Pada masa agresi militer Belanda ke II, kala itu Jendral Sudirman
sedang sakit, keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya hanya
berfungsi 50%. Melihat keadaan itu presiden Soekarno memintanya
untuk tetap di dalam kota dan melakukan perawatan. Namun anjuran
presiden tidak dilaksanakan karena merasa bertanggung jawab
memimpin pasukannya.
Maka demi bangsa Indonesia, Jendral Sudirman yang sedang
sakit dengan ditandu tetap berangkat memimpin pasukan untuk
melakukan gerilya. Sekitar selama tujuh bulan beliau berpindah-
pindah dari satu hutan ke hutan lain, dari gunung satu ke gunung
lainnya dalam keadaan lemah dan sakit.
Persediaan obat semakin menipis kala itu, namun Jendral
Sudirman tetap memberikan semangat dan motivasi kepada
pasukannya. Beliau tidak pernah merasakan penyakitnya, namun
keadaan fisik yang terus menurun membuat beliau harus pulang dari
medan perang. Jendral Sudirman tidak bisa memimpin langsung
pasukannya tapi pemikirannya tetap dibutuhkan.
5. Jendral Sudirman Wafat