Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM POLITIK DAN KETATANEGARAAN INDONESIA

Disusun oleh Kelompok 7 :

Ruang 1A

1. Raudhatul Jannah
2. Nur Intan Wulandari
3. Dara Safira
4. Riska Nadya Putri
5. Cut Riska Oktaviani
6. Safna Adinda Safitri
7. Diska Kemala

AKPER KESDAM ISKANDAR MUDA


LHOKSEUMAWE
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-NYA mungkin penulis tidak
akan sanggup menyelesaikan ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui Sistem politik dan
Ketatanegaraan Indonesia.
Poin tersebut penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penulis sendiri dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri saya maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
. Akhir kata, penulis pun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
namun semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.

Lhokseumawe, 22 September 2021


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................... i


Daftar Isi ..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah ....................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................3

2.1 Sitem Politik Dan Ketatanegaraan Di Indonesia ......................................................3


2.2 Tujuh Kunci Pokok System Pemerintahan Negara Indonesia..................................9

BAB III KESIMPULAN ............................................................................................................13

Daftar Pustaka......................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Politik


Politik.merupakan.suatu proses pembentukan.dan.pembagian kekuasaan dalam.mas
yarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya
dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai
definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik nasional menggariskan usaha-usaha untuk mencapai tujuan nasional yang
dalam perumusannya dibagi dalam tahap-tahap utama, yaitu jangka panjang, jangka
menengah dan jangka pendek. Politik nasional meliputi:
1. Politik dalam negeri, yang diarahkan untuk mengangkat, meninggikan, dan
memelihara harkat dan derajat dan potensi rakyat Indonesia yang pernah mengalami
kehinaan dan kemelaratan akibat penjajahan menuju sifat-sifat bangsa yang
terhormat, dan dapat dibanggakan.

2. Politik luar negeri yang bersifat bebas aktif anti imperialism dan kolonialisme dalam
segala bentuk dan manifestasinya, mengabdi kepada kepentingan nasional dan
amanat penderitaan rakyat serta diarahkan kepada pembentukan solidaritas antar
bangsa terutama bangsa Asia-Afrika dan Negara-negara non Aligned.

3. Politik ekonomi yang bersifat swasembada /swadaya dengan tidak berarti


mengisolasi diri, tetapi diarahkan kepada peningkatan taraf hidup dan daya kreasi
rakyat Indonesia sebesar-besarnya.

4. Politik pertahanan keamanan, yang bersifat defensive aktif dan diarahkan kepada
pengamanan serta perlindungan bangsa dan Negara serta usaha-usaha nasional dan
penanggulangan segala macam tantangan, ancaman, dan hambatan.

Hal-hal yang berkaitan dengan politik :

a. Partai dan Golongan

Roger F Saltou yang mendefinisikan partai politik sebagai kelompok warga negara
yang sedikit banyak terorganisasikan, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan
dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan untuk menguasai
pemerintahan dan menjalankan kebijakan umum yang mereka buat.
b. Hubungan Internasional

hubungan internasional adalah hubungan antar negara, namun dalam perkembangan


konsep ini bergeser untuk mencakup semua interaksi yang berlangsung lintas batas
negara

c. Masyarakat

adalah sekumpulan orang orang yang mendiami wilayah suatu negara.

d. Kekuasaan

Dalam teori politik menunjuk pada kemampuan untuk membuat orang lain melakukan
sesuatu yang tidak dikehendakinya. Max Weber menuliskan adanya tiga sumber
kekuasaan: pertama dari perundangundangan yakni kewenangan; kedua, dari kekerasan
seperti penguasaan senjata; ketiga, dari karisma.

e. Negara

negara merupakan suatu kawasan teritorial yang didalamnya terdapat sejumlah


penduduk yang mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk menjalankan
pemerintahan, dan keberadaannya diakui oleh negara lain.

1.2 Rumusan Masalah

Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang 2 poin yaitu:
1. Sistem Politik Dan Ketatanegaraan Di Indonesia
2. Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negara Ri

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menambah pengetahuan tentang Politik dan Sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SISTEM POLITIK DAN KETATANEGARAAN DI INDONESIA

A. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia


1. Pengertian sistem Politik di Indonesia
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai
kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk
proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan,
seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.

2. Cara Berpolitik Melalui Suprastruktur dan Infrastruktur politik


Yang termasuk dalam Suprastruktur politik adalah emua lembaga-lembaga negara
yang tersbut di dalam konstitusi negara ( termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan
yudikatif ). Dalam Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya
kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan
infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan
masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-
Lembaga Negara.
Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR,
DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi
Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan membuat keputusan-keputusan yang berkaitan
dengan kepentingan umum.
Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa, Kelompok
kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group), Alat/Media
Komunikasi Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata politik lainnya adalah
merupakan infrastruktur politik, melalui badan-badan inilah masyarakat dapat
menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan dukungan sebagai input dalam proses pembuatan
keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakt diharapkan keputusan yang dibuat
pemerintah sesuai dengan aspirasi dan kehendak rakyat.
B. Pengertian, kedudukan, sifat dan fungsi UUD 1945

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan


UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata
menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23
(hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33
UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada fihak swasta untuk menghancur hutan dan
sumberalam kita.

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara
melalui sejumlah peraturan:

 Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan


untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan
terhadapnya

 Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain


menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu
harus minta pendapat rakyat melalui referendum.

 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan


pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen)


terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena
pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tanganMPR (dan pada kenyataannya bukan
di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang
terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan mulitafsir), serta kenyataan rumusan UUD
1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan
konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi
dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat
structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.

Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan yang
ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
 Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama
UUD 1945

 Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD
1945

 Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga
UUD 1945

 Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat
UUD 1945

C. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

1) Makna pembukaan UUD 1945 bagi perjuangan bangsa Indonesia

Apabila UUD merupakan sumber hukum tertinggi yang berlaku di Indonesia, maka
pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan dan tekad
bangsa Indonesia, yang merupakan sumber dari cita hukum dan cita moral yang ingin
ditegakan baik dalam lingkungan nasional, maupun dalam hubungan bangsa-bangsa di
Dunia. Pembukaan yang telah dirumuskan secara khidmat dalam (4) alenia itu, setiap
alenia dan kata-katanya mengandung arti dan makna yang sangat dalam, mempunyai nilai-
nilai yang universal dan lestari. Universal karena mengandung nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh bangsa-bangsa yang berada dimuka bumi. Lestari, karena mengandung
dinamika masyarakat dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan Negara
selama bangsa Indonesia tetap setia terhadap Negara proklamasi 17 Agustus 1945.

2) Makna alenia-alenia pembukaan UUD 1945

Alenia pertama dari pembukaan UUD 1945, menunjukan kuatnya pendirian bangsa
Indonesia menghadapi masalah . dengan pernyataan itu bukan saja bangsa Indonesia
bertekkad untuk merdeka , tetapi akan terus berdiri di barisan paling depan untuk
menentang dan menghapuskan penjajahan diatas dunia.

Alenia kedua menunjukan kebanggaan dan peghargaan kita atas perjuangan bangsa
Indonesia selama ini. ini juga berarti adanya kesadaran bahwa, keadaan sekarang tidak
dapat dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah yang kita ambil sekarang akan
menentukan keadaan yang akan datang. Dalam alenia itu jelas apa yang dikehendaki dan
diharapkan oleh para pengantar kemerdekaan, ialah Negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Nilai-nilai itulah yang selalu menjiwai segenap jiwa
bangsa Indonesia dan terus berusaha untuk mewujudkannya.

Alenia ini menunjukan adanya ketepatan dan ketajaman penilaian:

a) Bahwa perjuangan pergerakan di Indonesia telah pada tingkat yang menentukan.

b) Bahwa momentum yangtelah berhasil dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk


menyatakan kemerdekaan.

c) Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan ahir tetapi masih harus terus diisi
dengan mewujudkan bangsa Indonesia yang merseka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.

Alenia yang ketiga menegaskan lagi apa yang menjadi motivasi riil dan materil bangsa
Indonesia untuk menyatakan kemerdekaanya, tetapi juga menjadi keyakinan, motivasi
sepiritual , bahwa maksud dan tindakannya menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh
Allah yang maha kuasa. Dengan ini digambarkan bahwa bangsa Indonesia mendambakan
kehidupan yang berkeseimbanan kehidupan material dan sprituil, keseimbangan kehidupan
baik di dunia maupun di aherat.

Alenia keempat merumuskan dengan padat sekali tujuan dan prinsip-prinsip dasar
untuk mencapai ttujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka. Tujuan
perjuangan bangsa Indonesia dirumuskan dengan: “Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumph darah Indonesia, dan untuk memeajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Sedangkan
prinsip besar yang tetap dipegang teguh untuk mencapai tujuan itu adalah dengan:
menyusun kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat yang berdasarkan pada Pancasila. Dengan rumusan yan panjang dan
padat ini, alenia keempat pembukaan Unang-undang Dasar sekaligus menegaskan:

a. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya, yaitu


melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memejukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
b. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat.
c. Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila.

D. SUSUNAN KEKUASAAN NEGARA R.I.

Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi sebagai terdapat dalam UUD 1945 sebagai
berikut:

1. Kekuasaan di Tangan rakyat


a. Pembukaan UUD 1945

Alinea IV..”...Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

b. Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 “Negara yang berkedaulatan


rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan” (pokok
Pikiran III).
2. Pembagian Kekuasaan

Sebagaimana dijelaskan bahwa kekuasaan. tertinggi adalah ditangan rakyat, dan dilakukan
menurut Undang-Undang Dasar oleh karena itu pembagian kekuasaan menurut demokrasi
sebagaimana tercantum di dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut :

a. Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada Presiden (Pasal 4 ayat (1) UUD


1945).
b. Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Presiden dan DPR dan DPD (Pasal
5) ayat (1), Pasal 19 dan Pasal 22C UUD 1945).
c. Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada Mahkamah Agung (Pasal 24
ayat (1) UUD 1945).
d. Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan(BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal ini termuat dalam
UUD 1945 Pasal 20-A ayat (1) “.... DPR juga memiliki fungsi pengawasan”.
artinya DPR melakukan pengawasan terhadap Presiden selaku penguasa eksekutif.
e. Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada Kekuasaan Konsultatif, yang dalam
UUD lama didelegasikan kepada Dewan Pertimbangan Agung (DPA). (Pasal 16
UUD 1945). Dengan lain perkataan UUD 1945 hasil amandemen telah
Menghapuskan lembaga Dewan Pertimbangan Agung, karena hal ini berdasarkan
kenyataan pelaksanaan kekuasaan negara fungsinya tidak jelas. Mekanisme
pendelegasian kekuasaan yang demikian ini dalam khasanah ilmu hukum
tatanegara dan ilmu politik dikenal dengan istilah ‘distribution of power’ yang
merupakan unsur mutlak dari negara demokrasi.
3. Pembatasan kekuasaan

Pembatasan kekuasaan menurut konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui proses atau
mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD 1945 sebagai berikut :

a. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 ‘kedaulatan di tangan rakyat...”. Kedaulatan politik
rakyat dilaksanakan lewat Pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun
sekali.
b. “Majelis Permusyawaratan Rakyat memiliki Kekuasaan melakukan
perubahan terhadap UUD. Melantik Presiden dan Wakil Presiden. serta
melakukan impeachment terhadap Presiden jikalau melanggar konstitusi.
c. Pasal 20 ayat (1) memuat “Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi
pengawasan yang berarti melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan
yang dijalankan oleh Presiden dalam jangka waktu 5 (lima) tahun”.
d. Rakyat kembali mengadakan Pemiku setelah membentuk MPR dan DPR
(rangkaian kegiatan 5 (lima) tahunan sebagai realisasi periodesasi kekuasaan).

Dalam pembatasan kekuasaan menurut konsep mekanisme 5 tahunan kekuasaan


sebagaimana tersebut di atas, menurut UUD 1945 mencakup antara lain: periode
kekuasaan, pengawasan kekuasaan dan pertanggungjawaban kekuasaan.

4. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut:
a. Penjelasan UUD 1945 tentang Pokok Pikiran ke III. yaitu” Oleh karena itu sistem
negara yang terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas kedaulatan rakyat
dan berdasar atas permusyawaratan perwakilan. Memang aliran ini sesuai dengan
sifat masyarakat Indonesia”.
b. Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak,
misalnya Pasal 7B ayat (7).

Ketentuan-ketentuan tersebut di atas mengandung pokok pikiran bahwa konsep


pengambilan keputusan yang dianut dalam hukum tata negara Indonesia adalah
berdasarkan :

a. Keputusan didasarkan pada suatu musyawarah sebagai asasnya, artinya segala


keputusan yang diambil sejauh mungkin diusahakan, dengan musyawarah untuk
mencapai mufakat.

b. Namur demikian jikalau mufakat itu tidak tercapai, maka dimungkinkan


pengambilan keputusan itu melalui suara terbanyak.
5. Pengawasan

Dalam UUD 1945 termuat konsep pengawasan. Konsep pengawasan tersebut menurut
UUD 1945 ditentukan sebagai berikut:

a. Pasal I ayat (2). “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-
Undang Dasar”. Dalam penjelasan terhadap pasal I ayat (2) UUD 1945 disebutkan
bahwa rakyat memiliki kekuasaan tertinggi namun dilaksanakan dan didistribusikan
berdasarkan UUD.

b. Berbeda dengan UUD lama sebelum dilakukan amandemen, MPR yang memiliki
kekuasaan tertinggi sebagai penjelmaaan kekuasaan rakyat. Maka menurut UUD hasil
amandemen MPR kekuasaannya menjadi terbatas, yaitu meliputi tiga hal, yaitu
mengubah UUD, melantik Presiden dan Wakil Presiden dan memberhentikan Presiden
dengan masa jabatannya atau jikalau melanggar UUD.

c. Pasal 2 ayat (1), Majelis Permusyawaratan. Rakyat terdiri dari anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah. Berdasarkan ketentuan
tersebut maka menurut UUD 1945 hasil amandemen MPR hanya dipilih melalui
Pemilu.

d. Penjelasan UUD tentang kedudukan DPR, disebut “...kecuali itu anggota-anggota DPR
semuanya merangkap menjadi anggota MPR. Oleh karena itu DPR dapat senantiasa
mengawasi tindakan-tindakan Presiden...”.

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas maka konsep pengawasan menurut demokrasi


Indonesia sebagai tercantum dalam UUD 1945 pada dasarnya adalah sebagai berikut :

1. Dilakukan oleh seluruh warga negara, karena kekuasaan di dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia adalah di tangan rakyat, dan

2.Secara formal ketatanegaraan pengawasan berada pada rakyat.

2.2.TUJUH KUNCI POKOK SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA RI

Sistem pemerintahan negara RI sebagaimana diatur dalam UUD 1945 ditegaskan


dalam tujuh kunci pokok system pemerintahan negara sebagai berikut:

a. Indonesia adalah Negara yang Berdasarkan atas Hukum (Rechtsstaat )


Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka (machtsslaat). Pernyataan tni mengandung arti bahwa negara
termasuk didalamnya pemerimah dan lembaga-lembaga lainnya dalam melaksanakan
tindakannya harus dilandasi oleh hukum atau dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum. Pengertian negara hukum menurut UUD 1945 adalah negara hukum dalam
arti yang luas yaitu negara hukum dalam arti material yaitu negara yang bukan hanya
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia (negara hukum
dalam arti formal), tetapi juga harus memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu sctiap tindakan negara haruslah
mempertimbangkan dua kepentingan, yaitu kegunaannya (doelmatigheid) dan dasar
hukumnya (rechtmatigheid). Sebagai negara hukum Indonesia haruslah pula memiliki
ciri-ciri negara hukum yang sudah berlaku umum bagi negara yang berdasarkan
hokum.yaitu:
1.Adanya.pengakuan.dan..jaminan..akan..hak..asasi..manusia
2.Adanya.asas.legalitas
3. Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak.

b. Sistem Konstitusional Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi ( hukum dasar) lidak
bersifal absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Sistem konstitusional
menegaskan bahwa cara pengendalian pemerintahan negara yang dibatasi oleh
ketentuan konstitusi dan sekaligus perundang-undangan lainnya sebagai produk
konstitusi seperti Ketetapan MPR, Undang-undang dan peraturan lainnya.

c. Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat Sebelum amandemen UUD 1945,
pasal I ayat 2 menegaskan bahwa “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan
dilaksanakan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat” dan selanjutnya dalam
penjclasan UUD 1945 dijelaskan kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan,
bernama MPR, sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia (Vertretungorgatan des
willens des staatsvolkes). Majelis ini menetapkan UUD dan menetapkan Garis-Garis
Besar Haluan Negara. Majelis ini mengangkat Kepala Negara (Presiden) dan Wakil
Kepala Negara (Wakil Presiden). Majelis inilah yang memegang kekuasaan yang
tertinggi, sedangkan Presiden harus menjalankan haluan negara menurut garis-garis
besar yang telah ditetapkan oleh Majelis. Presiden yang diangkat oleh Majelis tunduk
dan berlanggung jawab kepada Majelis (Mandataris). Presiden wajib menjalankan
putusan-putusan Majelis, dan “tidak neben” akan tetapi “untergeordnet” kepada
Majelis.
Setelah amandemen UUD 1945 kekuasaan yang tertinggi ada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut DVD ( Pasal I ayat 2 ). Dari ketentuan ini terlihat bahwa
sebagai negara yang berkedaulatan rakyat (demokrasi) maka rakyatlah yang
memegang kekuasaan yang tertinggi, namun dalam pelaksanaannya lidak boleh
bertentangan dengan ketentuan yang terdapat dalam UUD. Dengan amandemen UUD
ini telah terjadi reformasi kekuasaan yang tertinggi dan juga reformasi kelembagaan
negara. MPR menurut UUD 1945 hasil amandemen tahun 2002 hanya memiliki
kekuasaan melakukan perubahan UUD, meiantik Presiden dan Wakil Presiden, serta
memberhentikan Presiden/Wakil Presiden sesuai masa jabatannya atau jikalau
melanggar konstitusi. Oleh karena itu sekarang Presiden bersifat “neben” bukan
“Untergeordnet” karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat.

d. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara Tertinggi di Samping MPR dan


DPR Sebelum amandemen UUD 1945 kekuasaan Presiden dijelaskan sebagai berikut
“Dibawah MPR, Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi.
Dalam menjalankan pemerintahan negara, kekuasaan dan langgung jawab adaiah di
tangan Presiden (Concentration of power and responsibility upon the Presiden).”
Berdasarkan hasil amandemen UUD 1945, Presiden merupakan penyelenggara
pemerintahan negara tertinggi disamping MPR dan DPR, karena Presiden dipilih
langsung oleh rakyat, dan bukan lagi mandataris MPR.

e. Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR. Sistem ini sebelum UUD 1945
diamandemen dijelaskan dalam Penjelasan UUD 1945, namun dalam UUD 1945
seteah diamandemen juga memiliki isi yang sama. sebagai berikut : ” Disamping
Presiden adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden harus mendapat
pcrsetujuan DPR untuk membentuk Undang Undang (Gezetzgebung) pasal 5 ayat I
dan untuk menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara (Staatsbegrooting)
sesuai dengan pasal 23. Oleh karena itu Presiden harus bckerjasama dengan Dewan,
akan tetapi Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan, artinya kedudukan
Presiden tidak tergantung kepada Dewan.

f. Menteri Negara ialah Pembantu Presiden, Menteri Negara Tidak Bertanggung Jawab
Kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden dalam melaksanakan tugas
pemerintahannya dibantu oleh menteri-menteri negara (pasal 17 ayat (I) HDD 1945
hasil amandemen), Presiden mengangkal dan memberhentikan menteri-menteri negara
(pasal 17 ayat (2) UUD 1945 hasil amandemen 2002). Menteri-menteri negara itu
tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Kedudukannya tidak
tergantung kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

g. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas. Menurut UUD 1945 hasil amandemen
2002, Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung (pasal 6A ayat
(1) UUD 1945 hasil amandemen 2002). Dengan demikian dalam system kekuasaan
kelembagaan neyara Presiden tidak lagi merupakan mandatarts MPR bahkan sejajar
dengan DPR dan MPR. Hanya jika Presiden melanggar UU maupun UUD, maka
MPR dapat melakukan impeachment. Meskipun kepala negara tidak bertanggung
jawab kepada DPR maupun MPR ia bukanlah Diktator, artinya kekuasaan tidak tak
terbatas .
BAB III
KESIMPULAN

Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, dengan memakai sistem demokrasi,
dimana kedaulaulatan berada di tangan rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Indonesia
menganut sistem pemerintahan presindesil, dimana Presiden berkedudukan sebagai kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan dasar
pembentukan negara Indonesia, setelah tercapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945. Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama,
dan budaya yang tersebar di ribuan pulau kecil, di bawah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Indinesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah
Republik Serikat (RIS) selama tujuh bulan (27 Desember 1949 – 17 agustus 1950), namun
kembali ke bentuk pemerintahan Republik. Setelah terjatuhnya orde baru (1996 - 1997),
pemerintah merespon desakan daerah – daerah sangat sentalistis dengan mebawarkan
konsep otonomi daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan.
Sistem poliyik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses
penetuan tujuan, upaya – upaya mewujudkan tujuan, pengambilang keputusan, seleksi dan
penyusunan skala prioritasnya. Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang – Undang
Dasar 1945, yang mengatur kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara negara,
kewenangan tugas, dan hubungan antara lembaga – lembaga negara (legislatif,eksekutif,
dan yudikatif). UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban warga engara. Lembaga
legislatif terdiri atas Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dab Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).
DAFTAR PUSTAKA

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi
http://id.wikipedia.org/wiki/Politik

Anda mungkin juga menyukai