Anda di halaman 1dari 2

ALKALOSIS RESPIRATORIK

Pada dasarnya keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan ketat


konsentrasi ion hydrogen (H+) bebas di dalam cairan tubuh. Secara umum
keseimbangan asam basa digambarkan dalam reaksi dalam keseimbangan dalam
berikut ini:1
CO2 + H2 O←H 2CO3← H++ HCO3-
Reaksi diatas bersifat reversible karena dapat berlangsung dalam dua arah,
bergantung pada konsentrasi zat-zat yang terlibat. Saat kadar CO2 dalam darah
meningkat, reaksi akan berpindah ke sisi asam dan menghasilkan H+ serta
menghasilkan HCO3-. Sebaliknya,jika kadar CO2 dalam darah menurun, reaksi
tersebut akan berpindah ke sisi CO 2. Dalam proses ini,ion H+ dan HCO3- bereaksi
membentuk H2CO3 yang dengan cepat berubah kembali menjadi CO3 dan H2O.
Ketidakseimbangan asam basa terjadi bila perbandingan antara (HCO3-) dan (CO2)
tidak professional. Normalnya, perbandingan antara keduanya adalah 20/1 . Jika
perbandingan tersebut berubah, akan terjadi ketidakseimbangan yang
menimbulkan gangguan yang disebut asidosis dan alkalosis. Baik asidosis
maupun alkalosis keduanya dipengaruhi oleh fungsi pernafasan dan metabolisme.
Karena itu dikenal istilah asidosis respiratorik dan asidosis metabolik serta
alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolik.1

Tabel 1.1 kadar pH, pCO, dan HCO3 pada keadaan asidosis dan alkalosis
(Sumber : Keseimbangan cairan, elektrolit, dan Asam Basa. ed. 2)1
Alkalosis respiratorik merupakan dampak utama pengeluaran CO2 berlebih
akibat hiperventilasi . Jika ventilasi paru meningkat,jumlah CO 2 yang dikeluarkan
akan lebih besar daripada yang dihasilkan. Akibatnya, H2CO3 yang terbentuk
berkurang dan H+ menurun. Kemungkinan penyebab alkalosis respiratorik adalah
demam, kecemasan dan keracunan aspirin yang kesemuanya merangsang ventilasi
yang berlebihan. Sebagai upaya kompensasi ginjal akan mengekresikan
bikarbonat untuk mengembalikan pH kedalam rentang normal. Tanda dan gejala
klinis alkalosis respiratorik meliputi :1
1. penglihatan kabur
2. Baal dan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki
3. Kemampuan konsentrasi terganggu
4. Tetani ,kejang aritmia jantung (pada kasus yang gawat)
5. pH>7,45
Biasanya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika
penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan
penyakit ini. Jika  penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas bisa membantu meningkatkan kadar
karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan
nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan
kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu
rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida  meningkat, gejala
hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan
menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

Daftar pustaka:

1. Horne M M. Swearingen P L. Keseimbangan cairan, elektrolit, & asam


basa. Ed. 2. Jakarta: EGC; 2000

Anda mungkin juga menyukai