Konsti Tusi
Konsti Tusi
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Constitution”, dan berasal dari bahasa
Belanda “constitutie”. Dalam bahasa latin (contitutio,constituere), sedangkan dalam bahasa
Prancis yaitu “constiture”. Dalam bahasa Jerman yaitu “vertassung, konstitution”, sedangkan
dalam ketatanegaraan RI diartikan sama dengan Undang – undang dasar. Konstitusi / UUD dapat
diartikan peraturan dasar yang memuat ketentuan – ketentuan pokok dan menjadi satu sumber
perundang- undangan. Secara umum, pengertian konstitusi adalah keseluruhan peraturan-
peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang mengatur secara mengikat tentang
cara penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara.
Unsur-Unsur Kontsitusi
Perubahan Konstitusi
a. C.F. Strong
Menurut C.F. Strong perubahan konstitusi atau UUD dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Oleh kekuasaan legislatif, tetapi dengan pembatasan-pembatasan tertentu
2. Oleh rakyat melalui suatu referendum
3. Oleh sejumlah negara bagian (khusus untuk negara serikat)
4. Dengan kebiasaan ketatanegaraan atau oleh suatu lembaga negara yang khusus
dibentuk hanya untuk keperluan perubahan
b. Ismail Suny
Ismail Suny mengemukakan bahwa proses perubahan konstitusi dapat terjadi dengan
berbagai cara, karena :
1. Perubahan resmi
2. Penafsiran hakim
3. Kebiasaan ketatanegaraan atau konvensi
c. K.C. Wheare
K.C Wheare, mengatakan ada 4 cara perubahan konstitusi :
1. Beberapa kekuatan yang bersifat primer (some premary forces)
2. Perubahan secara formal sesuai yang ada pada UUD itu sendiri (formal
amandement)
3. Penafsiran secara hukum (yudicial interpretation)
4. Kebiasaan yang terdapat dalam bidang ketatanegaraan (usage and convention)