ID Penggunaan Pupuk Kandang Dan Pupuk Hijau
ID Penggunaan Pupuk Kandang Dan Pupuk Hijau
ABSTRAK ABSTRACT
Penelitian dilakukan untuk mempelajari A field experiment to study the effects of the
apenggunaan pupuk kandang dan pupuk use of cow manure and green manure C.
hijau C. juncea L. untuk mengurangi dosis juncea L. on the growth and yield of maize
pupuk anorganik dan mempelajari and to study the effects of the use of cow
penggunaan pupuk kandang dan pupuk manure and green manure C. juncea L. to
hijau C. juncea L. pada pertumbuhan dan reduce the dose of inorganic. The
hasil jagung. Penelitian ini menggunakan experiment was designed in a randomized
percobaan faktorial yang dirancang dengan block design with 2 factors and 3
menggunakan Rancangan Acak Kelompok replications. Results showed that 1)
(RAK) dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Hasil Treatment of 75% inorganic fertilizer with
-1
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan cow manure 20 tonnes ha and treatment of
pupuk anorganik 75% dengan pupuk 75% inorganic fertilizer with green manure
-1 -1
kandang 20 ton ha dan perlakuan pupuk C. juncea L. 20 tonnes ha were not
anorganik 75 % dengan pupuk hijau C. significantly different from treatment 100%
-1
juncea 20 ton ha tidak berbeda nyata inorganic fertilizer with cow manure 10
-1
dengan perlakuan pupuk anorganik 100% tonnes ha and green manure 10 tonnes
-1 -1
dengan pupuk kandang 10 ton ha disertai ha and fertilizer 75% inorganic with cow
-1 -1
pupuk hijau C. juncea 10 ton ha , sehingga manure 20 tonnes ha or green manure C.
-1
perlakuan pupuk anorganik 75% dengan juncea L. 20 tonnes ha can reduce the
-1
pupuk kandang 20 ton ha dan pupuk adding for inorganic fertilizers. 2) Treatment
anorganik 75 % dengan pupuk hijau C. of 100% inorganic fertilizer with cow manure
-1 -1
juncea 20 ton ha dapat mengurangi 20 tonnes ha and treatment of 100%
kebutuhan pupuk anorganik. Perlakuan inorganic fertilizer with green manure C.
-1
pupuk anorganik 100% dengan pupuk hijau juncea L . 20 tonnes ha giving a yield more
-1
C. juncea 20 ton ha dan perlakuan pupuk than a treatment 100% inorganic fertilizer
-1
anorganik 100% dengan pupuk kandang 20 with cow manure 10 tonnes ha and green
-1 -1
ton ha memberikan hasil lebih tinggi manure C. juncea L . 10 tonnes ha .
dibandingkan dengan pupuk anorganik
-1
100% dengan pupuk kandang 10 ton ha Keywords: Anorganic fertilizer, cow manure,
-1
disertai pupuk hijau C. juncea 10 ton ha . green manure, Crotalaria juncea. L, maize
Tabel 1 Rerata tinggi tanaman akibat perlakuan pupuk anorganik dan pupuk organik pada
pengamatan 15, 30, 45, 60, 75 hst
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada perlakuan dan umur yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, n = 3 ; hst= hari setelah tanam; tn= tidak
berbeda nyata.
Tabel 2 Rerata luas daun tanaman akibat perlakuan pupuk anorganik dan pupuk organik pada
pengamatan 15, 30, 45, 60, 75 hst
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada perlakuan dan umur yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, n = 3; hst= hari setelah tanam; tn= tidak
berbeda nyata.
Tabel 3 Rerata bobot kering tanaman (g) akibat interaksi pupuk anorganik dan pupuk organik
pada pengamatan 60 hst.
Pupuk organik
Pupuk
Umur Pupuk Pupuk hijau kandang 10
Pupuk anorganik -1
(hst) Kandang C.juncea ton ha +
-1 -1
20 ton ha 20ton ha C.juncea 10
-1
ton ha
NPK 100% 175.01 cd 177.45 d 173.06 cd
60 NPK 75% 161.62 bc 162.53 bc 157.23 b
NPK 50% 157.20 b 152.32 b 122.98 a
BNT 5% 14.66
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%, n = 3; hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata.
Tabel 4 Rerata bobot kering tanaman (g) akibat perlakuan pupuk anorganik dan pupuk organik
pada pengamatan 60 hst
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada perlakuan dan umur yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, n = 3; hst= hari setelah tanam; tn= tidak
berbeda nyata.
Pada umur 45 hst perlakuan dosis luas dibandingkan perlakuan dosis pupuk
-1 -1
pupuk hijau C. juncea 20 ton ha nyata kandang 10 ton ha dan C.juncea 10 ton
-1
menghasilkan indeks luas daun lebih luas ha .
dibandingkan perlakuan dosis pupuk
-1
kandang 20 ton ha dan pupuk kandang 10 2.2 Relative growth rate
-1 -1
ton ha disertai C.juncea 10 ton ha . Pada Hasil analisis ragam menunjukkan
umur 60 perlakuan dosis pupuk kandang 20 Hasil analisis ragam menunjukkan tidak
-1
ton ha nyata menghasilkan indeks luas terjadi interaksi akibat perlakuan pupuk
daun lebih luas dibandingkan perlakuan anorganik dan pupuk organik. Secara
-1
dosis pupuk kandang 10 ton ha disertai terpisah perlakuan pupuk anorganik dan
-1
C.juncea 10 ton ha . Pada umur 75 hst perlakuan pupuk organik berpengaruh tidak
-1
perlakuan dosis pupuk kandang 20 ton ha nyata pada semua umur pengamatan.
nyata menghasilkan indeks luas daun lebih
67
Tabel 5 Rerata Indeks luas daun akibat perlakuan pupuk anorganik dan pupuk organik pada
berbagai umur pengamatan
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada perlakuan dan umur yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, n = 3; hst= hari setelah tanam; tn= tidak
berbeda nyata.
68
Tabel 6 Rerata hasil tongkol tanaman jagung akibat perlakuan pupuk anorganik dan pupuk
organik
Hasil tongkol
Panjang
Diameter
Perlakuan tongkol Bobot kering
tongkol Tanpa
Tanpa tanpa kelobot (g)
kelobot (cm)
kelobot (cm)
Pupuk anorganik:
NPK 100% 6.33 b 18.78 178.14 b
NPK 75% 6.07 b 19.1 178.18 b
NPK 50% 4.88 a 19.21 151.58 a
BNT 5% 1.04 tn 20.90
Pupuk organik. :
-1
Pupuk Kandang 20 ton ha 6.41 b 19.26 175.91 b
-1
Pupuk Hijau C. juncea 20 ton ha 6.03 b 18.67 177.08 b
-1
Pupuk kandang 10 ton ha + pupuk
-1
hijau C. juncea 10 ton ha 4.83 a 19.17 154.91 a
BNT 5 % 1.04 tn 20.90
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada perlakuan yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, n = 3; hst= hari setelah tanam; tn= tidak berbeda nyata.
Tabel 7 Rerata hasil biji akibat interaksi antara perlakuan pupuk anorganik dan pupuk organik
Pupuk organik
Pupuk Pupuk Kandang Pupuk hijau C.juncea Pupuk kandang 10
anorganik -1 -1 -1
20 ton ha 20 ton ha ton ha + C.juncea
-1
10 ton ha
NPK 100% 7.23 d 7.26 d 7.07 c
NPK 75% 7.06 c 7.07 c 7.01 bc
NPK 50% 6.88 b 6.90 b 6.45 a
BNT 5% 0.12
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%, n= 3; hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata.
Pada perlakuan dosis pupuk anorganik 75 biji yang paling kecil dibandingan dengan
-1
% dengan pupuk kandang 20 ton ha , perlakuan lainnya.
-1
pupuk hijau C. juncea 20 ton ha dan pupuk
-1
kandang 10 ton ha disertai pupuk hijau 10 Pembahasan
-1
ton ha menghasilkan hasil biji yang tidak Tinggi tanaman merupakan salah satu
berbeda nyata. indikator pertumbuhan. Indikator
Perlakuan pupuk anorganik 50 % pertumbuhan diperlukan untuk melakukan
-1
dengan dosis pupuk kandang 20 ton ha pendekatan pada nilai pertumbuhan
dan perlakuan pupuk anorganik 50% tanaman. Pengamatan tinggi tanaman pada
dengan dosis pupuk hijau C. juncea 20 ton perlakuan pupuk anorganik menunjukkan
-1
ha nyata menghasilkan hasil biji yang bahwa perlakuan pupuk anorganik 100%
lebih besar dibandingan dengan pupuk dan 75% berpengaruh nyata memberikan
-1
kandang 10 ton ha disertai pupuk hijau 10 hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
-1
ton ha . Perlakuan pupuk anorganik 50 % perlakuan pupuk anorganik 50%, jadi
-1
dengan pupuk kandang 10 ton ha disertai pengurangan pupuk anorganik tidak dapat
-1
pupuk hijau 10 ton ha menghasilkan hasil meningkatkan pertumbuhan vegetatif.
69
penambahan bahan organik dalam tanah aktif dapat berfungsi sebagai bahan
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan pengikat tanah, diikuti dengan infiltrasi yang
tanaman. Kondisi ini menjadikan tanaman baik menjadikan akar tanaman menjadi
mampu melakukan proses fotosintesis dan kokoh dan lebih mampu menyerap unsur
menyebabkan pertumbuhan maksimal, hara yang lebih banyak sehingga dapat
dimana unsur hara diangkut oleh akar meningkatkan berat kering tanaman. Hasil
sampai kebagian atas tanaman kemudian akhir dari proses pertumbuhan dan
mengalami proses metabolisme dalam fotosintesis akan diakumulasikan pada
pembentukan organ-organ tanaman seperti organ penyimpanan asimilat dan besar kecil
batang, daun dan luas daun menjadi lebih hasil akhir ini tercermin melalui peningkatan
tinggi, sehingga peranan daun sebagai alat atau penurunan komponen hasil.
fotosintesis semakain bertambah. Hal ini Pertumbuhan suatu tanaman merupakan
sesuai dengan pernyataan Kastono (2005) salah satu cerminan dari hasil yang akan
bahwa semakin tingginya luas daun dan diperoleh, semakin baik pertumbuhan suatu
bobot kering total tanaman mengindikasikan tanaman maka akan menghasilkan panen
semakin besarnya hasil fotosintesis, yang baik pula, hal itu didukung oleh
sehingga akumulasi fotosintat ke organ Gardner et al., (1991) bahwa pertumbuhan
tanaman (daun, batang, akar) memacu laju organ vegetatif yang terbentuk sempurna
pertumbuhan tanaman dan akumulasi akan mendukung pertumbuhan organ
fotosintat ke bagian yang akan dipanen generatifnya juga.
menjadi lebih banyak. Analisis tanah awal dan akhir terjadi
Berdasarkan hasil penelitian peningkatan kandungan C organik akibat
parameter pengamatan komponen hasil biji perlakuan. Kandungan C organik tanah
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk awal sebesar 0,46 % dan rerata C organik
anorganik 100% dengan pupuk kandang 20 tanah akhir sebesar 0,64 %. Dari hasil
-1
ton ha maupun dengan pupuk hijau C. analisa tanah akhir, dengan penggunaan
-1
juncea 20 ton ha nyata menghasilkan hasil pupuk anorganik 100% dengan pupuk
-1
biji lebih banyak jika dibandingkan dengan kandang 20 ton ha memberikan hasil
-1
pupuk kandang 10 ton ha disertai dengan kandungan C organik tertinggi sebesar
-1
pupuk hijau C. juncea 10 ton ha . 0,77% dan penggunaan pupuk anorganik
Perlakuan pupuk anorganik 100% dengan 50% dengan pupuk hijau C. juncea 20 ton
-1 -1
pupuk kandang 10 ton ha dan pupuk hijau ha memberikan hasil kandungan C organik
-1
C. juncea 10 ton ha tidak berbeda nyata terendah sebesar 0.50%. Hal ini
jika dibandingkan dengan perlakuan pupuk membuktikan bahwa dengan pengurangan
anorganik 75 % dengan pupuk kandang 20 dosis pupuk anorganik belum mampu
-1 -1
ton ha , pupuk hijau C. juncea 20 ton ha meningkatkan kandungan C organik pada
-1
dan pupuk kandang 10 ton ha disertai tanah. Berdasarkan Harjowigeno (2003)
-1
dengan pupuk hijau C. juncea 10 ton ha . bahwa kandungan C organik tanah tegalan
Pada perlakuan pupuk anorganik 50% di Indonesia umumnya < 0,03 %,
-1
dengan pupuk kandang 20 ton ha dan sedangkan kandungan yang dianggap baik
-1
pupuk hijau C. juncea 20 ton ha nyata adalah >1%, serta ideal 2,5-4%. Jadi
menghasilkan hasil biji lebih banyak jika berdasarkan hasil analisis tanah akhir,
dibandingkan dengan perlakuan pupuk kandungan C organik termasuk dalam
anorganik 50% dengan pupuk kandang 10 kriteria sangat rendah dan masih perlu
-1
ton ha disertai dengan pupuk hijau C. dilakukan penggunaan pupuk organik yang
-1
juncea 10 ton ha . Hal ini menunjukkan berkelanjutan untuk dapat meningkatkan
bahwa dengan peningkatan dosis pupuk kandungan C organik tanah. Peningkatan C
anorganik disertai dengan penggunaan organik akan berpengaruh pada
pupuk organik dapat memberikan hasil yang peningkatan kandungan bahan organik
lebih tinggi karena terjadi karena proses tanah. Berdasarkan hasil analisis tanah
dekomposisi bahan organik yang akhir, bahan organik tanah mengalami
diaplikasikan secara sempurna menjadi peningkatan sebesar 0,28 % dari analisis
bahan organik aktif. Bahan organik yang tanah awal.
71