Anda di halaman 1dari 31

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LIA KUSUMANINGRUM, S.HUT., M.SC


APA ITU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ?
PENDAHULUAN
 Peradaban modern yang kapitalistik telah mendorong manusia begitu serakah terhadap
lingkungan hidup. Manusia modern terjangkiti oleh penyakit hedonisme yang tidak pernah
puas dengan kebutuhan materi. Sebab yang mendasar timbulnya keserakahan terhadap
lingkungan ini, karena manusia memahami bahwa sumber daya alam adalah materi yang
mesti dieksploitasi untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan materinya yang konsumtif.
 Profesor Paul R. Ehrlich, Universitas Stanford dan isterinya, Anne Ehrlich (1968)
: kelaparan terjadi di seluruh dunia l970an dan 1980an, karena kelebihan
penduduk dan gejolak sosial, perlu adanya pembatasan pertumbuhan
penduduk . spt. Teori Thomas Malthus.
 Robert Malthus mengatakan bahwa untuk menyeimbangkan antara
pertumbuhan penduduk (kelahiran) dengan pertumbuhan pangan (produksi),
mau tidak mau produktivitas pangan harus ditingkatkan. Hal ini bisa dilakukan
dengan cara mengoptimalkan sumber daya alam yang dapat dikelola dalam
bentuk barang dan jasa. Karena tingkat kepuasan manusia terhadap barang dan
jasa bersifat tidak terbatas, maka optimalisasi pengurasan sumber daya alam
dilakukan tanpa pernah memperdulikan sumber daya alam bersifat terbatas.
Akibat yang timbul kemudian adalah proses degradasi lingkungan berupa
kerusakan dan pencemaran lingkungan semakin menjadi-jadi dan bertambah
parah.
• Banyak Kritik, antara lain kelaparan memang belum
dapat dihilangkan, tetapi akar penyebabnya ketidak
stabilan politik, bukan kekurangan pangan . Ekonom
India dan pemenang hadiah Nobel, Amartya Sen :
negara dengan demokrasi dan pers bebas hampir
tidak pernah menderita kelaparan berkepanjangan.

• Faktor utama pro kontra: keterkaitan pertumbuhan


penduduk, terbatasnya lahan pertanian, dengan
kemajuan teknologi, perbaikan tingkat kesehatan,
(Pro Kontra adalah kelaziman dalam IPTEK).

• Fakta : ancaman global perubahan Iklim telah


membuktikan adanya korelasi kuat antara jumlah
manusia eksponensial dengan emisi Gas Rumah Kaca
DEKLARASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 Kesepakatan agenda 21 melalui deklarasi pembangunan dan lingkungan
hidup di Rio de Janeiro, Brasil tahun 1992 merupakan sebuah
kemenangan dari misi menyelamatan bumi yang didorong oleh
semangat gerakan ekologi dalam (deep ecology).

 Kesepakatan ini memuat pandangan bahwa manusia adalah bagian


integral dari alam kehidupan lain, yakni bagian alam bumi (biosfir),
sehingga perilaku perusakan dan pencemaran pada sebagian bumi pada
suatu negara dipandang sebagai perilaku yang tidak etis. Bumi dan
sumber daya alam dipandang sebagai sesuatu yang memiliki hak hidup
seperti manusia karena semuanya merupakan ciptaan Tuhan.
DEKLARASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 Upaya masyarakat internasional untuk penyelamatan lingkungan melalui
KTT Bumi, yang dikenal dengan Wold Summit on Sustainable
Development di Johanesburg, Afrika Selatan (2002) telah merumuskan
deklarasi politik pembangunan berkelanjutan dengan agenda bahasan
dokumen berisi program aksi (the programe of action) dan deklarasi
politik (the political declaration) tentang pembangunan berkelanjutan
yang merupakan pernyataan kelanjutan dukungan terhadap tujuan
agenda 21.

 Agenda 21 berisi kesepakatan mengenai program pembangunan


berkelanjutan, yang harus ditinjaklanjuti oleh negara-negara peserta
konferensi Rio de Janeiro tahun 1992.
KTT SDG 2015,
New York

KTT Bumi 2012, Rio de


Janeiro
KTT Bumi 2002,
Johannesburg

KTT Bumi l992,


Rio de Janeiro

KTT MDG
KTT Bumi New York,
l972,
Stockholm 2000
PENGERTIAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah sebuah
upaya pembangunan yang meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan
bahkan budaya untuk kebutuhan masa kini tetapi tidak mengorbankan
atau mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang.
HAKEKAT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 Prinsip pembangunan berkelanjutan membedakan sifat sumberdaya alam. Pada SDA
tidak dapat diperbarui, perlu upaya sumber daya alternatif untuk menggantikan SDA
yang habis dan diinvestsikan ke SDA terbarukan (pertanian, perkebunan, perikanan,
pariwisata, dan SDM).
 Fungsi ekosistem yang tidak mendapatkan imbalan jasa (nilai ekonomi) karena tidak
ada pasar berakibat borosnya penggunaannya dan acuh pada komponen ekosistem 
SDA mengalami degradasi, pencemaran dan kehancura. Penilaian terhadap jasa
lingkungan merupakan bagian penting pembangunan berkelanjutan.
 Transformasi total dari pembangunan konvensional ke pembangunan berkelanjutan
dengan memperhatikan:
• Sifat khas SDA yang dapat diperbarui agar berlanjut
• Sifat khas SDA tidak dapat diperbarui  pengembangan aktivitas alternatif
berbasis SDA terbarui
• Nilai Jasa Lingkungan dikembangkan dengan pendekatan-pendekatan khusus
Tiga Cakupan Program Pembangunan Berkelanjutan
World Summit on Sustainable Development (Johannesburg,2002)

a. Memberantas kemiskinan terutama bagi mereka yang


berpendapatan <US$1/kapita/hari, tidak mendapatkan
pendidikan, kesehatan, air bersih

b. Mengurangi penggunaan SDA dan energi serta pembuangan


limbah dan polusi

c. Melindungi dan mengelola SDA penunjang sistem kehidupan


serta lingkungan agar ampu menopag pembangunan secara
berkelanjutan
Sustainable Development
3 PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(Munashinge, 1993)
PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Pembangunan harus memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi
yang akan datang.

Pembangunan harus tetap memperhatikan ekosistem yang ada, sesuai dengan kemampuan daya dukungnya,
sehingga tetap terjaga dan kualitas lingkungan tidak mengalami penurunan (lestari).

Setiap kagiatan pembangunan harus selalu mewujudkan kepentingan kelompok atau masyarakat lain
dimanapun berada, serta mengindahkan keberadaan kehidupan sekarang maupun kehidupan masa datang.

Pembangungan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek baik
fisik, rohani, sosial dan budaya dalam jangka panjang, dengan tidak memboroskan dan tidak merusak SDA yang
ada, serta tidak melampaui kapasitas daya dukungnya.
PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Output:
Outcome:
• Kelestarian fungsi LH,
Pembangunan berkelanjutan
Pemanfaatan SDA • Peningkatan nilai (peningkatan kesejahteraan
dukung ekosistem, masyarakat dan kelestarian
• Pemanfaatan tata nilai kelangsungan
berkelanjutan. kehidupan)

Pengelolaan LH
Prinsip pengelolaan LH,
1. Pengendalian Kerusakan LH  Green Issue:
• Konservasi SDA (keanekaragaman hayati, Air, Energi, dan SDA Lainnya);
• Kesesuaian peruntukan pemanfaatan/fungsi lahan  Tata ruang/tataguna lahan;
• Pengembangan nilai dukung ekosistem  peningkatan produktivitas lahan/kawasan
(nilai tambah, bentuk, dan pola pemanfaatan berkelanjutan);
2. Pengendalian pencemaran LH (Pengelolaan Limbah/Sampah)  Brown Issue:
• Minimalisasi limbah/sampah { Teknologi bersih (hemat bahan baku/energi) dan 3R}
• Pengolahan limbah/sampah { Kompos, Biogas, incenerator, Landfill, dll.}
DI INDONESIA SEHARUSNYA DITERAPKAN 5 PILAR
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Ekonomi (Growth)

Kelembagaan
lingkungan Penegakan hukum

Sosial
(stabil, harmonis dan sejahtera) Ekologi (aman & lestari)
IDEALNYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI
INDONESIA
1. pertama, berkelanjutan ekologis, yakni akan menjamin berkelanjutan eksistensi bumi
a. memelihara (mempertahankan) integrasi tatanan lingkungan, dan keanekaragaman hayati;
b. memelihara integrasi tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan bumi ini tetap terjamin;
c. memelihara keanekaragaman hayati, meliputi aspek keanekaragaman genetika, keanekaragaman species dan
keanekaragaman tatanan lingkungan.

2. Kedua, berkelanjutan ekonomi; dalam perpektif ini pembangunan memiliki dua hal utama, yakni, berkelanjutan
ekonomi makro dan ekonomi sektoral. Berkelanjutan ekonomi makro, menjamin ekonomi secara berkelanjutan dan
mendorong efesiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan nasional. Berkelanjutan ekonomi sektoral untuk
mencapainya;
a. sumber daya alam dimana nilai ekonominya dapat dihitung harus diperlakukan sebagai kapital yang “tangible”
dalam rangka akunting ekonomi;
b. koreksi terhadap harga barang dan jasa perlu diintroduksikan. Secara prinsip harga sumber daya alam harus
merefleksikan biaya ekstraksi/pengiriman, ditambah biaya lingkungan dan biaya pemanfaatan.
IDEALNYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DI INDONESIA
3. Ketiga, berkelanjutan sosial budaya
a. stabilitas penduduk,
b. pemenuhan kebutuhan dasar manusia,
c. Mempertahankan keanekaragaman budaya dan
d. mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.

4. Keempat, kelembagaan
Pengembangan peran serta masyarakat, kelembagaan dan ketenagaan, serta penyelenggaraan tata
kepemerintahan yang baik dalam pengelolaan lingkungan hidup.

5. Kelima, berkelanjutan pertahanan dan keamanan


Keberlanjutan kemampuan menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan baik dari dalam
maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung yang dapat membahayakan integrasi, identitas,
kelangsungan bangsa dan negara.
Pengelolaan Lingkungan Indonesia
(1978 – Sekarang)

KEBIJAKAN
• Pembangunan Berkelanjutan termuat GBHN 1973 -1978 : IV. GBHN 1999 – 2004
• Dalam pelaksanaan pembangunan sumber alam Indonesia Pendayagunaan Sumber Daya Alam untuk kemakmuran rakyat
harus digunakan secara rasionil. Penggalian sumber kekayaan dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan
tersebut harus diusahakan tidak merusak tata lingkungan hidup lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan, kepentingan
manusia, dilaksanakan dengan kebijakan yang menyeluruh dan ekonomi dan budaya lokal, serta penataan ruang.
dengan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan
datang. V. RPJMN 2004 – 200 Bab 32 tentang Perbaikan Pengelolaan Sumber
Daya Aalam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup.
I. Repelita II 1974 – 1979 VI. Perpres 59/2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian SDGs (3 Pilar
Kebijaksanaan sebagai landasan bagi pengelolaan Sumber Daya Sosial Ekonomi dan Lingkungan) dan Tindak Lanjut Tim Koordinasi
Alam + Lingkungan Hidup yang lintas sektoral Nasional Peta Jalan, RAN dan RAD.

II. Repelita III 1979 – 1983 VII. RPJMN 2020 – 2024 Pembangunan Rendah Karbon dan
Dalam 3 program: Berketahanan Iklim – SDGs + Penanggulangan Bencana.
Intervensi:
1. Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air;
- Bauran Energi : EBT, Efisiensi energi, Biofuel, Pengurangan
2. Program Pembinaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup subsidi BBM dan Fosil, B30-B100, mobil listrik
3. Program Pengembangan Meteorologi dan Geofisika - Kehutanan dan Lahan
- Reforestasi dan Deforestasi
III. Repelita IV 1983 - 1988 - Pengendalian Karhutla
3 program yang sama dengan Repelita III ditambah dengan satu - Pengelolaan Hutan Lestari
program berupa Inventarisasi dan Evaluasi Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup. - Restorasi Ekosistem Gambut
- Moratorium Kelapa Sawit dan Hutan Primer
Pengelolaan Lingkungan Indonesia
(1978 – Sekarang)

• REGULASI NASIONAL • RATIFIKASI PERJANJIAN INTERNASIONAL

• UU 4/1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan • Keppres 135/1998 Pengesahan UN Convention on Combat Desertification.
Lingkungan Hidup • UU 19/2009 tentang Pengesahan Stockholm Convention
- PP 29/ 86 tentang AMDAL. • on Persistent Organic (POP)
• Keppres 23/1990 tentang Pengedalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) - Perpres 60/2005 tentang Pengesahan Konvensi Basel.
• UU 23 /1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. - UU 10/2013 tentang Pengesahan Konvensi Rotterdam
• UU 18/2018 tentang Pengelolaan Sampah
• • UU 5/1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on Biological
• UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Diversity.
- PP 27/2012 tentang Izin Lingkungan. - UU 21/2004 tentang Pengesahan Protokol cartagena.
- PP 54/2016 tentang Perubahan Atas PP 71/2014 tentang - UU 11/2013 tentang Pengesahan Protokol Nagoya
Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut
- PP 46/2017 tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan • UU 6/1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention on
- Perpres 77/2018 Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup Climate Change,
- UU 17/2004 tentang Pengesahan Kyoto Protokol ,
• UU 11/2020 tentang Cipta Kerja. - UU 16/2016 tentang Pengesahan :Persetujuan Paris.
- PP 22/2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan • UU 26/2014 tentang Pengesahan ASEAN Agreement on Transboundary
Pengeloalaan Lingkungan Hidup. Haze Pollution (AATHP)
- PP 23/2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan
• Perpres 33/2005 tentang Pengesahan Protokol Montreal

• UU 11/2017 Pengesahan Konvensi Minamata.


• Dilengkapi dengan berbagai turunan peraturan pelaksanannya :
PP,Perpres, Permen , Perda
Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia (1974 – 2021)

1. 1974 - Only One Earth 25. 2000 -The Environment Millennium : Time to Act.
2. 1975 – Human Settlement 26. 2001 - Connect with the World Wide Web of Life.
3. 1976 - Water :Vital Resource for Life 27. 2002 – Give Earth A Chance.
4. 1977 – Ozon Layer Environmental Concern : Land Loss & Soil Degradation 28. 2003 - Water – Two Billion People are Dying for.
5. 1978 – Development without Destruction 29. 2004 – Water, Seas and Oceans – Dead or Life
6. 1979 – Only One Future for Our Children : Development without Destruction 30. 2005 – Green Cities – Plan for Planet.
7. 1980 – A New Challenge for the New Decade without Destruction 31. 2006 – Desert and Desertification – Don’t Desert Drylands
8. 1981 – Ground Water : the Toxic Chemicals in Human Food Chains 32. 2007 – Melting Ice – a Hot Topic.
9. 1982 – Ten Years after Stockholm (Renewal of Environmental Concerns) 33. 2008 – Kick the Habit towards a Low Carbon Economy.
10. 1983 – Managing and Disposing Hazardous Waste : Acid Rain and Energy 34. 2009 – Your Plant Needs You – United to Combat Climate Change.
11. 1984 – Desertification 35. 2010 – Many Species One Planet, Our Future
12. 1985 – Youth Population and the Environment 36. 2011 – Forests Nature at Your Service.
13. 1986 – A Tree for Peace 37. 2012 - Green Economy : Does it Include You.
14. 1987 – Environment and Shelter : More than a Roof 38. 2013 – Think – Eat – Save.
15. 1988 – When People Put the Environment, Development will Last 39. 2014 – Raise Your Voice not the Sea Level.
16. 1989 – Global Warming : Global Warning 40. 2015 – Seven Billion Dreams, One Planet, Consume with Care
17. 1990 – Children and The Environment 41. 2016 – Zero Tolerance for Illegal Wildlife Trade.
18. 1991 – Climate Change Needs for Global Partnership 42. 2017 – Connecting People to Nature – in the City and on the Land, from the
19. 1992 – Only One Earth, Care and Share poles to the Equator.
20. 1993 – Poverty and the Environment 43. 2018 – Beat Plastic Pollution. 44. 2019 – Beat Air Pollution.
21. 1994 – Only One Earth Family 44. 2020 – It’s Time for Nature.
22. 1995 – We the Peoples : United for the Global Environment 45. 2021 – Ecosystem Restoration
23. 1996 – Our Earth Our Habitat, Our Home
24. 1997 – For Life on Earth 1998 : Our Earth Save Our Seas
TANTANGAN ABAD 21 DI INDONESIA DALAM PENGELOLAAN SDA & LH
UNTUK MENUNJANG PROGRAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

• Peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan pangan.


1
• Semakin sempitnya luas kepemilikan lahan petani akibat konversi menjadi lahan
2 pemukiman dan industri serta tingkat daya saing yang rendah.

• Luas hutan semakin menyusut


3

• Kekurangan sumber daya air dan pencemaran air.


4
• Kesenjangan kondisi ekonomi antara negara maju industrinya (NMI) dengan negara
5 sedang berkembang (NSB) akan makin jauh..

• luas tanah kritis meningkat yang berkisar dari penurunan kesuburan


6

• Perluasan pemukiman kumuh dan meningkatnya pengangguran.


7

• Pencemaran udara
8
Faktor Penyebab Belum Optimalnya Pengelolaan
Lingkungan Hidup di Indonesia
Perangkat hukum dan kebijakan nasional maupun daerah sudah ada, namun kesadaran
1 dan tanggung jawab para pengambil keputusan, pelaku pembangunan dan masyarakat
masih kurang (implementasinya rendah).

Masih terdapat jenis usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak
2 besar dan penting namun belum memiliki AMDAL atau unit pengelolaan lingkungan atau
unit pemantauan lingkungan, sementara izin untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan
tersebut sudah berjalan

3 Terdapat kasus orang yang mengimpor limbah dari luar wilayah Indonesia dengan cara
yang ilegal
Faktor Penyebab Belum Optimalnya Pengelolaan
Lingkungan Hidup di Indonesia
Adalah sulit untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, karena juga tidak mudah
4 untuk menjamin bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan tidak melanggar baku mutu dan
kriteria baku kerusakan lingkungan

Belum semua orang mempergunakan haknya untuk berperan dalam pengelolaan


5
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

6 Tidak semua orang juga memerlukan dan memanfaatkan informasi lingkungan hidup

Tidak semua orang menyadari haknya untuk berperan dalam menyampaikan informasi
7 dan/atau menyampaikan laporan, serta memberikan saran pendapat dalam pengelolaan
lingkungan hidup
Kompleksitas Pelaksanaan TPB/SDGs
Memerlukan Komitmen & Usaha yang Kuat

Komitmen Bersama Legal Basis yang Kuat Strategi yang Baik

 Perpres No. 59/2017 ttg TPB 


 Pelaksanaan TPB/SDGs  Proses yang partisipatif dalam penyusunan 
sebagai dasar penyusunan RAN dan
sebagai GERAKAN RAD TPB/SDGs semua pihak terlibat dari awal
 Komitmen semua  Tujuan dan indikator yang jelas dan terukur 
 Pengarusutamaan dalam Dokumen
Stakeholders (Pemerintah Perencanaan (RPJMN/RPJMD)  akurasi dan sumber data
dan Aktor Non- Dasar penentuan prioritas dan  Sumber Pendanaan yang jelas  Pemerintah
Pemerintah) alokasi anggaran (APBN/APBD) dan swasta
 Peraturan Gubernur sebagai dasar  Tanggung jawab Pelaksanaan  setiap indikator
hukum penetapan dan pelaksanan ada K/L atau OPD pengampu
RAD  Monitoring dan Evaluasi  akuntabilitas dan
 Keberadaan Sekretariat SDGs di transparansi
Pemerintah Provinsi (melalui SK  Strategi Komunikasi  tepat dan efektif
Gubernur)

8
AGENDAPEMBANGUNAN GLOBAL: MDGsSDGs

Achieving SDGs
contributes to
addressing the
MDGs (2000-2015) SDGs(2015-2030) challenges ofthe
21st Century
Goals 8 17
Targets 21 169
Indicators 60 ~289
PriorityAreas Human Development Holistic: Economic,Social,Environment,
governance
Scope Developing Countries Universal
44
Sustainable Development Goals 2030

• Millenium Development Goals (MDGS), kesepakatan 189


negara PBB 2000-2015 di New York dengan 8 tujuan :
1) mengatasi kemiskinan dan kelaparan,
2) pendidikan dasar,
3) kesetaraan gender dan perempuan,
4) menurunkan jumlah kematian anak
5) kesehatan para ibu
6) membasmi HIV, malaria dan penyakit lainnya
7) menjamin keberlanjutan lingkungan dan
8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

• Sustainable Development Goals (SDGs) disepakati 193


negara PBB 2016-2030 di New York dengan 17 tujuan
dengan 169 capaian.
Tugas Kelompok
Buatlah sebuah poster dan presentasikan minggu depan

1. Menjelaskan 1 tujuan SDGs sesuai dengan nomor kelompok


2. Mengapa tujuan tersebut perlu di lakukan untuk mencapai
The Global Goals
3. Bagaimana upaya agar topik/tema tersebut dapat mencapai
The Global Goals

Anda mungkin juga menyukai