Tabel 1.1 kadar pH, pCO, dan HCO3 pada keadaan asidosis dan alkalosis
(Sumber : Keseimbangan cairan, elektrolit, dan Asam Basa. ed. 2)1
Alkalosis respiratorik merupakan dampak utama pengeluaran CO2 berlebih
akibat hiperventilasi . Jika ventilasi paru meningkat,jumlah CO 2 yang dikeluarkan
akan lebih besar daripada yang dihasilkan. Akibatnya, H2CO3 yang terbentuk
berkurang dan H+ menurun. Kemungkinan penyebab alkalosis respiratorik adalah
demam, kecemasan dan keracunan aspirin yang kesemuanya merangsang ventilasi
yang berlebihan. Sebagai upaya kompensasi ginjal akan mengekresikan
bikarbonat untuk mengembalikan pH kedalam rentang normal. Tanda dan gejala
klinis alkalosis respiratorik meliputi :1
1. penglihatan kabur
2. Baal dan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki
3. Kemampuan konsentrasi terganggu
4. Tetani ,kejang aritmia jantung (pada kasus yang gawat)
5. pH>7,45
Biasanya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika
penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan
penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas bisa membantu meningkatkan kadar
karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan
nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan
kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu
rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala
hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan
menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
Daftar pustaka: