Anda di halaman 1dari 3

Sistem-sistem Proporsi

Meskipun desainer sudah mempertimbangkan hambatan-hambatan proporsional yang


dikenakan pada suatu bentuk melalui sifat alami bahan, fungsi struktural, atau proses
produksiya, masih tetap mampu mengendalikan proporsi bentuk dan ruang di dalam maupun
di sekeliling bangunan.
Tujuan teori proporsi adalah untuk menciptakan suatu kepekaan harmoni dan aturan
di antara elemen-elemen di dalam suatu konstruksi visual. Yang menjadi dasar utama seluruh
sistem proporsi adalah perbandingan karakteristik, suatu kualitas permanen yang disalurkan
dari satu perbandingan ke perbandingan yang lain. Maka suatu sistem proporsi akan
menghasilkan sebuah rangkaian hubungan visual yang konsisten antara bagian-bagian dengan
keseluruhannya.

S i s t e m - s
dalam desain arsitektural dengan membuat seluruh bagian menjadi bagian dari keluarga
proporsi yang sama. Sistem-sistem proporsi dapat memberikan kesan teratur dalam
meningkatkan kualitas terusan ruang, selain itu juga dapat menghasilkan hubungan antara
elemen-elemen eksterior dan interior sebuah bangunan.
Suatu proporsi tetap yang digunakan untuk menentukan dimensi dan besaran. Ada
beberapa teori mengenai proporsi, diantaranya yaitu Penampang emas (Golden Secton),
Susunan-susunan klasik, Teori-teori renaisans, Modular, Ken, Antropometri, dan Skala.
Selain itu, juga terdapat 3 jenis proporsi, yaitu aritmetis, geometris, dan harmonis.
Golden Section (Penampang Emas)
Definisi dari golden section adalah perbandingan antara dua
buah penampang garis atau dua buah dimensi suatu sosok bidang
yang bagian yang lebih kecil dari keduanya berbanding dengan
yang lebih besar, sementara bagian yang lebih besar berbanding
dengan jumlah keduanya.

Dalam arsitektur keberadaan golden section sangat diperhitungkan karena memiliki


beberapa sifat geometris dan aljabar. Deretan yang didasarkan pada golden section juga
menjadi aditif dan geometris.
Sebuah bentuk persegi panjang yang sisi-sisinya diproporsikan menurut Golden
Section dikenal sebgai sebuah Persegi Emas (Golden Rectangle). Jika suatu bujursangkar
sisinya dibuat lebih kecil, maka bagian asal dari persegi panjang akan menjadi sebuah Persegi
Emas yang serupa tetapi lebih kecil. Untuk menciptakan suatu gradasi bujursangkar dan
Persegi-persegi Emas, operasi ini dapat diulang secara terus menerus. Selama proses
transformasi, setiap bagian akan tetap sama dengan bagian lainnya dan bagian keseluruhan.
Pola pertumbuhan proses geometris dan aditif yang didasarkan pada Golden Secton dapat
diilustrasikan pada diagram-diagram berikut.

Dua analisis grafis mengilustrasikan Penggunaan Golden Section yang dapat diproporsikan
pada fasad Parthenon. Kedua analisis dimulai dengan cara memasukkan fasssad ke dalam
sebuah Persegi Emas. Setiap analisis sangat bervariasi datu sama lain dalam hal pendekatan
untuk membuktikan keberadaan Golden Section dan dampak yang ditimbulkan pada dimensi-
dimensi serta distribusi elemen di seluruh fasad.
Partheron, Athena, 447-432 S.M., Ictinus dan Callicrates

Tempietto S. Pietro di
Montorio
Roma, 1502- 10, Donato
Bramante

Anda mungkin juga menyukai