Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI RUANG PERINATOLOGI
Disusun oleh :
Kelompok 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan
pusat penelitian medik. Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara sinergis
berjalan secara sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non kesehatan.
dibuktikan dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan pelayanan rumah sakit
kesehatan kesehatan dan pencegahan pencegahan penyakit penyakit baik di rumah sakit
maupun tatanan pelayanan tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan kesehatan lain
tanggung jawab seorang seorang perawat perawat yang selalu mengabdi kepada manusia
dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan
proses perubahan atau transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai
tujuan. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif proaktif
manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana
dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999). Sedangkan
yang mendukung asuhan keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil bagi
dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan
Ciri – ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi standar
profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan
secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien pasien dan tenaga keperawatan,
keperawatan, memuaskan memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek
sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya manajemen yang baik. (Arwani, 2002)
keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai dengan pengelolaan asuhan keperawatan
melalui kerja kelompok yang terkoordinasi dan kooperatif dapat terwujud pemberian
Jayapura.
Jayapura.
manajemen keperawatan.
2) Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun
rencana strategi.
e. Bagi Mahasiswa
dilaksanakan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan yang
gugat, pengambilan keputusan yang mandiri, kolaborasi dengan disiplin lain, pemberian
yang dapat mendukung penerapan perawatan yang profesional di rumah sakit[ CITATION
Mar10 \l 1033 ].
Model praktek keperawatan profesianal (MPKP) adalah salah satu metode pelayanan
keperawatan yang merupakan suatu system, struktur, proses dan nilai-nilai yang
dibeberapa negara, termasuk rumah sakit di Indonesia sebagai suatu upaya manajemen
rumah sakit untuk meningkatkan asuhan keperawatan melalui beberapa kegiatan yang
salah satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas. Metode ini sangat menekankan
tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan menentukan kualitas
Beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan sistem MAKP adalah suatu
keperawatan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
a. Nilai professional.
b. Pendekatan manajemen.
upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (14 Kebutuhan Dasar Manusia dari
Henderson), meliputi:
1. Oksigen.
3. Eliminasi.
4. Kemananan.
8. Spiritual.
9. Emosional.
10. Komunikasi.
13. Penyuluhan.
14. Rehabilitasi.
2.6 Model Praktik
Menurut Nursalam (2014), ada beberapa model praktik keperawatan yaitu :
1. Praktik keperawatan rumah sakit.
keperawatan sebagai kelanjutan dari pelayanan rumah sakit. Kegiatan ini dilakukan
diuraikan dalam pendekatan dan pelaksanaan praktik keperawatan rumah sakit dan
rumah. Bentuk praktik keperawatan ini dapat mengatasi berbagai bentuk masalah
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat dan dipandang perlu di masa depan.
Lama rawat pasien di rumah sakit perlu dipersingkat karena biaya perawatan di
Pola pendekatan dan pelaksanaan sama seperti yang diuraikan untuk praktik
Pelaksanaan MPKP dalam satu ruangan harus ditetapkan jenis tenaga keperawatannya,
beberapa jenis tenaga yang ada meliputi kepala ruang rawat, Clinical care manager
(CCM), perawat primer (PP), serta perawat asosiet (PA). Peran dan fungsi antara PP dan
PA harus jelas dan sesuai dengan tanggung jawabnya. Pada ruang rawat MPKP pemula,
pengalaman, dan pada MPKP tingkat I adalah perawat dengan kemampuan S. Kep/Ners
Tugas dan tanggung jawab setiap jenis tenaga adalah sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang adalah perawat dengan
lebih pada interaksi, adaptasi yang memerlukan konsep analisa yang tinggi,
Kepala Ruangan
Perawat :
Perawat : Perawat : Bagian
Bertanggung Perawat :
Memberikan administrasi/
Jawab terhadap Merawat luka
Terapi Rumah Tangga
Obat
Pasien
Gambar 2.1
Staf Keperawatan
Staf Keperawatan
Staf Keperawatan
Pasien/Klien
Pasien/Klien
Pasien/Klien
Gambar 2.2
tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini dipimpin oleh
pimpinan kelompok/ ketua group dan ketua group bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota group / tim. Selain itu ketua group bertugas memberi
membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan
selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala ruang tentang kemajuan pelayanan /
asuhan keperawatan terhadap klien. Keperawatan Tim berkembang pada awal tahun
dapat menyatukan perbedaan katagori perawat pelaksana dan sebagai upaya untuk
menurunkan masalah yang timbul akibat penggunaan model fungsional. Pada model
tim, perawat bekerja sama memberikan asuhan keperawatan untuk sekelompok pasien
1033 ].
dibuat untuk tim yang terdiri dari ketua tim dan anggota tim. Model tim 5 didasarkan
rasa tanggung jawab perawat yang tinggi. Setiap anggota tim akan merasakan
mencapai kualitas asuhan keperawatan yang bermutu. Potensi setiap anggota tim
filosofi ketua tim apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. Perawat yang
berperan sebagai ketua tim bertanggung jawab untuk mengetahui kondisi dan
kebutuhan semua pasien yang ada di dalam timnya dan merencanakan perawatan
klien. Tugas ketua tim meliputi: mengkaji anggota tim, memberi arahan perawatan
Menurut Nursalam (2014), ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan:
kelompok pasien.
laporan untuk dan dari pemimpin tim, pentemuan tim untuk mendiskusikan
1. Kelebihan
holistik.
3) Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar.
secara efektif.
dipertanggungjawabkan.
8) Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas.
2. Kelemahan
anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai
3) Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
4) Perawat yang belum trampil dan belum berpengalaman selalu tergantung staf,
keperawatan.
2) Mengorganisir pembagian tim dan pasien.
melalui konferens.
keperawatan
8) Menyelenggarakan konferensi.
asuhan keperawatan.
2) Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan
asuhan keperawatan.
6) Memberikan laporan
Kepala Ruangan
Gambar 2.3
Sistem pemberian asuhan keperawatan tim [ CITATION Mar10 \l 1033 ]
d. Metode Primer
Model primer dikembangkan pada awal tahun 1970-an, menggunakanbeberapa
konsep dan perawatan total pasien. Keperawatan primer merupakan suatu metode
jam terhadap perencanaan pelaksanaan pengevaIuasi satu atau beberapa klien dan
sejak klien masuk rumah sakit sampai pasien dinyatakan pulang. Selama jam kerja,
perawat primer memberikan perawatan langsung secara total untuk klien. Ketika
perawat asosiet yang mengikuti rencana keperawatan yang telah disusuni oleh
perawat primer. Pada model ini, klien, keluarga, stafmedik dan staf keperawatan akan
mengetahui bahwa pasien tertentu akan merupakan tanggung jawab perawat primer
tertentu. Setiap perawat primer mempunyai 4-6 pasien. Seorang perawat primer
maka dituntut akontabilitas yang tinggi terhadap hasil pelayanan yang diberikan.
Tanggung jawab mencakup periode 24 jam, dengan perawat kolega yang memberikan
perawatan bila perawat primer tidak ada. Perawatan yang yang diberikan
direncanakan dan ditentukan secara total oleh perawat primer. Metode keperawatan
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
antara pasien, dokter, perawat asosiet, dan anggota tim kesehatan lain. Walaupun
perawat primer membuat rencana keperawatan, umpan balik dari orang lain
keperawatan klinik, akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar berbagai
disiplin ilmu. Di negara maju pada umumnya perawat yang ditunjuk sebagai perawat
primer adalah seorang perawat spesialis klinik yang mempunyai kualifikasi master
rencana perawatan.
2. Kelebihan
1) Perawat primer mendapat akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
pengetahuan.
8) Waktu yang digunakan lebih sedikit dalam aktivitas koordinasi dan supervisi
11) Profesi lain lebih menghargai karena dapat berkonsultasi dengan perawat
15) Rumah sakit tidak harus mempekerjakan terlalu banyak tenaga keperawatan
3. Kelemahan
1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
2) Tidak semua perawat merasa siap untuk bertindak mandiri, memiliki
4) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama.
dimasyarakat
Perawat Primer
Pasien/Klien
Perawat Associate (sore hari) Perawat Associate (malam hari)Associate (sesuai kebutuhan) (sepanjang hari)
Perawat
Gambar 2.4
e. Metode Modular
Metode Modular yaitu pengorganisasian pelayanan / asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (trampil) untuk sekelompok
klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang disebut tanggung jawab total atau
keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil dan
memiliki kemampuan kepemimpinan. Idealnya 2-3 perawat untuk 8-12 orang klien.
dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab paling besar tetap ada pada
dan melatih non professional. Apabila perawat professional sebagai ketua tim dalam
keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan
Peran perawat kepala ruangan (nurse unit manager) diarahkan dalam hal membuat
jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota dalam bekerja sama, dan
1. Kelebihan
3) Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim,
keperawatan
2. Kekurangan
1) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin
4) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena lebih banyak
kesehatan/kedokteran
7) Masalah komunikasi
Kepala Ruangan
Gambar 2.5
f.Metode Kasus
Metode Kasus yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana perawat
pasien tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat untuk satu pasien dengan
pemberian perawatan konstan untuk periode tertentu. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan untuk perawatan khusus seperti isolasi, intensive care, perawat kesehatan
secarmenyeluruh, untuk mengetahui apa yang harus dilakukan pada pasien dengan
baik. Dalam metode ini dituntut kualitas serta kuantitas yang tinggi dari perawat,
sehingga metode ini sesuai jika digunakan untuk ruangan ICU ataupun ICCU.
1. Kelebihan :
1) Sederhana dan langsung
2. Kekurangan :
1) Moral perawat profesional melakukan tugas non profesional
3) Membingungkan
5) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama
Kepala Ruangan
Gambar 2.6
Jumlah pasien
BOR= x 100 %
JumlahTT
BAB III
GAMBARAN UMUM RUANG PERINATOLOGI
RSUD ABEPURA JAYAPURA
RSUD Abepura Jayapura merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah propinsi
RSUD Abepura sudah ada sejak perang dunia kedua pada jaman pemerintahan Beland
n diubah menjadi RSU Abepura sesuai surat gubernur KDH Propinsi Irian Jaya Nomo
Budik/YMU/90, 24 Agustus 1990, SK gubernur KDH TK I Irian Jaya No: 204 tahun
endagri No: 117 tahun 1996 RSUD Abepura ditetapkan menjadi RS kelas D.
diresmikan oleh gubernur KDH Propinsi TK I Irian Jaya pada tanggal 19 Mei
1992 dengan kapasitas tempat tidur 159 buah. RSUD Abepura Jayapura kian berkemb
ang hingga kini RS ini berstatus RS tipe C dengan kapasitas tempat tidur 165 buah.
Jenis pelayanan di RSUD Abepura meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat i
nap. Rawat jalan meliputi : poli umum, poli anak, poli THT, poli bedah, poli syaraf, p
oli kebidanan, poli mata, poli kulit & kelamin, poli gigi, poli paru, poli gizi dan VCT.
sedangkan rawat inap meliputi ruang perawatan seperti ruang penyakit dalam pria, rua
ng penyakit dalam wanita, ruang bedah, ruang syaraf, ruang paru, ruang anak, ruang k
elas & VIP, ruang kebidanan, OK, ICU, IGD dan ruang perinatologi.
Visi , misi, semboyan, motto dan nilai-nilai yang diterapkan di RSUD Abepura
Jayapura :
Rumah sakit umum Daerah Abepura sebagai rumah sakit rujukan regional wilayah
Tabi yang bangkit, mandiri, sejahtera dan menjadi terbaik dalam pelayanan di tana
fesional
c) Mewujudkan lingkungan Rumah Sakit Daerah Abepura yang bersih aman, tert
ib dan nyaman
masyarakat
mah kepada siapa saja yang membutuhkan pertolongan dan informasi tanp
ngkungan Rumah Sakit sebagai cermin dan kesan pertama bagi pengnjung
Rumah Sakit
AMAN : selalu memberikan rasa aman kepada klien dan keluarga, karyaw
4) Nilai- Nilai
Integritas
Kerjasama
Kasih
Kejujuran
Profesional
organisasi
Ruang perinatologi merupakan salah satu ruang rawat inap di rumah sakit umum d
aerah Abepura,ruangan perinatologi khusus merawat bayi baru lahir /neonatus usi
a 0 - 28 hari, terletak di sebelah timur, berada di lantai dua, diatas ruang bersalin,
ruang perinatologi memiliki 5 ruang rawat yaitu ruang NICU, SCN I, SCN IIA, S
CN IIB dan SCN III. Kapasitas tempat tidur yang tersedia di ruang Perinatologi
Setiap ruang perawatan terdapat 1 infant warmer/ radiant warmer yang digunakan
sebagai meja tindakan Selain ruang perawatan, ruang perinatologi juga memiliki ru
ang perawat + ruang administrasi, ruang dokter, ruang menyusui, dispensing obat +
ruang alkes + tempat Laken dan baju bayi, ruang dapur susu, ruang pencucian alat
3 kamar mandi.
2) Denah ruangan perinatologi RSUD Abepura Jayapura
Ruangan dispensing
Ruangan cuci alat
obat + tempat laken
Ruangan perawat + dan & pakaian +
ADM ruangan alkes
Ruangan SCN II
Ruangan NICU
Ruangan SCN III
Ruangan
menyusui/Laktasi
Gudang
Ruangan dokter
Balkon
Tangga
3) Struktur organisasi ruangan perinatologi RSUD Abepura Jayapura
KABID. KEPERAWATAN
Conny Tan,S.Kep.,Ns.,M.Kep
SUPERVISI RUANGAN
Agatha M. Dimara,S.Kep.,Ns
KEPALA RUANGAN
AI Haryani,S.Kep.,Ns
Anggota Anggota
A. Pengkajian
1. Man
Perhitungan jumlah tenaga perawat yang ada di ruang perinatologi saat ini adalah berdasarka
n perhitungan gilis
TP = A x B x 365
(365-C)x jam kerja/hr
Keterangan :
A : jam efektif/24 jam → waktu perawatan yang dibutuhkan klien
B : sensus harian ( jlm pasien) → BOR x jlm tempat tidur
C : jumlah hari libur
365 : jumlah hari kerja selama 1 tahun
Jumlah tempat tidur : 21
BOR = 71 %
Jam kerja = 7 jam
Jam kerja efektif = 6 jam (total care)
Libur = 78 jam
Jumlah tenaga yg dibutuhkan adalah =
Jam kerja efektif x( BORxtempat tidur) x 365= 6 x (71%x21) x365
Jlm hari- libur x jam kerja (365 - 78) x 7
=32,652.9
2.009
= 16,253
Faktor koreksi:
Loss day =jumlah libur x jlm perawat
287
= 78 x 16,253
287
= 4,417
Tugas non keperawatan = jlm perawat+ loss day x 25%
= 16,253 +4,417 x 25%
= 20,67 x 25%
= 5,1167
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 16 + 4 + 5= 25 perawat
Jika kita menghitung jumlah tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien menu
rut DEPKES (2002):
Berdasarkan pengamatan perinatologi termasuk asuhan keperawatan maksimal (total care) de
ngan jumlah jam perawatan per hari adalah
6,16 x rata2 px/hari (15) = 92,4
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :
Faktor koreksi :
Loss day = jlm hr minggu/thn + cuti+ hari besar x jlm perawat tersedia
Jumlah hari kerja
= 52+ 12+14 x 13,2 = 3,6 = 4
286
Tugas non keprawatan
= Jumlah tenaga perawat + loss day x 25
100
= 13,2 + 4 x 25 = 4,3 = 4 orang
100
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan = 13+ 4 + 4 = 21 perawat
BOR
jumla h h ari perawatan
x 100%
jumla h h ari TT × Jml h h ari persatuan waktu
355
= x 100%
21x31
355
= x 100%
651
ALOS
355
=
52
TOI
(21×31)-355
=
52
651-355
=
52
296
=
52
natologi terdapat beberapa ruangan yaitu, terdiri dari ruang NICU, ruang SCN
1, SCN 2A, SCN 2B, SCN3, ruang dispensing obat+alkes, ruang menyusui (L
aktasi), ruang administrasi kepru dan ruang pertemuan, ruang dokter, ruang pe
1 inkubator 13 Baik
10 ventilator 2 Baik
12 Regulator 02 20 Baik
23 nierbecken 10 Baik
31 Nalfuder 3 Baik
36 stetoscope 10 baik
37 Nebulizer 5 baik
9 Waslap 50 Baik
11 Skort 5 Baik
12 Sprei 10 baik
32 Komputer 2 baik
36 interkom 1 baik
2 Cutter 2 Baik
6 Kalkulator 3 1 rusak
7 Komputer 2 Baik
16 Evavorator 5 Baik
17 Penggaris 4 Baik
16. CPPT diisi oleh dokter, perawat, gizi , farmasi dan penunjang lainnya
4) Resusitasi BBL
27) Nebulisasi
yang terdiri dari Tim A dan Tim B yang bertanggung jawab pada
b) Timbang Terima
pada pagi hari dan perawat yang berjaga saat itu, katim akan
(tambahkan).
c) Ronde Keperawatan
d) Supervisi Keperawatan
Berdasarkan hasil pemanatauan, sudah ada prosedur pelaksanaan
e) Discharge planning
f) Sentralisasi Obat
menyiapkan obat oral pada siang hari itupun tidak rutin karena
g) Dokumentasi Keperawatan
Risiko infeksi
Hipertermi
Ikterus neonatorum
Hipoglikemia
Hiperglikemia
Hipotermi
Hand over
Assessment nyeri
Nursing resume
Form ini diisi oleh perawat dan dokter ketika pasien aka
Pasien baru diterima oleh perawat yang bertugas pada saat itu di
pendanaan fasilitas kesehatan bagi pasien, dan pendanaan bahan kesehatan (habis
anggaran yang dimasukkan pada bulan Juni 2019 untuk realisasi anggaran tahun
yaitu berasal dari jasa pelayanan yang diberikan berdasarkan jumlah pasien dan
5. Market
Rincian Biaya Perawatan Di Ruang Perinatologi
6 Lain-lain :
- oxigen Rp. 100.000/hr Rp. 70.000/hr
laundry Rp. 10.000/hr Rp. 10.000/hr
2.Analisa SWOT
1. Man
3. Metode
4. Money
Strenght Weakness Opportunitiy Threatened
Seluruh kebutuhan ruangan Sistem keuangan ruang p Adanya Penggantian barang yang rusak lama karena
merupakan tanggung jawab erinatologi RSUD ABep progam pengaturan keuangan.
RS. ura dengan sistem satu pemerintah Barang yang emergency diusahakan pengadaan
Pergantian alat yang rusak pintu (sentral) BPJS terlebih dahulu.
diruangan dilaporkan ke I menjadikan alokasi Kesehatan Biaya pengeluaran pasien BPJS lebih besar daripada
PRS, bila tidak bisa pendanaan yang dan BPJS dana yang dibayarkan.
digunakan dibuat berita acara dibutuhkan ruangan Ketenagakerj
untuk dikembalikan ke gudan terealisasi dalam waktu aan,
g yang lama.
Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1-5 dngan kriteria sebagai berikut :
- Nilai 4 = penting
urutan nilai tertinggi ke nilai terendah. Terdapat 5 masalah yang akan di coba untuk
diatasi, yaitu:
3. Pelaksanaan timbang terima (operan) keperawatan yang belum efektif belum focus ke
masalah keperawatan
2 Kurangnya tenaga pe Bersama kepala ruangan melakukan Diharapkan semua perawat yang bekerja di ruang perinatologi
rawat bersertifikasi N diskusiuntukmemasukkan kegiatan pelatiha mempunyai sertifikasi NICU
ICU n NICU / tahun Minimal 2 orang dan meng
ajukan pada kabid keperawatan
3 Pelaksanaantimbang Bersama kepala ruangan melakukan Diharapkan timbang terima dapat berjalan dengan optimal
terima (operan) yang diskusiuntuk menerapkan pelaporan (melaporkan masalah keperawatan pasien).
belum optimal masalah keperawatan saat overan
dilakukan.
4 Adanya infant Bersama kepala ruangan mendiskusikan , Diharapkan adanya jadwal pemeliharaan alat secara berkala,
warmer dan alat pemeliharaan alat secara rutin, dan adanya dan pengoperasian alat sudah sesuai SOP
kesehatan yang rusak SOP pemakaian alat
5 Terdapat Beberapa Bersama kepala ruangan melakukan diskusi Setelah di lakukan diskusi bersama kepala ruangan di
AC dan wastafel bagaimana cara agar kasie logistik harapkan kepala ruangan tidak bosan mengingatkan kasie
yang tidak berfungsi. keperawatan lebih memperhatikan ruangan logistik keperawatan untuk memperhatikan sarana dan
(rusak /bocor) rawat inap yang tidak layak di gunakan prasarana dalam meningkatakan mutu pelayanan diRsud
karena ruangan yang sangat panas akibat Abepura tepatnya di ruang perinatologi.
tdk adanya ventilasi (design ruangan ber
AC). dan wastafel yang bocor dapat
meningkatkan angka infeksi diruangan
Lampiran