapan- pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas
laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya. Dalam keadaan tertentu
masih dimungkinkan untuk mengubah susunan penyajian atas pos-pos tertentu dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Misalnya informasi tingkat bunga dan penyesuaian nilai wajar dapat digabungkan dengan
informasi jatuh tempo surat-surat berharga. Selain mensyarat penyusunan laporan keuangan di atas, PP SAP
juga memuat prosedur yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan menyaksikan laporan
keuangan baik bagi pemerintah pusat maupun daerah. Dengan adanya SAP maka laporan keuangan
pemerintah pusat/daerah akan lebih berkualitas (dapat dipahami, relevan ,handal dan dapat diperbandingkan).
Laporan tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan opini dalam rangka meningkatkan
kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada para Stakeholder antara lain: pemerintah (eksekutif),
DPR/DPRD (legislatif ) ,investor ,kreditor dan mesyarakat pada umumnya dalam rangka transpaansi dan
akuntanbilitas Keuangan Negara.

 22. 22 | P a g e 2.5.2 LSM Tujuan dari pelaporan keuangan LSM adalah menyediakan informasi yang
berguna untuk mengambil keputusan, di samping untuk menunjukan akuntabilitas organisasi serta menjaga
tingkat kepercayaan sumber dana dengan: a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi, dan
penggunaan sumber daya keuangan; b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana organisasi LSM
mendanai aktivitasnya dan memenuhi persyaratannya; c. Menyediakan informasi yang berguna dalam
mengevaluasi kemampuan organisasi LSM dalam mendanai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta
komitmennya; d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu organisasi LSM dan perubahan di
dalamnya; dan e. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja organisasi
LSM dari segi biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan. Laporan keuangan LSM juga memainkan peranan
prediktif dan prospektif yang menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi banyaknya sumber
daya yang diisyaratkan untuk operasi berkelanjutan, sumber daya yang dapat dihasilkan oleh operasi yang
berkelanjutan, dan risiko ketidakpastian di masa depan. Laporan keuangan dapat juga menyediakan informasi
kepada pemakainya, seperti: a. Mengindikasikan apakah sumber daya telah ditetapkan dan digunakan sesuai
dengan anggaran yang ditetapkan; dan b. Mengindikasikan apakah sumber daya telah ditetapkan dan
digunakan sesuai dengan persyaratan, termasuk batas keuangan yang ditetapkan oleh pengambil kebijakan di
masing-masing LSM. Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan LSM harus disusun atas dasar akrual.
Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat terjadinya (dan bukan pada saat kas
atau setara kas diterima

 23. 23 | P a g e atau dibayar) serta dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan
keuangan periode bersangkutan. Laporan keuangan LSM yang disusun atas dasar akrual akan memberikan
informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas,
tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan. Oleh karena itu, dengan penggunaan dasar akrual,
laporan keuangan LSM dapat menyediakan jenis transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling
berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan LSM biasanya disusun atas dasar
kelangsungan usaha organisasi LSM dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu,
organisasi ini diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material
skala pelayanannya. Laporan keuangan LSM mencakup : 1. Laporan Posisi Keuangan 2. Laporan Laba Rugi
(Aktivitas) 3. Laporan Arus Kas 2.5.3 Organisasi Nirlaba (Yayasan) Karakteristik organisasi nirlaba berbeda
dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh
sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh
sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan
apapun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul
transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan
sumbangan. Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak
berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai: a. Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan
kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut,

 24. 24 | P a g e b. Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer. c.
Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan yang
menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan di
antara unsur-unsur tersebut. Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terikat
maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya
mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas
dan laporan arus kas. Laporan aktivitas harus menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam
kelompok aktiva bersih. 2.5.3.1Laporan Posisi Keuangan Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk
menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di
antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan
bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang,
anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai: a. kemampuan organisasi untuk memberikan
jasa secara berkelanjutan dan b. likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya,
dan kebutuhan pendanaan eksternal. Laporan posisi keuangan, menyediakan informasi yang relevan
mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aktiva dan kewajiban. Informasi tersebut
umumnya disajikan dengan pengumpulan aktiva dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam
suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, organisasi biasanya melaporkan masing-masing unsur
aktiva dalam kelompok yang homogen, seperti:

 25. 25 | P a g e a. kas dan setara kas; b. piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang
lain; c. persediaan; d. sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka; e. surat berharga/efek dan
investasi jangka panjang; f. tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Kas atau aktiva lain yang dibatasi penggunaanya oleh penyumbang harus
disajikan terpisah dari kas atau aktiva lain yang tidak terikat penggunaannya. Laporan posisi keuangan
menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh
penyumbang, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai
sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah
tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan permanen
terhadap (1) aktiva, seperti tanah atau karya seni, yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat
dan tidak untuk dijual, atau (2) aktiva yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan
secara permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaannya
dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan permanen
kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi (endowment).
Pembatasan temporer terhadap (1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2) investasi untuk jangka
waktu tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau (4) pemerolehan aktiva tetap,
dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaannya dibatasi secara
temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat
berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya.

 26. 26 | P a g e Aktiva bersih tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang,
sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Batasan terhadap penggunaan aktiva bersih tidak terikat dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan
operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum dalam akte pendirian, dan dari perjanjian kontraktual dengan
pemasok, kreditur dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi. Informasi mengenai batasan-batasan
tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Gambar 2.5.3.1 Contoh Bentuk Laporan
Posisi Keuangan Yayasan

 27. 27 | P a g e 2.5.3.2 Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan
informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas disajikan sesuai
PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini: Aktivitas pendanaan: 1. penerimaan kas dari
penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang. 2. penerimaan kas dari sumbangan dan
penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan
aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment). 3. bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya
untuk jangka panjang. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas:
sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

 28. 28 | P a g e Gambar 2.5.3.2 Contoh bentuk Laporan Arus Kas Yayasan 2.5.3.3Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain
yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana
penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, Informasi dalam laporan aktivitas,
yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu
para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk :

 29. 29 | P a g e (a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, (b) menilai upaya, kemampuan, dan
kesinambungan organisasi dan memberikan jasa, dan (c) menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja
manajer. Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva
bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih
atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah
aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban
sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat. Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak
terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal
sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai
sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau
kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya
dibatasi. Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian dalam kelompok aktiva bersih tidak
menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Laporan aktivitas menyajikan jumlah
pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto
dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian
yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian organisasi dan
manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.
 30. 30 | P a g e Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa
kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi organisasi.
Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui berbagai program
utama. Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Umumnya, aktivitas
pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana, dan pengembangan anggota. Aktivitas
manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan,
dan aktivitas administratif lainnya, dan semua aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program
pemberian jasa atau pencarian dana. Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian
dana; pengadaan daftar alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus pencarian dana; pembuatan dan
penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian
dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain. Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian
anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.

 31. 31 | P a g e Gambar 2.5.3.3 Contoh Bentuk Laporan Aktivitas Yayasan

 32.  Meskipun demikian,tetap ada akun-akun pada periode penyelesaian (settlement periods).
Jumlah akun-akun ini menunjukkan penyelesaian pembayaran dan penerimaan kas selama settlement
periods. Tanggal neraca merupakan hari terakhir pada tahun fiscal.  General account and special accounts
dikonsolidasi dan semua kredit serta utang diantara akun-akun tersebut di-offseta jumlah asset dan kewajiban
yang dimiliki pemerintah ditunjukkan. c. Tanggal Neraca  Seluruh aset dan kewajibanpemerintah adalah
subjek dari neraca pemerintah,yakni semua general account dan 310 special account government (termasuk
akun internal accounting dan dana juga merupakan subjek).  Memperbaiki akuntabilitas pemerintah terkait
dengan kabijakan. b. Ruang Lingkup Neraca:  The Japanese Government Balance Sheet memberikan
tinjauan mengenai keseluruhan posisi fiscal pemerintah atas dasar saham (stock basis) sebagai alat penjelas
posisi fiscal pemerintah kepada penduduk jepang.  Berdasarkan “Provisional Concept and standart for the
Japanese Government balance Sheet”. 32 | P a g e 2.6 Laporan Keuangan Sektor Publik dan Unsur-
unsurnya di Negara-negara Lain 2.6.1 Jepang Formasi Laporan Keuangan Pemerintah Jepang yaitu: (1)
Laporan neraca public (2) Laporan biaya-biaya administrasi (Laporan pengeluaran tahun berjalan) (3) Laporan
pendukung penerimaan dan perubahan modal pembayar pajak (4) Laporan penerimaan dan pengeluaran kas
Hingga kini,pemerintah Jepang hanya menggunakan laporan pemerimaan dan pengeluarankas untuk
menghitung pengelolaan keuangan. a. Laporan Neraca Publik

 33.  Laporan Laba/Rugi Neraca  Peluang Isi spesifik dari pernyataan ini adalah: Biaya administrasi
pada laporan laba rugi lembaga-lembaga independen,dan pendapatan lain-lain yang berasala dari bantuan
yang lebih sedikit ketimbang untuk biaya operasi. Jumlah penyusutan asset telah dihitung berdasarkan
prosedur akuntansi yang sesuai untuk penyusutan asset khusus. Estimasi peningkatan bonus tidak dicatat
sesuai dengan prosedur akuntansi untuk manfaat yang dikembalikan. Peningkatan biaya oportunitas
(opportunity cost) dari penggunaan asset pemerintah. Contoh Laporan Keuangan Sektor Publik Jepang
Laporan Keuangan JOGMEC (Japan Oil,Gas and Metal National Corporation) meliputi:  Peningkatan bonus
yang diharapkan yang tidak terpenuhi dengan cadangan  Biaya operasi  Terkait dengan present value of
future pension benefits,karena jumlah yang dievaluasi pada revaluasi actuarial (actuarial revaluation) hanya
lima tahun sekali dapat digunakan, maka jumlah yang terakhir yang harus digunakan. d. Aset Kas dan
deposito,sekuritas,piutang usaha,kenaikan pendapatan,aktiva tidak berwujud. e. Utang Utang usaha kenaikan
utang,sekuritas jangka pendek yang dipegang oleh masyarakat,obligasi pemerintah yang dipegang oleh
masyarakat. Laporan biaya administrasi (laporan pengeluaran tahun berjalan): 33 | P a g e

 34.  Pengeluaran biaya untuk masing-masing departemen. Penerimaan pembalanjaan Negara


bagian.  Rekening pembayaran public.  Rekening penerimaan public.  Rekening pengeluaran pendapatan.
 Rekening penerimaan pendapatan.  Dana Kontinjensi.  Rekening pembayaran modal  Rekening
penerimaan modal  Catatan atas Laporan Keuangan 2.6.2 India Pelaporan keuangan di India meliputi: 
Laporan Arus Kas 34 | P a g e

 35. 35 | P a g e BAB III STUDI KASUS Bentuk Laporan Keuangan berdasarkan PSAK No.45 versus
Laporan Keuangan Yayasan Sekolah Unggulan Kemanusiaan (Yayasan SUKMA) Dalam penyusunan laporan
keuangan Yayasan Sekolah Unggulan Kemanusiaan (”Yayasan SUKMA”)berdasarkan PSAK No.45, namun
dikarenakan setiap organisasi nirlaba memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain dalam kegiatan, visi,
misi dan tujuannya serta sumber pandanaan maka SAK mengizinkan ”modifikasi” untuk menyediakan
informasi yang paling relevan dan paling mudah dipahami dari sudut pandang penyumbang, kreditur, dan
pemakai lain laporan keuangan di luar organisasi. Sehingga bentuk pelaporan keuangan organisasi nirlaba
tidak persis sama dengan yang direkomendasikan oleh IAI dalam bentuk laporan keuangannya namun tetap
sesuai dalam koridor PSAK no.45. Bentuk laporan posisi keuangan Yayasan Sekolah Unggulan Kemanusiaan
(Laporan Neraca) yang diaudit oleh KAP International Ernest & Young sesuai dengan rekomendasi PSAK
No.45, namun dalam laporan aktivitas dan perubahan aktiva bersih terdapat perbedaan. Dimana Laporan
Aktivitas dan Perubahan Aktiva Bersih Yayasan Sekolah Unggulan Kemanusiaan yang tidak dibatasi/bersifat
tidak terikat untuk penerimaan hanya memuat kontribusi yang tidak dibatasi, nisbah dan pendapatan bunga –
setelah dikurangi pajak, dan penghimpunan dana serta biaya operasi berupa biaya proyek dan biaya
administrasi. Kontribusi yang tidak dibatasi digunakan untuk kegiatan sosial yang tertuang dalam tujuan
Yayasan SUKMA yaitu Program Bantuan Indonesia Menangis untuk korban Tsunami di Aceh Sumatra Utara,
penyumbang perusahaan dan penyumbang individu; serta dana yang didapat itu semua dikurangi biaya –
biaya proyek dan administrasi yang dilakukan atas kegiatan atau aktivitas Yayasan SUKMA. Biaya proyek
meliputi proyek pendidikan dan keagamaan, untuk proyek pendidikan dilakukan secara fokus pada perbaikan
sarana dan prasaran pendidikan yang terkena bencana Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), dan
proyek keagamaan untuk membiayai Festival Anak Nias, di Nias serta sarana peribadahan yang terkena
bencana.

 36. 36 | P a g e Untuk biaya administrasi meliputi manajemen dan umum serta penghimpunan dana,
yang mana manajemen dan umum digunakan untuk membiaya gaji, sewa rumah dan peralatan dan kantor,
serta perjalanan dinas, penyusuran dan jasa profesional; sedangkan untuk penghimpunan dana adalah biaya
yang digunakan untuk penggalangan dana untuk mendanai kegiatan Yayasan SUKMA. Dalam Laporan
Aktivitas dan Perubahan Aktiva Bersih tidak terdapat komponen perubahan aktiva bersih terikat/dibatasi
permanen dan perubahan aktiva bersih terikat/dibatasi temporer. Untuk Laporan Arus Kas Yayasan SUKMA
terdapat perbedaan, dimana Yayasan SUKMA hanya menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dan arus kas
dari aktivitas investasi. Sehingga dalam laporan arus kas tidak terdapat penyajian arus kas dari aktvitas
pendanaan. Sedangkan Catatan atas Laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
pelaporan keuangan yang memuat perincian atas kejadian, transaksi dan keadaan atas entitas akuntansi.

 37. 37 | P a g e BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Akuntansi Sektor publik memiliki peran utama untuk
menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Dilihat dari sisi
internal organisasi laporan keuangan sektor publik merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja
manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi eksternal, laporan keuangan merupakan alat
pertanggungjawaban terhadap publik dan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Akuntansi sektor publik
bertujuan untuk memberi informasi yang bertujuan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik, dan
sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan, serta untuk memberi informasi yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional. Laporan keuangan pemerintahan dan laporan keuangan
komersial memiliki perbedaan. Pernedaan tersebut meliputi jenis laporan yang dihasilkan, elemen laporan
keuangan, tujuan laporan keuangan, dan teknik akuntansi yang digunakan. 4.2 Saran Dalam memahami
Pelaporan Keuangan Sektor Publik, disarankan kepada Mahasiswa/I untuk tidak melupakan dasar-dasar pada
pelaporan perusahaan swasta, karena pada dasarnya keduanya memiliki beberapa persamaan sehingga jika
telah memahami pelaporan pada perusahaan swasta, tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami
pembahasan ini.

 38. 38 | P a g e DAFTAR PUSTAKA Bastian, Indra, 2010. Akuntansi Sektor Publki (Edisi Ketiga).
Yogyakarta: Erlangga Mardiasmo, 2009, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: Andi Mahsun, Mohammad.,
Sulistiyowati, Firma dan Purwanugraha, Heribertus Andre, 2007, Akuntansi Sektor Publik (Edisi Kedua),
Yogyakarta: BFE Sugijanto, Robert Gunadi H, dan Sonny Loho, 1995. Akuntansi Pemerintahan dan
Organisasi Nirlaba. Malang: PPA-FE Unibraw Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi
Pemerintahan. Published at http://www.ksap.org/ Pengertian Akuntansi Sektor Publik. Akutansi Sektor Publik.
Published at www.hestiku.blogspot.com Teori dan Standar Akuntansi Sektor. Publik Published at
www.kumpulanilmu.blogspot.com Akuntansi Sektor Publik. Translasi Mata Uang Asing.
www.mustikaaksara.blogspot.com Teknik Pelaporan Keuangan Akuntansi Sektor Publik. Published at
www.digitalnotes.blogspot.com Komite Standar Akuntansi Pemerintah. Organisasi Nirlaba. Artikel pada
www.ksap.org

Anda mungkin juga menyukai