Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 18, No. 1, Mei 2016, 1-14 DOI: 10.9744/jak.18.1.

1-14
ISSN 1411-0288 print / ISSN 2338-8137 online

Independensi Komite Audit, Kualitas Audit dan Kualitas Laba:


Bukti Empiris Perusahaan dengan Kepemilikan Terkonsentrasi

Aminul Amin
STIE Malangkucecwara Malang
Jl. Terusan Candi Kalasan, Blimbing, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang,
Jawa Timur 65142
Email: aminulamin.uns@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh independensi komite audit dan
kualitas audit terhadap kualitas laba dan pengaruh interaksi kualitas audit dan
independensi komite audit terhadap kualitas laba. Pengujian dilakukan terhadap
perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi. Berbagai tingkat konsentrasi diamati
untuk melihat konsistensi model. Moderation regression analysis dengan pengujian hipotesis
didesain untuk menjawab pertanyaan tersebut. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011–2014. Sebanyak 124
perusahaan sebagai sampel dengan 402 pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
independensi komite audit dan kualitas audit serta interaksi keduanya dapat meningkatkan
kualitas laba, namun pengaruhnya semakin melemah sejalan dengan meningkatnya
konsentrasi kepemilikan. Hal ini membuktikan bahwa kepemilikan mayoritas melebihi 50%
memiliki kemampuan pengendalian yang kuat. Kontribusi penelitian terutama berkaitan
dengan regulasi tentang perlindungan pemegang saham minoritas dan stakeholders yang
lain dari tindakan ekspropriasi. Selain itu, perlunya regulasi untuk memperluas peng-
ungkapan struktur kepemilikan pemilik utama (ultimate shareholders). Pengungkapan
struktur kepemilikan seharusnya dilaporkan dalam bentuk piramida, sehingga dapat
diketahui siapa pengendali sesungguhnya termasuk hak kontrol dan hak aliran kas.
Masyarakat umum termasuk investor dapat mendeteksi ada tidaknya praktek ekspropriasi
yang merugikan pihak-pihak tertentu.

Kata kunci: Independensi komite audit; kualitas audit; kualitas laba; konsentrasi kepe-
milikan.

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of the independence of audit committee on earnings
quality and the interaction of audit quality and independence of audit committee on the
earnings quality. Testing is conducted to the companies with the ownership concentratation.
Various levels of concentration are observed to prove the consistency of the model. Moderation
regression analysis is used to analyze data. Research conducted on manufacturing companies
listed in Indonesia Stock Exchange for the period 2011 to 2014. There are 402 observations
that fit to the sample criteria. The results show that the independence of audit committees and
audit quality as well as the interaction of both variables can improve the quality of earnings,
however its influence has weakened in line with the increasing of the concentration of
ownership. These imply that the majority ownership exceeds 50% have a strong ability to
control. The contributions of this research is primarily concerned with the regulation on the
protection of minority shareholders and other stakeholders of the action of expropriation. In
addition, there is a need to regulate the extended disclosure of the ownership structure of the
primary owner (ultimate shareholders). Disclosure of ownership structure should be reported
in the form of a pyramid in order to know who the real controller of the entity included the
control and cash flow rights. The public including investors can detect the presence or absence
of expropriation practices that harm certain parties.

Keywords: Audit Committee Independence; Audit Quality; Earnings Quality; Ownership


Concentration.

1
2 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 1-14

PENDAHULUAN saham besar. Dalam lingkungan bisnis dengan


kepemilikan terkonsentrasi, peran komite audit
Laba merupakan elemen laporan kuangan dan auditor akan menghadapi kontrol yang kuat
yang disajikan sebagai bagian dari informasi atas dari pemegang saham besar. Pemegang saham
kinerja perusahaan. Laba memberi informasi besar memiliki kekuasaan kontrol yang luas sam-
kepada investor untuk mengekspektasi kinerja pai pada tingkat manajemen dan memberikan
saham (Scott 2012:154). Namun penyajian laba insentif untuk melakukan ekspropriasi (La Porta
seringkali tidak menggambarkan kondisi laba et al. 1999; Claessen et al. 2002; Faccio and Lang,
perusahaan yang sesungguhnya. Ada perbedaan 2002; Du and Dai, 2005; Palenzuela and Mariscal,
yang terlampau besar antara realisasi kas dan 2007).
laba bersih mengindikasikan adanya manajemen Adanya praktek manipulasi laba yang dilaku-
laba (Miloud and Inseec, 2014). Manajemen laba kan oleh beberapa perusahaan publik dan hasil
yang buruk (oportunistik) menyebabkan kualitas penelitian terdahulu yang masih belum konsisten
laba menjadi rendah (Velury and Jenkins, 2006), (mixed), maka penting melakukan penelitian men-
menurunkan relevansi informasi akuntansi (Habib, dalam mengenai peran Komite Audit dan Auditor
2004). Oleh karena itu, komite audit dapat mela- dalam monitoring manajemen laba. Secara umum,
kukan monitoring praktek manajemen laba. penelitian ini bertujuan menguji pengaruh komite
Monitoring merupakan bagian dari mekanisme di audit independen terhadap manajemen laba.
dalam corporate governance. Mekanisme internal Secara khusus, penelitian ini ditujukan untuk
dilakukan oleh dewan komisaris dan komite audit, menguji 1) pengaruh komite audit independen dan
mekanisme eksternal dijalankan oleh auditor kualitas audit terhadap manajemen laba; 2)
(Babatunde and Olaniran, 2009). menguji pengaruh interaksi kualitas audit dan
Fakta empiris menunjukkan beberapa kasus komite audit independen terhadap manajemen
bidang keuangan, seperti kesalahan penyajian laba. Hasil penelitian ini memiliki kontribusi ter-
laporan keuangan PT Inovisi Infracom (INVS). hadap perkembangan teori keagenan dan corpo-
Perdagangan saham perusahaan dihentikan rate governance, kontribusi bagi akademisi/peneliti
(suspen) karena terjadi banyak kesalahan dalam sebagai referensi penelitian berikutnya, kontribusi
penyajian laporan keuangan. Bursa Efek Indo- bagi praktisi dan regulator sebagai informasi
nesia (BEI) menemukan sekitar delapan kesalah- untuk pengambilan keputusan atau penyem-
an dalam laporan keuangan perusahaan investasi purnaan regulasi.
itu pada kuartal III-2014 (Idris 2015). Kasus
akuntansi Toshiba pada tahun 2015, Toshiba me- Teori Agensi dan Komite Audit
lakukan penggelembungan laba sebesar 151,8
miliar yen atau 1,22 miliar dolar AS ini awalnya Teori agensi menjelasakan bahwa hubungan
ingin menciptakan investor’s confidence ternyata keagenan antara prinsipal dan agen, dalam kon-
telah mencoreng nama besar Toshiba selama ini disi ketidakpastian, dapat menimbulkan asimetri
(Mukhlisin 2015). Fenomena tersebut menunjuk- informasi. Asimetri informasi yang timbul dari
kan bahwa praktik manipulasi laporan keuangan moral hazard dapat mendorong agen berperilaku
terbukti masih dilakukan oleh beberapa perusaha- oportunistik. Salah satu prilaku oprtunistik adalah
an. tindakan manajemen laba yang buruk, yaitu
Komite Audit independen diperlukan dalam dilakukan secara tidak memadahi, menyembunyi-
monitoring manajemen laba. Peran monitoring kan kinerja operasi sebenarnya dengan jalan men-
akan semakin kuat dengan keterlibatan Auditor ciptakan pembukuan palsu atau memperbesar
yang berkualitas. Fungsi auditor adalah memasti- estimasi laba sampai di luar batas kewajaran
kan bahwa informasi keuangan yang disajikan (Parfet, 2000).
telah memenuhi standar akuntansi. Auditor eks- Laporan keuangan dapat menjadi sarana
ternal dapat meningkatkan efektivitas pengendali- untuk monitoring kontrak antara agen dan prin-
an internal melalui koordinasi dengan fungsi sipal, dan dapat mengurangi ketidakpastian.
internal audit dan komite audit (Lin et al. 2011). Salah satu informasi yang terkandung di dalam
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa karak- laporan keuangan adalah laba. Laba merupakan
teristik Komite Audit berpengaruh negatif ter- elemen laporan kuangan sebagai bagian dari infor-
hadap manajemen laba (Bedard et al. 2004, Baxter masi atas kinerja perusahaan. Laba merupakan
and Cotter, 2009; Lisic et al. 2011; Inaam et al. elemen penting dalam kontrak keagenan. Laba
2012). Hasil penelitian tersebut tidak seluruhnya berhubungan dengan perencanaan bonus, debt
berpengaruh negatif, namun ada pula yang ber- covenant, dan political cost (Scott, 2012:307-308).
pengaruh positif terhadap manajemen laba. Bukti Jika kualitas laba rendah maka kontrak keagenan
lain menunjukkan peran monitoring komite audit tidak efektif dan tidak efisien, dampaknya biaya
dipengaruhi oleh kekuatan kontrol pemegang keagenan tinggi.
Amin: Independensi Komite Audit, Kualitas Audit dan Kualitas Laba 3

Asimetri informasi juga menimbulkan masa- pemegang saham minoritas (Shleifer and Vishny
lah keagenan, yakni konflik kepentingan antara 1997). Oleh karena itu, pemegang saham besar
prinsipal dan agen, konflik antara pemegang kemungkinan ikut campur dalam manajemen per-
saham mayoritas dan minoritas. Usaha mengura- usahaan, dan dapat mendorong manajer terlibat
ngi masalah keagenan akan menimbulkan biaya dalam manajemen laba guna memaksimalkan
keagenan yakni biaya monitoring (monitoring manfaat pribadi (Jaggi and Tsui 2007). Manajer
cost), biaya perikatan (bonding cost), dan kerugian takut dampak negatif penurunan kinerja peme-
residual (residual loss) (Jensen and Meckling gang saham mayoritas, sehingga memiliki moti-
1976). Masalah keagenan dapat dikurangi dengan vasi kuat terlibat dalam manajemen laba. Choi et
menerapkan mekanisme corporate governance. al. (2004) dan Kim and Yoon (2008) melaporkan
Mekanisme monitoring dilakukan secara internal bahwa manajemen laba berhubungan positif
dan eksternal. Monitoring internal dilakukan oleh dengan konsentrasi kepemilikan.
dewan komisaris dan komite audit. Monitoring ini Bukti lain menunjukkan bahwa konsentrasi
diharapkan dapat mengontrol perilaku oportunis- kepemilikan besar memiliki insentif lebih untuk
tik manajemen dalam penyusunan laporan ke- melakukan manajemen laba karena manfaat yang
uangan. Sementara monitoring eksternal dilaku- diharapkan dari holding aquity yang melebihi
kan melalui keterlibatan auditor. Proses audit biaya monitoring manajemen (Ramsy and Blair
merupakan salah satu mekanisme corporate gover- 1993). Pemegang saham kecil tidak akan tertarik
nance yang menyediakan penjaminan bagi stake- dalam monitoring karena akan menanggung biaya
holders terhadap proses pelaporan keuangan (Zhao monitoring, sementara mereka hanya memperoleh
2012). Fungsi auditor memastikan bahwa infor- sebagian kecil manfaat. Keberadaan pemegang
masi keuangan yang disajikan telah memenuhi saham besar dapat memonitor manajemen secara
standar akuntansi. Auditor dapat meningkatkan efektif untuk menghindari perilaku oportunistik
efektivitas pengendalian internal melalui koor- manajemen (Roodposhti and Chashmi 2010).
dinasi dengan fungsi internal audit dan komite Hashim and Devi (2008) menemukan bahwa
audit (Lin et al. 2011). Dengan demikian peran kepemilikan saham terkonsentrasi oleh investor
auditor lebih pada penguatan fungsi monitoring institusi memberikan daya tarik monitoring mana-
internal yang dilakukan oleh komite audit. Ber- jemen karena memiliki sumber daya dan keahlian.
dasarkan argumentasi tersebut, penelitian ini Farooq and El Jai (2012) mengamati bahwa
menempatkan auditor sebagai variabel moderasi, konsentrasi kepemilikan memiliki allignment effect
yakni variabel yang diprediksi dapat menguatkan yang mengurangi perilaku oportunistik manajer
peran monitorng komite audit dalam proses atau dapat memiliki entrenchment effect yang
laporan keuangan (laba). meningkatkan manipulasi laba.

Komite Audit dan Kepemilikan Terkonsen- Spesialisasi Auditor dan Kualitas Audit
trasi
Beberapa penelitian menghubungkan kuali-
Peran monitoring komite audit dalam ling- tas audit dengan spesialisasi auditor. Balsam et al.
kungan bisnis dengan kepemilikan terkonsentrasi, (2003), menemukan bahwa spesialisasi auditor di
akan menghadapi kekuatan kontrol dari peme- bidang industri berhubungan dengan kualitas
gang saham besar (blockholders)). Konsentrasi audit. Kualitas audit akan meningkat jika auditor
pemegang saham yang besar cenderung memiliki yang memeriksa memiliki spesialisasi di bidang
kekuasaan pengendalian yang luas, bahkan sam- industri (Almutairi et al. 2006). Rosnidah (2010)
pai pada tingkat manajemen. Penelitian Varma, et memberikan penjelasan bahwa auditor yang me-
al. (2009) menemukan bahwa perusahaan dengan miliki pengalaman dalam memeriksa suatu jenis
konsentrasi pemegang saham yang tinggi cen- industri klien, memperoleh pelatihan teknis dan
derung mendukung manajer memilih metode terus menerus mengembangkan keahliannya me-
akuntansi yang menguntungkan perusahaan. lalui pendidikan maupun pelatihan, maka auditor
Perusahaan dengan kepemilikan yang terkonsen- akan semakin berkualitas.
trasi dapat terkena konflik kepentingan antara Sun dan Guoping (2013) berpendapat auditor
pemegang saham mayoritas dan minoritas. spesialis industri dapat membatasi manajemen
Pemegang saham besar dapat menggunakan hak laba tidak hanya melalui audit laporan keuangan
kendali (control right) untuk menciptakan manfaat tetapi juga melalui interaksinya dengan mekanis-
pribadi, kadang mengambil alih hak pemegang me tata kelola internal. Auditor kemungkinan
saham minoritas. Pemegang saham besar dapat berinteraksi dengan board yang terlibat dalam
memaksakan preferensi pribadi, bahkan prefe- penyelesaian konflik antara manajemen dan audi-
rensi yang dijalankan bertentangan dengan tor (Klein 2002). Beasley, et.al. (2001) dan Carcello
4 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 1-14

and Nagy (2002) menunjukkan bahwa board yang negatif antara independensi komite audit dan
berkualitas tinggi, menuntut auditor kualitas akrual abnormal. Namun, independensi memiliki
tinggi. Jika interaksi antara board dan auditor risiko downside, jika benar-benar terpisah dari
efektif, board berkualitas tinggi akan mendapat- manajemen dapat menyebabkan komite indepen-
kan keuntungan dengan menugaskan auditor den kurang dalam melihat isu-isu industri yang
spesialis industri. Dengan kata lain, ada hubungan memerlukan pembahasan dan cenderung ber-
saling melengkapi antara board governance dan pihak pada auditor (Aldamen et al. 2012). Hal ini
auditor spesialis industri. berberdampak negatif pada tingkat monitoring
Menurut Nugroho dan Umanto (2011), audi- (Sharma et al. 2009).
tor independen bertanggung jawab untuk super- Beberapa studi melaporkan bahwa komite
visi eksternal. Auditor memberi assessment lapor- audit independen dapat mendorong proses laporan
an keuangan perusahaan. Auditor mengekpektasi keuangan lebih efektif (Beasley 1996, Blue Ribbon
catatan-catatan inkonsistensi dalam laporan dan Committee 1999). Klein (2002) menemukan
melaporkannya ke komite audit. Auditor, dalam hubungan negatif antara komite audit independen
tata kelola perusahaan, termasuk bagian meka- dan mekanisme corporate governance. Bédard et
nisme monitoring eksternal. Auditor bersama al. (2004) menemukan komite audit independen
komite audit melakukan monitoring proses pela- dapat menurunkan manajemen laba agresif
poran keuangan. Fungsi auditor adalah memasti- (abnormal accruals). Abbott et al. (2004) menemu-
kan bahwa informasi keuangan yang disajikan kan bahwa earnings restatement selama tahun
telah memenuhi standar akuntansi. Auditor dapat 1991-1999 menurun secara signifikan jika seluruh
meningkatkan efektivitas pengendalian internal komite audit independen. Namun Lin et al. (2006)
melalui koordinasi (interaksi) dengan komite audit tidak mengkonfirmasi hubungan dengan restate-
internal audit (Lin et al. 2011). Auditor diharapkan ment perusahaan tahun 2000. Prastiti dan Wahyu
memberikan kualitas audit yang baik sehingga (2013) menemukan bahwa independensi komite
dapat meningkatkan kualitas informasi keuangan audit berpengaruh negatif terhadap manajemen
yang baik pula. Salah satu informasi yang laba.
dibutuhkan oleh prinsipal adalah laporan laba. Beberapa penelitian tidak mendukung
Auditor harus dapat menjamin bahwa laba yang hubungan independensi komite audit dan mana-
dilaporkan adalah wajar sesuai dengan standar jemen laba. Klein (2002) melaporkan bahwa pe-
akuntansi dan menggambarkan keadaan yang ningkatan proporsi anggota independen tidak
sesungguhnya. berhubungan dengan peningkatan kualitas pela-
poran keuangan. Anderson et al. (2004) menemu-
Hubungan Independensi Komite Audit dengan kan bahwa persentase anggota komite audit dari
Kualitas Laba luar tidak berhubungan dengan keinformatifan
laba setelah mengontrol independensi seluruh
Independensi komite audit dapat berfungsi komite audit. Komposisi komite audit dari luar
secara efektif untuk mengontrol laporan keuang- tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal
an. Manurut Hassan (2013) komite audit yang accruals. Habbash et al. (2013) menemukan inde-
efektif diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendensi penuh komite audit tidak berdampak
laba dengan memenuhi berbagai tanggung jawab pada manajemen laba.
termasuk, memberi komentar dan menyetujui Pada sisi lain, kualitas laba juga ditentukan
kebijakan akuntansi, meninjau laporan keuangan, oleh peran auditor. Seberapa besar auditor me-
dan memelihara serta menelaah kecukupan pe- miliki kualitas dalam menjalankan fungsinya.
ngendalian internal. Komite audit memiliki tang- Menurut Nugroho dan Umanto (2011) auditor
gung jawab pengawasan proses laporan keuangan bersama komite audit melakukan monitoring
perusahaan. Komite Audit menyediakan saluran proses pelaporan keuangan. Fungsi auditor adalah
komunikasi formal antara dewan komisaris, sis- memastikan bahwa informasi keuangan yang di-
tem pengendalian internal, dan auditor eksternal sajikan telah memenuhi standar akuntansi. Audi-
guna meningkatkan kredibilitas laporan keuangan tor dapat meningkatkan efektivitas pengendalian
yang diaudit (Chandrasegaram et al. 2013). Komite internal melalui koordinasi (interaksi) dengan
audit independen dapat mendorong kualitas lapor- komite audit internal audit (Lin et al. 2011).
an keuangan dan meningkatkan keinformatifan Auditor diharapkan memberikan kualitas audit
laporan keuangan (Hundal, 2013). yang baik sehingga dapat meningkatkan kualitas
Beberapa penelitian menunjukkan indepen- informasi keuangan yang baik pula.
densi komite audit berhubungan signifikan dengan Berdasarkan argumentasi di atas, dapat
ukuran kualitas laba (Baxter and Cotter 2009). disimpulkan bahwa indepndensi komite audit
Temuan Klein (2002) menunjukkan ada hubungan berpengaruh terhadap kualitas laba, hubungan ini
Amin: Independensi Komite Audit, Kualitas Audit dan Kualitas Laba 5

semakin kuat ketika berinteraksi dengan kualitas sal antara variabel-variabel melalui pengujian
audit. Dalam lingkungan bisnis dengan kepemilik- hipotesis. Hipotesis penelitian diturunkan (deduksi)
an terkonsentrasi, pengaruh independensi komite dari kerangka teoritik, selanjutnya diuji meng-
audit menjadi lemah ketika konsentrasi kepemilik- gunakan statistik inferensial. Metode statistik
an semakin kuat, karena kontrol pemegang saham yang digunakan adalah Moderating Regression
juga semakin kuat. Hipotesis ini dapat dirumus- Analysis. Selain itu, untuk mengamati efek
kan sebagai berikut: konsentrasi kepemilikan, penelitian ini menguji-
H1a: Independensi komite audit berpengaruh nya melalui sub sampel tingkat konsentrasi.
positif terhadap kualitas laba. Penentuan tingkat konsentrasi berdasarkan kepe-
H1b: Kualitas audit berpengaruh positif terhadap milikan saham mayoritas paling sedikit (cut off)
kualitas laba. 20% dari saham biasa (Faccio, and Lang, 2002).
H1c: Moderasi kualitas audit, memperkuat peng- Tingkat konsentrasi dibagi menjadi 4 kelompok
aruh independensi komite audit terhadap yaitu kepemilikan 1 (<20%), kepemilikan 2 (20-
kualitas laba. 50%), kepemilikan 3 (>50-80%), kepemilikan 4
H2a: Independensi komite audit berpengaruh po- (>80%).
sitif terhadap kualitas laba, pengaruhnya Populasi penelitian adalah perusahaan
semakin lemah ketika konsentrasi kepemi- manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia
likan semakin kuat. (BEI) tahun 2011 s/d tahun 2014 sebanyak 138
H2b: Kualitas audit berpengaruh positif terhadap perusahaan. Penentuan sampel menggunakan
kualitas laba, pengaruhnya semakin lemah teknik purposive, berdasarkan kelengkapan data
ketika konsentrasi kepemilikan semakin jumlah sampel terpilih sebanyak 124 perusahaan.
kuat. Total pengamatan selama 4 tahun sebanyak 496
H2c: Moderasi kualitas audit, memperkuat peng- pengamatan. Ssetelah diseleksi data outlier maka
aruh independensi komite audit terhadap jumlah pengamatan menjadi 402 sampel. Pengum-
kualitas laba, dan pengaruhnya semakin pulan data menggunakan metode dokumentasi
lemah ketika konsentrasi kepemilikan atau kutipan langsung dari berbagai sumber
semakin kuat. dokumen (laporan). Seluruh data diambil dari
publikasi Bursa Efek Indonesia dan publikasi lain
Secara keseluruhan pengembangan hipotesis dapat yang mendukung.
disajikan dalam kerangka konsep penelitian pada
Gambar 1. Variabel Penelitian dan Metode Analisis
V. Moderasi
Variabel penelitian ini dikelompokkan men-
KUALITAS
jadi variabel independen, variabel dependen,
AUDIT variabel moderating, dan variabel kontrol.
V. Independen V. Dependen
Masing-masing variabel dan pengukurannya
disajikan pada Tabel 1 di bawah.
INDEPENSI KUALITAS Metode analisis menggunakan Moderating
KOMITE AUDIT LABA
Analysis Regression, dimana model persamaannya
adalah:
KLaba = α+β1IndepKA+β2KAud+β3Control+ε (1)
-Growth
-Leverage
KLaba = α + β1IndepKA + β2KAud +
β3IndepK*KAud + β4Control + ε (2)
V. Kontrol Dimana:

Tingkat Konsentrasi Kepemilikan


Α : Constant
Β : Regression Coeffisien
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Independensi KLaba : Kualitas Laba (Proksi Earnings
Komite Audit, Kualitas Audit dan Kualitas Laba Management)
IndepKA : Independensi Komite Audit
METODE PENELITIAN KAud : Kualitas Audit
IndepKA* : Interaksi Independensi Komite Audit
Jenis Penelitian, Populasi dan Sample KAud dan Kualitas Audit
Growth : Pertumbuhan Laba
Penelitian ini termasuk penelitian eksplana- Lev : Leverage
toris yang bertujuan menjelaskan hubungan kau- Ε : Error term
6 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 1-14

Tabel 1. Variabel dan Pengukuran

Jenis Variabel Konsep Variabel Proksi


Dependen Manajemen Laba Manajemen Laba Discretionary accruals didasarkan pada model Dechow
et al. (2002), Francis et al. (2005), Feng et al. (2011)
Independen Independensi Independensi Persentasi komite audit yang berasal dari luar terhadap
Komite Audit Komite Audit jumlah anggota komite audit
Moderating Kualitas Auditor Kualitas Audit Kantor Akuntansi Publik yang memiliki spesialisasi
dibidang industri klien, diukur menggunakan pengsa
pasar jasa audit dibidang industri yang sama, yakni
rasio jumlah aset klien terhadap total aset seluruh
perusahaan yang berada di dalam industri yang sama
(Gul et al. 2003)
Kontrol Peluang Peluang Persentasi pertumbuhan aset positif, yaitu peningkatan
Pertumbuhan Pertumbuhan nilai aset tahun t1 dari tahun t-1 dibagi tahun t-1, dengan
persamaan (t1-t-1)/t-1.
Leverage Financial Leverage Menggunakan proksi financial leverage yaitu rasio total
hutang terhadap total asset

Tabel 2. Diskripsi Variabel Penelitian

Minimum Maximum Mean Std.


No Variabel
Nilai Σ Perus. % Nilai Σ Perus. % Deviation
1. Independensi Komite Audita 0,20 1 0,2 1,00 1 0,2 0,3323 0,04759
2. Kualitas Auditb 0,00 1 0,2 1,00 7 1,7 0,2300 0,27740
3. Growthc -1,00 27,82 0,2016 1,40548
4. Leveraged 0,00 4,30 0,5646 0,48712
5. Kualitas Labae 0,00 0,90 0,0737 0,09502
a. Diukur menggunakan persentasi anggota komite audit yang berasal dari Luar
b. Diukur menggunakan spesialisasi industri KAP, yakni rasio jumlah aset klien terhadap total aset seluruh
perusahaan yang berada di dalam industri yang sama.
c. Diukur menggunakan persentasi pertumbuhan aset
d. Diukur menggunakan proksi financial leverage yaitu rasio total hutang terhadap total aset
e. Kualitas Laba diukur menggunakan diskresi akrual yakni model Dechow, Dichev dan MsNichols (2002), Francis et
al. (2005) dan Feng et al. (2011), dengan estimasi model: TCAccri;t = α0 + α1OCFi;t-1 + α2OCFi;t + a3OCFi;t+1 +
α4Revi;t+α5PPEi;t+i;t

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN tusan Bapepam-LK Nomor Kep-643/BL/2012,


bahwa komite audit paling kurang terdiri dari 3
Diskripsi Variabel (tiga) orang anggota yang berasal dari komisaris
independen dan pihak dari luar perusahaan.
Variabel penelitian yang merupakan pokok Komite audit diketuai oleh komisaris independen
kajian dalam penelitian memerlukan penyajian yaitu: (1) bukan merupakan orang yang bekerja
secara diskriptif. Tujuan penyajian diskriptif atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab
adalah agar memperoleh gambaran secara umum untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan,
karakteristik dan nilai variabel yang diteliti. Pene- atau mengawasi kegiatan perusahaan tersebut
liti menjelaskan profil masing-masing variabel dan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir; (2) tidak
dimensinya, sebelum membahas hasil pengujian mempunyai saham baik langsung maupun tidak
hipotesis, sehingga akan memberikan perspektif langsung pada perusahaan; (3) tidak mempunyai
pemahaman yang lebih tepat. Diskripsi variabel hubungan afiliasi dengan perusahaan, anggota
yang meliputi nilai rata-rata (mean), nilai mini- dewan komisaris, anggota direksi, atau pemegang
mum, dan nilai maksimum setiap variabel disaji- saham utama perusahaan; dan (4) tidak mem-
kan pada Tabel 2. punyai hubungan usaha baik langsung maupun
Diskripsi variabel menggambarkan bahwa tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan
independensi komite audit memiliki nilai rata-rata usaha perusahaan tersebut.
0,3323. Persentasi anggota komite audit yang ber- Menurut KNKG (2006:15), bagi perusahaan
asal dari luar rata-rata 33,23%, dengan nilai ter- yang sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan
rendah 20% dan tertinggi 100%. Menurut Kepu- negara, perusahaan daerah, perusahaan yang
Amin: Independensi Komite Audit, Kualitas Audit dan Kualitas Laba 7

menghimpun dan mengelola dana masyarakat, ment, atau berpengaruh positif terhadap kualitas
perusahaan yang produk atau jasanya digunakan laba. Hasil ini memiliki tanda sesuai dengan
oleh masyarakat luas, serta perusahaan yang ekspektasi. Demikian juga untuk variabel kontrol,
mempunyai dampak luas terhadap kelestarian growth dan leverage berpengaruh positif terhadap
lingkungan, Komite audit diketuai oleh komisaris earnings management, atau berpengaruh negatif
independen dan anggotanya dapat terdiri dari terhadap kualitas laba.
komisaris dan atau pelaku profesi dari luar Persamaan 2 (Tabel 3) berisi efek moderasi
perusahaan. Independensi adalah salah satu pilar kualitas audit terhadap hubungan Independensi
dari efektivitas komite audit, terutama ketika komite audit dan kualitas laba. Hasil analisis
mengawasi area dimana pertimbangan dan esti- menunjukkan bahwa variabel utama independensi
masi signifikan (KPMG 2013:4). Terkait dengan komite audit berpengaruh positif terhadap
ketentuan tersebut, perusahaan manufaktur yang earnings management atau berpengaruh negatif
diteliti memiliki komite independen rata-rata terhadap kualitas laba. Kualitas audit berpenga-
33,23% dan terendah 20%, dengan demikian dari ruh positif terhadap earnings management, atau
segi independensi komite audit, perusahaan telah berpengaruh negatif terhadap kualitas laba, hasil
mengikuti praktek tata kelola yang baik. ini memiliki tanda bertentangan dengan ekspek-
Diskripsi varaiabel memberikan gambaran tasi. Sementara interaksi independensi komite
variabel kualitas audit rata-rata 23%, terendah audit dan kualitas audit memberikan efek negatif
mendekati 0% tertinggi 100%. Menggunakan terhadap earnings management, atau berpengaruh
pendekatan total aset, pangsa pasar industri positif terhadap kualitas laba. Hasil ini menunjuk-
auditor rata-rata sebesar 23%, artinya penguasaan kan bahwa variabel kualitas audit memperkuat
pasar jasa audit dibidang industri yang sama. pengaruh independensi komite audit terhadap
Angka persentasi tersebut menunjukkan tingkat kualitas laba. Hasil ini juga diperkuat oleh me-
spesialisasi industri auditor yang dianggap mem- ningkatnya koefisien regresi (B) dan koefisien
punyai pengalaman bidang indutri klien. Auditor determinasi (R2) setelah mamasukkan variabel
spesialisasi industri diestimasi memiliki kualitas kualitas audit sebagai pemoderasi.
audit yang bagus. Kualitas audit diproksi dari Hipotesis penelitian (H1a) yang menyatakan
Kantor Akuntansi Publik yang memiliki spesiali- “independensi komite audit berpengaruh positif
sasi dibidang industri klien. Auditor yang memiliki terhadap kualitas laba”, tidak dapat dibuktikan.
pengalaman dalam memeriksa suatu jenis industri Hasil analisis membuktikan sebaliknya, bahwa
klien, memperoleh pelatihan teknis dan terus independensi komite audit berpengaruh negatif
menerus mengembangkan keahliannya melalui terhadap kualitas laba (Tabel 3). Semakin tinggi
pendidikan maupun pelatihan, maka auditor akan proporsi anggota komite audit dari luar semakin
semakin berkualitas (Rosnidah 2010). menurunkan kualitas laba. Hasil ini sejalan
Variabel kontrol yang terdiri dari Growth dengan Sharma, Naiker, dan Lee (2009) bahwa
dan Leverage masing-masing memiliki nilai rata- komite independen berberdampak negatif pada
rata 0,20 dan 0,57. Peluang pertumbuhan adalah tingkat monitoring. Independensi memiliki risiko
persentasi pertumbuhan aset positif, yaitu pening- downside, jika benar-benar terpisah dari mana-
katan nilai aset tahun t1 dari tahun t-1 dibagi jemen dapat menyebabkan komite independen
tahun t-1. Perusahaan manufaktur yang diteliti kurang dalam melihat isu-isu industri yang me-
rata memiliki pertumbuhan aset 20% sedangkan merlukan pembahasan dan cenderung berpihak
leverage yakni rasio total hutang terhadap total pada auditor (Aldamen et al. 2012). Sebaliknya
aset rata-rata sebesar 57%, berarti keseluruhan hasil ini betentangan dengan temuan Bédard et al.
aset perusahaan berasal dari hutang sebesar 57%, (2004), Abbott et al. (2004) dan Prastiti dan Wahyu
sisanya menggunakan sumber dana lain. (2013) bahwa independensi komite audit berpe-
ngaruh negatif terhadap manajemen laba.
Pengaruh Moderasi Kualitas Audit Hipotesis penelitian (H1b) yang menyatakan
“kualitas audit berpengaruh positif terhadap kua-
Persamaan 1 (Tabel 3) berisi efek utama litas laba”, dapat dibuktikan (Tabel 3). Semakin
yang terdiri dari variabel independen (predictor) tinggi kualitas audit dari auditor eksternal se-
yakni independensi komite audit dan kualitas makin tinggi kualitas laba. Hasil ini sejalan
audit. Hasil analisis menunjukkan bahwa indepen- dengan temuan Sun and Guoping (2013) bahwa
densi komite audit berpengaruh positif terhadap auditor spesialis industri dapat membatasi mana-
earnings management atau berpengaruh negatif jemen laba. Balsam et al. (2003), menyatkan spe-
terhadap kualitas laba, hasil ini memiliki tanda sialisasi auditor di bidang industri berhubungan
bertentangan dengan ekspektasi. Kualitas audit dengan kualitas audit. Auditor yang memiliki
berpengaruh negatif terhadap earnings manage- pengalaman dalam memeriksa suatu jenis industri
8 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 1-14

klien, memperoleh pelatihan teknis dan terus signifikan (positif) terhadap earnings management,
menerus mengembangkan keahliannya melalui atau signifikan (negatif) terhadap kualitas laba.
pendidikan maupun pelatihan, maka auditor akan Namun pada tingkat konsentrasi 20-50%; >50-
semakin berkualitas (Rosnidah 2010). 80%; >80-100% independensi komite audit tidak
Hipotesis penelitian (H1c) yang menyatakan berpengaruh terhadap kualitas laba, meskipun
“moderasi kualitas audit, memperkuat pengaruh pada tingkat konsentrasi <20% berpengaruh
independensi komite audit terhadap kualitas laba”, signifikan (positif). Konsentrasi kepemilikan se-
dapat dibuktikan (Tabel 3). Hasil ini sejalan makin tinggi, koefisien regresi (β) semakin me-
dengan temuan Sun and Guoping (2013) bahwa nurun. Hasil analisis menunjukkan pada konsen-
auditor spesialis industri dapat membatasi mana- trasi beragam (sampel total), koefisien β = 0,382
jemen laba melalui interaksinya dengan meka- (signifikan positif); konsentrasi <20%, koefisien β =
nisme tata kelola internal. Beasley and Petroni 0,621 (signifikan positif); konsentrasi 20-50%,
(2001) dan Carcello and Nagy (2002) menunjukkan koefisien β = -0,258 (tidak signifikan); konsentrasi
bahwa board (termasuk komite audit) yang ber- >50-80%, koefisien β = -0,061 (tidal signifikan);
kualitas tinggi, menuntut auditor kualitas tinggi. konsentrasi >80-100%, koefisien β = -0,109 (tidak
Ada hubungan saling melengkapi antara board signifikan).
governance dan auditor spesialis industri. Menurut Hipotesis penelitian (H2b) yang menyatakan
Nugroho dan Umanto (2011) auditor bersama “kualitas audit berpengaruh positif terhadap kua-
komite audit melakukan monitoring proses pela- litas laba, pengaruhnya semakin lemah ketika
poran keuangan. Auditor dapat meningkatkan konsentrasi kepemilikan semakin kuat”, dapat
efektivitas pengendalian internal melalui koordi- dibuktikan. Hasil ini ditunjukkan oleh perubahan
nasi (interaksi) dengan komite audit dan internal koefisien regresi (β) dan koefisien determinasi (R2)
audit (Lin et al. 2011). Auditor harus dapat men- yang semakin menurun pada berbagai tingkat
jamin bahwa laba yang dilaporkan adalah wajar konsentrasi kepemilikan (Tabel 4). Pada tingkat
sesuai dengan standar akuntansi dan meng- konsentrasi yang beragam (sampel total), kualitas
gambarkan keadaan yang sesungguhnya. audit berpengaruh signifikan (negatif) terhadap
earnings management, atau signifikan (positif)
Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap kualitas laba. Namun pada tingkat
konsentrasi <20%; >50-80%; >80-100% kualitas
Perusahaan dengan kepemilikan yang ter- audit tidak berpengaruh terhadap kualitas laba,
konsentrasi dapat terkena konflik kepentingan meskipun pada tingkat konsentrasi 20-50% ber-
antara pemegang saham mayoritas dan minoritas. pengaruh signifikan (positif). Konsentrasi kepe-
Pemegang saham besar dapat menggunakan hak milikan semakin tinggi, koefisien regresi (β) se-
kendali (control right) untuk menciptakan manfaat makin menurun. Hasil analisis menunjukkan
pribadi, kadang-kadang mengambil alih hak pada konsentrasi beragam (sampel total), koefisien
pemegang saham minoritas. Pemegang saham β = .284 (signifikan positif); konsentrasi <20%,
besar dapat memaksakan preferensi pribadi, koefisien β = -.015 (tidak signifikan); konsentrasi
bahkan preferensi yang dijalankan bertentangan 20-50%, koefisien β = 3.393 (signifikan); konsen-
dengan pemegang saham minoritas (Shleifer and trasi >50-80%, koefisien β = -.012 (tidak signifikan);
Vishny 1997). Konsentrasi pemegang saham yang konsentrasi >80-100%, koefisien β = .060 (tidak
besar cenderung memiliki kekuasaan pengendali- signifikan).
an yang luas, bahkan sampai pada tingkat mana- Hipotesis penelitian (H2c) yang menyatakan
jemen. Hal ini ditunjukkan oleh temuan Varma et “moderasi kualitas audit, memperkuat pengaruh
al. (2009) bahwa perusahaan dengan konsentrasi independensi komite audit terhadap kualitas laba.
pemegang saham yang tinggi cenderung men- Pengaruhnya semakin lemah ketika konsentrasi
dukung manajer memilih metode akuntansi yang kepemilikan semakin kuat”, dapat dibuktikan.
menguntungkan perusahaan. Hasil ini ditunjukkan oleh perubahan koefisien
Hipotesis penelitian (H2a) yang menyatakan regresi (β) dan koefisien determinasi (R2) pada ber-
“independensi komite audit berpengaruh positif bagai tingkat konsentrasi kepemilikan (Tabel 4).
terhadap kualitas laba, pengaruhnya semakin Pada tingkat konsentrasi yang beragam (sampel
lemah ketika konsentrasi kepemilikan semakin total), interaksi independensi komite audit dan
kuat”, dapat dibuktikan. Hasil ini ditunjukkan kualitas audit berpengaruh signifikan (negatif)
oleh perubahan koefisien regresi (β) dan koefisien terhadap earnings management, atau signifikan
determinasi (R2) yang semakin menurun pada ber- (positif) terhadap kualitas laba. Namun pada
bagai tingkat konsentrasi kepemilikan (Tabel 4). tingkat konsentrasi <20%; 20-50%; >50-80%; >80-
Pada tingkat konsentrasi yang beragam (sampel 100% kualitas audit tidak berpengaruh terhadap
total), independensi komite audit berpengaruh kualitas laba.
Amin: Independensi Komite Audit, Kualitas Audit dan Kualitas Laba 9

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi (Moderasi)

Persamaan 1 Persamaan 2 (Moderasi)


Exp.
Variabel (H1a dan H1b) (Hipotesis1c) Keterangan
Sign B Prob. B Prob.
Constant -.031 .347 -.069 .061
Indep Komite Audita (-) .265 .006* .382 .000**
Kualitas_Auditb (-) -.034 .040** .284 .048** Peningkatan
IndepKA*Kualitas Audit (-) -.970 .026** Koefisien Regresi (B)
Growthc (+) .011 .001** .011 .001**
Leveraged (+) .038 .000** .038 .000**
F 11.182 10.030
R .318 .335 Peningkatan
R Square .101 .112 Koefisien
Adj. R Square .092 .101 Determinasi (R2)
Prob. .000** .000**
Predictors: (Constant), Indep Komite Audit_Kualitas Audit, Growth, Leverage
Dependent Variable: Kualitas Laba (diproksi earnings management)
Keterangan:
**Signifikan pada level 0.05
*Signifikan pada level 0.10
Tanda positif (+) dibaca (-) dalam memaknai kualitas laba, karena pengukurannya menggunakan earnings mana-
gement (hasilnya berkebalikan)

Tabel 4. Hasil Pengujian Regresi Berganda (Moderasi) Berdasarkan Tingkat Konsentrasi Kepemilikan (Hipotesis 2a,
2b dan 2c)

Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi


Total Sampel
Variabel < 20% 20-50% >50-80% >80-100%
B Prob. B Prob. B Prob. B Prob. B Prob.
Constant -.069 .061 -.169 .027 -.062 .821 .078 .204 .081 .687
Indep Komite
.382 .000** .621 .000** .258 .755 -.061 .743 -.109 .859
Audit
Kualitas Audit .284 .048** -.015 .955 3.393 .094* -.012 .945 .060 .912
IndepKA*Kuali
-.970 .026** -.229 .713 -10.362 .089* -.101 .849 -.260 .875
tas Audit
Growthc .011 .001** .017 .463 -.038 .291 .029 .375 .010 .032**
Leveraged .038 .000** .087 .233 .105 .000** .033 .001** .081 .198
F 10.030 7.207 3.617 3.800 1.930
R .335 .809 .417 .305 .314
R Square .112 .655 .174 .093 .099
Adj. R Square .101 .564 .126 .069 .048
Prob. .000** .001** .005** .003** .097*
Predictors: (Constant), Indep Komite Audit_Kualitas Audit, Leverage,
Moderator: Indep Komite Audit*Kualitas Audit
Dependent Variable: Kualitas Laba
Keterangan:
**Signifikan pada level 0.05
*Signifikan pada level 0.10

Konsentrasi kepemilikan semakin tinggi, koe- besar kemungkinan ikut campur dalam mana-
fisien regresi (β) semakin menurun. Hasil analisis jemen perusahaan, dan dapat mendorong manajer
menunjukkan pada konsentrasi beragam (sampel terlibat dalam manajemen laba guna memak-
total), koefisien β = -.970 (signifikan negatif); simalkan manfaat pribadi. Manajer takut dampak
konsentrasi <20%, koefisien β = -.229 (tidak negatif penurunan kinerja pemegang saham
signifikan); konsentrasi 20-50%, koefisien β = - mayoritas, sehingga memiliki motivasi kuat ter-
10.362 (signifikan negatif); konsentrasi >50-80%, libat dalam manajemen laba. Choi, et al. (2004)
koefisien β = -.101 (tidak signifikan); konsentrasi dan Kim and Yoon (2008) menemukan bahwa
>80-100%, koefisien β = -.260 (tidak signifikan). manajemen laba berhubungan positif dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan konsentrasi kepemilikan. Konsentrasi kepemilikan
Jaggi and Tsui (2007) bahwa pemegang saham besar memiliki insentif lebih untuk melakukan
10 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 1-14

manajemen laba karena manfaat yang diharapkan Claessens et al. 2000, Faccio and Lang 2002).
dari holding aquity yang melebihi biaya moni- Pemegang saham besar tersebut memiliki kekua-
toring manajemen (Ramsy and Blair 1993). saan kontrol yang luas yang memberikan insentif
Sebaliknya, hasil ini tidak sejalan dengan untuk melakukan ekspropriasi, melalui tindakan
temuan Roodposhti and Chashmi (2010) bahwa menajemen laba oportunistik.
keberadaan pemegang saham besar dapat memo- Kondisi kepemilikan terkonsentrasi meng-
nitor manajemen secara efektif untuk menghin- geser konflik antara principal dengan agent
dari perilaku oportunistik manajemen laba. menjadi konflik principal-agent (controlling share-
Hashim and Devi (2008) menemukan bahwa holder) dengan pemegang saham minoritas (mino-
kepemilikan saham terkonsentrasi oleh investor rity shareholders). Keberadaan controlling share-
institusi memberikan daya tarik monitoring mana- holder secara dominan mengendalikan jalannya
jemen karena memiliki sumber daya dan keahlian. perusahaan, sehingga berefek negatif kepada
Farooq and El Jai (2012) mengamati bahwa kon- minority shareholders. Secara umum, masalah
sentrasi kepemilikan memiliki allignment effect keagenan berupa pengambilan manfaat pribadi
yang mengurangi perilaku oportunistik manajer oleh pemegang saham pengendali yang merugikan
atau dapat memiliki entrenchment effect yang kepentingan minoritas. Pengambilan manfaat oleh
meningkatkan manipulasi laba. pemegang saham pengendali dapat berupa penya-
luran cash flow, asset atau equity keluar dari
Diskusi dan Pembahasan perusahaan, atau kombinasinya. Masalah keagen-
an ini menjadi lebih parah apabila pemegang
Konsep pemisahan kepemilikan dan kontrol saham pengendali mempunyai control right (CR)
dalam konteks teori keagenan, memicu timbulnya yang melebihi cash flow right (CFR), yakni peme-
agency problem. Perusahaan yang dikelola oleh gang saham pengendali mempunyai hak suara/
orang berbeda dengan pemilik (principal) akan voting (yang mencerminkan kekuatan kontrol)
menimbulkan agency problem. Agency problem melebihi (tidak proporsional) jumlah uang/inves-
yang timbul antara principal dan agent didasar- tasi yang ditanamkan dalam perusahaan.
kan pada asumsi kepemilikan saham yang menye- Masalah keagenan dapat dikurangi dengan
bar (widespread ownership) dimana pemegang menerapkan mekanisme tata kelola yang baik,
saham jumlahnya banyak dan tersebar namun salah satunya keberadaan komite audit indepen-
secara individual tidak ada yang dominan. den. Menurut Fama (1980) masalah keagenan di-
Pemegang saham yang banyak dan menyebar kendalikan secara efisien oleh perusahaan melalui
tersebut harus secara bersama mendelegasikan perangkat internal yang dibentuk (seperti struktur
hak pengendalian atas perusahaan kepada pihak corporate governance). Masalah keagenan juga
lain (yaitu manajemen) yang mempunyai kemam- dapat dikurangi dengan kehadiran pihak indepen-
puan menjalankan perusahaan. den, yakni auditor. Auditor diharapkan memberi-
Konsep agency problem ini dikembangkan kan kualitas audit yang baik sehingga dapat
dari anglo-saxon rezim, yaitu kondisi perusahaan- meningkatkan kualitas informasi keuangan yang
perusahaan yang umumnya ada di negara baik pula. Namun, peran komite audit independen
Amerika Serikat dan Inggris, namun, kondisi ideal dan auditor dipengaruhi oleh kekuatan kontrol
penyebaran kepemilikan saham tidak banyak pemegang saham besar. Dalam lingkungan bisnis
terjadi. Kondisi kepemilikan yang ada adalah dengan kepemilikan terkonsentrasi, peran inde-
kepemilikan mayoritas oleh suatu pihak (biasanya pendensi komite audit dan auditor akan meng-
keluarga) atau kepemilikan terkonsentrasi. Kepe- hadapi kontrol yang kuat dari pemegang saham
milikan terkonsentrasi dominan terjadi di negara- pengendali. Pemegang saham besar memiliki
negara berkembang seperti Indonesia (Claessens kekuasaan kontrol yang luas sampai pada tingkat
et al. 2000, Faccio and Lang, 2002). Claessens et al. manajemen dan memberikan insentif untuk
(2000) menemukan 93% perusahaan publik Asia melakukan ekspropriasi ((La Porta et al. 1999,
(termasuk Indonesia) dikendalikan oleh pemegang Claessen et al. 2002, Faccio and Lang, 2002, Du
saham pengendali. Sedangkan Faccio and Lang and Dai 2005, Palenzuela and Mariscal 2007).
(2002) menemukan, pada pisah batas hak kontrol Menurut Hassan dan Abubakar (2012) kepemilik-
20%, jumlah perusahaan dengan kepemilikan an berdampak pada manipulasi laba. Semakin
terkonsentrasi sebanyak 77%. Pada kepemilikan tinggi jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang
terkonsentrasi, ada pemegang saham besar yang saham besar (blockholders), semakin banyak
mengendalikan perusahaan yakni keluarga, peme- tekanan pada manajer untuk bertindak comfor-
rintah, institusi keuangan, perusahaan, dan peme- mity dengan kepentingan pemegang saham
gang saham pengendali lainnya (investor asing, (Sanda et al, 2005). Konsentrasi kepemilikan yang
koperasi, dan karyawan) (La Porta et al. 1999, tinggi melebihi tingkat tertentu dapat menyebab-
Amin: Independensi Komite Audit, Kualitas Audit dan Kualitas Laba 11

kan penyalahgunaan kekuasaan, sehingga dapat Untuk kondisi kepemilikan terkonsentrasi,


merugikan tujuan maksimalisasi nilai perusahaan 1. Independensi komite audit berpengaruh positif
(Sanda et al. 2005). terhadap kualitas laba, pengaruhnya semakin
Hasil penelitian ini menguatkan sinyalemen lemah ketika konsentrasi kepemilikan semakin
di atas, bahwa peran indenpendensi komite audit kuat, dapat dibuktikan (H2a). Semakin tinggi
dan auditor, baik secara individual maupun inte- konsentrasi kepemilikan semakin melemahkan
raksi antara keduanya, menjadi semakin lemah peran komite audit independen.
dengan semakin tingginya konsentrasi kepemilik- 2. Kualitas audit berpengaruh positif terhadap
an. Pada tingkat konsentrasi sampai 50% kondisi- kualitas laba, pengaruhnya semakin lemah
nya masih anomaly, namun tingkat konsentrasi di ketika konsentrasi kepemilikan semakin kuat,
atas 50% peran indenpendensi komite audit dan dapat dibuktikan (H2b). Semakin tinggi konsen-
auditor dalam monitoring kualitas laba semakin trasi kepemilikan semakin melemahkan peran
lemah (tidak berpengaruh). Standar akuntansi auditor (kualitas audit).
keuangan, memberi pengaturan bahwa investor 4. Moderasi kualitas audit, memperkuat peng-
(pemegang saham) yang memiliki lebih dari se- aruh Independensi komite audit terhadap kua-
tengah hak suara investee (>50%) memiliki keku- litas laba. Pengaruhnya semakin lemah ketika
asaan pengendalian. Investor (pemegang saham) konsentrasi kepemilikan semakin kuat, dapat
mengendalikan investee jika: (a) memiliki seluruh dibuktikan (H2c). Interaksi antara komite audit
kekuasaan atas invetee; (b) memiliki hak atas independen dengan auditor yang berkualitas
imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan semakin menguatkan peran komite audit inde-
invetee; (c) memiliki kemampuan untuk meng- penden dalam monitoring kualitas laba, namun
gunakan kekuasaannya atas investee untuk mem- dengan meningkatnya konsentrasi kepemilik-
pengaruhi jumlah imbal hasil investor (PSAK 65, an pengaruhnya semakin lemah (tidak ber-
Pernyataan 07). Dalam praktek, penerapan yang pengaruh).
berlebihan atas hak pengendalian ini dapat me-
lemahkan peran independensi komite audit dan Hasil penelitian menemukan bahwa komite
auditor terhadap kualitas laba. Penelitian ini telah audit independen dan auditor yang berkualitas
membuktikan hal tersebut, oleh karena itu dalam serta interkasi keduanya dapat meningkatkan
standar akuntansi keuangan diatur sedemikian kualitas laba, namun perannya semakin melemah
rupa agar pemegang saham minoritas (non sejalan dengan meningkatnya konsentrasi kepe-
pengendali) terlindungi dari praktek ekspropriasi, milikan. Hal ini membuktikan bahwa kepemilikan
seperti PSAK 65 Pernyataan 22-24. mayoritas melebihi 50% memiliki kemampuan
pengendalian yang kuat. Jika hak pengendalian
KESIMPULAN DAN SARAN dilakukan secara berlebihan (oportunitistik) dan
cenderung melakukan ekspropriasi, maka tidak
Penelitian ini dapat membuktikan hipotesis saja merugikan pemegang saham minoritas tetapi
yang diajukan dan menghasilkan temuan sebagai juga merugikan stakeholders yang lain. Hal ini
berikut: juga berdampak pada pelemahan peran tata kelola
Untuk kondisi kepemilikan yang beragam, perusahaan. Oleh karena itu perlu ada regulasi
1. Independensi komite audit berpengaruh yang jelas dan tegas terkait kepemilikan mayo-
(positif) terhadap kualitas laba, tidak dapat ritas. Saat ini regulasi masih lemah, sebagian
dibuktikan (H1a). Hasil analisis membuktikan masih bersifat voluntary. Pengungkapan hak
sebaliknya, bahwa independensi komite audit pemegang saham non pengendali sudah ada,
berpengaruh (negatif) terhadap kualitas laba. tetapi pengungkapan pemegang saham mayoritas
Semakin tinggi proporsi anggota komite audit masih sangat terbatas. Struktur pemegang saham
dari luar semakin menurunkan kualitas laba. harus diungkap secara jelas, terutama pemegang
2. Kualitas Audit berpengaruh positif terhadap saham utama (ultimate shareholdhes), dimana
kualitas laba, dapat dibuktikan (H1b). Semakin selama ini yang tampak dilaporan adalah peme-
tinggi kualitas audit dari auditor eksternal gang saham “permukaan”, siapa pemilik utama
semakin tinggi kualitas laba. tidak diungkap. Pengungkapan struktur kepe-
3. Moderasi kualitas audit, memperkuat peng- milikan seharusnya dilaporkan dalam bentuk
aruh independensi komite audit terhadap piramida, sehingga dapat diketahui siapa
kualitas laba, dapat dibuktikan (H1c). Semakin pengendali sesungguhnya, juga dapat diukur hak
tinggi interaksi antara komite audit inde- kontrol dan hak aliran kas. Masyarakat umum
penden dengan auditor yang berkualitas se- (termasuk investor) dapat mendeteksi ada tidak-
makin menguatkan peran komite audit inde- nya praktek ekspropriasi yang merugikan pihak-
penden dalam monitoring kualitas laba. pihak tertentu.
12 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 1-14

DAFTAR PUSTAKA Chandrasegaram, R., Mohamed R.R., Suraya K.A.


R., Suhaimi A., and Kamariah, N.M. (2013).
Abbott, L.J., S. Parker, dan G. Peters (2004). Audit Impact of Audit Committee Characteristics on
Committee Characteristics and Restatements. Earnings Management in Malaysian Public
Auditing: A Journal of Practice & Theory, 23 Listed Companies. International Journal of
(1), 69–87. Finance and Accounting, 2(2), 114-119.
Aldamen, H., K. Duncan, S. Kelly, R. McNamara Choi, J-H, Jean, K-A., and Park, J-II (2004). The
dan S. Nagel (2012). Audit Committee Cha- role of Audit Committees in Decreasing
racteristics and Firm Performance During Earnings Management: Korean Evidence.
The Global Financial Crisis. Accounting & International Journal of Accounting, Auditing
Finance, 52, 971-1000. and Performance Evaluation. 1(1), 37-60.
Almutairi, Dunn and Skantz (2006). Audit Quality Choi, J.H., Kwak, S.K., and Yoo, H.S. (2007). The
and Information Asymmetry. http://papers. Association Between Audit Fees and The
ssrn.com/s0l3/JELJOURResults.cfm?fromna Ownership Structure. Seoul Journal of Busi-
me= journalBrowse&journalid=845726 ness, 13(2), 84-103.
Anderson, R., Mansi, S., Reeb, D. (2004). Board Claessens, S., Djankov, S., and Lang, L.H.P.
Characteristics, Accounting Report Integrity, (2002). Expropriation of Minority Share-
and The Cost of Debt. Journal of Accounting holders in East Asian. Journal of Finance 57,
and Economics, 37(3), 315-342. http://ssrn.com/abstract=202390
Babatunde, M.A. and Olaniran, O. (2009). The Dechow, P., Dichev, I., MsNichols. (2002). The
Effect of Internal and External Mechanism on Quality of Accruals and Earnings: The Role of
Governance and Performance of Corporate Accrual Estimation Errors. The Accounting
Firms in Nigeria. Corporate Ownership & Review, 77(Supplement), 35–59.
Control, 7(2). Du, J. and Dai, Y. (2005). Ultimate Corporate
Balsam, S., Krishnan, J. dan Yang, J.S (2003). Ownership and Capital Structures: Evidence
Auditor Industry Specialization and Earnings from East Asian Economies. Corporate Gover-
Quality. Auditing: A Journal of Practice & nance, 13(1), 60-71.
Theory (September), 71-98. Faccio, M., and Lang, L.H.P. (2002). The Ultimate
BAPEPAM LK (2012). Keputusan Ketua Badan Ownership of Western European Corpora-
Pengawas Pasar Modal No. Kep-643/BL/2012 tions. Journal of Financial Economics, 65,
(Peraturan Nomor IX.I.5) tentang Pemben- 365-395.
tukan dan Pedoman Pelaksanaan Kinerja Fama F. Eugene (1980). Agency Problems and The
Komite Audit. Theory of The firm. The Journal of Political
Baxter, P., and Cotter, J. (2009). Audit Committees Economy, 88(2), 288-307.
and Earnings Quality. Accounting & Finance, Farooq O. and El Jai, H. (2012). Ownership Struc-
49, 267-290. ture and Earnings Management: Evidence
Beasley, M.S. (1996). An Empirical Analysis of The from The Casablanca Stock Exchange. Inter-
Relation Between The Board of Director national Journal of Finance and Economics,
Composition and Financial Statement Fraud. 84, 95-104.
The Accounting Review (October), 443-466. Feng C. Ole, Kristian H., Qinytuan L., and Xin W.
Beasley, M. S., Petroni, and Kathy R. (2001). Board (2011). Financial Reporting Quality and
Independence and Audit-Firm Type. Audit- Investment Efficiency of Private Firms in
ing: A Journal of Practice & Theory, 20(1). Emerging Market. The Accounting Review,
Bedard, J., Chtourou, S.M., and Courteau, L. 86(4), 1255-1288.
(2004). The Effect of Audit Committee Exper- Francis, J.R., Reichelt, K., and Wang, D. (2005).
tise, Independence, and Activity on Aggres- The Pricing of National and City-Specific
sive Earnings Management. Auditing: Jour- Reputations for Industry Expertise in The
nal of Practice & Theory. 23(2), 13-36. U.S. Audit Market. The Accounting Review,
Blue Ribbon Committee (BRC). (1999). Report and 80(1), 113-136.
Recommendations of The Blue Ribbon Com- Gul, F.A., Fung, S.Y.K., and Jaggi, B. (2009).
mittee on Improving the Effectiveness of Cor- Earnings Quality: Some Evidence on The Role
porate Audit Committees. New York Stock of Auditor Tenure and Auditors Industry
Exchange, New York, NY. Expertise. Journal of Accounting and Econo-
Carcello, J.V., and Nagy, A.L. (2002). Auditor mics, 47, 265–287.
Industry Specialization and Fraudulent Habib, Ahsan. (2004). Impact of Earnings Manage-
Financial Reporting. Paper presented at the ment on Value-Relevance of Accounting Infor-
Deloitte & Touche University of Kansas mation: Empirical Evidence. Managerial
Symposium on Auditing Problems. Finance 30 (11), 1-15.
Amin: Independensi Komite Audit, Kualitas Audit dan Kualitas Laba 13

Habbash M., Christoph S., Aly S. (2013). The Effect Lin, S., M. Pizzini, M. Vargus, and I.R. Bardhan
of Audit Committee Characteristicts on (2011). The Role of The Internal Audit Func-
Earnings Management: Evidence from The tion in The Disclosure of Material Weak-
United Kingdom. International Journal of nesses. The Accounting Review, 86(1), 287–
Disclosure and Governance, 10(1), 13–38. 323.
Hassan U., Shedhu and Abubakar, A. (2012). Lisic, L.L., Neal, T.L., and Zhang Y. (2011). The
Ownership Structure and Opportunistic Continuing Impact of CEO Power on Audit
Accounting: A Case of Listed Food and Committee Effectiveness in The Post-SOX
Beverage Firms in Nigeria. International era. School of Management, George Mason
Journal of Physical and Social Sciences, 2(7), University, Fairfax, VA 22030. School of
236-256.
Management, SUNY at Binghamton, Bing-
Hassan U., Shehu. (2013). Financial Reporting
hamton, NY 13902.
Quality, Does Monitoring Characteristics
Miloud, T., and Inseec A. (2014). Earnings Mana-
Matter? An Empirical Analysis of Nigerian
Manufacturing Sector. The Business & Mana- gement and Initial Public Offerings: An
gement Review. 3(2), 147-161. Empirical Analysis. The Journal of Applied
Hashim, H.A. and Devi, S. (2008). Board Charac- Business Research, 30(1), 117-134.
teristics, Ownership Structure and Earnings Mukhlisin, M. (2015). Skandal Akuntansi Toshiba
Quality: Malaysian Evidence. Research in dan Tantangan Bisnis Lembaga Syariah (1).
Accounting in Emerging Economies. 8, 97-123. http://www.republika.co.id/berita/jurnalism
Hundal, S. (2013). Independence, Expertise and e-warga/wacana/ 15/07/23/nrx7kl. Kamis, 23
Experience of Audit Committees: Some Juli 2015, 14:00 WIB.
Aspects of Indian Corporate Sector. American Nugroho Y.B. dan Umanto, E. (2012). Board
International Journal of Social Science, 2(5), Characteristics An Earning Management.
58. Journal of Administrative cience & Organiza-
Idris, M. (2015). Saham Dibekukan 4 Bulan, Ino- tion, 18, 1-10.
visi Diduga Manipulasi Laporan Keuangan. Palenzuela, V.A. and Mariscal, M.S. (2007), “The
Detikfinance. Senin, 18/05/2015 11:41 WIB Ultimate Controlling Owner of Spanish
Inaam, Z., Khmoussi H., Fatma, Z. (2012). The Commercial Banks. www.google.co.id. ssrn-
Effect of Audit Committee Characteristics on id1152342 Diakses 17 Desember 2014.
Real Activities Manipulation in The Tunisian Parfet, U. W. (2000). Accounting Subjectivity and
Context. International Journal of Multidisci- Earnings Management: A Preparer Perspec-
plinary Research, 2(2), 1-15. tive. Accounting Horizons 14 (4), 481-488.
Jaggi, B. and Tsui, J. (2007). Insider Trading Prastiti, Anindyah dan Wahyu M. (2013). Penga-
Earnings Management and Corporate Gover-
ruh Karakteristik Dewan Komisaris dan
nance: Empirical Evidence Based on Hong
Komite Audit terhadap Manajemen Laba.
Kong Firms. Journal of International Finan-
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/
cial Management and Accounting, 18(3), 192-
222. accounting ISSN (Online): 2337-3806, 2(4), 1-
Jensen, M., and Meckling, W. (1976). Theory of The 12.
Firm: Managerial Behavior, Agency Cost, and Ramsy, I., and Blair M. (1993). Ownership Concen-
Ownership Structure. Journal of Financial tration, Institutional Investment and Corpo-
Economics, 3, 305-360. rate Governance: An Empirical Investigation
Kim, H.J. dan Yoon, S.S. (2008). The Impact of of 100 Australian. Melbourne University Law
Corporate Governance on Earnings Manage- Review. 19, 153-194.
ment in Korea. Malaysian Accounting Review, Roodposhti, F.R., and Chashmi, S.A.N. (2010). The
7(1), 43-59. Effect of Board Composition and Ownership
Klein, A. (2002). Audit Committee, Board of Direc- Concentration on Earnings Management: Evi-
tor Characteristics, and Earnings Manage- dence from Iran. World Academy of Science,
ment. Journal of Accounting and Economics. Engineering and Technology 42, 165-171.
33(3), 375-400. Rosnidah, I. (2010). Kualitas Audit: Refleksi Hasil
KPMG. (2013). Audit Committee Handbook. Audit Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi 14 (3),
Committee News, Edition 43 / Q4 2013. 329-336.
KNKG. (2006). Pedoman Umum Corporate Gover- Sanda, A.U., Mukaila, A.S., and Garba, T. (2005).
nance Indonesia. Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance Mechanisms and Firm
Governance. Financial Performance in Nigeria. AERC
La Porta R., F.L. De Silanes, and A.Shleifer. Research Paper, 149.
(1999). Corporate Ownership Around The Scott, R. W. (2012). Financial Accounting Theory.
World. The Journal Of Finance 2. 7th Edition Hardcover. Prentice Hall.
14 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 1-14

Sharma, D.V., Naiker, V., and Lee, B. (2009). Varma, V. Singh., Patel, A., and Naidu, D. (2009).
Determinants of Audit Committee Meeting Shareholder Concentration and Discretionary
Frequency: Evidence from A Voluntary Gover- Accruals: Evidence from An Emerging Market.
nance System. Accounting Horizons 23, 245- The IUP Journal of Accounting Research and
263. Audit Practices, 8(2), 7-16.
Velury, U. And Jenkins, D.S. (2006). Institutional
Shleifer, A dan Vishny, R.W. (1997). A Survey of
Awnership and The Quality of Earnings.
Corporate Governance. Journal of Finance 52
Journal of Business Research, 59, 1043-1051.
(2), 737-783. Zhao, F. (2012). External Monitoring Mechanisms
Sun, J., and Guoping, L. (2013). Auditor Industry and Earnings Management Using Classifica-
Specialization, Board Governance, and Earnings tion Shifting. Preliminary draft Ph.D. Candi-
Management. http://scholar.uwindsor.ca/ date, School of Accounting, Florida Internatio-
odettepub. Diakses tanggal 30 Januari 2016. nal University.

Anda mungkin juga menyukai