KETERAMPILAN PARAPHRASE
1. DESKRIPSI SINGKAT
Paraphrase adalah mengatakan dengan cara lain isi pikiran yang
diuucapkan Konseli dengan menggunakan kata-kata konselor sendiri. Jika
yang diungkapkan kembali oleh konselor itu mengenai perasaan Konseli
maka Cormier dan Cormier (1985) menamakan sebagai refleksi.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan dari paraphrase dan refleksi perasaan itu menurut Cormier
dan Cormier (1985) adalah (a) Untuk menunjukkan bahwa konselor
memahami isi dan perasaan yang di sampaikan oleh Konseli (b) agar
Konseli dapat mengeksplorasi pikiran atau perasaan kunci yang ia
kemukakan (c) agar Konseli dapat memusatkan perhatiannya pada situasi
atau kejadian,pikiran,dan tingkah laku tertentu (d) untuk membantu Konseli
membuat keputusan.
3. URAIAN MATERI
Paraphrasing adalah suatu keterampilan dasar komunikasi untuk
memperbaiki hubungan interpersonal antara konselor dan Konseli.
Keterampilan ini membutuhkan suatu penampilan yang baik dan
kemampuan konselor untuk “menagkap” perasaan dan ucapan-ucapan
Page | 67
Konseli serta “mengungkapkan kembali” hal-hal tersebut dengan kata-kata
sendiri kepada konselor.
Di dalam bentuk yang sederhana, paraphrasing adalah suatu “simple
restatement of a word” yakni suatu pertanyaan kembali yang disampaikan
konselor dengan kata-kata sederhana. (contohnya: seperti “minimal
enourage” pada session terdahulu). Pada umumnya, tujuan dari paraphrasing
ini adalah untuk mengatakan kembali kepada Konseli “esensi” dari apa yang
diungkapkan kepada konselor.
Paraphrase ini mempunyai tiga tujuan, yakni:
a. Untuk mengatakan kepada Konseli bahwa konselor ada bersama
dengan dia, dan konselor berusaha untuk memahami apa yang
dikatakan Konseli.
b. Untuk mengendapkan apa yang dikomentarkan Konseli mengenai
dirinya dengan memuat “concise” (ringkasan) yang berguna untuk
memberi arah terhadap proses konseling yang dilakukan bersama
c. Untuk mengadakan pengecekan kembali secara akurat mengenai
“persepsi” konselor terhadap masalah yang diajukan Konseli.
Paraphrasing bukan bermaksud untuk “membaca jiwa” Konseli,
tetapi lebih merupakan suatu alat untuk memberikan suatu
“klarifikasi” (kejelasan) yang sifatnya akurat terhadap ungkapan
perasaan Konseli. Jika paraphrase konselor berhasil, maka biasanya
hal itu diikuti dengan jawaban Konseli “ya” dan “benar” dan
selanjutnya Konseli akan mengungkapkan secara lebih dalam
tentang isi dari masalahya sendiri.
Page | 68
meninggalkan saya. Andaikata saya mempunyai uang saya sudah dapat
berbuat banyak hal.”
Konselor (refleksi) : “Anda merasa bosan dengan keadaan yang Anda alami
saat ini.”
Misalnya:
Konseli : “biasanya, ia selalu senang dengan saya, tapi kok tiba-tiba saja ia
memutusi saya”
Page | 69
2. Nyatakan kembali (restate) kepada Konseli kesimpulan atau
ringkasan singkat dari pesan dasar yang dikemukakannya.
3. Amatilah apakah Konseli memberikan respons yang tegas terhadap
paraphrase yang diberikan oleh konselor. Atau mintalah Konseli
untuk memberikan suatu respons yang tegas terhadp paraphrase
yang diberikan.
TINGKAT PENCAPAIAN
Dapat menggunakan keterampilan paraphrase baik dalam test tertulis
(“pencil and paper test”) maupun dalam situasi interpersonal yang
sebenarnya.
5. PROSEDUR PARAPHRASE
1. Bagilah kelompok kedalam tiga-tiga orang, yakni: komunikator,
pendengar dan observer
a. Komunikator membuat suatu pernyataan sebagai contoh tentang
dirinya sendiri, namun pernyataan ini dibatasi kepada suatu
kalimat yang kompleks
Page | 70
b. Pendengar menggunakan formula “adakah yang anda katakana
bahwa…..” dengan mengulangi substansi dari apa yang
dikatakan oleh komunikator.
c. Observer, bertugas mencatat sekaligus menolong komunikator
untuk mengemukakan suatu pernyataan kalimat dan
memberikan feed back kepada listener (pendengar) untuk
membuat paraphrasing yang baik.
d. Selanjutnya, komunikator membuat lagi dua pernyataan tentang
dirinya dan proses yang sama (a s/d c) diulangi lagi.
e. Kemudian komunikator membuat lagi tiga pernyataan tentang
dirinya dan proses yang sama diulangi lagi
f. Akhirnya, proses keseluruhan , langkah a s/d e diulangi kembali
dengan mengadakan pertukaran masing-masing antara
komunikator , pendengar dan observer.
2. Tahap kedua, bacalah kembali rasional dan deskripsi dari
keterampilan paraphrasing ini secara keseluruhan.
3. Tahap ketiga, pelatih menyiapkan video-tape dan memperlihatkan
kepada peserta bagaimana menggunakan paraphrasing yang baik
dalam suatu situasi bantuan dalam bentuk role playing yang
diperlihatkan lewat video-tape.
4. Tahap keempat, peserta diminta untuk menuliskan bentuk-bentuk
respons paraphrase terhadap pernyataan-pernyataan Konseli yang
terdapat dalam “paraphrase test”.
5. Tahap kelima, pelatih membuat kelompok yang terdiri dari empat-
empat orang , kemudian mendiskusikan dan mempraktekan
bagaimana cara-cara melakukan respons paraphrase yang baik
6. Tahap keenam, buatlah kembali kelompok menjadi tiga-tiga orang
pesrta. Pada tahap ini kelompok diminta untuk mendengar dan
Page | 71
menyaksikan pernyataan-pernyataan Konseli melalui video-tape.
Selanjutnya, masing-masing menuliskan respons paraphrase
terhadap pernyataaan Konseli. Kemudian melalui kelompok yang
terdiri dari tiga-tiga orang tersebut, respons paraphrasing itu
dipraktekkan, dimana masing-masing kelompok mencoba untuk
membuat respons yang efektif dengan saling membantu satu dengan
yang lainnya untuk memperbaiki bila ada anggota kelompok.
7. Tahap ketujuh, buatlah kembali kelompok menjadi tiga-tiga orang
(kelompok baru).Tugas kelompok yang baru ini adalah
mempraktekan bagaimana menyelenggarakan keterampilan
paraphrasing yang baik melalui situasi “role playing”. Seseorang
akan berperan sebagai konselor (helper) ; yang kedua akan berperan
sebagai konseli (help / client) dan yang ketiga adalah observer
(pengamat). Dalam situasi role playing ini, pesuluh akan
mengemukakan beberapa pernyataan tentang dirinya, dan tugas
penyuluh adalah memberikan respons paraphrasing yang baik,
sedangkan pengamat akan memberikan umpan balik terhadap situasi
dan komunikasi paraphrasing yang diberikan konselor.
Pada tahap role playing ini, masing-masing peserta dapat berganti
peranannya.
8. Penilaian Tingkat Keberhasilan
Para peserta diminta untuk mendengarkan suatu rangkaian
pernyataan “konselor” yang diperlihatkan video tape, kemudian
masing-masing peserta menuliskan responsnya terhadap pernyataan
“konselor” tadi dengan menggunakan ketrampilan paraphrasing.
Selanjutnya respons yang ditulis peserta tadi diberikan skor oleh
pelatih.
Page | 72
9. Tugas Rumah ( Home Work )
a) Bacalah kembali bahan-bahan deskriptif tentang
ketrampilan paraphrasing pada session ini.
b) Bila mana anda masih kurang mempercayai kemampuan
yang baik dalam ketrampilan respons paraphrasing
sebagaimana ditunjuk dalam evaluasi tingkat keberhasilan (
pada tahap ke 8 ), maka berusahalah untuk mengadakan
latihan-latihan di rumah dengan mencoba menulis atau
mencatat respons paraphrase terhadap sejumlah pernyataan
“konselor” yang telah disiapkan oleh pelatih dikelas.
c) BerusahalSah untuk mengadakan praktek ketrampilan
paraphrasing terhadap orang lain -- dengan siapa anda
bercakap-cakap – misalnya :
- dalam keluarga ;
- di tempat kerja ;
- ataupun dengan teman sepergaulan khususnya bila
percakapan itu menyangkut penghayatan sesuatu
masalah ( casual aqquintance ).
Selanjutnya, evaluasilah diri anda sendiri bagaimana
manfaat menggunakan paraphrasing terhadap :
- anda sendiri , dan
- orang lainnya.
d) Belajar untuk menggunakan paraphrasing dengan teman
anda selama minggu latihan yang berjalan.
Page | 73
6. RANGKUMAN
Paraphrase adalah mengatakan dengan cara lain isi pikiran yang
diuucapkan Konseli dengan menggunakan kata-kata konselor sendiri. Jika
yang diungkapkan kembali oleh konselor itu mengenai perasaan Konseli
maka Cormier dan Cormier (1985) menamakan sebagai refleksi. Tujuan dari
paraphrase dan refleksi perasaan itu menurut Cormier dan Cormier (1985)
adalah (a) Untuk menunjukkan bahwa konselor memahami isi dan perasaan
yang di sampaikan oleh Konseli (b) agar Konseli dapat mengeksplorasi
pikiran atau perasaan kunci yang ia kemukakan (c) agar Konseli dapat
memusatkan perhatiannya pada situasi atau kejadian,pikiran,dan tingkah
laku tertentu (d) untuk membantu Konseli membuat keputusan Pada
umumnya, tujuan dari paraphrasing ini adalah untuk mengatakan kembali
kepada Konseli “esensi” dari apa yang diungkapkan kepada konselor.
Paraphrase ini mempunyai tiga tujuan, yakni: (a) Untuk mengatakan kepada
Konseli bahwa konselor ada bersama dengan dia, dan konselor berusaha
untuk memahami apa yang dikatakan Konseli. (b) Untuk mengendapkan apa
yang dikomentarkan Konseli mengenai dirinya dengan memuat “concise”
(ringkasan) yang berguna untuk memberi arah terhadap proses konseling
yang dilakukan bersama (c)Untuk mengadakan pengecekan kembali secara
akurat mengenai “persepsi” konselor terhadap masalah yang diajukan
Konseli. Paraphrasing bukan bermaksud untuk “membaca jiwa” Konseli,
tetapi lebih merupakan suatu alat untuk memberikan suatu “klarifikasi”
(kejelasan) yang sifatnya akurat terhadap ungkapan perasaan Konseli. Jika
paraphrase konselor berhasil, maka biasanya hal itu diikuti dengan jawaban
Konseli “ya” dan “benar” dan selanjutnya Konseli akan mengungkapkan
secara lebih dalam tentang isi dari masalahya sendiri.
Page | 74
7. LATIHAN
Jawablah pernyataan-pernyataan “pesuluh” dibawah ini dengan paraphrase :
1) “Ia tidak ingi bersama saya untuk melamar suatu pekerjaaan; Saya
ingin sekali, tetapi ia tetap berkeras kepala. Malah ia tidak ingin
meninggalkan kota Bandung ini.”
..............................................................................................................
..............................................................................................................
Page | 75
5) “Saya tidak tahu pasti ,tapi sikapnya itu sungguh-sungguh
menyinggung perasaan saya.”
..............................................................................................................
..............................................................................................................
6) (Orang tua berkata tentang anaknya yang belasan tahun) “Saya telah
mencoba setiap hal yang saya tahu,tetapi nampaknya semua hal itu
tidak merupakan jawaban yang tepat. Ia selalu berusaha menolak
menuruti saya, hampir setiap jam saya berusaha. Saya berfikir ia
telah ketagihan obat dan hal itu telah menyebabkan sikapnya yang
negative terhadap saya.”
..............................................................................................................
..............................................................................................................
“Anda memanggil saya untuk apa? Anda seorang ahli ?”
..............................................................................................................
..............................................................................................................
7) “Keadaan itu seperti bomb bagi saya. Ia nampaknya sungguh-
sungguh senang dengan saya dan mempermainkanya, tahu-tahu
beberapa saat kemudian ia mengambil tasnya dan pergi.”
..............................................................................................................
..............................................................................................................
Page | 76
9) “Orang tua saya adalah orang baik. Mereka keras. Saya ingin hidup
dengan cara yang lain. Tetapi mereka mengekang kebebasan saya
dan menyebabkan saya tertekan.”
..............................................................................................................
..............................................................................................................
Page | 77