Tarif Pajak
Tarif Pajak
Bunga dari deposito dalam mata uang rupiah yang dananya bersumber
dari Devisa Hasil Ekspor dan ditempatkan di dalam negeri pada bank yang
Final
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar
negeri di Indonesia :
Untuk deposito dengan jangka waktu 1 bulan 7,5% Jumlah Bruto Bunga
Untuk deposito dengan jangka waktu 3 bulan 5% Jumlah Bruto Bunga
Untuk deposito dengan jangka waktu 6 bulan atau lebih dari 6 0% Jumlah Bruto Bunga
bulan
Bunga dari tabungan dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia, serta bunga 20% (untuk WPDN & Jumlah Bruto Bunga
dari deposito selain dari deposito diatas BUT);
20% atau Tarif P3B
(untuk WPLN)
Pengecualian:
a. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang
jumlah deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp
7.500.000,00 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang
didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
a. Wajib Pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah 2,5% Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
dan/atau bangunan
c. pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun 1% Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya
melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
7. Usaha Jasa Konstruksi
Dasar Hukum : PP No. 51 Tahun 2008 jo.
PP No. 40 Tahun 2009
a. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa 2% Penghasilan bruto
yang memiliki kualifikasi usaha kecil
b. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa 4% Penghasilan bruto
yang tidak memiliki kualifikasi usaha
Final
c. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa 3% Penghasilan bruto
selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b
Syarat :
a. merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang melakukan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan; dan
b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.
9. Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang
memiliki peredaran bruto tertentu
Dasar Hukum : PP No. 46 Tahun 2013
1% Penghasilan bruto Final
PMK No 107/PMK.011/2013
Syarat :
a. Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan tidak termasuk
bentuk usaha tetap; dan
b. menerima, penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari
jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto
tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta
rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
II PPh Pasal 15
Dasar Hukum : Pasal 15 UU Nomor 36 Tahun 2008
248/KMK.04/1995
416/KMK.04/1996
417/KMK.04/1996
475/KMK.04/1996
KEP-667/PJ./2001
3. Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri 2,64% Peredaran Bruto Final
4. WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia 0,44% Nilai Ekspor Bruto Final
5. Pihak-pihak yang melakukan kerjasama dalam bentuk Perjanjian 5% Jumlah Bruto dari Nilai Tertinggi Final bagi
Bangunan Guna Serah (Built Operate and Transfer) antara Nilai Pasar dengan NJOP WPOP
Bagian Bangunan yang Diserahkan
III PPh Pasal 21
Dasar Hukum : Pasal 21 UU Nomor 36 Tahun 2008
252/PMK.03/2008
PER-16/PJ/2016
PP No. 80 Tahun 2010 jo. 262/PMK.03/2010
16/PMK.03/2010
433/KMK.04/1994 jo. SE-17/PJ.43/1994
1. penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap Pasal 17 UU PPh PKP = PB - (BJ + IP) – PTKP
2. penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima pensiun secara Pasal 17 UU PPh PKP = (PB – BP) – PTKP
teratur (Penerima pensiun berkala) berupa uang pensiun atau (Biaya Pensiun sebesar 5% dari
penghasilan sejenisnya penghasilan bruto, setinggi-tingginya
Rp200.000 sebulan atau
Rp2.400.000 setahun)
3. penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas kecuali tenaga
ahli, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan
atau upah yang
a. dibayarkan secara bulanan Pasal 17 UU PPh PKP = PB disetahunkan – PTKP
b. tidak dibayar secara bulanan
- Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) 5% PKP = PB – PTKP untuk jumlah hari
bulan kalender melebihi Rp 4.500.000,00 tetapi tidak melebihi kerja yang sebenarnya
Rp 10.200.000 (PTKP sehari ditetapkan sebesar
PTKP setahun sesuai dengan
statusnya dibagi dengan 360))
a. imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto Kumulatif
b. imbalan yang bersifat berkesinambungan
- Memenuhi Ketentuan Pasal 17 UU PPh PKP = (50% x PB) – PTKP Kumulatif
- Tidak Memenuhi Ketentuan Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto Kumulatif
Catatan :
Bagi Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 yang tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21
dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
Ket :
PKP : Penghasilan Kena Pajak
PB : Penghasilan Bruto
BJ : Biaya Jabatan
IP : Iuran Pensiun
BP : Biaya Pensiun
IV PPh Pasal 22
Dasar Hukum : Pasal 22 UU Nomor 36 Tahun 2008
34/PMK.010/2017
1. Pembelian Barang oleh Bendaharawan pemerintah, Bendahara 1,5% Harga Pembelian
Pengeluaran, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dan BUMN/BUMD
2. Impor Barang :
a) barang tertentu sebagaimana tercantum dalam Lampiran I 10% Nilai Impor
PMK 34/PMK.010/2017 dengan atau tanpa menggunakan
Angka Pengenal Impor (API)
b) barang barang tertentu lainnya sebagaimana tercantum dalam 7,5% Nilai Impor
Lampiran II PMK 34/PMK.010/2017 dengan atau tanpa
menggunakan API
c) barang berupa kedelai, gandum, dan tepung terigu 0,5% Nilai Impor
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III PMK
34/PMK.010/2017 dengan menggunakan API
e) barang sebagaimana dimaksud pada huruf c) dan huruf d) 7,5% Nilai Impor
yang tidak menggunakan API
9. Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh Agen Tunggal 0,45% DPP PPN
Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM)
10. Pembelian bahan-bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan, 0,25% Harga Pembelian
pertanian, peternakan, dan perikanan yang belum melalui industir (tidak termasuk PPN)
manufaktur oleh badan usaha industry atau eksportir yang bergerak
dalam sector kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, 2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 (2)
ak. Jasa freight forwarding, yaitu kegiatan usaha yang ditujukan untuk
mewakili kepentingan pemilik untuk mengurus semua/sebagian
kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan
penerimaan barang melalui transportasi darat, laut, dan/atau
udara, yang dapat mencakup kegiatan penerimaan,
penyimpanan, sortasi, pengepakan, penandaan, pengukuran,
penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan
dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim, asuransi
atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan
biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang-barang
tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak
menerimanya.
al. Jasa logistik
am. Jasa pengurusan dokumen
an. Jasa pengepakan
ao. Jasa loading dan unloading
ap. Jasa laboratorium dan/atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh
lembaga atau insitusi pendidikan dalam rangka penelitian
akademis;
aq. Jasa pengelolaan parker
ar. Jasa penyondiran tanah
as. Jasa penyiapan dan/atau pengolahan lahan
at. Jasa pembibitan dan/atau penanaman bibit
au. Jasa pemeliharaan tanaman
av. Jasa pemanenan
aw. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan, dan/atau perhutanan
ax. Jasa dekorasi
ay. Jasa pencetakan/penerbitan
az. Jasa penerjemahan
Catatan :
Dalam hal penerima imbalan sehubungan dengan jasa sebagaimana
dimaksud di atas tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif
pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif
sebagaimana dimaksud di atas
VI PPh Pasal 26
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
624/KMK.04/1994
SE - 25/PJ.4/1995
2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
jaminan pengembalian utang
3. Royalti, Sewa, dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
harta
4. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
5. Hadiah dan Penghargaan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
6. Pensiunan dan Pembayaran berkala lainnya 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
7. premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
8. keuntungan karena pembebasan utang 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
9. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia, kecuali 20% x Perkiraan Phs Harga Jual Final
yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh yang diterima WP LN Neto atau Tarif P3B
selain BUT di Indonesia
a. Dibayarkan tertanggung kepada Perusahaan Asuransi di LN, baik 20% x 50% atau 10% Premi yang Dibayar Final
secara langsung maupun melalui pialang atau Tarif P3B
b. Dibayarkan Perusahaan Asuransi di Indonesia kepada 20% x 10% atau 2% Premi yang Dibayar Final
Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun melalui atau Tarif P3B
pialang
c. Dibayarkan Perusahaan Reasuransi di Indonesia kepada 20% x 5% atau 1% Premi yang Dibayar Final
Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun atau Tarif P3B
melalui pialang
11. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan saham sebagaimana 20% x Perkiraan Phs Harga Jual Final
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3c) UU PPh Neto atau Tarif P3B
12. Penghasilan BUT, kecuali ditanamkan kembali di Indonesia 20% atau Tarif P3B Penghasilan Kena Pajak – PPh BUT Final
di Indonesia