Surat berharga atau securities adalah suatu dokumen yang mempunyai nilai uang serta
diakui dan juga dilindungi oleh hukum untuk keperluan bertransaksi, pembayaran,
perdagangan, dan lain sebagainya.
Surat berharga pada umumnya dipakai sebagai alat pembayaran dalam setiap
transaksi, khususnya di kalangan para pengusaha.
Banyak diantara mereka yang memakai surat berharga sebagai alat pembayaran
karena dianggap lebih aman, terjamin, dan praktis.
Untuk lebih jelas dan lebih bisa memahami tentang surat berharga, berikut merupakan
pendapat para ahli mengenai perngertian surat berharga.
Rasjim Wiraatmadja
“Rasjim Wiraatmadja berpendapat bahwa surat berharga adalah surat yang mempunyai
sifat dan juga nilai seperti layaknya uang tunai dan bisa dipertukarkan dengan uang
tunai.”
Heru Supraptomo
“Heru Supraptomo menjelaskan bahwa surat berharga adalah surat yang bisa
diperdagangkan dan berperan sebagai alat bukti terhadap utang yang sudah terjadi.”
Unsur – Unsur
Surat merupakan akta, sedangkan akta merupakan surat yang terdapat tanda
tangan, sengaja dibuat untuk digunakan sebagai suatu alat bukti.
Jadi akta tersebut adalah tanda bukti adanya perikatan atau utang dari orang yang
bertanda tangan.
Utang merupakan perikatan yang harus diselesaikan oleh orang yang bertanda
tangan di akta (debitur) dan orang yang memegang akta (kreditur) yang berhak
untuk menuntut kepada orang yang menandatangani akta.
Pembawa Hak
Pembawa hak merupakan hak untuk menuntut sesuatu hal kepada debitur atau
orang yang menandatangani surat berharga oleh kreditur.
Hal tersebut berarti hak tersebut melekat pada akta surat berharga.
Surat berharga adalah surat bukti utang yang sangat mudah untuk diperjual belikan.
Jenis – Jenis
Cek
Cek merupakan surat perintah yang berasal dari nasabah atau pemilik dana pada
rekening giro kepada bank untuk membayar tanpa syarat sejumlah dana kepada
pemegang cek ketika ditunjukkan.
Bilyet Giro
Bilyet giro merupakan surat perintah yang berasal dari nasabah atau pemilik dana pada
rekening giro kepada bank untuk melakukan pemindah bukuan sejumlah dana kedalam
rekening yang sudah tertera dalam bilyet giro.
Wesel
Wesel adalah surat perintah tertulis yang berasal dari pihak ke-1 (penarik) yang
menginstruksikan kepada pihak ke-2 (tertarik/bank) untuk membayar sejumlah uang
ketika jatuh tempo kepada pihak ke-3 (penerima pembayaran) atau si pembawa wesel.
Promes
Promes adalah suatu kontrak yang berisi janji secara terperinci atau detail dari suatu
pihak untuk membayarkan sejumlah dana kepada pihak lainnya.
2
Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito adalah surat pengakuan secara tertulis yang berasal dari bank
kepada penyimpan dana atau deposan dengan janji untuk membayar kepada
penyimpan, atau penggantinya.
Saham
Saham adalah suatu surat bukti yang menyatakan bahwa pemegang saham ikut serta
dalam modal (ikut mempunyai) suatu perseroan terbatas (PT).
Obligasi
Obligasi adalah surat bukti yang menyatakan bahwa pemegang obligasi meminjamkan
sejumlah uang kepada badan yang mengeluarkan obligasi tersebut.
Ciri – Ciri
Persediaan uang tunai atau dana kas yang berlebihan dalam perusahaan tidak dapat
menambah pendapatan, karena merupakan uang yang nganggur (idle money) yang
tidak digunakan.
3
Supaya kelebihan dana tersebut dapat menambah penghasilan, dapat didepositokan
atau ditanamkan pada perusahaan lain dengan cara membeli saham atau obligasi
perusahaan lain.
Pemegang obligasi mendapatkan bunga yang disebut kupon, yang biasanya dibagikan
6 bulan sekali.
1. Jika tujuannya hanya memanfaatkan uang nganggur, sehingga jika pada suatu
saat perusahaan memerlukan uang tunai saham atau obligasi tersebut segera
dijual kembali, maka pembelian saham atau obligasi yang demikian termasuk
investasi jangka pendek, dan atas pembelian dan penjualan saham atau obligasi
tersebut dicatat dalam rekening surat berharga (efek).
2. Jika tujuannya hanya sekedar memanfaatkan idle money, tetapi untuk tujuan
yang lebih penting untuk masa depan perusahaan, pembelian saham atau
obligasi tersebut termasuk investasi jangka panjang
Dalam investasi jangka pendek, semua transaksi pembelian dan penjualan saham
dicatat dalam rekening surat berharga/efek (marketable securities).
Pada waktu membeli dicatat sebesar harga perolehan (cost), yaitu harga beli ditambah
dengan biaya pembelian (provisi dan materai).
Sedangkan pada waktu menjual dicatat sebesar harga kurs dikurangi biaya penjualan
(provisi dan materai).
Selisih antara harga jual dengan harga perolehan dicatat ke dalam suatu rekening
laba/rugi penjualan securities. Untuk lebih jelasnya pencatatan pembelian dan
penjualan saham perhatikan bagan berikut ini.
4
Contoh Soal dan Perhitungan Saham
Kardota selama tahun 2019 melakukan pembelian saham dan penjualan saham berikut
ini, maka dicatatlah dalam jurnal sebagai berikut.
5
Penjelasan:
Jan 15
6
Jan 20
Jan 25
Feb 5
7
Feb 10
Seperti halnya dengan saham, pembelian obligasi dicatat dalam rekening (akun) surat
berharga sebesar harga perolehannya, yaitu harga kurs ditambah biaya pembelian, dan
pada penjualan dicatat sebesar harga kurs dikurangi biaya penjualan.
Selisih antara harga jual dengan harga perolehan dicatat dalam rekening (akun) laba
atau rugi penjualan surat berharga.
Dalam jual beli obligasi harus diperhitungkan pula bunga berjalan, yaitu bunga yang
harus dibayar oleh pembeli untuk jangka waktu tanggal jatuh tempo kupon/bunga
berakhir sampai tanggal jual beli.
Pada akhir periode, bunga berjalan dihitung dari tanggal kupon terakhir sampai tanggal
tutup buku.
1. Jika pembelian/penjualan dilakukan tanggal 1/3 atau 1/9, tidak perlu dihitung
bunga berjalan.
2. Jika pembelian/penjualan dilakukan tanggal 1 April, bunga berjalan dihitung 1/3 –
1/4 = 1 bulan (30 hari).
3. Jika pembelian/penjualan dilakukan tanggal 16 September, bunga berjalan
dihitung 1/9 – 16/9 = 15 hari.
8
4. Jika pembelian/penjualan dilakukan pada 1 Febuari, bunga berjalan dihitung 1/9
– 1/2 = 5 bulan.
Bunga berjalan tersebut tidak termasuk dalam harga perolehan obligasi, tetapi dicatat
dalam rekening (akun) tersendiri.
Ada 2 rekening (akun) yang digunakan untuk mencatat bunga berjalan, yaitu:
Jika waktu membeli obligasi bunga berjalan dicatat dalam rekening (akun) pendapatan bunga, maka pada
waktu obligasi tersebut dijual kembali, bunga berjalan tersebut juga langsung dicatat dalam rekening (akun)
pendapatan bunga.
Begitu pula pada tanggal jatuh tempo kupon, penerimaan bunga obligasi juga dicatat dalam rekening (akun)
pendapatan bunga.
Jika bunga berjalan dicatat dalam rekening (akun) piutang bunga, maka pada waktu obligasi tersebut dijual
kembali, bunga berjalan dicatat dalam rekening piutang bunga sejumlah yang sama dengan piutang bunga
yang terjadi, selebihnya dicatat dalam rekening (akun) pendapatan bunga.
Begitu pula pada tanggal jatuh tempo kupon, penerimaan bunga obligasi dicatat dalam rekening (akun) piutang
bunga untuk sejumlah piutang bunga yang terjadi, dan selebihnya dicatat dalam rekening pendapatan bunga.
Untuk jelasnya, pencatatan pembelian dan penjualan obligasi perhatikan ilustrasi berikut:
9
Contoh soal perhitungan obligasi
Penjelasan
10
Maret 1
April 15
Mei 16
11
Provisi dan materai
Juni 1
12
Juli 1
Agst 1
13
= 20 x Rp.53.025 = Rp. 1.060.500
Catatan
Jika pembelian obligasi dilakukan tepat tanggal kupon, maka pada waktu obligasi
tersebut dijual, baik menggunakan pendekatan neraca (piutang bunga) maupun
pendekatan rugi laba (pendapatan bunga), bunga berjalan dicatat dalam rekening
pendapatan bunga seluruhnya.
Sept 1
Obligasi PT Danareksa
Okt 1
14
Okt 7
Hal tersebut karena piutang bunga yang timpul pada saat pembelian obligasi sudah
dihapuskan/dikompensasikan pada saat menggunakan kupon tanggal 1 Oktober 2019.
Surat berharga yang segera dapat dijual dinyatakan dalam neraca sebesar harga
perolehan atau harga terendah antara harga perolehan dan harga pasarnya.
Namun demikian dalam praktek masih ada yang mencatat menurut harga pasar
15
Dalam metode ini surat berharga di neraca dicantumkan sebesar harga perolehannya.
Hal ini berarti tidak ada pengakuan terhadap keuntungan atau kerugian yang berasal
dari kenaikan atau penurunan kurs surat berharga.
Metode Harga Terendah Yaitu Antara Harga Perolehan Dengan Harga Pasar
(Lower of Cost or Market Method)
Dalam metode yang satu ini, surat berharga dicantumkan sebesar harga terendah
antara harga perolehan dengan harga pasarnya, yang berarti akan diakui adanya
kerugian yang belum terjadi, jika ternyata harga pasar lebih rendah dari harga
perolehannya.
Jumlah kerugian yang diakui adalah sebesar selisih harga perolehan dengan harga
pasarnya pada tanggal neraca.
Pencatatan kerugian yang diakui dilakukan dengan mendebit rekening (akun) “rugi
penurunan nilai surat berharga” dan mengkredit rekening (akun) “cadangan penurunan
nilai surat berharga”.
Penerapan metode ini (harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar), dapat
diterapkan kepada securities dengan 2 cara, yaitu:
Contoh 1
Data securities yang dimiliki PT. Maju Jaya pada tanggal 31 Des 2019 sebagai berikut:
1 50 lembar saham PT XYZ dengan nominal Rp. 580.750 Rp. 570.000 Rp. 570.000
Rp. 10.000 dan kurs 115%. Provisi dan
materai 1%
16
Jumlah Rp. 6.112.765 Rp. Rp. 6.048.765
6.192.500
a. Jika digunakan metode harga perolehan (cost method) dicatat sebesar Rp.6.112.765.
b. Jika digunakan metode harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar.
Untuk cara ini maka pengakuan rugi sebesar Rp.64.000 (Rp.6.112.765 – Rp.6.048.765)
dicatat dengan jurnal penyesuaian:
Didalam neraca surat berharga dicantumkan dengan jumlah sebesar harga perolehan
(Rp.6.112.765) dikurangi cadangan penurunan nilai surat berharga (Rp.64.000)
sehingga jumlah bersihnya Rp.6.048.765 (seperti halnya dengan penulisan aktiva
tetap).
Cadangan penurunan nilai surat berharga ini akan dihapuskan apabila surat berharga
tersebut dijual.
Misalnya pada tanggal 10 Januari 2019, 50 lembar saham PT XYZ dijual dengan kurs
115%, provisi dan materai 1%.
17
Nama Akun Debit Kredit
Penjelasan
Harga Kurs 50 Lembar Saham PT XYZ
Cadangan Penurunan Nilai Surat Berharga (Rp. 585.750 – Rp. (Rp. 10.750)
570.000)
Rp. 570.000
Jika penurunan nilai dihitung untuk semua surat berharga, dan penjualan securities itu
tidak dilakukan sekaligus, maka setiap terjadi penjualan securities tidak diadakan
penyesuaian pada rekening (akun) cadangan penurunan nilai surat berharga.
Rekening (akun) cadangan ini baru akan disesuaikan pada akhir periode.
Contoh 2
Tanggal 1 Januari 2019 suatu perusahaan mempunyai data tentang securities sebagai
berikut:
18
1 100 lembar saham PT OPQ Rp. 1.050.000 Rp. 1.100.000
Dari data yang ada di atas berarti cadangan penurunan nilai surat berharga
Rp.11.350.000 – Rp.11.000.000 = Rp.350.000
Misalnya saja pada tanggal 5 Febuari 2019 dijual 100 lembar PT Rama dengan harga
Rp.1.100.000
Misalnya setelah tanggal 5 Febuari 2019 tidak ada pembeliandan penjualan surat
berharga lagi sampai akhir tahun, maka harga perolehan surat berharga tinggal
(Rp.11.350.000 – Rp.1.150.000) = Rp.10.200.000.
19
Dan apabila harga pasar seluruh surat berharga = Rp.10.050.000 berarti cadangan
penurunan nilai surat berharga = Rp.150.000 (Rp.10.200.000 – Rp.10.050.000).
Saldo cadangan penurunan nilai surat berharga pada tanggal 1 Januari 2019 Rp.350.000, maka
harus dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Dari contoh di atas, seandainya harga pasar semua surat berharga = Rp.9.750.000
berarti cadangan penurunan nilai surat berharga menjadi (Rp.10.200.000 –
Rp.9.750.000) = Rp.450.000.
Saldo cadangan penurunan nilai surat berharga 1 Januari 2019 Rp.450.000, maka jurnal
penyesuaiannya sebagai berikut:
20