Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan ke empat

Bab 3 : konser dan pertunjukan music barat

konsep musik Barat terdapat tiga jenis, yaitu musik modal, musik
tonal, dan musik atonal. Berikut penjelasannya masing-masing.
 Musik Modal
Modal berarti setiap karya musik berasal dari salah satu jajaran nada
dengan jarak interval tertentu dan tidak ada hubungan khusus antara masing-
masing not tagga nada tersebut, kecuali nada besar yang merupakan pusat
(finalis tangga nada modal).
Prinsip modal berasal dari musik monofon, yaitu satu lagu saja atau satu
melodi line yang dinyanyikan oleh satu atau beberapa orang. Dalam hal ini
prinsip modal mirip dengan salah satu prinsip dalam musik karawitan, yaitu
sistem pelog/slendri karena tangga nada pelog/slendro lebih berhubungan
dengan karakter melodi yangg monofon (horizontal) dan terdapat nada dasar
juga sebagai pusat.
Perbedaan dengan prinsip modal di Eropa dapat ditemukan di dalam
rangka ketentuan interval karena di Indonesia tidak ada standarisasi jarak
interval. Kenyataan ini bukan merupakan kekurangan, melainkan perbedaan
yang berdasarkan estetika musik (sejarah, tradisi budaya) yang berbeda.
Karakteristik Musik Modal
Adapun karakteristik musik modal adalah sebagai berikut.

 Memiliki pusat nada berupa nada dasar.


 Bersifat monofon.
 Tidak ada hubungan khusus antara masing-masing tangga nada.
 Menggunakan tangga nada pentatonik.
 Bersifat horizontal.

Adapun di Eropa, unsur-unsur pentatonik diubah melalui sistem tangga


nada modal. Padahal, karakter pentatonik masih sering muncul pada beberapa
karya-karya musik Barat sebagai simbol paling alami. Beberapa karya musik di
Eropa dengan unsur pentatonik, yaitu musik manofon abad ke-7 yang
namanya Lagu Gregorian, karya Claude Debussy yang berjudul Epigraphes
Antique, dan karya Franz Schubert yang berjudul Fruhlingstraum.

Musik Tonal
Tonal merupakan istilah musik yang berarti menyatakan bunyi atau
warna suara, sedangkan tone berarti bunyi nada itu sendiri. ciri musik tonal
adalah memandang bunyi secara vertikal dan horizontal, adanya pusat nada yang
didengar atau dirasakan, artinya suatu rangkaian not tidak hanya memiliki
hubungan secara horizontal saja, setiap not tidak berdiri sendiri, serta memiliki
tangga nada diatonik mayor dan diatonik minor.
Dalam teori musik, skala diatonik adalah komponen dasar teori musik
dunia Barat. Skala diatonik memiliki tujuh not yang berbeda dalam satu oktaf.
Not-not ini adalah not-not putih pada piano. Dalam notasi solmisasi, not-not
tersebut adalah do re mi fa sol la si (kadang “si” direpresentasikan dengan “ti”
agar huruf pertama setiap not berbeda).
Skala mayor dimulai dengan not pertama (do) dan berakhir sampai not do
yang ada satu oktaf di atas do yang pertama. Dalam teori musik, skala diatonik
mayor adalah bagian penting dalam pembangunan tradisi musik dunia Barat.
Sakal ini terdiri dari tujuh not dalam satu oktaf, diwujudkan dalam tuts putih
dalam alat musik piano, diperoleh dari rangkaian enam nada kelima (fifth) yang
berurutan dalam suatu versi meantone temperament, dan menghasilkan dua
tetrakor yang dipisahkan dengan interval satu nada bernilai penuh.
Skala minor alami dapat dicari dalam dua cara, pertama adalah sebagai
minor relatif dari sekala mayor yang dimulai pada tingkat keenam skala dan
melanjutkan langkah demi langkah melalui tetrakor sampai dengan okaf pertama
dari tingkat keenam. Dalam solfege la ti do re mi fa sol.
Alternatifnya, minor alami bisa dilihat sebagai gabungan dari perbedaan
tetrakor dari bagian 2-1-2-2-1-2-2, di tempat do re mi fa sol le te do. Harmoni
musik Barat sejak renaisans hingga akhir abad XIX berdasar pada skala diatonik
dan rangkaian-rangkaian unik yang dihasilkan oleh sistem pengorganisasian
ketujuh nada ini.

Musik Atonal
Musik atonal adalah garapan musik yang mengabaikan kunci atau
tonal center (harmoni tonal). Musik atonal adalah jenis musik tanpa nada dan
disonansi yang mungkin memiliki kesamaan, tetapi sebenarnya tidak sama. Ada
anggapan bahwa atonal bukan bagian dari musik.
Sebenarnya, jika menganggap atonal bukan bagian dari musik agak
kurang tepat. Sebab musik tanpa nada sebenarnya sudah familiar digunakan
terutama dalam sejarah musik dan dipahami sebagai sebuah gerakan yang
berbeda dimulai sekitar awal abad 20. Atonal sendiri saat itu muncul karena
adanya keakraban manusia terhadap nada, tetapi tanpa dibumbui perasaan.
Atonal mengajarkan kita untuk membuat musik berbumbu. Atonal juga
ditengarai sebagai awal munculnya musik klasik yang sudah terlihat geliatnya
sejak abad 20.  Saat itu musik-musik tanpa nada menjadi fenomena besar selama
awal abad 20 karena dipandang sebagai musik alternatif yang lebih harmonis.
Musik tanpa nada sebenarnya ditandai dengan sistem dan teori yang
cukup mudah yang nadanya hanya berupa tonal. Awalnya banyak yang mencecar
musik atonal karena dipandang tidak jelas, tetapi seiring dengan banyanya musisi
atonal yang lahir lambat laun orang-orang pun mulai menyukai musik ini. Musik
atonal tidak mengikuti aturan baku atau tanpa memperhatikan tonal nada, tetapi
menggunakan tangga nada kromatif. Bisa kita katakan musik atonal ini musik
yang bersifat spontanitas.

Menganalisis music barat


1. Unsur – unsur music
a. Nada
b. Penulisan nada
i. Notasi nada
ii. Tanda diam
iii. Tangga nada
iv. Tangga nada datonis
v. Dinamik
vi. Tempo.

Anda mungkin juga menyukai