Anda di halaman 1dari 11

Vol.

5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

PENGARUH GERAKAN LITERASI SEKOLAH TERHADAP MINAT


BACA DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PENATIH

N.M. Rusniasa1, N. Dantes2, N.K. Suarni3


123
Program Studi Pendidikan Dasar
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: rusniasa@undiksha.ac.id1, dantes@undiksha.ac.id2,


niketut.suarni@undiksha.ac.id3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Gerakan Literasi Sekolah (GLS) terhadap
minat baca dan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri I Penatih Tahun
Pelajaran 2019/2020. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan The
Posttest-Only Control-Group Desain. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri I
Penatih Tahun Pelajaran 2019/2020 sebanyak 64 orang siswa. Dalam penentuan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik random sampling, didapatkan bahwa: kelas IV A sebagai kelompok
eksperimen, sedangkan kelas IV B sebagai kelompok kontrol. Data minat baca dikumpulkan dengan
kuesioner dan hasil belajar Bahasa Indonesia menggunakan tes pilihan ganda. Data dianalisis
menggunakan analisis Manova berbantuan SPSS 17.00 for windows.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: Pertama,terdapat pengaruh yang signifikan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) terhadap minat
baca Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri I Penatih Kecamatan Denpasar Timur Tahun
Pelajaran 2019/2020. Kedua,terdapat pengaruh yang signifikan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri I Penatih Kecamatan
Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2019/2020. Dan ketiga, terdapatpengaruh yangsignifikan Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) terhadap minat baca dan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV
SD Negeri I Penatih Kecamatan Denpasar Tahun Pelajaran 2019/2020.

Kata Kunci : GLS; Hasil Belajar; Minat Baca

Abstract
This study aims to determine the effect of the School Literacy Movement on interest in
reading and learning outcomes of Indonesian Language in grade IV students of SD Negeri I Penatih
2019/2020 Academic Year. This research is a quasi-experimental study with The Posttest-Only
Control-Group Design. The study population was all students in grade IV Elementary School I
Teacher for 2019/2020 Academic Year, 64 students. In determining the sample is done by using
random sampling techniques, it was found that: class IV A as the experimental group, while class IV B
as the control group. Data on reading interest was collected by questionnaire and students' learning
outcomes in Indonesian used a multiple choice test. Data were analyzed using Manova analysis
assisted by SPSS 17.00 for windows. The results showed that: First, there was a significant influence
on the School Literacy Movement on the interest in reading Indonesian in grade IV students of SD
Negeri I Penatih, East Denpasar District, 2019/2020 Academic Year. Second, there is a significant
influence on the School Literacy Movement on the learning outcomes of Indonesian Language in
fourth grade students of SD Negeri I Penatih Timur Denpasar District in 2019/2020 Academic Year.
And thirdly, there is a significant influence on the School Literacy Movement on interest in reading and
learning outcomes in Indonesian Language in grade IV students of SD Negeri I Penatih Denpasar
District in 2019/2020 Academic Year.

Keywords : School Literacy Movement; Learning Outcomes; Interest In Reading

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 53


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

PENDAHULUAN putrinya dengan memberikan hadiah


Pada era digitalisasi ini, minat baca berupa buku-buku bacaan pada hari-hari
masyarakat sangat rendah. Hampir semua yang bersejarah bagi anak seperti
hal bisa divisualisasikan menjadi grafis memberikan buku cerita untuk kado kado
sehingga mengurangi minat baca ulang tahun, kemudian menemani anak-
masyarakat. Contohnya ketika sebuah anaknya membaca buku atau
novel fiksi remaja yang dijadikan film layar membacakan dongeng kepada anak-
lebar,kebanyakan remaja lebih menyukai anaknya. Dukungan guru juga sangat
menonton filmnya tanpa membaca dibutuhkan, dalam meningkatkan minat
novelnya. Hal tersebut dikarenakan efisien baca. Upaya yang dapat dilakukan oleh
waktu dimana mereka bisa memahami isi guru antara lain menyiapkan pojok baca
cerita hanya memerlukan waktu sekitar dan mengganti buku-buku setiap saat
1,5–2 jam dengan menonton, daripada sehingga anak merasa tertarik untuk
membaca novel tersebut berhari-hari. membaca. Membaca merupakan proses
Tetapi ada beberapa hal yang tidak bisa pelibatan seluruh aktivitas dan
digrafiskan begitu saja seperti kemampuan berpikir siswa dalam
mempelajari ilmu pengetahuan. Hal itu memahami dan mereproduksi sebuah
tidak bisa dimengerti ketika menontonnya, wacana tertulis (Abidin, dkk, 2017: 172).
melainkan perlu membaca berulang- Kementerian Pendidikan dan
ulang bahkan harus mempraktikannya Kebudayaan mengembangkan Gerakan
agar apa yang dibaca bisa dipahami. Literasi Sekolah (GLS) untuk mewujudkan
Berbagai penelitian telah dilakukan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
untuk mengetahui minat baca diberbagai (Kemendikbud, 2016).GLS adalah
Negara. Dalam penelitian Anjani, dkk gerakan yang melibatkan semua warga
(2019; 5) dinyatakan bahwa: Program for sekolah (guru, peserta didik, orangtua/wali
International Student Assesment (PISA) murid) dan masyarakat, sebagai bagian
menyebutkan tingkat literasi Indonesia dari penyelenggara pendidikan. Program
pada tahun 2015 masih berada pada ini dilaksanakan untuk meningkatkan
urutan ke 64 dari 72 negara. Dan data minat dan keterampilan membaca peserta
terbaru dari Most Littered Nation In The didik, agar pengetahuan dikuasai secara
World yang dilakukan oleh Central lebih baik. Muatan GLS berisi tentang
Connecticut State University pada maret nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan
2016, menunjukkan bahwa Indonesia lokal, nasional, dan global yang
berada pada urutan ke 60 dari 61 negara disampaikan sesuai dengan jenjang
anggota riset. Sedangkan pada data pendidikan siswa. Program GLS ini tidak
statistik UNESCO 2012 menunjukkan hanya ditujukan untuk siswa. Program ini
indeks minat baca di Indonesia baru juga menuntut guru menjadi teladan
0,001. Artinya tiap 1.000 penduduk hanya dalam membaca.
satu orang saja yang mempunyai minat Penyelenggaraan GLS ditujukan
baca. Menurut indeks pembangunan pada jenjang pendidikan sekolah dasar.
pendidikan UNESCO ini, Indonesia Siswa pada jenjang sekolah dasar
berada di nomor 69 dari 127 negara. umumnya berusia pada kisaran 7-11
Rendahnya minat baca merupakan tahun. Dalam teori perkembangan
permasalahan yang harus diatasi. Adapun intelektual Piaget, anak usia 7-11 Tahun
langkah-langkah yang harus ditempuh berada pada tahap operasional konkret
untuk mengatasi permasalahan dimana anak sudah mulai memahami
rendahnya minat baca ini adalah dengan bagian materi yang diajarkan misalnya:
mengoptimalkan gerakan literasi pada bangun ruang dan jumlah; serta memiliki
siswa di Sekolah Dasar. Untuk mengatasi kemampuan memahami cara
masalah rendahnya minat baca. Peran mengkombinasikan beberapa golongan
orang tua dan lingkungan keluarga sangat benda yang tingkatannya bervariasi
dibutuhkan. Mereka dapat berpartisipasi (Dantes, 2017:33). Guru sebagai
dalam menumbuhkan minat baca putra- pembimbing proses pembelajaran harus

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 54


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

mampu memahami anak didik sebagai melalui beragam kegiatan literasi, di


individu yang memiliki beragam, dan ciri antaranya mengarang, bedah buku.
yang unik (Dantes, 2017: 57). Dengan Salah satu peneliti tentang GLS
demikian, seorang guru dikehendaki yaitu Faradina, (2017) menjelaskan GLS
secara kreatif harus dapat dapat dilakukan dengan mengembangkan
mengembangkan materi ajar yang sesuai pojok baca pada setiap kelas dengan
dengan kebutuhan dan perkembangan penataan buku-buku semenarik mungkin
anak didik dengan pengembangan yang bertujuan untuk menarik minat baca
professional guru dalam hal literasi di siswa. Buku yang dipajang di pojok baca
semua mata pelajaran. dapat diperoleh dari sumbangan siswa,
Literasi merupakan kemampuan peminjaman buku dari perpustakaan,
yang berkaitan dengan kegiatan pemasangan poster-poster dan karya
membaca, berpikir, dan menulis yang siswa, pemanfaatan ruang-ruang yang
bertujuan untuk meningkatkan memungkinkan untuk memajang bahan
kemampuan memahami informasi secara kaya bacaan, ruang tunggu, UKS, kantin
kritis, kreatif, dan reflektif. Suyono dan sekolah, serambi, area parkir, kebun
Hariyanto (2011:44) menyatakan bahwa sekolah dan tempat-tempat yang ada di
literasi sebagai basis pengembangan lingkungan sekolah sehingga tercipta
pembelajaran efektif dan produktif lingkungan kaya bacaan. Pengembangan
memungkinkan siswa terampil mencari minat baca siswa dapat dimulai dari
dan mengolah informasi yang sangat perpustakaan dengan menyediakan
dibutuhkan dalam kehidupan berbasis bahan kaya bacaan dan penyedia sebagai
ilmu pengetahuan di abad ke-21. media literasi dan area baca sehingga
Pembelajaran abad ke 21 bertumpu pada menciptakan lingkungan kaya bacaan.
kemampuan literasi berbasis pada sain Selain dengan memanfaatkan pojok baca
dan teknologi yang berlandaskan karakter, pelaksanaan GLS di Sekolah Dasar dapat
harkat, dan martabat kemanusiaan yang dilakukan dengan memajang poster-
kuat (Dantes, 2017). poster dan hasil karya siswa pada tempat-
Keberadaan perpustakaan sekolah tempat yang strategi seperti
merupakan kunci keberhasilan dalam memanfaatkan ruang Usaha Kesehatan
pelaksanaan GLS.Penataan ruang Sekolah yaitu dengan memasang gambar-
perpustakaan dan pemajangan buku-buku gambar dan tulisan-tuluisan yang
perpustakaan akan menentukan memberikan pembelajaran pada siswa
keberhasilan Gerakan Literasi Sekolah, tentang pentingnya kesehatan.
Kondisi perpustakaan yang nyaman akan Penumbuhan minat baca siswa dapat pula
membawa siswa menikmati setiap bacaan dilakukan dengan memanfaatkan beranda
yang dibaca dari buku-buku yang di sekolah, ruang toilet, halaman sekolah
pajang di ruang perpustakaan. ruang guru dan kepala sekolah, kantin,
Kalida dan Mursyid (2015:38) serta tempat-tempat yang strategi yang
menjelaskan bahwa sekolah dan ada di sekolah. Kegiatan yang menunjang
perpustakaan adalah satu-kesatuan yang GLS disekolah Dasar dapat dilakukan
tidak dapat dipisahkan. Selaras d engan dengan mengaktivkan peserta didik pada
itu, Kemendikbud (2016:16) menjelaskan bidang kegiatan yang mengacu pada
fungsi perpustakaan adalah sebagai pusat penumbuhan budi pekerti dengan
pengelolaan pengetahuan dan sumber mengadakan lomba-lomba pada Bulan
belajar di sekolah. Perpustakaan SD Bahasa seperti lomba mengarang cerita
idealnya berperan dalam kepahlawanan, kesehatan, dan tema
mengkoordinasikan pengelolaan pojok cerita lainnya. Koleksi buku di pojok baca
baca kelas, area baca, dan prasarana dapat diperoleh dari buku-buku
literasi lain di SD. Perpustakaan tak lagi perpustakaan atau sumbangan dari siswa.
sekadar tempat membaca dan meminjam Berdasarkan buku panduan
buku. Lebih dari itu, menjadi pusat belajar Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah
dan interaksi siswa yang ingin maju Dasar yang diterbitkan pada Tahun 2016

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 55


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Berdasarkan pengamatan, Siswa-


dan Menengah Kementerian Pendidikan siswa di SD Negeri I Penatih terlihat
dan Kebudayaan, dijelaskan bahwa belum terbiasa dengan kegiatan
pelaksanaan program Gerakan Literasi membaca. Setiap ada pembelajaran yang
Sekolah dengan bertahap pertama tahap berkaitan dengan membaca buku, siswa
pembiasaan pada tahap ini kecintaan terlihat kurang antusias dan tidak
pada bacaan perlu ditingkatkan agar minat bersemangat dalam belajar.
bacanya meningkat bertujuan untuk Permasalahan ini berdampak negatif
menumbuhkan minat siswa terhadap terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.
bacaan. Kegiatan yang dilakukan pada Berdasarkan informasi dari guru hasil
tahap ini lebih banyak mengarah pada belajar Bahasa Indonesia khususnya
membaca dan menyimak. Tahap kedua siswa kelas IV sangat rendah. Hal ini
yaitu pengembangan pada tahap ini terbukti dari adanya beberapa siswa yang
kegiatan yang dilakukan adalah tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan
membaca, menulis, bercerita, Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh
menyampaikan informasi, dengan tujuan sekolah.
untuk bertujuan untuk mempertahankan Adapun faktor penyebab rendahnya
minat baca. Tahap ketiga adalah tahap minat baca dan hasil belajar Bahasa
pembelajaran pada tahap pembelajaran, Indonesia siswa adalah: 1) siswa belum
bertujuan untuk mempertahankan minat terbiasa untuk membaca, 2) siswa
peserta didik terhadap bacaan dan cenderung lebih senang menonton
terhadap kegiatan membaca, serta daripada membaca buku, 3) Bacaan yang
meningkatkan kecakapan literasi siswa dimiliki siswa masih sangat terbatas, dan
melalui buku-buku pengayaan dan buku 4) waktu luang siswa lebih banyak
teks pelajaran. Kegiatan literasi pada digunakan untuk bermain Gadget untuk
tahap pembelajaran bertujuan bermedia sosial dari pada membaca
mengaktifkan kemampuan artikel atau mencari pengetahuan di
membaca,menulis, berbicara. internet.
Salah satu peneliti tentang GLS Mengatasi permasalahan di atas,
adalah Faradina (2017) yakni tentang pada penelitian ini mengoptimalkan
pengaruh program gerakan literasi kembali Gerakan Literasi Sekolah di SD
sekolah terhadap minat baca siswa di SD Negeri I Penatih tahun pelajaran
Islam terpadu muhammadiyah An-Najah 2019/2020. Berdasarkan hal tersebut,
Jatinom Klaten. Hasil penelitian tersebut maka pada penelitian ini akan mengambil
menyatakan bahwa pengaruh program judul tentang Pengaruh Gerakan Literasi
gerakan literasi sekolah terhadap minat Sekolah (GLS) Terhadap Minat Baca Dan
baca siswa signifikan dan hambatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa
terjadi pada membaca dalam hati dan Kelas IV SD Negeri I Penatih Tahun
membaca nyaring. Dan hambatan terjadi Pelajaran 2019/2020.
pada pemberian hadiah untuk siswa
peminjam buku terbayak, karena Sarana METODE
yang belum memadai menyebabkan Jenis penelitian ini adalah penelitian
pelaksaan GLS belum maksimal. eksperimen semu (quasy exsperiment).
Program Gerakan Literasi Sekolah Salah satu ciri penting suatu eksperimen
juga dilaksanakan di SD Negeri 1 Penatih. adalah pengelompokan secara random,
Namun, berdasarkan observasi yang telah sehingga hubungan kausal yang terjadi
dilakukan, Program Gerakan Literasi memang disebabkan oleh adanya
Sekolah yang dilaksanakan di SD Negeri I perlakukan, bukan oleh faktor lain
Penatih tahun pelajaran 2019/2020 belum (Dantes, 2012; 94). Dengan demikian,
berjalan sesuai dengan panduan dari sampel dipilih secara random untuk
direktorat jenderal pendidikan dasar dan menentukan kelas eksperimen dan kelas
menengah Kementerian Pendidikan dan kontrol. Peneliti tidak mungkin mengubah
Kebudayaan. kelas dalam menentukan subjek atau

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 56


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

kelas untuk kedua pembelajaran yaitu mengindikasikan bahwa sampel pada


pembelajaran dengan menerapkan penelitian ini memiliki kemampuan yang
pembelajaran yang menerapkan Gerakan setara. Selanjutnya, dilakukan pemilihan
Literasi Sekolah (GLS) dan pembelajaran sampel penelitian dengan menggunakan
konvensional. Rancangan penelitian yang teknik undian. Dari teknik undian yang
digunakan adalah the posttest-only telah dilakukan didapatkan bahwa kelas IV
control-group desain. A sebagai kelompok eksperimen,
Populasi menurut Sugiyono sedangkan kelas IV B sebagai kelompok
(2012:61) adalah wilayah generalisasi kontrol.
yang terdiri atas objek atau subjek yang Variabel bebas dalam penelitian ini
mempunyai kualitas dan karakteristik adalah pembelajaran yang menerapkan
tertentu yang diterapkan peneliti untuk Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan
dipelajari dan kemudian ditarik pembelajaran konvensional. Sedangkan
kesimpulannya. Sedangkan menurut variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Dantes, (2012:37) populasi adalah minat baca dan hasil belajar siswa.
sejumlah kasus atau sejumlah indvidu Gerakan literasi sekolah pada
(yang sifatnya bisa infinite atau definite) penelitian ini adalah pembiasaan
yang memiliki karakteristik tertentu, maka membaca siswa. Pembiasaan ini
suatu penelitian yang meneliti seluruh dilakukan dengan kegiatan 15 menit
indvidu yang terdapat dalam wilayah membaca (guru membacakan buku dan
penelitian dapat disebut dengan studi warga sekolah membaca dalam hati, yang
sensus (census study). Jadi dapat disesuaikan dengan konteks atau target
disimpulkan bahwa populasi adalah sekolah). Ketika pembiasaan membaca
keseluruhan dari anggota kumpulan yang terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke
ingin diamati atau diteliti. Dalam penelitian tahap pengembangan, dan pembelajaran.
ini yang menjadi populasi adalah siswa Pengukuran minat baca siswa pada
kelas IV SD Negeri I Penatih Tahun penelitian ini menggunakan gabungan
Pelajaran 2019/2020. teori dari beberapa ahli. Adapun indikator
Teknik yang digunakan dalam yang digunakan untuk mengukur minat
pengambilan sampel ini adalah teknik baca tersebut adalah: 1) Perasaan senang
sampling Teknik ini dilakukan dengan membaca. 2) Kebutuhan terhadap
mengambil dua kelas secara acak. bacaan. 3) Ketertarikan terhadap bacaan.
Random sampling dilakukan pada kelas 4) Pemanfaatan waktu. 5) Keinginan
sebagai intax group yaitu seluruh populasi mencari bahan bacaan.
yang ada di kelas eksperimen diberikan Pada penelitian ini hasil belajar
perlakuan (Dantes 2017) sesuai dengan adalah skor yang diperoleh siswa setelah
pendapat tersebut maka peneliti mengerjakan sebuah tes hasil belajar. Tes
memberikan perlakuan yang berkaitan hasil belajar yang dibuat berbentuk tes
dengan GLS pada seluruh siswa dalam pilihan ganda dengan empat pilihan. Skor
kelas eksperimen. Pengambilan dua kelas yang didapatkan berbentuk dikotomi yakni
secara acak dilakukan setelah melakukan apabila siswa menjawab benar
uji kesetaraan terhadap seluruh kelas mendapatkan skor 1 dan apabila siswa
terlebih dahulu. Uji kesetaraan yang menjawab salah mendapatkan skor 0.
dilakukan menggunakan analisis uji t Pengumpulan data mengenai minat
dengan bantuan SPSS 17.0 for windows baca siswa dalam pembelajaran
dengan signifikansi 5%. Jika angka dikumpulkan menggunakan lembar
signifikansi hitung kurang dari 0,05 maka kuesioner minat baca siswa. Sedangkan
kelas tersebut tidak setara. Sedangkan data mengenai hasil belajar dikumpulkan
jika angka signifikansi hitung lebih besar dengan memberikan tes pilihan ganda
dari 0,05 maka kelas tersebut setara. dengan empat pilihan (option).
Berdasarkan uji kesetaraan Setelah data pada penelitian ini
menggunakan uji t sebesar 0,602 terkumpul, dilanjutkan dengan analisis
sehingga di atas 0,05. Hasil ini data hasil penelitian. Hasil penelitian

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 57


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

dianalisis secara bertahap, yaitu: deskripsi 1) Pengaruh Gerakan Literasi Sekolah


data, uji prasyarat, dan uji hipotesis (GLS) terhadap Minat Baca Bahasa
menggunakan Manova. Seluruh analisis Indonesia
dalam penelitian ini menggunakan Berdasarkan pengujian hipotesis
bantuan program SPSS-17.00 for pertama didapatkan hasil seperti tabel 01
windows. di bawah ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Rangkuman Uji Hipotesis Pertama


Variabel
Sumber JK Df RJK F Sig.
Terikat
Antar 2070,250 1 2070,250 116,290 0,000
Minat baca Dalam 1103,750 62 17,802
Total 1076470 64

Berdasarkan tabel 01 di atas, (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0)


variabel minat baca memiliki nilai F ditolak.Dengan demikian, dapat
sebesar 116,290 dengan p<0,05. Ini dinyatakan bahwa Gerakan Literasi
menunjukan bahwa nilai F pada variabel Sekolah (GLS) memliliki sedikit pengaruh
terikat minat baca signifikan. Maka dari itu, terhadap peningkatan minat baca siswa.
dapat disimpulkan bahwa terdapat Sedangakan hasil koefisien determinasi
perbedaan minat baca yang signifikan sebesar 0,300 menunjukkan bahwa
antara kelompok siswa yang mengikuti variabel independen mempengaruhi
Gerakan Literasi Sekolah dengan variabel dependen sebesar 30%.
kelompok siswa yang mengikuti Selanjutnya penelitian yang
pembelajaran konvensional. dilakukan oleh Ridwan Santoso, Berchah
Hasil penelitian ini sejalan dengan Pitoewas, Yunisca Nurmalisa, (2018)
hasil penelitian yang dilakukan oleh Anjani yang berjudul Pengaruh Program Literasi
(2019) dengan judul Pengaruh Sekolah Terhadap Minat Baca Peserta
Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Didik SMAN 2 Gadingrejo. Hasil
Terhadap Minat Baca Dan Kemampuan penelitiannya diketahui bahwa terdapat
Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD pengaruh yang kuat dan signifikan antara
Gugus II Kuta Utara. Hasil analisis pelaksanaan gerakan literasi sekolah
menunjukkan bahwa:(1) terdapat dengan peningkatan minat baca peserta
pengaruh implementasi gerakan literasi didik di SMA Negeri 2 Gadingrejo tahun
sekolah terhadap minat baca siswa kelas pelajaran 2017/2018. Artinya semakin baik
V SD Gugus II Kuta Utara;(2) terdapat pelaksanaan gerakan literasi sekolahnya
pengaruh implementasi gerakan literasi maka akan semakin positif peningkatan
sekolah terhadap kemampuan membaca minat baca peserta didik.
pemahaman siswa kelas SD Gugus II Gerakan Literasi Sekolah adalah
Kuta Utara;(3) terdapat pengaruh secara gerakan sosial dengan dukungan
simultan implementasi gerakan literasi kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang
sekolah terhadap minat baca dan ditempuh untuk mewujudkannya berupa
kemampuan membaca pemahaman siswa pembiasaan membaca peserta didik.
kelas V SD Gugus II Kuta Utara. Pembiasaan ini dilakukan dengan
Selanjutnya penelitian Zikra (2018) kegiatan 15 menit membaca (guru
yang berjudul Pengaruh Gerakan Literasi membacakan buku dan warga sekolah
Sekolah (GLS) Terhadap Peningkatan membaca dalam hati, yang disesuaikan
Minat Baca Siswa di SMAN 3 Takengon. dengan konteks atau target sekolah).
Hasil uji F terbukti bahwa F hitung 33,464 Ketika pembiasaan membaca terbentuk,
> F tabel 0,2199, maka hipotesis alternatif selanjutnya akan diarahkan ke tahap

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 58


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

pengembangan, dan pembelajaran. perubahan dari kemampuan dan kemauan


Keunggulan dari Gerakan Literasi Sekolah siswa dalam hal membaca. Sejak
adalah mampu: 1) menambah diterapkan Gerakan Literasi Sekolah,
perbendaharaan kata (kosa kata) siswa, siswa menjadi antusias dalam membaca,
2) mengoptimalkan kinerja otak siswa bacaan yang dibacanya pun sangat
karena sering digunakan untuk kegiatan beragam. Siswa sering membaca di pojok
membaca dan menulis, 3) siswa baca Siswa terlihat senang dan tidak
mendapat berbagai wawasan dan merasa terbebani dalam kegiatan
informasi baru, 4) kemampuan membaca,dari bacaan yang dibaca, siswa
interpersonal siswa akan semakin baik, dapat menjelaskan isi bacaan kepada
dan 5) kemampuan siswa dalam teman-temannya bahkan sudah berani
memahami makna suatu informasi akan mendongeng di depan kelas menghibur
semakin meningkat. temannya bahkan memperagakan
Adanya pembiasaan membaca gerakan-gerakan tokoh yang terdapat
peserta didik setiap hari, tentunya akan pada cerita yang dibaca, sehingga
berdampak positif terhadap peningkatkan pembelajaran berjalan dengan sangat
minat baca siswa. Minat baca adalah menyenangkan. Hal ini menunjukkan
keinginan dan kemauan kuat untuk selalu bahwa minat baca siswa menjadi
membaca setiap ada kesempatan atau meningkat sejak diterapkannya Gerakan
selalu mencari kesempatan untuk Literasi Sekolah.
membaca dengan tujuan menambah Berdasarkan pemaparan di atas,
pengetahuan. Ciri orang yang mempunyai dapat disimpulkan bahwa terdapat
minat baca yang tinggi diantaranya selalu pengaruh Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
memanfaatkan waktu luang untuk terhadap Minat Baca Bahasa Indonesia
membaca, dan melakukan kegiatan pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Penatih
membaca dengan senang hati Kecamatan Denpasar Timur Tahun
Pemeliharaan minat baca perlu dilakukan Pelajaran 2019/2020.
secara terus menerus dengan selalu
berupaya meningkatkan ketrampilan 2) Pengaruh Gerakan Literasi Sekolah
membaca secara memadai. Untuk itulah (GLS) terhadap Hasil Belajar Bahasa
perlu dilakukan upaya yang mampu Indonesia
mendorong motivasi siswa untuk
membaca. Berdasarkan pengujian hipotesis
Gerakan Literasi Sekolah pada kedua didapatkan hasil seperti tabel 02 di
penelitian ini menyebabkan adanya bawah ini.

Tabel 2. Rangkuman Uji Hipotesis Kedua


Variabel
Sumber JK Df RJK F Sig.
Terikat
Hasil
Antar 558,141 1 558,141 63,499 0,000
belajar
bahasa Dalam 544,969 62 8,790
indonesia Total 32565 64

Berdasarkan tabel 02 di atas, signifikan antara kelompok siswa yang


variabel hasil belajar Bahasa Indonesia mengikuti Gerakan Literasi Sekolah
memiliki nilai F sebesar 63,499 dengan dengan kelompok siswa yang mengikuti
p<0,05. Ini menunjukan bahwa nilai F pembelajaran konvensional.
pada variabel terikat hasil belajar Bahasa Hasil penelitian ini diperkuat dari
Indonesia signifikan. Maka dari itu, dapat penelitian yang dilakukan oleh Annika
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan Bergbauer dan Surette van Staden (2018)
hasil belajar Bahasa Indonesia yang yang berjudul Social Interaction

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 59


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

Determinants of South African bacaan, 3) meningkatkan rasa percaya diri


Reading Literacy Achievement:Evidence sebagai pembaca yang baik; dan 4)
from prePIRLS 2011 (Penentu Interaksi menumbuh kembangkan penggunaan
Sosial Prestasi Baca Baca Afrika Selatan: berbagai sumber bacaan.Dengan
Bukti dari prePIRLS 2011). Dalam terbiasanya siswa membaca, tentunya
penelitiannya dinyatakan bahwa: Temuan membuat wawasan siswa menjadi luas
menjelaskan 41% dari varians dalam dan hasil belajar siswa pun dapat
prestasi membaca siswa dan memberikan ditingkatkan.
bukti untuk peran penting dari guru dan Menurut Panduan Gerakan Literasi
orang tua dalam memprediksi peningkatan sekolah di sekolah Dasar (2016: 2)
skor prestasi baca tulis. Tidak adanya Gerakan Literasi Sekolah mempunyai dua
interaksi dengan anak di kedua orang tua tujuan, yaitu tujuan umumnya adalah
yang tidak terlibat dalam kegiatan menumbuh kembangkan budi pekerti
pekerjaan rumah atau berbicara tentang peserta didik melalui pembudayaan literasi
sekolah, guru yang tidak berhasil sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan
menerapkan kurikulum atau membuat Literasi Sekolah agar mereka menjadi
harapan mereka jelas bagi siswa pembelajar sepanjang hayat. Sedangkan
menghubungkan secara statistik secara tujuan khususnya adalah: 1) menumbuh
signifikan dengan skor pencapaian kembangkan budaya literasi di sekolah, 2)
membaca literasi yang lebih rendah. meningkatkan kapasitas warga dan
Prestasi untuk siswa kelas 4 yang diuji lingkungan sekolah agar literat, 3)
dalam bahasa Afrika lebih buruk daripada menjadikan sekolah sebagai taman
siswa yang menggunakan tes bahasa. belajar yang menyenangkan dan ramah
Selanjtunya penelitian yang anak agar warga sekolah mampu
dilakukan oleh Juniawan (2020) dengan mengelola pengetahuan, dan 4) menjaga
judul Pengaruh Pembelajaran Saintifik keberlanjutan pembelajaran dengan
Berbasis Literasi Terhadap Kemampuan menghadirkan beragam buku bacaan dan
Membaca Pemahaman Dan Hasil Belajar mewadahi berbagai strategi membaca.
Pelajaran Kelompok Sosial Humaniora Dari penelitian yang telah dilakukan
Siswa Kelas V SD di Gugus 1 Kuta. Hasil dengan menerapkan Gerakan Literasi
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Sekolah siswa, wawasan siswa terlihat
kemampuan membaca pemahaman dan lebih meningkat daripada sebelum
perbedaan hasil belajar mata pelajaran diterapkan Gerakan Literasi Sekolah. Hal
kelompok sosial humaniora serta terdapat ini dikarenakan dalam kegiatan membaca
perbedaan secara simultan terhadap secara tidak langsung kemampuan siswa
kemampuan membaca pemahaman dan terasah, wawasan menjadi lebih luas, dan
hasil belajar mata pelajaran kelompok membuat rasa ingin tahu siswa menjadi
sosial humaniora antara kelas eksperimen lebih tinggi. Hal ini menyebabkan siswa
dengan kelas kontrol. semakin banyak bertanya tentang hal-hal
Hasil belajar merupakan bentuk baru yang dibacanya. Kegiatan seperti itu
perubahan prilaku yang cenderung menyebabkan pengetahuan siswa
menetap dari ranah Kognitif, Afektif, dan menjadi bertambah pesat, sehingga
Psikomotorik dari proses belajar yang berdampak positif terhadap peningkatan
dilakukan dalam waktu tertentu. Salah hasil belajar siswa di sekolah.
satu upaya untuk meningkatkan hasil Berdasarkan pemaparan di atas,
belajar siswa adalah dengan dapat disimpulkan bahwa terdapat
membiasakan siswa membaca setiap hari. pengaruh Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Gerakan pembiasaan membaca di terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia
sekolah dinamakan gerakan literasi siswa pada kelas IV SD Negeri I Penatih
sekolah. Tujuan kegiatan literasi di tahap Kecamatan Denpasar TimurTahun
pembiasaan adalah: 1) meningkatkan rasa Pelajaran 2019/2020.
cinta baca di luar jam pelajaran, 2)
meningkatkan kemampuan memahami

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 60


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

3) Pengaruh Gerakan Literasi Sekolah Berdasarkan pengujian hipotesis


(GLS) terhadap Minat Baca dan Hasil ketiga, didapatkan hasil seperti tabel 03 di
Belajar Bahasa Indonesia bawah ini.

Tabel 3. Rangkuman Uji Hipotesis Ketiga


Statistik Nilai F Taraf Signifikansi (sig.) Kesimpulan
Pillai’s Trace 79,658 0,000 Signifikan
Wilks’ Lambda 79,658 0,000 Signifikan
Hotelling’s Trace 79,658 0,000 Signifikan
Roy’s Largest Root 79,658 0,000 Signifikan

Berdasarkan tabel 03 di atas, lancar,siswa aktif membaca di pojok


variabel F untuk Pillai’s Trace, Wilks’ baca, siswa mampu menyelesaikan tugas
Lambda, Hotelling’s Trace, dan Roy’s yang diberikan oleh guru tepat waktu,
Largest Root memiliki nilai F hitung siswa mampu menyebutkan
sebesar 79,658 dengan p<0,05. Maka dari tokoh,karakter, amanat,dan unsur-unsur
itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat cerita,siswa mampu mendongeng di
perbedaan minat baca dan hasil belajar depan kelas,nilai Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang signifikan antara meningkat.
kelompok siswa yang mengikuti Gerakan Gerakan Literasi Sekolah adalah
Literasi Sekolah dengan kelompok siswa Suatu gerakan yang melibatkan semua
yang pembelajaran konvensional warga sekolah (guru, peserta didik,
Sebelum mengikuti pembelajaran dengan orangtua/wali murid) dan masyarakat,
menerapka GLS,kemauan peserta didik yang bertujuan untuk mebiasakan
untuk membaca dipojok baca tidak membaca dan meningkatkan
tampak mereka hanya membaca ketika pengetahuan. Gerakan literasi yang
guru menyuruh,begitupula dalam kegiatan mencakup sekolah, keluarga, dan
membaca 15 menit sebelum pembelajaran masyarakat ini diawali dengan
dimulai terlebih dahulu guru menyuruh menumbuhkan minat baca pada peserta
murid membaca bahan bacaan dan guru didik membiasakan untuk membaca
mengawasi dari depan kelas. Ketika meningkatkan keterampilan membaca
pembelajaran berlangsung guru menyuruh trampil menggunakan berbagai media
peserta didik membaca secara bergilir dengan tujuan untuk meningkatkan
setelah beberapa orang membaca guru pengetahuan
baru memulai kegiatan pembelajaran Dari pemaparan di atas terlihat
melihat situasi seperti ini akan bahwa Gerakan Literasi Sekolah mampu
mempengaruhi alokasi waktu pada menumbuhkan minat baca siswa. Setelah
penyampaian inti pembelajaran,pada minat baca siswa meningkat, maka
waktu pembelajaran mengarang peserta membuat siswa ketagihan untuk
didik menyelesaikan karangannya tidak membaca dan wawasan siswapun
sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh bertambah menjadi luas. Luasnya
guru , hal ini disebabkan karena wawasan, membuat siswa mudah
pembendaharaan kata pada peserta didik memahami materi pelajaran, sehingga
sangat minim akibat kurangnya minat hasil belajar siswa pun dapat ditingkatkan.
baca pada bahan bacaan. Pada Berdasarkan hal tersebut maka
pembelajaran menentukan amanat dalam dapat disimpulkan bahwa terdapat
sebuah cerita baik fiksi maupun non fiksi pengaruh Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
peserta didik belum mampu menjelaskan terhadap minat baca dan hasil belajar
secara mendetail. Setelah diterapkan Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV
Gerakan Literasi Sekolah Siswa sudah SD Negeri I Penatih Kecamatan Denpasar
aktif dalam membaca , guru tidak lagi Timur Tahun Pelajaran 2019/2020.
mengingatkan siswa untuk membaca, Implikasi dari pelaksanaan Gerakan
kegiatan membaca 15 menit berjalan Literasi Sekolah adalah pertama, dengan

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 61


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah siswa pun merasa tidak berbebani dalam
siswa menjadi terbiasa dan gemar membaca. Hal ini akan berdampak positif
membaca. Kebiasaan ini menunjukkan terhadap capaian hasil belajar siswa di
bahwa minat baca siswa sudah tergolong sekolah.
sangat tinggi. Kedua, dengan terbiasanya
siswa dalam membaca membuat DAFTAR RUJUKAN
wawasan siswa menjadi bertambah. Hal Abidin, Yunus. Dkk. 2017. Pembelajaran
ini berdampak positif terhadap Literasi. Jakarta. Bumi Aksara.
kemampuan siswa dalam menyelesaikan
Anjani, Sri. 2019. Pengaruh Implementasi
permasalahan dalam pembelajaran,
Gerakan Literasi Sekolah Terhadap
sehingga hasil belajar siswa pun dapat
Minat Baca Dan Kemampuan
ditingkatkan. Ketiga, dengan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas
melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah
V SD Gugus II Kuta Utara. E-Jurnal
siswa menjadi lebih bijak dalam
Pendasi: Jurnal Pendidikan Dasar
memanfaatkan teknologi infomasi dan
Indonesia. Volume 3 No 2.
komunikasi. Dikarenakan siswa tidak
hanya menggunakan gadgetnya untuk Bergbauer, Annika dan Surette van
mengakses media sosial saja, namun juga Staden. 2018. Social Interaction
mengakses bacaan-bacaan yang Determinants of South African
menunjang dalam pembelajaran. Reading Literacy Achievement:
Evidence from prePIRLS 2011.
PENUTUP International Journal of Instruction
Berdasarkan hasil pengujian April2018, Vol.11,No.2e-ISSN:
hipotesis dan pembahasan di atas dapat 1308-1470, www.e-iji.netp-ISSN:
disimpulkan bahwa: terdapat pengaruh 1694-609X.
yang signifikan Gerakan Literasi Sekolah Dantes, Nyoman. 2012. Metode
(GLS) terhadap minat baca Bahasa Penelitian. Yogyakarta; Andi.
Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri I
Penatih Kecamatan Denpasar Timur Dantes, Nyoman. 2017. Pedagogik Dalam
Tahun Pelajaran 2019/2020. Hal ini Perspektif. Singaraja; Undiksha
terlihat dari F hitung sebesar 116,290 dan Press.
signifikansi dengan p<0,05, terdapat Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
pengaruh yang signifikan Gerakan Literasi Menengah, Kementrian Pendidikan
Sekolah (GLS) terhadap hasil belajar dan Kebudayaan Republik
Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Indonesia. 2016. Panduan Gerakan
Negeri I Penatih Kecamatan Denpasar Literasi di Sekolah Menengah Atas,
Timur Tahun Pelajaran 2019/2020.Hal ini tersedia dari:
terlihat dari F hitung sebesar 63,499 dan http://dikdas.kemdikbud.go.id/wp-
signifikansi dengan p<0,05, terdapat content/uploads/2016/04/Panduan-
pengaruh yang signifikan Gerakan Literasi Gerakan-Literasi-Sekolah-di-
Sekolah (GLS) terhadap minat baca dan SMA.pdf, diunduh pada 10 Januari
hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa 2017.
kelas IV SD Negeri I Penatih Kecamatan
Denpasar Tahun Pelajaran 2019/2020. Faradina, Nindya. 2017. Pengaruh
Hal ini terlihat dari F hitung sebesar Program Gerakan Literasi Sekolah
79,658dan signifikansi dengan p<0,05. Terhadap Minat Baca Siswa Di Sd
Berdasarkan simpulan yang telah Islam Terpadu Muhammadiyah An-
dipaparkan dapat disampaikan saran NajahJatinom Klaten. Jurnal Hanata
bahwa: guru disarankan untuk selalu Widya Volume 6 Nomor 8.
memperhatikan frekuensi kegiatan Juniawan, Made Edy. 2020. Pengaruh
membaca siswa, karena semakin sering Pembelajaran Saintifik Berbasis
siswa membaca maka kegiatan membaca Literasi Terhadap Kemampuan
semakin melekat dalam diri siswa, dan Membaca Pemahaman Dan Hasil

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 62


Vol.5 No 1, Pebruari 2021
ISSN: 2613-9553

Belajar Pelajaran Kelompok Sosial


Humaniora Siswa Kelas V SD di
Gugus 1 Kuta. E-Jurnal Pendasi:
Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia.
Volume 4 No 1.
Kalida dan Mursyid. 2015. Gerakan
Literasi Mencerdaskan Negeri.
Yogyakarta: Aswaja Presindo.
PISA .2015.Result in Focus. 2016,
tersedia dari
https://www.oecd.org/pisa/keyfinding
s/pisa-2012-results-overview.pdf,
diunduh pada 13 Januari 2017.
Santoso, Ridwan, Berchah Pitoewas, dan
Yunisca Nurmalisa. 2018. Pengaruh
Program Literasi Sekolah Terhadap
Minat Baca Peserta Didik SMAN 2
Gadingrejo. Jurnal Kultur Demokrasi
Volume 5 Nomor 9.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung;
Alfabeta.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung : PTRemaja
Rosdakarya.
Zikra, Sari Dariska Zikrayanti Sari. 2018.
Pengaruh Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) Terhadap Peningkatan Minat
Baca Siswa di SMAN 3 Takengon.
Jurnal LIBRIA Volume 10 Nomor 2.

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 63

Anda mungkin juga menyukai