Anda di halaman 1dari 4

Teknologi memudahkan aktivitas masyarakat dalam menjalani hidup, termasuk untuk berdagang/

berbisnis. Data Bank Mandiri mencatat, saat ini 43,5% atau 116,3 juta dari total masyarakat
Indonesia telah memakai internet, dan sebanyak 29,8% atau 78 juta masyarakat Indonesia telah
memanfaatkan internet untuk e-commerce.

Meluasnya penetrasi internet ini berpotensi mengubah tatanan perekonomian daerah, juga
menunjukkan bahwa e-Commerce menjadi salah satu pendorong perubahan perekonomian daerah.

(sumber SUSENAS BPS 2019, BI , ESTIMASI MANDIRI INTITUTE


Strategi UMKM 2021, Tantangan dan Peluang Menuju Digitalisasi 4.0

Kondisi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tengah pandemi Covid-19
membutuhkan peran pemerintah untuk bertahan hidup. Untuk selamat dari pandemi, UMKM dalam
negeri dituntut cepat beradaptasi agar usaha terus berjalan.

Dalam hal ini Kemenkop telah menyiapkan dua skema yang juga sejalan dengan program Satuan
Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (Satgas PEN).

1. Memperkuat UMKM yang sudah bankable atau terintegrasi dalam sistem perbankan,
skemanya seperti restrukturisasi pinjaman, insentif pajak, mempermudah akses pembiayaan dan
modal kerja baru, termasuk pembiayaan koperasi.
2. Memperkuat UMKM yang unbankable atau belum terintegrasi dalam sistem perbankan yang
disokong melalui bansos dan banpres. Disini diperlukan bekal bagi usaha mikro untuk bisa
bertransformasi masuk ke skema yang bankable.

Era pandemi yang ‘memaksa’ semua orang untuk lebih banyak tinggal di rumah, mengharuskan
pelaku usaha menyikapi pola berbelanja yang makin dipercepat menuju digitalisasi.

Memasuki 2021 maka para pelaku usaha UMKM perlu pendampingan untuk segera menyesuaikan
usahanya dengan yang serba digital termasuk proses pembayaran. Menurut data Bank Indonesia
hingga saat ini baru 13% UMKM yang berbasis digital.

Strategi berikutnya adalah memanfaatkan bonus demografi khususnya kaum milenial yang relative
lebih cepat mengadopsi hal-hal yang bersifat digital dan menyukai usaha entrepreneur, untuk
bergabung dalam kelompok pelaku usaha UMKM.

Data demografi Indonesia saat ini dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia 2018 sebanyak 265
juta jiwa maka sekitar 60% nya adalah Gen Y yang berusia 22-35 tahun. Penetrasi mereka terhadap
mobile subscription, sebagai internet users dan active media social users sangat tinggi.

Kaum milenial Indonesia ini dari yang menurut beberapa hasil penelitian, salah satunya Indonesia
Millenial Report 2019 menunjukkan mereka lebih memilih menjadi pengusaha (69,1%) katimbang
bekerja di perusahaan.

Memang ada tantangan untuk menuju UMKM go digital antara lain pola usaha dan cara berpikir
yang masih tradisional; juga keterbatasan pengetahuan dan akses teknologi; serta beberapa
kendala akses pembiayaan. Namun di depan ada peluang yakni dukungan luas dari platform digital;
juga perilaku konsumen Indonesia yang berubah makin kea rah digital, serta ketersediaan system
pembayaran digital yang makin canggih dan handal.
Produk UMKM lokal terus tumbuh di e-commerce

Kamis, 14 Januari 2021 18:24 WIB


Ilustrasi (Pixabay)

Jakarta (ANTARA) - Tokopedia mencatat usaha mikro, kecil dan menengah, baik dari segi produk hingga
transaksi menunjukkan pertumbuhan yang baik selama tahun lalu.

"Per Desember 2020, 9,9 juta penjual yang hampir seluruhnya UMKM telah terdaftar di Tokopedia," kata
External Communication Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, dalam keterangan pers, Kamis.

Dari segi pertumbuhan penjual, Tokopedia mencatat ada kenaikan lebih dari 2,5 juta penjual
dibandingkan Januari 2020 yang berjumlah 7,2 juta penjual.

Baca juga: Lazada tambah fitur baru di LazMall

Baca juga: Lima kiat perluas bisnis toko kelontong daring di masa menantang

Jumlah pembeli produk lokal juga turut naik, dari 90 juta pada Januari 2020 menjadi 100 juta pada akhir
2020.

Jika dilihat dari kategori produk, salah satu yang tumbuh selama pandemi virus corona adalah makanan.

Data internal Tokopedia, jumlah penjual makanan siap masak di platform dagang online tersebut naik
hampir tiga kali lipat.

Begitu juga dengan transaksi makanan siap masak, tumbuh tiga kali lipat dibandingkan masa sebelum
pandemi COVID-19.

Sementara untuk kategori fesyen, platform tersebut mengadakan kampanye tahunan Tokopedia Fashion
Week (TFW) untuk produk lokal pada Desember lalu. Penjualan saat kampanye tersebut naik lebih dari
lima kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Tokopedia juga menemukan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia membawa dampak yang positif
untuk UMKM. UMKM Wateru dan Whitelab dari kategori kesehatan dan kecantikan mendapat rata-rata
kenaikan transaksi bulanan lebih dari empat kali lipat.

Sementara UMKM Stayhoops, dikutip dari rilis Tokopedia, transaksi bulanan toko tersebut naik 38 kali
lipat dibandingkan sebelum bergabung dengan BBI.

Dikutip dari siaran pers terpisah, lembaga riset e-commerce Compas.co.id menemukan merk lokal di
kategori kecantikan juga merajai e-commerce Shopee dan Tokopedia pada periode 11 Desember-11
Januari, terutama untuk serum wajah.

Salah satu merk yang unggul, menurut Compas.co.id adalah Scarlett Whitening dengan produk Brightly
Ever After Serum dan Whitening Acne Serum, masing-masing total transaksi sebesar 151.492 dan 80.106
transaksi

https://www.bareksa.com/berita/id/text/2017/08/11/infografik-begini-potensi-6-juta-umkm-jika-
berhasil-go-digital/16277/news

https://bppk.kemenkeu.go.id/content/berita/pusdiklat-keuangan-umum-ecommerce-untuk-umkm-dan-
pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2019-11-05-ebe6e220/

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4463433/6-juta-umkm-ditargetkan-go-digital-di-2021

https://aptika.kominfo.go.id/2021/01/bps-siapkan-survei-untuk-pemetaan-pelaku-e-commerce-tahun-
2021/

https://www.antaranews.com/berita/1946452/produk-umkm-lokal-terus-tumbuh-di-e-commerce

Anda mungkin juga menyukai