Anda di halaman 1dari 5

HASIL TUTORIAL

Skenario Kasus 1

Kasus :

Seorang laki-laki berusia 47 tahun tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri di area parkir sebuah rumah
sakit. Berdasarkan informasi dari keluarga pasien, 20 menit yang lalu pasien mengeluh nyeri
dada sebelah kiri. Pasien juga mengeluh dadanya berdebar-debar. Pasien memiliki riwayat
penyakit jantung koroner (PJK). Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak lemah, skor
GCS E2V2M3. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah 100/50 mmHg, laju nadi: 87
x/m, laju pernapasan: 26 x/m, suhu tubuh 36˚C. Saat dilakukan pemeriksaan EKG, pasien tiba-
tiba apnoe. Nadi karotis tidak teraba.

1. Klarifikasi istilah :

1. Koroner
2. Apnoe
3. Nadi karotis
4. EKG
5. GCS

2. Identifikasi Masalah :

1. Apnoe adalah kondisi pada manusia dimana pernapasan berhenti secara sejenak
sehingga oksigen kurang lancar masuk dalam otak. Kondisi ini terjadi di saat manusia
mendengkur atau ngorok di saat tidur. Oleh karena itu pada saat manusia mendengkur
atau ngorok, mereka akan cenderung membuka mulut. Sebenarnya posisi membuka
mulut pada manusia tidur beralasan karena manusia tersebut kesulitan memperoleh
oksigen untuk bernapas sehingga akan menimbulkan suara atau yang sering disebut
mendengkur. Kondisi mendengkur inilah manusia akan berhenti bernapas. pada
manusia dimana pernapasan berhenti secara sejenak sehingga oksigen kurang lancar
masuk dalam otak. Kondisi ini terjadi di saat manusia mendengkur atau ngorok di
saat tidur. Oleh karena itu pada saat manusia mendengkur atau ngorok, mereka akan
cenderung membuka mulut. Sebenarnya posisi membuka mulut pada manusia tidur
beralasan karena manusia tersebut kesulitan memperoleh oksigen untuk bernapas
sehingga akan menimbulkan suara atau yang sering disebut mendengkur. Kondisi
mendengkur inilah manusia akan berhenti bernapas.
2. Elektrokardiogram atau EKG adalah tes untuk mengukur dan merekam aktivitas
listrik jantung menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik (elektrokardiograf). Alat
ini menerjemahkan impuls listrik menjadi grafik yang ditampilkan pada layar
pemantau. Prosedur ini tergolong aman, cepat, dan tidak menyakitkan karena
dilakukan tanpa pengaliran arus listrik dan tanpa sayatan

3. Glasgow Coma Scale atau GCS adalah skala yang dipakai untuk mengetahui tingkat
kesadaran seseorang. Dahulu, GCS hanya dipakai untuk mengetahui tingkat
kesadaran orang yang mengalami cedera kepala. Namun, saat ini GCS juga
digunakan untuk menilai tingkat kesadaran saat memberikan pertolongan darurat
medis.

Tingkat kesadaran seseorang dapat dinilai dari tiga aspek yaitu mata, suara
(kemampuan bicara), dan gerakan tubuh. Sebelum membahas cara mengetahui
tingkat kesadaran dengan GCS, mari kita bahas terlebih dahulu beberapa penyebab
yang membuat kesadaran seseorang menurun.

4. Jantung koroner adalah penyakit yang terjadi akibat terhambatnya pasokan darah


kaya oksigen menuju otot jantung karena adanya plak pada pembuluh darah jantung
atau arteri koroner. Semakin besar plak, semakin sempit pembuluh arteri jantung,
sehingga suplai darah menjadi sedikit.

5. Nadi  karotis adalah sepasang pembuluh darah yang terletak di bagian dalam leher
yang mengantarkan darah ke otak dan kepala.

3. Analisis Masalah :

1. Bagaimana sistem pemeriksaan Apnoea yang dilakukan pada dokter ?


2. Apa saja penyebab dari Apnoe/Apnea ?
3. Apakah penyakit PJK bisa disembuhkan ?
4. Bagaimana penghitungan GCS?
5. Bagaimana cara melakukan pengecekan nadi karotis?

4. Hipotesis (Kasus dan tindakan yang harus di lakukan terkait kasus tersebut) :

1. Bagaimana sistem pemeriksaan apnoae yang di lakukan oleh dokter?


Tes-tes yang dilakukan untuk mendeteksi sleep apnea adalah:
Tes tidur di rumah
Pada pemeriksaan ini, pasien akan membawa pulang alat khusus yang dapat merekam
dan mengukur detak jantung, kadar oksigen dalam darah, aliran napas, dan pola
pernapasan ketika tidur.
Polisomnografi (nocturnal polysomnography)
Pada pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan peralatan yang memonitor aktivitas
jantung, paru-paru, dan otak, pola pernapasan, gerakan lengan dan kaki, serta kadar
oksigen dalam darah saat pasien tidur.
Jika hasil tes menunjukkan bahwa pasien menderita obstructive sleep apnea, maka
dokter akan merujuk pasien ke dokter THT untuk menyingkirkan penyumbatan pada
hidung dan tenggorokan. Jika pasien menderita central sleep apnea, dokter akan
memberi rujukan ke dokter spesialis saraf.

2. Apa saja penyebab dari apnoe/ apnea ?

Penyebab Sleep Apnea


Sleep apnea disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa jenis sleep
apnea menurut penyebabnya:

Obstructive sleep apnea


Obstructive sleep apnea terjadi ketika otot di belakang tenggorokan terlalu rileks.
Kondisi ini membuat saluran pernapasan menyempit atau menutup saat menarik
napas, misalnya karena lidah tertelan.
Central sleep apnea
Central sleep apnea terjadi saat otak tidak dapat mengirimkan sinyal dengan baik ke
otot yang mengontrol pernapasan. Hal ini menyebabkan penderita tidak bisa bernapas
selama beberapa waktu.
Complex sleep apnea
Sleep apnea jenis ini merupakan gabungan dari obstructive sleep apnea dan central
sleep apnea

3. Diagnosis Jantung koroner


Tindakan yang harus dilakukan adalah :
- Posisi setengah duduk dengan bantal tinggi (tubuh bagian atas lebih tinggi 20 - 30
derajat) untuk persiapan segera membawa ke Instalasi Gawat Darurat RS terdekat.

- Hindari penderita dari gerakan mendadak dan aktivitas apapun seperti berbicara
banyak, mengejan (mengedan).
5. Merumuskan learning issue

Jantung koroner adalah kondisi ketika aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke
otot jantung menjadi terhambat. Hal ini umumnya disebabkan oleh penyempitan
pembuluh darah arteri koroner akibat adanya penumpukan plak lemak atau kolesterol.
Gejala Penyakit Jantung Koroner
Berikut ini adalah beberapa gejala penyakit jantung koroner yang umum terjadi:

1. Nyeri dada
Gejala penyakit jantung koroner yang paling umum dan bisa langsung dirasakan
penderitanya adalah nyeri dada. Nyeri dada pada penyakit jantung koroner biasanya
terasa seperti tekanan kuat di bagian tengah atau kiri dada dan menjalar ke lengan,
punggung, atau rahang. Nyeri dada ini disebut dengan angina pektoris.

Umumnya, angina dipicu oleh stres fisik atau emosional. Angina biasanya hilang dalam
beberapa menit setelah penderita beristirahat. Pada beberapa orang, terutama wanita, rasa
sakitnya mungkin hanya terasa singkat saja dan dirasakan pada bagian yang tidak khas,
misalnya leher, lengan, perut, atau punggung.

2. Sesak napas
Sesak napas juga bisa menjadi gejala penyakit jantung koroner. Jika otot jantung tidak
mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, kerja otot jantung menjadi terganggu dan
memompa darah dan oksigen ke seluruh tubuh jadi berkurang.

Akibatnya, kebutuhan oksigen tubuh jadi tidak terpenuhi dan terjadilah sesak napas. Hal
ini akan dirasa semakin parah ketika kebutuhan oksigen meningkat, misalnya saat
berolahraga.

3. Serangan jantung
Jika arteri koroner tersumbat secara total, saat itu juga otot jantung akan mengalami
kerusakan yang berat. Kondisi ini disebut dengan infark miokard akut atau serangan
jantung. Jika tidak diobati dan ditangani dengan tepat, serangan ini dapat merusak otot
jantung secara permanen dan berakibat fatal bagi penderitanya.

Meskipun gejala serangan jantung dapat bervariasi, ketidaknyamanan atau nyeri dada
akibat serangan jantung umumnya mirip dengan angina pektoris. Namun, gejala yang
terjadi bisa lebih parah, lebih bertahan lama (>15 menit), dan tidak membaik saat
beristirahat maupun obat nitrogliserin.

Selama serangan jantung, Anda mungkin memiliki beberapa gejala berikut ini:
Rasa sakit yang menjalar dari dada ke lengan, rahang, leher, punggung, atau perut
Sakit kepala ringan
Keringat dingin
Mual
Sesak napas

4. Gagal jantung
Gagal jantung juga bisa menjadi gejala penyakit jantung koroner. Kondisi ini bisa terjadi
karena kurangnya asupan oksigen dan nutrisi ke otot jantung, sehingga otot jantung
terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh, bahkan hingga menyisakan
sebagian darah di jantung.

Hal ini bisa mengganggu aliran darah dari paru-paru yang hendak masuk ke jantung dan
berakibat menumpuknya cairan di paru-paru. Alhasil, penderita menjadi semakin sulit
untuk bernapas, terutama saat melakukan aktivitas, bahkan aktivitas yang ringan
sekalipun.

Gejala penyakit jantung koroner tidak selalu jelas seperti gejala-gejala yang dipaparkan
di atas. Terkadang, gejala bisa berupa pusing, susah tidur, dan mudah lelah saja. Pada
beberapa kasus, wanita bahkan tidak memiliki gejala sama sekali.

Menerapkan gaya hidup sehat dengan berhenti merokok, aktif secara fisik, makan
makanan rendah lemak, dan mengendalikan stres dapat melindungi Anda dari penyakit
jantung koroner dan komplikasinya, seperti serangan jantung dan stroke.

Jangan mengabaikan gejala penyakit jantung koroner seperti yang telah dijelaskan di atas.
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalaminya, agar Anda bisa menjalani
pemeriksaan dan mendapat pengobatan yang tepat untuk mencegah kondisi yang lebih
serius

Anda mungkin juga menyukai