022b6 BT 10 Perencanaan Bangunan Utama Bendung
022b6 BT 10 Perencanaan Bangunan Utama Bendung
Dasar
2. Indikator Keberhasilan
Setelah pembelajaran ini, peserta dapat menjelaskan :
Penetapan Jenis Bangunan Utama ( Bendung)
Perancangan Pra-Desaign Bangunan Utama (Bendung)
Penetapan Desain Bangunan Utama (Bendung)
DEFINISI BANGUNAN
UTAMA/BENDUNG
BANGUNAN ( ATAU KOMPLEK BANGUNAN ) MELINTANG
SUNGAI YANG BERFUNGSI MEMPERTINGGI ELEVASI
AIR DAN MEMBELOKKAN AIR AGAR DAPAT MENGALIR
KE SALURAN DAN MASUK KE SAWAH UNTUK
KEPERLUAN IRIGASI
SECARA FISIK :
Tubuh bendung
Peredam energi
Bangunan pembilas
Pintu pengambilan
Kantong lumpur
Tanggul banjir
Rumah jaga
Bangunan lainnya.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
DATA
BANGUNAN PENGELAK
PERENCANAAN HIDRAULIS
BANGUNAN PENGAMBILAN
DAN PEMBILAS
PERENCANAAN BANGUNAN
PERENCANAAN KANTONG
LUMPUR
PENGATURAN SUNGAI DAN
BANGUNAN PELENGKAP
PENYELIDIKAN MODEL
HIDRAULIS
PELAKSANAAN
OPERASI DAN PEMELIHARAAN
PENDAHULUAN
Secara umum bendung dibatasi :
Beda tinggi muka air hulu hilir 6 -7 m
Daerah aliran sungai 500 km2
Pengambilan air irigasi 25 m3/dt
Diluar batasan itu, harus dikaji spesialis ahli.
Bendung Gerak : seperti bendung dilengkapi dengan pintu untuk
mengatur muka air.
Operasi pintu : air kecil pintu ditutup, air naik dan
membelok ke saluran.
Air banjir, pintu barrage dibuka, pintu
pengambilan ditutup,mencegah sedimen masuk
saluran.
Keuntungan : tanggul banjir rendah, mengurangi daerah genangan.
DENAH BANGUNAN UTAMA Gambar 1
POTONGAN BENDUNG
( CONTOH USBR )
POTONGAN MELINTANG BENDUNG
POTONGAN MELINTANG BENDUNG
PENGAMBILAN DAN PEMBILAS ( HAL 8 )
II. DATA
TOPOGRAFI
Peta dasar 1: 25.000 atau 1: 50.000
dengan kontur 25 m, utk gambaran
DAS
Peta situasi sungai 1: 2.000,kontur 0.5 m -
1.0 m, 1 km kehulu dan kehilir sungai, 250
m kekanan dan kekiri tebing sungai.Maksud
: untuk pemilihan lokasi bendung dan
kompleks bangunan.
Potongan memanjang dan melintang tiap
50 m, skala 1:200
Pengukuran detail situasi bendung 1: 200
atau 1:500, kontur 0.25 m seluas 50 Ha (
1000x500 m )
DATA HIDROLOGI
Debit banjir
Data diperlukan untuk :
Perhitungan banjir rencana
Perhitungan debit rendah andalan
Perhitungan neraca air
Debit banjir dihitung dgn periode ulang ( th ) : 1000, 100, 50, 25, 5.
Bangunan pengelak Q 100
Tanggul banjir Q 1000
Elevasi tanggul hilir Q 5-25
Saluran pengelak atau bangunan kofer dam Q 5-25
Usahakan data aliran sungai ( AWLR )
Tapi sering kali tidak ada. Data hujan Debit
DATA HIDROLOGI
Debit andalan :
Dihitung dengan keandalan 80%, artinya 80%
terpenuhi dan 20% gagal.
Sehingga perhitungan Q5
Idealnya data dari aliran sungai ( AWLR ), kalau tidak
ada memakai curah hujan untuk menghitung debit.
Neraca Air :
Dihitung untuk rencana alokasi air untuk berbagai
keperluan.
Dihitung dengan keandalan 80%
Hak atas air, penyadapan hulu n hilir, keperluan air hilir
utk lingkungan harus dipertimbangkan.
DATA MORFOLOGI
Bangunan melintang sungai akan mempunya 2 akibat :
Perubahan sungai kearah horisontal terhambat
Air dan sedimen dibelokkan, sehingga konsentrasi
sedimen berubah.
Data fisik yang diperlukan :
1. Kandungan dan ukuran sedimen
2. Tipe dan ukuran sedimen
3. Distribusi ukuran butir
4. Banyak sedimen
5. Pembagian sedimen secara vertikal dalam sungai.
6. Data historis degradasi n agradasi sungai.
DATA GEOLOGI TEKNIK
Peta Geologi :
Peta daerah skala 1:100.000 atau 1:50.000
Peta semi detail 1:25.000 atau 1:5.000
Peta detail 1:2.000 atau 1:100
Kalau perlu dilakukan pemboran untuk mengetahui lapisan
dan tipe batuan.Biasanya paling tidak lima titik berupa
salip.Kedalaman sampai batuan atau sekitar 15 ~ 20 m
Penyelidikan tambahan : mencari bahan material : batu,
kerikil,pasir.Dimana, kualitas, jumlahnya.
Penyelidikan Mekanika Tanah : perlu dilakukan untuk
mengetahui sifat fisik tanah : sudut geser,
kohesi,kelulusan air,sifat konsolidasi tanah.
III.BANGUNAN PENGELAK
(Tubuh bendung )
Pemilihan lokasi dipengaruhi
Pilih bagian sungai lurus: tidak ada
gerusan
Pilih lembah yang sempit : murah
Fondasi bendung kokoh
Keperluan elevasi muka air : tergantung
luas sawah yang diairi. Naik kehulu sawah
luas, turun kehilir luas sawah berkurang.
Pelaksanaan mudah
Ketersediaan bahan bangunan
SUNGAI
Faktor yg dipertimbangkan
Kemiringan dasar sungai
Sedimen/bahan yang terangkut
Jumlah air dan distribusi sepanjang thn
Morfologi sungai dan geologinya.
Kemiringan :
Upper reach, pegunungan, terjal,batuan sedang dan
besar dalam jumlah besar,kolam olak sering pecah,
degradasi, batuan terjun bebas dibenturkan dasar
sungai ( gb 6 A).Pengambilan bebas atau bendung
tetap.
Lower reach, dekat pantai,hampir datar,endapan pasir
halus,agradasi, kolam olak aman,genangan banjir luas,
tanggul mahal,dilengkapi pintu ( barrage)
Middle reach,lokasi diantaranya,keadaan transisi,bisa
bendung ttp atau barrage,lihat situasi lapangan.Awas
barrage op mahal.Semua yg bergerak op mahal.
TYPE BENDUNG ( gambar 6 )
A : membawa batu, dasar sungai kuat,batu diterjunkan langsung
B : endapan pasir krikil, dasar sungai tidak kuat
C : endapan batu besar, di rolling, loncat ke hilir.
D : beda tinggi > 7 m, dibuat doble jump
SUNGAI
Morfologi sungai
Sungai stabil : tebing dari batuan kokoh, dasar sungai
ada outcrop ( batuan ),atau batu2 besar.
Sungai labil : penuh kerikil dan pasir, tebing tidak
kokoh, tidak ada outcrop, alur berpindah (semi braiding )
Sungai bermeander : berkelok, pindah2, melewati
aluvial,konsentrasi endapan tinggi, sungai melebar,
degradasi tinggi.
v1 2g(1/2H1 z)
y2 2
1 / 2 ( 1 8 Fr 1)
yu
Lj 5(n y2)
v1
Fr
gyu
Fr v1
gyu
PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 13 : Kolam loncat air, Type USBR I,II,III,IV
PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 14 : Kolam loncat air, Type radial/ bak tenggelam
Untuk sungai batu2 besar,batu rolling,loncat ke hilir
PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 15 : Kolam loncat air, Type Flugter sudah tidak dipakai
Tidak mempertimbangkan kedalaman air di hilir,akibatnya untuk Debit
yang berbeda elevasi dasar kolam berbeda. Dipakai di saluran ok
PERENCANAAN HIDRAULIS
Gbr 16 : Kolam loncat air, Type MDO, MDL, MDS .
Hasil puslitair memodikasi USBR.
Sudah banyak diterapkan di lapangan. Lebih cocok untuk Indonesia
.
BENDUNG GERAK
CL L V 1/3 LH
CL angka rembesan Lane
Perlindungan terhadap
erosi bawah tanah :
Untuk melindungi
menggunakan bbrp
kombinasi
Prinsipnya : mengurangi
kehilangan beda tinggi
per satuan panjang
rembesan atau memutup
rembesan sama sekali
DETAIL BANGUNAN Gbr. 31
Perlindungan terhadap erosi bawah
tanah :
Untuk melindungi menggunakan
bbrp kombinasi
Prinsipnya : mengurangi kehilangan
beda tinggi per satuan panjang
rembesan atau memutup rembesan
sama sekali
Pemilihan pelindung berikut bisa
sendiri atau kombinasi :
1. Lantai hulu : beton 10 cm, atau pas
bt kali 20 – 25 cm. Tapi Lane 1/3
2. Dinding halang : Mahal, Lane penuh
100%
3. Filter pembuang
4. Konstruksi pelengkap
Erosi bawah tanah adalah 3
dimensi, konstruksi lindung harus ke
semua arah.
Lantai hulu : harus kedap, sambungan
dengan bendung harus rapat,
kombinasi lempung dan seal karet.
Salah satu sebab runtuhny bendung
penurunan tidak merata.
Sambungan hati2. Murah
DETAIL BANGUNAN Gbr. 32
Dinding halang ( cut-off) :
Alternatif :
1. Dinding beton : bagus, tapi
mahal
2. Pasangan batu : bagus,
relatif murah, kedalaman
terbatas.
3. Tanah kedap air, atau pudel (
1 kapur : 4 tanah ) : baik
sekali, sangat murah, kontak
sambungan dengan bendung
tidak baik
4. Pelat pancang baja atau
kayu : amat mahal, harus
hati2, kontak antar pelat
harus baik, cocok utk tanah
butir halus, kena gravel sulit
masuk.
Agar gaya uplift minimal,
sebaiiknya dipasang ujung
lantai paling hulu.
DETAIL BANGUNAN Gbr. 33
Lubang pembuang/filter :
Dibuat untuk mengurangi gaya
angkat, dengan melepas air
diujung kolam olak
Untuk mencegah terangkutnya
bahan padat fondasi bendung
dilengkapi dengan filter :, pasi
krikil atau bahan sintetis.
Konstruksi pelengkap :
Tubuh bendung kemungkinan
turun tidak merata, bisa retak2,
lolosnya air, untuk itu perlu
dibuat sambungan yang bagus.
Tanah bawah jenuh krn air hujan
: perlu ditangani jangan terjadi
jalur gelincir atau erosi bawah.
PERENCNN KANTONG LUMPUR Gb. 34
Meskipun sdh ada bangunan
pembilas depan intake, masih ada
butir halus yg masuk.Utk mencegah
perlu kantong lumpur.
Wujudnya : memperbesar saluran,
kec berkurang, sedimen mengendap.
Utk menampung sedimen saluran
diperdalam, dibilas tiap 1-2 minggu.
Biasanya panjang 200 m sedimen
kasar, sd 500 m sedimen halus.
Tergantung pada topografi dan
keperluan pembilasan.
Pertimbangan dalam memutuskan :
1. Ekonomis atau tidak
2. Kemudahan pek OP
3. Perlu dibangun, kalau sedimen
masuk ke saluran > 5% kedalaman x
panjangx lebar saluran primer dab
sekunder.( Butiran< 0,06 -0,07 mm )
PERENCNN KANTONG LUMPUR
Sedimen :
Data yg diperlukan : pembagian butir, penyebaran kearah vertical,
sedimen layang, sedimen dasar,
Kalau tidak ada data, diandaikan volume sedimen yang akan
masuk kantong lumpur 0,05% volume air masuk.
Dianjurkan 60-70% sedimen diatas 0,06-0,07 mm bisa
diendapkan.
Tata letak
kampung lumpur
Alternatif tata
letak lain saluran
primer searah
kantong lumpur,
perlu dinding
pengarah
PENGATURAN SUNGAI DAN
BANGUNAN PELENGKAP
Lindungan dasar sungai
Bangunan di sungai,mengubah pola aliran, terjadi
gerusan lokal, perlu dilindungi
Dihilir kolam olak, bahan pelindung terdiri pasngn bt
kosong atau bronjong.
Supaya aman dan awet dilengkapi dengan filter
Bahan pelindung jangan dari beton atau pas bt kali, krn
akan memperpanjang jalur rembesan yang
menyebabkan gaya uplift.
Gerusan pada hulu bangunan juga ada, kalau disini
boleh pakai beton atau pas bt kali.
Panjang pelindung hulu= 2-3x kedalaman air
Panjang pelindung hilir= 4xkedalaman gerusan
PENGATURAN SUNGAI DAN BANGUNAN
PELENGKAP Gbr.39
Lindungan tanggul sungai
Perlindungan : bato kosong,
bronjong, pas bt kali, atau
beton
Kedalaman fondasi
bangunan lindung harus
memadai terhadap
degradasi sungai
Untuk memantapkan tanggul
perlu bangunan pelindung
dari krip untuk memperbaiki
pola aliran.
Pada bag ruas sunagi yang
curam perlu dibuat krip lihat
gambar 39.
PENGATURAN SUNGAI DAN BANGUNAN
PELENGKAP Gbr.40
Lindungan tanggul sungai
Dihilir bendung
penggerusan tanggul
terjadi krn adanya
turbulensi
Dibuat krip, paling
ekonomis
Kalau tidak ada alur krib
yang cocok, krip dibuat
tegak lurus tanggul
Tinggi mercu krip sama
dengan bantaran
Kemiringan pelindung
tanggul atau krip 1:2,5 –
3,5 dibawah air, dan 1: 1,5-
2,5 yang diatas air
Kemiringan ujung krip 1:5-
10
PENGATURAN SUNGAI DAN BANGUNAN
PELENGKAP TANGGUL Gbr.41
Panjang dan elevasi
Kurve pengempangan digunakan utk menghitung panjang dan
elevasi tanggul untuk banjir dengan periode ulang berbeda. Untuk
genangan dengan Q 100 ditambah tinggi jagaan. Dan dicek dengan
Q 1000 th
Hitung pakai “STANDAR STEP METHODE “ , jika ada data
kemiringan sungai, pot melintang dan faktor kekasaran sungai.
Untuk perkiraan kasar, hitung pakai rumus sederhana.
x 2
z h(1 )
L
h 2h
1 L
a I
h ah
1 L
a I
PENGATURAN SUNGAI DAN BANGUNAN
PELENGKAP TANGGUL Gbr.42
Poros tanggul : Tanggul banjir
sebaiknya jauh dari air terendah
Tinggi jagaan : Elevasi puncak
tanggul 0,25 m diatas elevasi
pangkal bendung untuk
keamanan extra.
Potongan melintang :
Lebar puncak tanggul 3m. Kalau
dipakai jalan ditambah
seperlunya.
Kemiringan hulu dan hilir diambil
antara 1:2 sd 1:3,5 tergantung
jenis tanah.
Tinggi tanggul > 5m sebaiknya
stabilitasny dicek dengan
perhitungan khusus.
Bila fondasi tanggul lolos air (
porous ) disarankan dibuat cut off
( parit halang ) 1/3 X H
PENGATURAN SUNGAI DAN BANGUNAN
PELENGKAP SODETAN Gbr.43
Kadang-kadang lebih
menguntungkan membuat
bendung dialur sungai, yaitu
dilaksanakan dengan sodetan (
COUPURE )
Keteknikan sungai dipikir
mendalam : arah sodetan,
dimensi,, perubahan dasar sungai,
penutupan sungai
Tata letak :
Tata letak tergantung banyak
faktor : geologi, geologi teknik,
bangunan, topografi.
Pertimbangan penting :
1. Gangguan morfologi sungai
diusahakan sesedikit mungkin.
2. Menurunnya dasar sungai akibat
makin terjal ( slope makin besar )
3. Fondasi bangunan harus dibuat
koperan bagian hilirnya.
PENGATURAN SUNGAI DAN BANGUNAN
PELENGKAP. TANGGUL PENUTUPGbr.44
Penutupan sungai lama dan
pembelokan ke bendung yang
baru harus direncanakan hati-
hati: :
Air dibelokkan dengan
menaikkan muka air dihulu.
Penutupan sungai pada waktu
air kecil dan cukup lama.
Penutupan harus dilakukan
dengan cepat
Bahan yg dipakai harus berat (
batu besar, blok2 beton ) dan
tersedia banyak.
Bila penutupan selesai, segera
diperkuat dengan tanggul
permanen.
PENYELIDIKAN MODEL HIDRAULIS
Umum :
Model hidraulis dipakai untuk mensimulasi perilaku hidraulis dengan
skala lebih kecil.
Selain model hidraulis ada juga model matematika dengan
komputer, tetapi memerlukan parameter dan data yang akurat.
Model hidraulik dilakukan untuk menyelidiki perilaku hidraulis,
sedang model komputer dipakai untuk studi banjir dan gejala
morfologi seperti degradasi dan agradasi.
Pertimbangan pakai model atau tidak :
1. Apakah ada masalah yg tdk bisa dipecahkan dngn pengalaman y.l.
2. Apakah bangunan begitu komplek sehingga dengan standar yg ada
masih meragukan
3. Apakah model hidraulis akan bisa menghemat
4. Apakah OP bangunan sulit dibuat berdasar pengalaman terdahulu
5. Apakah beaya model tidak lebih mahal dengan beaya keseluruhan
PENYELIDIKAN MODEL HIDRAULIS
Penyelidikan model hidraulik untuk bendung : bagian yg
perlu diselidiki.
Lokasi dan tata letak
Pekerjaan pengaturan sungai di hulu dan hilir bangunan
Bentuk mercu bendung
Pintu dan bentuk ambang
Kolam olak dan efisiensiny sebagai peredam energi
Eksploitasi pintu sehubungan dengan gerusan dan atau
endapan.
Kompleks pengambilan n pembilas sehubungan
pencegahan sedimen.
Saluran pengarah dan kantong lumpur.
PENYELIDIKAN MODEL HIDRAULIS
Lokasi dan tata letak:
Dibuat tata letak secara umum dengan kriteria yang ada.
Untuk bendung yang besar dan rumit perlu dimodel untuk mengecek
lokasi terkait dengan perilaku hidraulik.
Untuk bendung kecil dan sederhana tidak perlu dimodel.
Pekerjaan pengaturan sungai.
Perlu dilakukan guna memperbaiki pola aliran di hulu dan hilir
Keperluan bangunan pelindung dimana dan jenisnya apa.
Pola aliran menuju pintu pengambilan harus diselidiki untuk
mencegah sedimen
Hasil model akan memberi masukan tata letak dan perlindungan
sungai, dan diharapkan dapat menghemat beaya.
Bentuk mercu bendung
Bentuk mercu bendung sudah banyak standarnya
Di Indonesia dipakai bulat atau Ogee
Model diperlukan kalau ada masalah khusus yang sulit dipecahkan.
PENYELIDIKAN MODEL HIDRAULIS
Pintu dan bentuk ambang:
Secara garis besar jenis dan bentuk pintu telah
ada standarnya, dan perilaku hidraulik telah
diselidiki di laboratorium.Penyelidikan dilakukan
utk mengetahui koef debit dan perilaku getaran.
Dalam keadaan standar tidak perlu model test
lagi
Kecuali untuk jenis dan bentuk pintu khusus
yang komplek dan rumit perlu dilakukan model
untuk mencek unjuk kerja hidrolis dan perilaku
hidro mekanik.
Bentuk ambang telah dibuat standar dengan
penyelidikan yang mendalam, jadi tidak perlu
model test.
PENYELIDIKAN MODEL HIDRAULIS
Kolam olak.
Kolam olak berfungsi baik, kalau bisa meredam energi air
yg jatuh, sehingga sisa energi air dihilir kolam olak
menjadi minimal sehingga gerusan dasar sungai tidak
membahayakan.
Perencanaan kolam olak mengikuti standar yang ada
sebenarnya sudah memadai. Yang jadi masalah adalah
kedalaman gerusan hilir bendung seberapa jauh
membahayakan. Bendung besar dan komplek perlu
model
Tapi untuk bendung kecil dan sederhana tidak perlu
dimodel. Apalagi untuk dasar sungai yang mempunyai
outcrop ( batuan dasar sungai masif ) tidak ragu lagi
bahwa gerusan tidak ada, maka model tidak perlu.
PENYELIDIKAN MODEL HIDRAULIS
Pengambilan dan pembilas.
Untuk saluran dengan besaran normal tidak perlu model
Untuk sungai membawa batu2 besar perlu saringan batu
( screen boulder ). Untuk ini perlu model.