TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
pembuluh darah atau lebih yang mensuplai otak. Stroke menginterupsi atau
Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai oleh timbulnya defisit
darah melalui sistem suplai arteri otak (Price dan Wilson, 2006).
fungsi otak yang timbul mendadak keadaan dikarenakan aliran darah ke otak
tersumbat dan suplai darah tidak bisa mengalir menuju otak sehingga dapat
1. Stroke Hemoragi
aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran klien umumnya
terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari.
umumnya baik.
C. Etiologi/Penyebab
1. Trombosis serebral
arteri), emboli.
2. Hemoragi
3. Hipoksia Umum
adalah hipertensi yang parah, henti jantung-paru, dan curah jantung turun
akibat aritmia.
4. Hipoksia setempat
D. Faktor Resiko
1. Usia: makin bertambah usia resiko stroke semakin tinggi, hal ini
3. Ras dan keturunan: stroke lebih sering ditemukan pada kulit putih.
11. Obesitas: pada obesitas kadar kolesterol darah meningkat dan terjadi
hipertensi.
E. Manifestasi Klinis
Menurut Tarwanto, dkk (2007) pada stroke akut gejala klinis meliputi:
7. Ataksia
F. Patofisiologi
yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak
dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus,
faktor penyebab infark pada otak. Trombus dapat berasal dari plak
aterosklerotik, atau darah dapat beku pada area stenosis, tempat aliran darah
yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan
kongesti di sekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih
besar dari pada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam
trombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi
nekrosis diikuti trombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada
dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika
waktu 4-6 menit. Perubahan ireversibel jika anoksia lebih dari 10 menit.
Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah
darah yang keluar dan kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi,
menyebabkan saraf di area yang terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi
(Muttaqin, 2008).
G. Pathways
Faktor-faktor resiko stroke
Katup jantung
Aterosklerosis hiperkoagulasi rusak, miokard infark, firliasi,
artesisi Aneurismen
Tromiosis
Penyumiatan
sereiral
pemiuluh darah otak oleh iekuan darah,
Pe
Defsit neurologi
Infark sereiral
Kehilangan
Kerusakan
kontrol
terjadi
Resiko
voluter
pada
Peningkatan
loius frontal
TIK kapasit
Lapang perhatian teriatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa dan kurang motivasi, frustasi, l
Depresi saraf kardiovaskular dan pernapas
Koma
Penekanan jaringan
6.Resiko
setempat
tinggi kerusakan integrasi kulit
3.Resiko ketidakiersihan
7.G
1. Hipertensi/hipotensi
2. Kejang
4. Kontraktur
6. Trombosis vena
7. Malnutrisi
8. Aspirasi
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
plasma
d. Pemeriksaan tambahan yang di lakukan atas indikasi: Protein S,
2. Pemeriksaan Kardiologi
3. Pemeriksaan Radiologi
memperburuk prognosis.
1. Penatalaksanaan Medis
bedah syaraf
parenchymatous hemorrhage
jaringan otak
2. Penatalaksanaan Keperawatan
agak berkurang.
b. Intubasi endotrakhea dan ventilasi mekanik diperlukan untuk pasien
mengancam kehidupan.
K. Fokus Pengkajian
riwayat penyakit atau status kesehatan sebelum sakit: apakah pasien memiliki
Pola atau kebiasaan atau gaya hidup sebelum sakit: merokok, minum
1. Pemeriksaan fisik
b. Tingkat kesadaran
involunter
i. Fungsi sensorik
EKG, laboratorium.
2. Diagnosa keperawatan
adalah:
kesadaran, disfagia
immobilisasi
struktur serebri
kesadaran, hemiparese
sehari-hari
diri
1. Aktivitas/Istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
Tanda: emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan
4. Eliminasi
Gejala: nafsu makan menurun atau hilang, mual muntah selama fase akut
tenggorok, disfagia.
obesitas.
6. Neurosensori
7. Nyeri/Kenyamanan
Tanda: tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot/fasia.
8. Pernapasan
orientasi tempat tubuh, tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan
wajah yang dapat dikenalnya dengan baik, gangguan regulasi suhu tubuh.
L. Fokus Intervensi
sebagai berikut:
Kriteria Hasil:
motorik.
TIK.
Intervensi:
keadaan standar.
dilakukan.
edema.
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antikoagulasi.
menurunkan vasospasme.
Kriteria Hasil:
kontraktur.
fungsional.
perdarahan.
f. Observasi sisi yang sakit meliputi warna, edema atau tanda lain dari
gangguan sirkulasi.
anti spasmodik.
Kriteria Hasil:
Intervensi:
sensorik.
d. Tunjukkan objek dan minta pasien untuk menyebutkan nama benda
tersebut.
motorik.
dan berespon pada informasi yang lebih banyak pada satu waktu
tertentu.
Kriteria Hasil:
residual.
Intervensi:
mengganggu ambulasi.
berlebihan.
g. Bicara dengan tenang, perlahan dan dengan menggunakan kalimat
yang pendek.
Kriteria Hasil:
sendiri.
Intervensi:
skala 0–4.
dilakukan.