Anda di halaman 1dari 23

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
A. Definisi
Gout Arthritis merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi
yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan penumpukan
Kristal Monosodium Urat di dalam atau pun di sekitar persendian.
Monosodium Urat ini berasal dari metabolisme Purin. Hal penting
yang mempengaruhi penumpukan Kristal Urat adalah Hiperurisemia
dan supersaturasi jaringan tubuh terhadap Asam Urat. Apabila kadar
Asam Urat di dalam darah terus meningkat dan melebihi batas ambang

saturasi jaringan tubuh, penyakit Gout Arthritis ini akan memiliki


manifestasi berupa penumpukan Kristal Monosodium Urat secara
Mikroskopis maupun Makroskopis berupa Tofi (Zahara, 2013).
Gout Arthritis adalah penyakit sendi yang diakibatkan oleh
tingginya kadar Asam Urat dalam darah. Kadar Asam Urat yang tinggi
dalam darah melebihi batas normal yang menyebabkan penumpukan
Asam Urat di dalam persendian dan organ lainnya (Susanto, 2013).
Jadi, dari definisi di atas maka Gout Arthritis merupakan
penyakit inflamasi sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar Asam
Urat dalam darah, yang ditandai dengan penumpukan Kristal
Monosodium Urat di dalam ataupun di sekitar persendian berupa Tofi.
B. Etiologi
Secara garis besar penyebab terjadinya Gout Arthritis
disebabkan oleh faktor primer dan faktor sekunder, faktor primer 99%
nya belum diketahui (Idiopatik). Namun, diduga berkaitan dengan
kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan peningkatan
produksi Asam Urat atau bisa juga disebabkan oleh kurangnya
pengeluaran Asam Urat dari tubuh. Faktor sekunder, meliputi
peningkatan produksi Asam Urat, terganggunya proses pembuangan
Asam Urat dan kombinasi kedua penyebab tersebut. Umumnya yang
terserang Gout Artritis adalah pria, sedangkan perempuan
persentasenya kecil dan baru muncul setelah Menopause. Gout
Artritis lebih umum terjadi pada laki-laki, terutama yang berusia 40-50
tahun (Susanto, 2013).
Menurut Fitiana (2015) terdapat faktor resiko yang
mempengaruhi Gout Arthritis adalah :
1) Usia
Pada umumnya serangan Gout Arthritis yang terjadi pada
laki-laki mulai dari usia pubertas hingga usia 40-69 tahun,
sedangkan pada wanita serangan Gout Arthritis
terjadi pada usia lebih tua dari pada laki-laki, biasanya terjadi
pada saat Menopause. Karena wanita memiliki hormon
estrogen, hormon inilah yang dapat membantu proses
pengeluaran Asam Urat melalui urin sehingga Asam Urat
didalam darah dapat terkontrol.
2) Jenis kelamin
Laki-laki memiliki kadar Asam Urat yang lebih tinggi dari
pada wanita, sebab wanita memiliki hormon ektrogen.
3) Purin yang berlebih
Konsumsi Purin yang berlebih dapat meningkatkan kadar
Asam Urat di dalam darah, serta mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi Purin.
4) Konsumsi alkohol
5) Obat-obatan
Serum Asam Urat dapat meningkat pula akibat Salisitas
dosis rendah (kurang dari 2-3 g/hari) dan sejumlah obat
Diuretik, serta Antihipertensi.
C. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme Purin dalam tubuh, intake bahan
yang mengandung Asam Urat tinggi dan sistem ekskresi Asam Urat
yang tidak adekuat akan mengasilkan akumulasi Asam Urat yang
berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurisemia), sehingga
mengakibatkan Kristal Asam Urat menumpuk dalam tubuh.
Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon
Inflamasi (Sudoyo, dkk, 2009).
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan Gout
Arthritis. Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah
kosentrasi Asam Urat dalam darah. Mekanisme serangan Gout
Arthritis Akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan
yaitu, terjadinya Presipitasi Kristal Monosodium Urat dapat terjadi di
jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini

terjadi di rawan, sonovium, jaringan para-artikuler misalnya bursa,


tendon, dan selaputnya. Kristal Urat yang bermuatan negatif akan
dibungkus oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG
akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan
kristal. Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang
menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi
Fagositosis Kristal oleh leukosit (Nurarif, 2015).
Periode Interkritikal adalah periode dimana tidak ada gejala selama
serangan Gout Arthritis. Kebanyakan penderita mengalami serangan
kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah serangan pertama.
Serangan berikutnya disebut dengan Poliartikular yang tanpa kecuali
menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai
dengan demam. Tahap akhir serangan Gout Arthritis Akut atau Gout
Arthritis Kronik ditandai dengan Polyarthritis yang berlangsung sakit
dengan Tofi yang besar pada kartigo, membrane sinovial, tendon dan
jaringan halus. Tofi terbentuk di jari tangan, kaki, lutut, ulna, helices
pada telinga, tendon achiles dan organ internal seperti ginjal (Sudoyo,
dkk, 2009).
D. Manifestasi Klinis
Terdapat empat stadium perjalanan klinis Gout Arthritis yang tidak
diobati (Nurarif, 2015) diantaranya :
1) Stadium pertama adalah Hiperurisemia Asimtomatik. Pada stadium
ini Asam Urat serum meningkat dan tanpa gejala selain dari
peningkatan Asam Urat serum.
2) Stadium kedua Gout Arthritis Akut terjadi awitan mendadak
pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu
jari kaki dan sendi Metatarsofalangeal.
3) Stadium ketiga setelah serangan Gout Arthritis Akut adalah tahap
Interkritikal.Tidak terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat
berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang
mengalami serangan Gout Arthritis berulang dalam waktu kurang
dari 1 tahun jika tidak diobati.
4) Stadium keempat adalah tahap Gout Arthritis Kronis, dengan
timbunan Asam Urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika
pengobatan tidak dimulai. Peradangan Kronis akibat Kristal-kristal
Asam Urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku juga pembesaran
dan penonjolan sendi.
E. Komplikasi
Meskipun penyakit asam urat jarang menimbulkan komplikasi,
namun tetap patut di waspadai. Beberapa komplikasi yang mungkin
terjadi diantaranya sebagai berikut:
a. Munculnya benjolan keras (tofi) di sekitar area yang meradang
b. Kerusakan sendi permanen akibat radang yang terus
berlangsung serta tofi di dalam sendi yang merusak tulang
rawan dan tulang sendi itu sendiri. Kerusakan permanen ini
biasanya terjadi pada kasus penyakit asam urat yang diabaikan
selama bertahu-tahun.
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = >
6 mg % normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan
diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat
kental sekali.
3) Pemeriksaan darah lengkap.
4) Pemeriksaan ureua dan kratinin
a) kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
b) kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
b. Pemeriksaaan fisik
1) Inspeksi
a) Deformitas
b) Eritema
2) Palpasi
a. Pembengkakan karena cairan / peradanagn
b. Perubahan suhu kulit
c. Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit
d. Nyeri tekan
e. Krepitus
f. Perubahan range of motion
G. Penatalaksanaan
Menurut Nurarif (2015) Penanganan Gout Arthritis biasanya dibagi
menjadi penanganan serangan Akut dan penanganan serangan Kronis.
Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini :
1) Mengatasi serangan Gout Arthtitis Akut.
2) Mengurangi kadar Asam Urat untuk mencegah penimbunan
Kristal Urat pada jaringan, terutama persendian.
3) Terapi mencegah menggunakan terapi Hipourisemik.

a. Terapi non-farmakologi merupakan strategi esensial dalam


penanganan Gout Arthritis, seperti istirahat yang cukup,
menggunakan kompres hangat, modifikasi diet, mengurangi asupan
alkohol dan menurunkan berat badan.
b. Terapi Farmakologi
Penanganan Gout Arthritis dibagi menjadi penanganan
serangan akut dan penanganan serangan kronis.
1) Serangan Akut
Istirahat dan terapi cepat dengan pemberian NSAID,
misalnya Indometasin 200 mg/hari atau Diklofenak 150
mg/hari, merupakan terapi lini pertama dalam menangani
serangan Gout Arthritis Akut, asalkan tidak ada kontra indikasi

terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari karena eksresi


Aspirin berkompetisi dengan Asam Urat dan dapat
memperparah serangan Gout Arthritis Akut. Keputusan
memilih NSAID atau Kolkisin tergantung pada keadaan klien,
misalnya adanya penyakit penyerta lain atau Komorbid, obat
lain juga diberikan klien pada saat yang sama dan fungsi
ginjal. Obat yang menurunkan kadar Asam Urat serum
(Allopurinol dan obat Urikosurik seperti Probenesid dan
Sulfinpirazon) tidak boleh digunakan pada serangan Akut
(Nurarif, 2015).
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan

FORMAT RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat Klien/Data Biografi
Nama : Ny. Hj.S
Tempat/TL : Banda, 21 Oktober 1960
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Jl, Cendrawasi lorong 2 no.7
Orang yg paling dekat :Suami dan anak
2. Riwayat Hidup Pasangan
Hidup : Tn. Hj.B
Status kesehatan : Sehat
Umur : 62 tahun
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Kematian
Tahun meninggal : Tidak ada
Penyebab kematian : Tidak ada
Anak-anak
Hidup : klien mengatakan ke 2 anaknya msih hidup
Nama & alamat : 1. Ahmad kiswanto (buli Maluku Utara), 2.
Dwita mutmainah (jl. cendrawasi lrong 2)
Kematian
Tahun meninggal : Tidak ada
Penyebab kematian : Tidak ada
3. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan sebelumnya : Tidak Ada
Sumber pendapatan saat ini : Anak dan suami

4. Riwayat Tempat Tinggal (gambar denah rumah)


Tipe tempat tinggal : permanen
Jumlah kamar : 3 (tiga)
Jumlah orang yang tinggal di rumah : 3 orang
Jumlah tingkat : Tingkat 3
Derajat privasi : Tidak ada
Tetangga terdekat : Ny.F
5. Riwayat Aktivitas Luang
Hobi/minat : Tidak ada
Keanggotaan organisasi : Tidak ada
Liburan/perjalanan : ke Malang
6. Sistem Pelayanan Kesehatan Yang
Digunakan Dokter/perawat : Dokter
Rumah sakit/puskesmas : -
Klinik :-
Pelayanan kesehatan di rumah/wisma : -
Lain-lain :-
7. Deskripsi Aktivitas Selama 24 jam
klien mengatakan kegiatan dirumah membersihkan rumah,
menyiapkan masakan untuk keluarga, istriahat, sholat, dan di saat
waktu malam mencuci kaki berdoa sebelum tidur dan berjikir.
8. Riwayat Kesehatan Keluhan-keluhan utama :
klien mengatakan sering mengalami Nyeri sendi bagian lutut dan
pusing.
9. Pengetahuan /pemahaman tentang status kesehatannya saat ini :
klien mengatakan mengetahui dan paham msalah kesehatannya saat
ini jika sakitnya muncul klien segera meminum obat

10. Pemahamannya terhadap proses penuaan :

klien mengatakan paham dengan proses penuaan yang terjadi dalam


kehidupannya.
11. Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :
klien mengalami Asam urat dan cholesterol
12. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu :
klien mengatakan mengalami Cholasterol
13. Perawatan di rumah sakit (catat alasan masuk, tanggal, tempat,
durasi, dokter): klien mengatakan tidak pernah mendapat perawatan
inap di rumah sakit.
14. Operasi (perhatikan jenis, tanggal, tempat, alasan operasi, dokter) :
klien mengatakan tidak pernah melakukan operasi
15. Obat – obatan
Nama obat : - Allupurinol
- Piroxicam
Dosis obat : - 100 mg
- 10 mg
Bagaimana digunakan : 1 x sehari
Tanggal resep : tidak tahu
16. Masalah-masalah berkaitan dengan konsumsi obat Keterbatasan
dalam mengkonsumsi obat : Tidak ada
Efek samping yang tidak menyenangkan : Tidak ada
Persepsi keefektifan obat :-
Kesulitan memperoleh obat : tidak ada
17. Riwayat alergi
Obat – obatan : klien megatakan Tidak ada alergi obat
Makanan : klien mengatakan tidak ada alergi makanan tertentu
Alergen : klien mengatakan Tidak pernah kontak langung dengan
penderita penyakit menular.
Faktor lingkungan : klien menatakan Lingkungan klien bebas
dari penderita penyakit sistem imun.
18. Nutrisi
Ingat kembali diet 24 jam (termasuk cairan), diet khusus, pembatasan
makanan, atau pilihan : sesuai instruksi dokter diet makanan dan
minum
Riwayat peningkatan/penurunan berat badan : klien mengatakan ada
penurunan berat badan sekitar 5 kg
Pola konsumsi makanan : klien mengatakan makan 3 kali sehari
secara mandiri
19. Masalah yang mempengaruhi masukan makanan (misalnya
pendapatan tidak adekuat, daya serap lambat, masalah menelan,
mengunya, stres emosional : Tidak ada
20. Tinjauan Sistem
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 130/80 mmhg
Nadi : 70 x / menit
Pernapasan : 20 x /menit
Suhu : 36,2 o C

Hemopoetik Ya Tidak Keterangan


Perdarahan/memar √
Pembengkakan kelenjar
limfe √
Anemia √
Riwayat transfusi darah √
Kepala
Sakit kepala √
Trauma berarti pada masa
lalu √
Pusing Klien mengatakn
sllu merasakan

pusing jika
kelelahan
Gatal kulit kepala √
Leher
Kekakuan √
Nyeri √
Benjolan/massa √
Keterbatasab gerak √
Mata
Perubahan penglihatan Klien mengatakan
√ penglihatannya
mulai berkurang
Kacamata/kontak lensa √
Nyeri √
Air mata berlebih √
Pruritus √
Bengkak sekitar mata √
Diplopia √
Kabur Klien mengatakan
penglihatannya

suda kabur karena
faktor usia
Fotofobia √
Riwayat infeksi √
Tanggal pemeriksaan
mata terakhir √
Dampak pada aktivitas
sehari-hari √
Telinga
Perubahan pendengaran √
Tinitus √
Vertigo √
Sensitivitas pendengaran √
Alat-alat prostesa √
Riwayat infeksi √
Tanggal pemeriksaan
paling akhir √
Kebiasaan perawatan
telinga √
Dampak pada aktivtas
sehari-hari √
Mulut dan tenggorokan
Sakit tenggorokan √
Lesi/ulkus √
Serak √
Perubahan suara √
Kesulitan menelan √
Perdarahan pada gusi √
Karies √
Riwayat infeksi √
Tanggal pemeriksaan gigi
terakhir √
Pola menggosok gigi √
Masalah & kebiasaan
membersihkan √
gigi palsu
Hidung dan sinus
Rinorea √
Epistaksis √
Obstruksi √
Mendengkur √
Nyeri pada sinus √
Alergi √
Riwayat infeksi √
Payudara
Benjolan/massa √
Nyeri/nyeri tekan √
Bengkak √
Keluar cairan dari puting
susu √
Perubahan pada puting
susu √
Pola pemeriksaan
payudara sendiri √
Tanggal&hasil
mammogram terakhir √
Kardiovaskuler
Nyeri/ketidaknyamanan
dada √
Palpitasi √
Sesak nafas √
Dispnea pada aktivitas √
Murmur √
Edema √
Varises √
Kaki timpang √
Parestesia √
Pernapasan
Batuk √
Sesak napas √
Hemoptisis √
Sputum √
Mengi √
Asma/alergi pernapasan √
Tanggal dan pemeriksaan
sinar x dada √
Terakhir
Gastrointestinal √
Disfagia √
Tidak dapat mencerna √
Nyeri ulu hati √
Mual muntah √
Hematemesis √
Perubahan nafsu makan √
Intoleran makanan √
Ulkus √
Nyeri √
Ikterik √
Benjolan/massa √
Perubahan kebiasaan
defekasi √
Diare √
Konstipasi √
Melena √
Hemoroid √
Perdarahan rektum √
Pola defekasi biasanya √
Perkemihan
Disuria √
Menetes √
Ragu-ragu √
Dorongan √
Hematuria √
Poliuria √
Oliguria √
Nokturia √
Inkontinensia √
Nyeri saat berkemih √
Batu √
Infeksi √
Genitoreproduksi
wanita
Lesi √
Dispareunia √
Perdarahan pasca
senggama √
Nyeri pelvic √
Sistokel/rektokel √
Penyakit kelamin √
Infeksi √
Masalah aktivitas seksual √
Riwayat menopause √
(usia, gejala, masalah-
masalah pasca
menopause)
Tanggal dan hasil pap
paling akhir √
Genitoreproduksi pria
Disuria √
Frekuensi √
Menetes √
Ragu-ragu √
Dorongan √
Hematuria √
Poliuria √
Oliguria √
Nokturia √
Inkontinensia √
Nyeri saat berkemih √
Batu √
Infeksi √
Muskuloskeletal
Nyeri persendian √
Kekakuan √
Pembengkakan sendi √
Deformitas √
Spasme √
Kram √
Kelemahan otot √
Masalah cara berjalan √
Nyeri punggung √
Pola latihan olahraga √
Dampak pada aktivitas
sehari-hari √
Sistem endokrin
Intoleran terhadap panas √
Intoleran terhadap dingin √
Goiter √
Pigmentasi kulit/tekstur √
Perubahan rambut √
Polifagia √
Polidipsia √
Poliuria √
Sistem saraf pusat
Sakit kepala √
Kejang √
Sinkope/serangan jantung √
Paralisis √
Paresis √
Masalah koordinasi √
Tremor √
Parestesia √
Cedera kepala √
Masalah memori √
Psikososial
Cemas √
Depresi √
Insomnia √
Menangis √
Gugup √
Takut √
Masalah dengan
pengambilan keputusan √
Kesulitan dalam
berkonsentrasi √
Mekanisme koping yang
digunakan jika ada √
masalah
Stres saat ini √
Persepsi tentang kematian √
Dampak pada aktivitas
sehari-hari √

Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Kondisi kronis Nyeri kronis
Klien mengatakan nyeri (Gout Arthritis). (00133)
karena Asam Urat
semenjak 1 tahun yang
lalu.
P : Nyeri karna Asam
Urat.
Q : Kram dan nyeri seperti
ditusuk - tusuk.
R : Lutut kanan.
S:5
T : Hilang timbul.
DO:
a. Klien tampak meringis
apabila menekuk lutut
kirinya.
b. Kadar Asam Urat 9,8 g/dl.
c. Terlihat adanya
kemerahan dan bengkak di
sekitar lutut kiri.
DS:
a. Klien mengatakn merasa
cemas dengan keadaannya
b. klien mengatakan takut
dengan keadaannya Ansietas
Nyeri
DO : (00146)
a. Klien tampak cemas
b. Klien tampak bingung bila
ditanya tentang
Penyakitnya
DS : Nyeri Gangguan pola tidur
a. klien mengatakan tidak (00198)
bisa tidur karena nyeri
pada lutut karena Asam
Urat pada saat malam hari.
b. Klien mengatakan
tidur hanya sekitar
4 jam.

DO :
a. Klien tampak
mengantuk.
b. Kantung mata klien
terlihat menghitam.

B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan ekspresi wajah meringis (00133)
2. Ansietas berhubungan dengan nyeri (00146)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi (00198)
C. Rencana / intervensi keperawatan
No DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
1 Nyeri Kronis Berhubungan Kontrol nyeri (1605) Manajemen Nyeri (1400)
dengan ekspresi wajah meringis a. Mengenali kapan nyeri terjadi (160802) a. Lakukan pengkajian nyeri
b. Menggambarkan faktor penyebab komprhensif yang meliputi
(00133)
(160501) lokasi, karakteristik,
c. Menggunakan tindakan pencegahan onset/durasi, frekuensi,
(160503) intensitas atau beratnya nyeri
d. Menggunakan tindakan pengurangan dan faktor pencetus
[nyeri] tanpa analgetik(160504) b. Gunakan strategi komunikasi
e. Menggunakan analgetik yang terapeutik untuk mengetahui
direkomendasiakan (160503) pengalaman nyeri dan
f. Melaporkan perubahan terhadap gejala sampaikan penerimaan
nyeri pada professional kesehatan penerimaan pasien terhadap
(160507) nyeri.
g. Mengenali apa yang terkait dengan c. Galin pengetahuan dan
gejala nyeri (160509) kepercayaan pasien mengenai
nyeri
d. Ajarlkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
e. Gunakan tindakan pengontrol
nyeri sebelum nyeri bertambah
berat
f. Libatkan keluarga dalam
modalitas penurunan nyeri, jika
memungkinkan

2. Ansietas berhubungan dengan Pergerakan (0208) Terapi pergerakan sendi (0224)


a. Gerakan sendi sedikit terganggu a. Monitor lokasi dan
nyeri (00146)
kecendrungan adanya nyeri dan
b. Gerakan otot sedikit terganggu
ketidaknyamanan selama
c. Keseimbangan sedikit terganggu pergerakan
b. Tentukan batasan pergerakan
sendi dan efeknya terhadap
fungsi sendi
c. Dukung latihan ROM
d. Bantu pasien membuat jadwal
latihan ROM
e. Jelaskan manfaat dan tujuan
latihan sendi
f. Kolaborasi dengan ahli terapi
fisisk dalam mengembangkan
dan menerapkan latihan
Menejemen Lingkungan (6480)
a. Ciptakan lingkungan yang aman
untuk pasien
b. Identifikasi kebutuhan
keselamatan pasien berdasarkan
fungsi fisik dan kognitif serta
riwayat perilaku dimasa lalu
c. Damping pasien selama tidak
ada kegiatan bangsal, dengan
tepat
d. Letakkan benda yang sering
digunakan dalam jangkauan
pasien
Terapi Latihan: Ambulasi (0221)
a. Beri pasien pakean yang tidak
mengekang
b. Bantu pasien untuk
menggunakan alas kaki yang
memfasilitasi pasien untuk
berjalan dan mencegah cedera
c. Bantu pasien untuk duduk
ditempat tidur, disamping
tempat tidur(“menjuntal”), atau
dikursi, sebagaimana yang dapat
ditoleransi [pasien]
d. Bantu pasien utnuk berpindahan
sesuai kebutuhan
e. Instruksikan pasien untuk
memposisikan diri sepanjang
proses pemindahan
f. Dorong pasien untuk “bangkit
sebanyak dan sesering yang
diinginkan” (up ad lib), jika
sesuai
3. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Identifikasi pola aktivitas dan
tidur
berhubungan dengan imobilisasi selama 1 x 24 jam diharapkan jumlah jam
2. identifikasi faktor pengganggu
(00198) tidur klien dalam batas normal dengan tidur
3. jelaskan pentingnya tidur yang
kriteria hasil :
cukup
1. Jumlah jam tidur dalam 4. fasilitasi menghilangkan stres
sebelum tidur
batas normal 6-8 jam/hari.
5. kolaborasi pemberian therapy
2. pola tidur dan kualitas tidur dalam batas (obat)
normal
3. perasaan segar setelah tidur dan
istirahat
4. mampu mengidentifikasi hal – hal yang
meningkatkan tidur
Daftar pustaka

Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA Nic-Noc. Jilid 2. Yogyakarta:
Mediaction.

Sudoyo, Samudra A.W, dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 5.
Jakarta: Interna Publishing.

Zahara, R. (2013). Artritis Gout Metakarpal dengan Perilaku Makan Tinggi Purin
Diperberat oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga dengan Posisi
Menggenggam Statis. Volume 1 nomor
3.http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/viewFile/115/
11 3. Diakses pada tanggal 24 November 2018.

Susanto, Teguh. (2013). Asam Urat Deteksi, Pencegahan, Pengobatan.


Yogyakarta: Buku Pintar.

Fitriana, Rahmatul. (2015). Cara Cepat Usir Asam Urat. Yogyakarta: Medika.

Nanda International .NOC – NIC (2014). Diagnosa keperawatan : definisi &


klasifikasi 2018-2020. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai