Anda di halaman 1dari 4

2. Bagaimana alur dan kebijakan pengembangan profesi dan karir menjadi guru ?

Dunia pendidikan sangatlah penting bagi anak-anak. Peran guru sebagai pendidik juga
sangatlah penting dalmpendidikan. Tanpa kita sadari tidak ada pendidikan yang bermutu
tanpa kehadran guru yang profesional dengan jumlah yang di cukupi. Pengembangan dan
peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik agar menjaga
kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
/ olahraga. Diperlukannya pembinaan dan pengebangan kepribadian, sosial, dan profesional.
Pengembangan profesi dan karir di arahkan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru
dalam pelksanaan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Inisiatif
meningkatkan kompetensi dan profesionalitas ini harus sejalan dengan upaya untuk
memberikan penghargaan, peningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap guru.

Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi


pedagonik, kepribadian,sosial, dan profesional. Pembinaan dan pengembangan profesi guru
sebagaimana dimaksut melalui jabatan fungsional. Kebutuhan guru akan program pembinaan
dan pengembangan profesi dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu pemahaman
tengtang konteks pembelajaran, penguatan penguasaan materi, pengembangan metode
mengajar, inovasi pembelajaran, dan pengalaman tentang teori-teori terkini. Kegiatan
pembinaan dan pengembangan profesi dapat dilakukan oleh institusi pemerintah, lembaga
pelatihan (training provider) nonpemerintah, penyelenggara, atau satuan pendidikan.
Ditingkat satuan pendidikan, program ini dapat dilakukan oleh guru pembina, guru inti,
coordinator guru kelas, dan sejenisnya yang ditunjuk dari guru terbaik dan ditugasi oleh
kepala sekolah.

Pembinaan guru melalui pendidikan lanjutan yaitu bentuk pembinaan dengan


memberikan kesempatan guru untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi.
Tujuan pendidikan lanjutan menurut Bafadal (2003: 56-57) dalam Arif Rahman untuk:

1. Meningkatkan kualifikasi formal guru sehingga sesuai dengan peraturan kepegawaian


yang diberlakukan secara nasional maupun melalui yayasan.
2. Meningkatkan kemampuan akademik sehingga peningkatan profeesionalnya dalam
rangka meningkatkan kualitas penyelenggaran pendidikan di sekolah.
3. Menumbuh kembangkan motivasi para pegawai khsususnya guru untuk meningkatkan
kinerjanya.
Pengembangan guru akan program pembinaan dan pengembangan profesi dikelompokkan
ke dalam lima kategori, yaitu pemahaman tengtang konteks pembelajaran, penguatan
penguasaan materi, pengembangan metode mengajar, inovasi pembelajaran, dan pengalaman
tentang teori-teori terkini. Kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi dapat dilakukan
oleh institusi pemerintah, lembaga pelatihan (training provider) nonpemerintah,
penyelenggara, atau satuan pendidikan. Ditingkat satuan pendidikan, program ini dapat
dilakukan oleh guru pembina, guru inti, koordinator guru kelas, dan sejenisnya yang ditunjuk
dari guru terbaik dan ditugasi oleh kepala sekolah. Pemerintah dan pemerintah daerah berhak
mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan serta
wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggarakannya pendidikan bagi setiap warga
negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.

Guru sebagai komponen penting dalam sistem pendidikan diharapkan mampu menjadi
fasilitator, motivator dan dinamisator dalam proses belajar siswa. Oleh karena itu guru
dituntut untuk dapat mempunyai kompetensi dalam dunia pendidikan. Pelaksanaan
kurikulum, perlu adanya metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diampu oleh masing-masing guru, dengan demikian proses belajar mengajar akan berjalan
seiring dengan pengembangan aspek-aspek belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, aspek
afektif dan aspek psikomotor. Menurut UNESCO, bahwa guru sebagai agen pembawa
perubahan yang mampu mendorong pemahaman dan toleransi diharapkan tidak hanya
mampu mencerdaskan peserta didik tetapi juga harus mampu mengembangkan kepribadian
yang utuh, berakhlak dan berkarakter. Untuk itu dibutuhkan suatu proses pendidikan guru
yang secara professional dapat dipertanggung jawabkan. Guru merupakan pekerjaan profesi.
Untuk menjadi guru yang baik maka dituntut adanya sejumlah kompetensi yang harus
dimiliki guru, yaitu :

1. Menguasai landasan-landasan kependidikan

2. Penguasaan bahan/materi pelajaran

3. Kemampuan mengolah program kegiatan belajar mengajar

4. Kemampuan mengelola kelas

5. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar

6. Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar

7. Kemampuan menilai hasil belajar/prestasi siswa


8. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan

9. Menafsirkan hasil penelitian untuk keperluan pengajaran

10. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

Proses penempatan guru yang tidak terarah, tidak adil dan tidak proporsional akan
berpengaruh negatif terhadap guru dalam mengembangkan kemampuan dan pengabdiaan
profesional kependidikannya. Selain itu juga menyurutkan niat generasi muda untuk
memasuki profesi keguruan. Kenyataan yang dihadapi banyak guru yang berada di daerah
terpencil tidak memiliki masa depan, baik bagi pengembangan karirnya maupun kesehatan
rohani dan jasmaninya. Dihapuskannya program rotasi semakin menjadikan ciut semangat
guru untuk meningkatkan profesionalismenya, karena dalam benaknya sudah merasa bahwa
sampai pensiun dia tetap berada di sekolah tersebut.

Rasio jumlah guru terhadap jumlah peserta didik semakin tidak seimbang. Adanya
sekolah yang kelebihan guru, namun di sisi lain masih banyak sekolah-sekolah yang
kekurangan guru. Sekolah-sekolah yang kekurangan guru ini terpaksa mengangkat guru
honorer/guru tidak tetap (GTT) yang gajinya jauh di bawah upah minimum. Lebih celakanya
jenis guru yang satu ini tidak mempunyai ikatan perjanjian hukum yang jelas sehingga
sewaktu-waktu dapat diberhentikan karena ada droping guru negeri baru. pengembangan
karier (career development) menuntut seseorang untuk membuat keputusan dan mengikatkan
dirinya untuk mencapai tujuan-tujuan karier. Pusat gagasan dalam pengembangan karier ialah
waktu, yang dipengaruhi cost and benefit. Cost and benefit ini selalu dipertimbangkan dalam
memilih pekerjaan, apa kerjanya, apa organisasinya, dan apa untung ruginya (Sigit : 2003).
Pengertian pengembangan karier secara awam adalah peningkatan jabatan yang didasarkan
pada prestasi, masa kerja, dan kesempatan.  Pengembangan karier bagi guru belum
memperoleh porsi yang sesuai, karena dengan dicanangkannya otonomi daerah ternyata
menimbulkan kebimbangan para birokrat daerah untuk memberikan kewenangan pengelolaan
aspek-aspek pendidikan terhadap kaum guru. Hal ini dapat dimaklumi sebab dengan
memberikan jabatan-jabatan tersebut menutup peluang bagi mereka (birokrat) untuk
‘berkuasa’. Seorang guru mempunyai/naik jabatan menduduki jabatan struktural tertentu akan
tetapi tugas pokoknya sebagai pengajar/pendidik tetap menjadi tanggung jawabnya, seorang
guru tidak serta merta menjadi birokrat dan meninggalkan profesi mengajar ketika ia naik
jabatan.
Daftar pustaka
Syarief, Ikhwanuddin, dkk. (2002), Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia
Baru, Jakarta, PT Grasindo.
Dian, Mahsunah; Dian, Wahyuni; Arif, Antono; Santi, Ambarukmi. 2012. Kebijakan
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Badan PSDMPK-PMP

Anda mungkin juga menyukai