Bahasa
Indonesia
Literasi Informasi:
Panduan Penelusuran Informasi
dan Manajemen Referensi
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
FEB, BAHASA, Semua Program 190001007 Tim Dosen
TEKNIK, DAN DKV Studi
04
Abstract Kompetensi
Pada pertemuan ke-4 Mata Kuliah Mahasiswa menguasai cara
Bahasa Indonesia, dijelaskan ihwal melakukan pencarian sumber
penelusuran sumber-sumber literatur berdasarkan bidang
referensi yang akan menunjang keilmuan masing-masing
proses penulisan karya tulis ilmiah.
Pada pertemuan ini juga dijelaskan
mekanisme penyusunan sumber
literatur ilmiah berbasis aplikasi
(Mendeley)
Literasi Informasi
Ketika mahasiswa memasuki dunia kampus, tentu ada banyak hal yang berbeda
dengan dunia akademik sebelumnya, yakni dunia pendidikan menengah atas. Perbedaan-
perbedaan tersebut bahkan terjadi pada hal-hal yang mendasar, seperti sistem
pembelejaran, model pengajaran, fasilitas akademik, dan relasi pertemanan. Pada
umumnya, di dunia kampus, sistem dan model pembelajaran yang diadopsi lebih mengarah
kepada student-based learning, yaitu sebuah proses pembelajaran yang berpusat kepada
mahasiswa. Pada model pembelajaran seperti ini, mahasiswa didorong untuk lebih banyak
aktif dan belajar mandiri. Proses pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa seperti ini
menuntut mahasiswa untuk mendapatkan informasi, sumber, dan fasilitas pembelajaran
yang cukup memadai. Atas dasar tersebut, satu di antara keterampilan yang mesti ada pada
diri mahasiswa dalam menjalani kehidupan akademik di kampus adalah literasi informasi.
Berbicara literasi informasi, hal pertama yang mesti dipahami adalah hakikat dan
konsep literasi informasi itu sendiri. Secara etimologis, makna literasi informasi dapat
ditelusuri dari dua kata yang membentuknya, yaitu “literasi” dan “informasi”. Kata literasi
secara leksikal dapat dipahami sebagai keterampilan menulis dan membaca; pengetahuan
dan keterampilan dalam bidang tertentu; kompetensi individual dalam mengolah dan
mengelola informasi dan oengetahuan untuk kecakapan hidup (KBBI, 2016).
Pada umumnya, terminologi literasi informasi banyak digunakan oleh para pakar di
bidang informasi dan pendidikan. Memang, sangat banyak definisi yang telah disampaikan
oleh sejumlah pakar tentang literasi informasi yang dikaitkan dengan latar belakang
keilmuan masing-masing. Namun, jika ditelaah secara komprehensif, sejatinya beragam
definisi tersebut memiliki muara yang sama, bahkan tidak ada diferensiasi yang signifikan.
Satu di antara definisi yang kerapkali menjadi acuan dalam mendefinisikan istilah literasi
informasi adalah apa yang disampaikan oleh American Library Association (1989), bahwa
“information literacy is a set of abilities recuiring individuals to recognize when information is
needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively needed information”.
Dari definisi ini, data dipahami bahwa litersi informasi merupakan seperangkat kemampuan
atau keterampilan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mengelola informasi dengan
efektif dan beretika. Dalam berbagai aspek, keterampilan yang dimaksudkan ini sangat
Dalam konteks yang lebih luas, sejatinya literasi informasi memiliki relasi yang cukup
erat dengan kemampuan literasi lainnya, seperti literasi media, literasi visual, literasi
computer, literasi jaringan, dan literasi digital. Kesemua literasi tersebut sangat erat
hubungannya dengan kapabilitas seseorang dan pada gilirannya dapat menentukan tingkat
literasi informasi seseorang. Agar memiliki mental pembelajaran sepanjang hayat, bahkan
lebih jauh dapat menciptakan sejumlah pengetahuan baru, literasi informasi menjadi wajib
untuk dimiliki oleh seseorang. Ia mesti memiliki seperangkat keterampilan untuk menyadari
diperlukannya informasi, kemudian mampu juga mengidentifikasi dan menemukan lokasi
informasi yang diperlukan tersebut. Jika informasi yang dibutuhkan sudah didapatkan, ia
juga mesti memiliki kemampuan untuk memanfaatkan informasi tersebut secara efektif,
efisien, dan etis. Serangkaian keterampilan tersebut membentuk suatu siklus (spiral)
pengetahuan, mulai dari penciptaan sampai ke proses penciptaan kembali sebuah
pengetahuan.
Dalam konteks dunia pedagogi, literasi informasi dibutuhkan sebagai kapital (modal)
seseorang agar dapat hidup sukses dalam menjalami kehidupan di era informasi dan
teknologi. Lebih jauh, literasi informasi dibutuhkan juga dalam proses implementasi
kurikulum merdeka belajar kampus merdeka yang mensyaratkan setiap peserta didik untuk
memanfaatkan banyak sumber daya informasi dalam berbagai format.
Membantu dalam merumuskan masalah serta memecahkannya, pola pikir ini yang
dinamakan analisis-sintesis
bagi diri-sendiri
Memecahkan masalah
Jika ada informasi yang baru maka tidak ragu-ragu mempelajarinya, ditelaah secara
kritis dan akan menolak jika ada penyimpangan nalar.
Jadi secara ringkas jika anda memiliki pandangan kritis maka anda sebagai manusia
yang mempunyai kemampuan literasi informasi
Berikut ini adalah beberapa contoh sumber primer yang diterbitkan dan dapat
dijadikan referensi dalam proses penulisan karya tulis ilmiah:
a) Laporan penelitian
b) Paten
c) Prosiding
a) Berkas pribadi
b) Berkas lembaga
d) Lukisan
a) Buku
b) Majalah
c) Jurnal
d) Ulasan (reviews)
e) Esay
Sumber tersier tertiary source) dapat dipahami sebaai sumber informasi yang di
dalamnya termuat informasi berupa saringan, ikhtisar, atau kumpulan dari sumber primer
dan sekunder. Contohnya:
a) Indeks
b) Abstrak
c) Almanac
d) Ensiklopedia
e) Bibliografi
Literasi informasi di dunia akdemik, khususnya dalam proses penulisan karya tulis
ilmiah, merupakan serangkaian aktivitas yang tersistematis. Berikut ini adalah beberapa
rangkaian aktivitas dalam literasi informasi akademik.
Menentukan Topik
Seperti yang telah sama-sama diketahui, bahwa kita sedang menghadapi era
kelimpahan informasi. Pada era ini, informasi yang tersedia sangat melimpah. Di sisi lain,
kelimpahan informasi tersebut malah membuat kita kebingungan dalam memilih dan
memilah informasi yang sudah diperoleh. Untuk meminilasisasi kebingungan tersebut,
proses penentuan topik menjadi tahap awal yang mesti dilakukan sebelum melakukan
proses penelusuran informasi. Ditmabah lagi saat ini kebanyakan mahasiswa merasa
kesulitan untuk menentukan topik yang belum pernah diteliti oleh mahasiswa sebelumnya.
Untuk itu, dibutuhkan keterampilan seseorang dalam menemukan variabel tambahan
sebagai diferensiasi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Sebuah penelitian, pada umumnya diawali oleh aktivitas penentuan topik yang pada
gilirannya topik tersebut dilanjutkan oleh pengupulan data awal (Suryani, 2015). Untuk dapat
menentukan sebuah topik, diperlukan proses pengamatan terhadap serangkaian fenomena
dan gejala yang ada di sekitar kita. Kemampuan untuk mencerna fenomena yang ada dan
Berikut ini beberapa hal penting yang mesti diperhatikan dalam memilih topik
penelitian:
a) Pilihlah topik penelitian yang relevan dan sesuai dengan disiplin ilmu, ketertarikan,
hobi, dan minat yang dikuasai;
b) Topik penelitian dapat diadopsi dari refleksi kehidupan sehari-hari, masalah praktis
yang ditemui, dan hasil penelitian sebelumnya;
e) Sebaiknya topik yang diambil disesuaikan dengan minat yang tinggi dari peneliti
yang muncul dari rasa ingin tahu dan mencari jawaban kebenaran ilmiah.
Biasanya, topik yang kita tentukan masih bersifat umum dan luas. Topik tersebut
biasanya belum secara jelas dan fokus menggambarkan masalah penelitian yang akan
Tahap ini biasanya dilakukan dengan curah gagasan (brainstorming), yaitu teknik
mengembangkan dan mengumpulkan sejumlah ide atau konsep yang berhubungan erat
dengan topik penelitian. Curah gagasan ini dapat dilakukan melalui berbagai carai, seperti
bertanya kepada narasumber (pakar), berdiskusi dengan sejawat, bertanya kepada diri
sendiri, atau melakukan pencarian ke berbagai sumber informasi. Pada umumnya, beberapa
sumber berikut ini dapat digunakan untuk proses curah gagasan:
Terdapat beberapa teknik untuk proses pengembangan topik melalui curah gagasan
yang dapat dilakukan secara mandiri, yaitu sebagai berikut.
Di era teknologi dan informasi, kata kunci menjadi modal utama untuk mendapatkan
informasi di internet. Apa-apa saja yang didapatkan dari internet akan bergantung pada kata
kunci yang dituliskan di mesin pencari. Kata kunci (keywords) adalah kata atau frasa yang
dianggap penting dan biasanya memiliki kuantitas kemunculan yang dominan di dalam
sebuah teks atau dokumen. Kata-kata kunci juga muncul di dalam judul, abstrak, dan isi
tulisan karya ilmiah. Atas alasan itulah, kata kunci dipandang sebagai hal yang penting dan
krusial dalam aktivitas pencarian informasi.
Dalam proses pencarian informasi, sebetulnya kata kunci yang telah ditentukan
dapat diperluas atau dipersempit sesuai dengan keperluan. Hal ini dilakukan agar informasi
yang diperoleh tepat sasaran.
Berikut ini adalah contoh teknik memperluas dan mempersempit kata kunci yang
berkaitan dengan topik penelitian.
Vosviewer digunakan untuk melihat bibliografi atau kumpulan data yang berisi bidang
bibliografi (judul, penulis, jurnal, dll.). Dalam dunia penelitian, VOSviewer digunakan untuk
analisis bibliometrik, untuk mencari topik penelitian yang masih memiliki peluang untuk
diteliti lebih lanjut, pencarian referensi yang paling banyak digunakan di bidang tertentu dan
di bidang lain. Berikut ini adalah tampilan hasil analisis VOSviewer.
Tahap selanjutnya yang dilakukan dalam literasi informasi adalah eksplorasi dan akses
informasi. Pada tahap ini, mahasiswa melakukan akses informasi yang dibutuhkan secara
efektif dan efisien. Pada tahapan ini, diperlukan pengetahuan dan keterampilan tentang
strategi penelusuran, membangun srategi dan metode penelusuran, serta memahami
perkembangan basis data.
a) Menempatkan hasil temuan secara tepat guna pada topik yang dipilih;
b) Menemukan informasi yang tepat guna dengan topik yang dipilih;
Setelah kita mengidentifikasi kata kunci yang akan dieksplorasi, tahap selanjutnya
adalah melakukan pencarian dengan berfokus pada kata kunci tersebut. Berikut ini adalah
beberapa teknik pencarian informasi melalui laman internet:
a) Menggunakan tanda petik ( “…..” ) untuk membuat dua kata menjadi satu frasa yang
tidak terpisah.
Contoh: “literasi informasi” jika tidak menggunakan tanda petik, kata literasi dan
informasi akan menjadi dua kata yang terpisah.
AND (+): Gabungan pencarian yang hasilnya mengandung kata-kata yang dicari di
dalam satu website. Contoh:
Starvation Malnutrition
e) Intitle:
Digunakan untuk mencari website yang memiliki judul tertentu. Contoh Intitle: androi
f) Intext:
g) Inurl:
Digunakan untuk mencari website yang alamatnya terdapat kata kunci tertentu
Mengacu kepada Google Trends, Mendeley memiliki tingkat popularitas yang tinggi.
Mendeley merupakan sebuah perangkat lunak yang lahir dari adanya upaya
integrasi “citation & reference manager” ke dalam jejaring sosial para ilmuwan/peneliti.
Dengan jejaring ini, para peneliti di berbagai belahan dunia dapat berkolaborasi dan
melakukan berbagi data penelitian.
5) Bisa membuat atau mengikuti grup penelitian yang ada untuk berbagi informasi
c) Back up dan sinkronisasi data dari beberapa komputer dengan akun online;
f) Impor dokumen dan makalah penelitian dari situs-situs eksternal (misalnya PubMeb,
Google, Scholar, arXiv, dll.);
g) Integrasi dengan berbagai perangkat lunak pengolah kata seperti Ms. Word,
OpenOffice, dan LibreOffice;
i) Free web storage sebesar 2 GB yang dapat dimanfaatkan sebagai online back up.
c) Semua koleksi file dokumen bisa disimpan dalam Mendeley dan bisa
disinkronisasikan dengan akun online;
Instalasi Mendeley
1) Jalankan web browser (peramban) yang Anda gunakan, dan akses laman web
http://www.mendeley.com
1) Klik dua kali file Mendeley‐Desktop‐xxxxx (sesuai versi yang diunduh). Anda akan
diarahkan untuk menyelesaikan proses instalasi Mendeley Desktop. Klik next untuk
memulai Setup Wizard
3) Beri tanda centang pada Run Mendeley Desktop dan klik “finish” untuk
menyelesaikan instalasi
Klik icon Add file pada menu bar untuk menambahkan dokumen
3) watch folder: penambahan dokumen dalam folder secara otomatis akan ditambahkan
ke dalam Mendeley
TIPS
Drag and drop file PDF ke dalam jendela Mendeley akan mempermudah dan mempercepat
pekerjaan anda.
Mendeley memiliki fitur sinkronisasi file yang sangat bermanfaat ketika kita bekerja
dengan banyak perangkat yang berbeda. Dengan mengaktifkan fitur sinkronisasi, file‐file
PDF yang kita miliki dalam Mendeley akan disimpan juga dalam web server Mendeley dan
dapat diakses dari tempat atau perangkat yang berbeda
a) Membuat Folder
CATATAN
Folder dan subfolder dibuat untuk mengumpulkan dokumen yang memiliki kesamaan topik
bahasan atau berdasarkan proyek pnelitian yang sedang dikerjakan
1) Ketikkan kata kunci yang akan digunakan sebagai dasar pencarian pada kotak
pencarian
2) Pencarian dapat dilakukan berdasarkan pengarang, judul, nama terbitan, tahun
dan catatan
Kita dapat menandai (highlighting) teks atau paragraf penting pada artikel PDF yang
dibaca dan menambahkan catatan atau tanggapan mengenai referensi yang dibaca (anotasi
maupun general notes)
1) Buka file PDF dengan cara klik dua kali judul artikel yang ada pada central panel.
2) Klik icon Highlight pada menu dan tandai teks/paragraf penting pada artikel yang
sedang dibaca.
3) Klik icon Note pada baris menu, apabila Anda ingin memberikan catatan khusus,
atau tanggapan pada bagian tertentu dari artikel yang sedang dibaca
Sebelum membuat sitiran dan daftar pustaka dengan menggunakan data yang
terdapat dalam Mendeley, pastikan Mendeley sudah terintegrasi dengan perangkat lunak
pengolah kata yang kita miliki.
1) Klik menu Tool pada baris menu Mendeley dan pilih “Install MS Word Plugin” untuk
memulai proses integrasi Mendeley dengan MS Word.
2) Apabila aplikasi MS Word sedang dalam keadaan aktif, Mendeley akan memberi
tahu dan meminta kita untuk menutup aplikasi tersebut.
3) Cari referensi yang dimaksud dengan mengetik kata kunci (bisa nama penulis, judul,
dll.)
2) Cari gaya sitasi yang Anda inginkan dengan mengetik kata kunci pada pencarian
2) Klik ”Instal”
Setelah disimpan, gaya sitasi sudah otomatis ditambahkan di pilihan gaya sitasi Mendeley.
Tinggal digunakan...
Daftar Pustaka
Darmawan, Deni. 2019. Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Dikti. 2016. Modul Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat
Perguruan Tinggi, Kemristekdikti.
Ichsan, Burhannudin. 2019. Literasi informasi ilmiah untuk kedokteran dan kesehatan :
mengakses, menilai, dan mengaplikasikan jurnal-jurnal ilmiah dan sumber ilmiah
lainnya. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Suganda, dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Prodi
Sastra Indonesia, Universitas Padjajaran.