Anda di halaman 1dari 11

61

JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 2 MEI-2013 ISSN: 2338-3976

PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN PUPUK HIJAU Crotalaria juncea L.


UNTUK MENGURANGI PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK PADA TANAMAN
JAGUNG (Zea mays L.)

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE


ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)
1*)
Farisa Magdalena , Sudiarso, Titin Sumarni
*)
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK ABSTRACT

Penelitian dilakukan untuk mempelajari A field experiment to study the effects of the
apenggunaan pupuk kandang dan pupuk use of cow manure and green manure C.
hijau C. juncea L. untuk mengurangi dosis juncea L. on the growth and yield of maize
pupuk anorganik dan mempelajari and to study the effects of the use of cow
penggunaan pupuk kandang dan pupuk manure and green manure C. juncea L. to
hijau C. juncea L. pada pertumbuhan dan reduce the dose of inorganic. The
hasil jagung. Penelitian ini menggunakan experiment was designed in a randomized
percobaan faktorial yang dirancang dengan block design with 2 factors and 3
menggunakan Rancangan Acak Kelompok replications. Results showed that 1)
(RAK) dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Hasil Treatment of 75% inorganic fertilizer with
-1
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan cow manure 20 tonnes ha and treatment of
pupuk anorganik 75% dengan pupuk 75% inorganic fertilizer with green manure
-1 -1
kandang 20 ton ha dan perlakuan pupuk C. juncea L. 20 tonnes ha were not
anorganik 75 % dengan pupuk hijau C. significantly different from treatment 100%
-1
juncea 20 ton ha tidak berbeda nyata inorganic fertilizer with cow manure 10
-1
dengan perlakuan pupuk anorganik 100% tonnes ha and green manure 10 tonnes
-1 -1
dengan pupuk kandang 10 ton ha disertai ha and fertilizer 75% inorganic with cow
-1 -1
pupuk hijau C. juncea 10 ton ha , sehingga manure 20 tonnes ha or green manure C.
-1
perlakuan pupuk anorganik 75% dengan juncea L. 20 tonnes ha can reduce the
-1
pupuk kandang 20 ton ha dan pupuk adding for inorganic fertilizers. 2) Treatment
anorganik 75 % dengan pupuk hijau C. of 100% inorganic fertilizer with cow manure
-1 -1
juncea 20 ton ha dapat mengurangi 20 tonnes ha and treatment of 100%
kebutuhan pupuk anorganik. Perlakuan inorganic fertilizer with green manure C.
-1
pupuk anorganik 100% dengan pupuk hijau juncea L . 20 tonnes ha giving a yield more
-1
C. juncea 20 ton ha dan perlakuan pupuk than a treatment 100% inorganic fertilizer
-1
anorganik 100% dengan pupuk kandang 20 with cow manure 10 tonnes ha and green
-1 -1
ton ha memberikan hasil lebih tinggi manure C. juncea L . 10 tonnes ha .
dibandingkan dengan pupuk anorganik
-1
100% dengan pupuk kandang 10 ton ha Keywords: Anorganic fertilizer, cow manure,
-1
disertai pupuk hijau C. juncea 10 ton ha . green manure, Crotalaria juncea. L, maize

Kata kunci: Pupuk Anorganik, pupuk PENDAHULUAN


kandang, pupuk hijau, C. juncea L., jagung
Tanaman jagung (Zea mays L.) ialah
salah satu tanaman pangan penting di
Indonesia yang permintaan produksinya
terus meningkat sejalan dengan
62

Farisa Magdalena: Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.................................................

perkembangan industri pangan. Produksi secara terus menerus dan dapat


utama usaha tani jagung adalah biji. Biji memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi
jagung merupakan sumber karbohidrat yang tanah. Pupuk hijau C. juncea dapat
potensial untuk bahan pangan maupun non digunakan pada saat tanaman mencapai
pangan. Sebagai tanaman pangan, umur 3 minggu, karena pada saat tanaman
tanaman jagung menempati urutan kedua berumur 3 minggu mengandung unsur hara
setelah tanaman padi. Pada tahun 2011, yang lebih tinggi dibandingkan dengan
produktivitas jagung nasional tercatat tanaman pada saat umur 2 atau 4 minggu.
-1
mencapai 4,452 ton ha (BPS, 2011).Hasil Pupuk kandang ialah pupuk organik
ini masih kurang dari produktivitas jagung yang berasal dari kotoran ternak yang
-1
hibrida yang dapat mencapai ± 8-9 ton ha mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan
(Rosinta Galib dan Sumanto, 2009). bilogi tanah. Selain dapat memperbaiki sifat
Produktivitas rendah disebabkan tanah, pupuk kandang juga mengandung
karena banyaknya petani yang masih unsur hara makro dan unsur hara mikro
menggunakan jagung varietas bersari yang dibutuhkan oleh tanaman. Menurut
bebas yang potensi produksinya hanya Syekhfani (2000) bahwa pupuk kandang
-1
mencapai ± 4-5 ton ha serta penggunaan memiliki sifat yang alami dan tidak merusak
pupuk anorganik yang berlebihan ke dalam tanah, menyediakan unsur makro
tanah. Pupuk anorganik yang diberikan (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan
berlebihan dapat mengurangi kesuburan belerang) dan mikro (besi, seng, boron,
tanah diantaranya bahan organik tanah. kobalt, dan molibdenium). Selain itu pupuk
Kandungan bahan organik yang rendah kandang berfungsi untuk meningkatkan daya
menyebabkan kesuburan tanah berkurang. menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah,
Upaya untuk meningkatkan produktivitas nilai kapasitas tukar kation dan
dilakukan dengan penambahan bahan memperbaiki struktur tanah.
organik pada tanah. Bahan organik Penggunaan pupuk kandang dan
mempunyai peranan penting sebagai bahan pupuk hijau secara bersama-sama mampu
pemicu kesuburan tanah. Meningkatnya meningkatkan pertumbuhan dan hasil pada
aktivitas biologi tanah akibat pemberian tanaman. Untuk meningkatkan pertumbuhan
bahan organik akan mendorong terjadinya dan hasil pada tanaman tidak dilakukan
perbaikan kesuburan tanah, baik kesuburan dengan peningkatan dosis yang diberikan
fisik, kimia maupun biologi tanah. Perbaikan pada tanaman. Penggunaan pupuk kandang
sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang dengan dosis yang terlalu tinggi dapat
searah dengan kebutuhan tanaman akan menyebabkan bakteri pengurai tanah sangat
mampu memperbaiki pertumbuhan dan aktif dan menyebabkan tanah menjadi
produktivitas tanaman. Pemberian bahan masam dan pertumbuhan tanaman menjadi
organik seperti pupuk hijau dari famili terganggu. Unsur hara yang dimiliki pupuk
leguminoceae dan pupuk kandang, dapat kandang lebih lengkap dibandingkan dengan
memperbaiki sifat tanah, menyuplai bahan pupuk hijau, namun kandungan masing-
organik, menambah nitrogen dan masing unsur hara pada pupuk kandang
memperbaiki kehidupan jasad renik. C. lebih sedikit dibandingakan dengan pupuk
juncea L. ialah tanaman leguminoceae yang hijau. Pupuk kandang mengandung N 1,62
dapat digunakan sebagai pupuk hijau % sedangkan pupuk hijau mengandung N
karena tanaman ini mudah tumbuh dan 3,01%. Penggunaan pupuk kandang dan
mengandung unsur hara yang tinggi. pupuk hijau secara bersamaan mampu
Namun pupuk hijau C. juncea ini sudah melengkapi kebutuhan unsur hara yang
mulai ditinggalkan oleh petani karena petani dibutuhkan oleh tanaman. Oleh karena itu,
sudah terpacu oleh pupuk anorganik yang penggabungan penggunaan pupuk kandang
mana dapat memberikan hasil yang dan pupuk hijau perlu dilakukan untuk
langsung tampak oleh kasat mata tetapi jika mendapatkan hasil yang baik.
tidak tepat penggunaannya akan membuat
tanah semakin miskin hara, berbeda
dengan pupuk hijau yang dapat digunakan
63

Farisa Magdalena: Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.................................................

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Hasil


Ngajum, + 303 m dpl, jenis tanah Alfisol, 1. Komponen pertumbuhan jagung
Desa Jatikerto, Malang sejak bulan Maret 1.1 Tinggi tanaman (cm)
hingga Juni 2012. Peralatan yang Hasil analisis ragam menunjukkan
digunakan dalam penelitian ialah timbangan bahwa tidak terjadi interaksi antara
analitik, penggaris, jangka sorong, oven, perlakuan pupuk anorganik dan pupuk
cangkul dan leaf area meter (LAM). Bahan organik pada tinggi tanaman. Dosis pupuk
yang digunakan ialah benih jagung varietas anorganik berpengaruh nyata pada umur
Pioneer 21, benih orok-orok, pupuk pengamatan 30 hingga 75 hst, sedangkan
kandang sapi, insektisida Furadan 3G, pupuk organik berpengaruh nyata pada
insektisida Decis 2.5 EC, fungisida Dhitane umur pengamatan 45 hingga 75 hst. Rerata
M-45 dan pupuk urea, SP-36 dan KCl. tinggi tanaman akibat perlakuan dosis
Penelitian menggunakan percobaan pupuk anorganik dan pupuk organik .
faktorial yang dirancang dengan Tabel 1 menjelaskan bahwa pada
menggunakan Rancangan Acak Kelompok umur 30 hst perlakuan dosis pupuk
(RAK), meliputi 2 faktor yang diulang 3 kali. anorganik 100% tidak berbeda nyata
Faktor 1 ialah dosis pupuk NPK 100% dosis dengan perlakuan pupuk anorganik 75%,
rekomendasi, dosis pupuk NPK 75% dosis namun perlakuan pupuk anorganik 100%
rekomendasi, dosis pupuk NPK 50% dosis berbeda nyata dengan perlakuan pupuk
rekomendasi. Sedangkan faktor 2 ialah anorganik 50%. Pada umur 45 hst
dosis pemberian pupuk organic dengan 3 perlakuan dosis pupuk anorganik 100%
level, yaitu dengan pupuk kandang 20 ton berbeda nyata dengan perlakuan pupuk
-1
ha ,dengan pupuk hijau C. juncea L. 20 ton anorganik 75% dan 50%. Pada umur 60 hst
-1 -1
ha ,dengan pupuk kandang 10 ton ha dan perlakuan dosis pupuk anorganik 100%
-1
pupuk hijau C. juncea L. 10 ton ha . Dari 2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan
faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi pupuk anorganik 75%, namun perlakuan
perlakuan dan setiap perlakuan diulang 3 pupuk anorganik 100% dan 75% berbeda
kali sehingga didapatkan 27 perlakuan. nyata dengan perlakuan pupuk anorganik
Pengamatan tanaman jagung terdiri dari 50%. Pada umur 75 hst perlakuan dosis
pengamatan pertumbuhan tanaman dan pupuk anorganik 100% tidak berbeda nyata
pengamatan hasil. Pengamatan dengan perlakuan pupuk anorganik 75%,
pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, luas namun pupuk anorganik 100% dan 75%
daun, bobot kering total tanaman dan laju berbeda nyata dengan perlakuan pupuk
pertumbuhan tanaman. Pengamatan anorganik 50%.
dilakukan secara destruktif dan non Pada umur 45 hst perlakuan pupuk
-1
destruktif pada umur tanaman 15, 30, 45, pupuk kandang 20 ton ha berbeda nyata
60, 75 dan terakhir mengambilan sampel dengan perlakuan pupuk hijau C. juncea 20
-1 -1
pada saat panen. Pengamatan hasil antara ton ha dan pupuk kandang 10 ton ha
-1
lain diameter tongkol tanpa klobot, panjang disertai pupuk hijau C.juncea 10 ton ha .
tongkol tanpa klobot, bobot kering tanpa Pada umur 60 hst perlakuan pupuk
-1
klobot, bobot 100 biji dan bobot hasil biji ton kandang 20 ton ha dan pupuk hijau C.
-1
ha-1. Data pengamatan yang diperoleh juncea 20 ton ha berbeda nyata dengan
-1
selanjutnya dianalisis dengan perlakuan pupuk kandang 10 ton ha
-1
menggunakan analisis ragam pada taraf disertai pupuk hijau C.juncea 10 ton ha .
5%. Bila hasil pengujian diperoleh Pada umur 75 hst perlakuan pupuk
-1
perbedaaan yang nyata maka dilanjutkan kandang 20 ton ha dan pupuk hijau C.
-1
dengan uji perbandingan antar perlakuan juncea 20 ton ha berbeda nyata dengan
-1
dengan menggunakan Beda Nyata Terkecil perlakuan pupuk kandang 10 ton ha
-1
(BNT) pada taraf 5 %. disertai pupuk hijau C.juncea 10 ton ha .
64

Farisa Magdalena: Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.................................................


-1
1.2 Luas daun hijau C. juncea 20 ton ha dan pupuk
-1
Hasil analisis ragam menunjukkan kandang 10 ton ha disertai pupuk hijau 10
-1
tidak terjadi interaksi akibat perlakuan ton ha menghasilkan bobot kering total
pupuk anorganik dan pupuk organik pada tanaman yang tidak berbeda nyata. Pada
pengamatan luas daun. Secara terpisah perlakuan dosis pupuk anorganik 75 %
-1
pupuk anorganik berpengaruh nyata pada dengan pupuk kandang 20 ton ha , pupuk
-1
pengamatan 45, 60 dan 75 hst dan hijau C. juncea 20 ton ha dan pupuk
-1
perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata kandang 10 ton ha disertai pupuk hijau 10
-1
pada pengamatan 45, 60 dan 75 hst. ton ha menghasilkan bobot kering total
Pada umur 45 hst perlakuan dosis tanaman yang tidak berbeda nyata.
pupuk anorganik 100% nyata menghasilkan Perlakuan pupuk anorganik 50 %
-1
luas daun lebih luas dibandingkan dengan dosis pupuk kandang 20 ton ha
perlakuan dosis pupuk anorganik 75% dan dan perlakuan pupuk anorganik 50%
50% (Tabel 2). Pada umur 60 hst perlakuan dengan dosis pupuk hijau C. juncea 20 ton
-1
dosis pupuk anorganik 100 % nyata ha nyata menghasilkan bobot kering total
menghasilkan luas daun lebih luas tanaman yang lebih besar dibandingan
dibandingkan pupuk anorganik 50 %. Pada dengan perlakuan pupuk anorganik 50%
-1
umur 75 hst perlakuan dosis pupuk dengan pupuk kandang 10 ton ha disertai
-1
anorganik 100% nyata menghasilkan luas pupuk hijau 10 ton ha . Perlakuan pupuk
daun yang lebih luas dibandingkan anorganik 50 % dengan pupuk kandang 10
-1 -
perlakuan pupuk anorganik 50 %. ton ha disertai pupuk hijau 10 ton ha
1
Pada umur 45 hst perlakuan pupuk hijau menghasilkan bobot kering total tanaman
-1
C.juncea 20 ton ha nyata menghasilkan yang paling kecil dibandingan dengan
luas daun lebih luas dibandingkan dengan perlakuan lainnya
-1
perlakuan pupuk kandang 20 ton ha dan Tabel 4 menjelaskan pada umur 45
-1
pupuk kandang 10 ton ha disertai C.juncea hst perlakuan dosis anorganik 100% dan 75
-1
10 ton ha . Pada umur 60 hst perlakuan % nyata menghasilkan bobot kering total
-1
pupuk hijau C.juncea 20 ton ha dan tanaman lebih besar dibandingkan
-1
perlakuan pupuk kandang 20 ton ha nyata perlakuan dosis pupuk anorganik 50 %.
menghasilkan luas daun lebih luas Pada umur 75 hst perlakuan dosis pupuk
dibandingkan dengan pupuk kandang 10 anorganik 100% dan 75% nyata
-1 -1
ton ha disertai C.juncea 10 ton ha . Pada menghasilkan bobot kering total tanaman
umur 75 hst perlakuan pupuk kandang 20 lebih besar dibandingkan dengan pupuk
-1
ton ha nyata menghasilkan luas daun anorganik 50%. Pada umur 45 hst,
-1
lebih luas dibandingkan dengan perlakuan perlakuan pupuk kandang 20 ton ha .dan
-1 -1
pupuk kandang 10 ton ha disertai C.juncea pupuk hijau C. juncea 20 ton ha nyata
-1
10 ton ha . menghasilkan bobot kering total tanaman
lebih besar dibandingkan dengan pupuk
-1
1.3 Bobot kering tanaman kandang 10 ton ha disertai pupuk hijau C.
-1
Hasil analisis ragam menunjukkan juncea 10 ton ha . Pada umur 75 hst,
-1
bahwa terjadi interaksi pada umur 60 hst perlakuan pupuk kandang 20 ton ha .dan
-1
antara perlakuan pupuk anorganik dan pupuk hijau C. juncea 20 ton ha nyata
perlakuan pupuk organik . menghasilkan bobot kering total tanaman
Tabel 3 menjelaskan bahwa umur 60 lebih besar dibandingkan dengan pupuk
-1
hst perlakuan pupuk anorganik 100 % baik kandang 10 ton ha disertai pupuk hijau C.
-1 -1
dengan pupuk kandang 20 ton ha , pupuk juncea 10 ton ha .
65

Farisa Magdalena: Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.................................................

Tabel 1 Rerata tinggi tanaman akibat perlakuan pupuk anorganik dan pupuk organik pada
pengamatan 15, 30, 45, 60, 75 hst

Tinggi tanaman pada berbagai umur


Perlakuan tanaman (hst)
15 30 45 60 75
Pupuk anorganik
NPK 100% 23.33 54.83 b 130.33 c 228.06 b 247.17 b
NPK 75% 23.67 51.11 ab 116.78 b 224.06 b 243.72 b
NPK 50% 22.78 41.83 a 102.50 a 213.61 a 232.61 a
BNT 5% tn 12.96 11.93 9.64 8.33
Pupuk organik
-1
Pupuk Kandang 20 ton ha 23.44 50.33 129.89 c 227.33 b 245.11 b
-1
Pupuk Hijau C. juncea 20 ton ha 22.78 48.89 117.33 b 224.33 b 244.33 b
-1
Pupuk kandang 10 ton ha +
-1
pupuk hijau C. juncea 10 ton ha 23.56 46.89 102.39 a 214.05 a 234.06 a
BNT 5 % tn tn 11.93 9.64 8.33

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada perlakuan dan umur yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, n = 3 ; hst= hari setelah tanam; tn= tidak
berbeda nyata.

Tabel 2 Rerata luas daun tanaman akibat perlakuan pupuk anorganik dan pupuk organik pada
pengamatan 15, 30, 45, 60, 75 hst

Luas daun pada berbagai umur tanaman (hst)


Perlakuan
15 30 45 60 75
Pupuk anorganik
NPK 100% 90.16 802.14 4130.33 c 5283.61 b 7141.44 b
NPK 75% 90.17 802.15 4116.95 b 5224.06 ab 7116.95 ab
NPK 50% 90.17 802.16 4102.75 a 5164.72 a 7102.75 a
BNT 5% tn tn 11.93 67.40 32.76
Pupuk organik
-1
Pupuk Kandang 20 ton ha 90.17 802.15 4129.98 c 5249.56 b 7141.09 b
-1
Pupuk Hijau C. juncea 20 ton ha 90.16 802.15 4117.43 b 5246.56 b 7117.43 ab
-1
Pupuk kandang 10 ton ha +
-1
pupuk hijau C. juncea 10 ton ha 90.17 802.15 4102.62 a 5176.28 a 7102.62 a
BNT 5 % tn tn 11.93 67.40 32.76

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada perlakuan dan umur yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, n = 3; hst= hari setelah tanam; tn= tidak
berbeda nyata.

2. Analisis pertumbuhan tanaman nyata menghasilkan indeks luas daun lebih


2.1 Indeks luas daun (ILD) luas dibandingkan perlakuan dosis pupuk
Hasil analisis ragam menunjukkan anorganik 75 % dan 50 %. Pada umur 60
tidak terjadi interaksi akibat perlakuan perlakuan dosis pupuk anorganik 100%
pupuk anorganik dan pupuk organik. Secara nyata menghasilkan indeks luas daun lebih
terpisah pupuk anorganik berpengaruh luas dibandingkan perlakuan dosis pupuk
nyata pada umur pengamatan 45, 60, 75 anorganik 50 %. Pada umur 75 hst
hst dan pupuk organik berpengaruh nyata perlakuan dosis pupuk anorganik 100%
pada pengamatan 45, 60, 75 hst. nyata menghasilkan indeks luas daun lebih
Tabel 5 menjelaskan bahwa pada umur 45 luas dibandingkan perlakuan dosis pupuk
hst perlakuan dosis pupuk anorganik 100 % anorganik 50 %.
66

Farisa Magdalena: Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.................................................

Tabel 3 Rerata bobot kering tanaman (g) akibat interaksi pupuk anorganik dan pupuk organik
pada pengamatan 60 hst.

Pupuk organik
Pupuk
Umur Pupuk Pupuk hijau kandang 10
Pupuk anorganik -1
(hst) Kandang C.juncea ton ha +
-1 -1
20 ton ha 20ton ha C.juncea 10
-1
ton ha
NPK 100% 175.01 cd 177.45 d 173.06 cd
60 NPK 75% 161.62 bc 162.53 bc 157.23 b
NPK 50% 157.20 b 152.32 b 122.98 a
BNT 5% 14.66

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%, n = 3; hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata.

Tabel 4 Rerata bobot kering tanaman (g) akibat perlakuan pupuk anorganik dan pupuk organik
pada pengamatan 60 hst

Bobot kering tanaman pada berbagai umur


Perlakuan tanaman (hst)
15 30 45 75
Pupuk anorganik
NPK 100% 0.58 6.63 76.06 b 257.17 b
NPK 75% 0.6 6.76 74.61 b 253.72 b
NPK 50% 0.58 6.63 64.83 a 229.28 a
BNT 5% tn tn 8.99 22.97
Pupuk organik
-1
Pupuk Kandang 20 ton ha 0.57 6.58 75.11 b 255.11 b
-1
Pupuk Hijau C. juncea 20 ton ha 0.67 6.77 75.22 b 254.33 b
-1
Pupuk kandang 10 ton ha + pupuk
-1
hijau C. juncea 10 ton ha 0.52 6.66 65.17 a 230.72 a
BNT 5 % tn tn 8.99 22.97

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada perlakuan dan umur yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, n = 3; hst= hari setelah tanam; tn= tidak
berbeda nyata.

Pada umur 45 hst perlakuan dosis luas dibandingkan perlakuan dosis pupuk
-1 -1
pupuk hijau C. juncea 20 ton ha nyata kandang 10 ton ha dan C.juncea 10 ton
-1
menghasilkan indeks luas daun lebih luas ha .
dibandingkan perlakuan dosis pupuk
-1
kandang 20 ton ha dan pupuk kandang 10 2.2 Relative growth rate
-1 -1
ton ha disertai C.juncea 10 ton ha . Pada Hasil analisis ragam menunjukkan
umur 60 perlakuan dosis pupuk kandang 20 Hasil analisis ragam menunjukkan tidak
-1
ton ha nyata menghasilkan indeks luas terjadi interaksi akibat perlakuan pupuk
daun lebih luas dibandingkan perlakuan anorganik dan pupuk organik. Secara
-1
dosis pupuk kandang 10 ton ha disertai terpisah perlakuan pupuk anorganik dan
-1
C.juncea 10 ton ha . Pada umur 75 hst perlakuan pupuk organik berpengaruh tidak
-1
perlakuan dosis pupuk kandang 20 ton ha nyata pada semua umur pengamatan.
nyata menghasilkan indeks luas daun lebih
67

Farisa Magdalena: Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.................................................

3. Komponen panen bobot kering tanpa klobot, perlakuan dosis


3.1 Tongkol pupuk anorganik 100 % dan 75% nyata
Hasil analisis ragam menunjukkan menghasilkan bobot kering tanpa kelobot
bahwa tidak terjadi interaksi antara lebih besar dibandingkan dengan perlakuan
perlakuan pupuk anorganik dengan pupuk pupuk anorganik 50%.
organik pada parameter pengamatan Pada perlakuan pupuk hijau C.
-1
diameter dan panjang tongkol tanpa kelobot juncea 20 ton ha dan perlakuan pupuk
-1
dan bobot kering tanpa kelobot. Pada kandang 20 ton ha nyata menghasilkan
parameter pengamatan panjang tongkol bobot kering tanpa kelobot lebih besar
-1
tidak berpengaruh nyata pada semua dibandingkan pupuk kandang 10 ton ha
-1
perlakuan. disertai pupuk hijau C. juncea 10 ton ha .
Tabel 6 menjelaskan bahwa
perlakuan dosis pupuk anorganik 100 % 3.2 Biji
dan dosis pupuk anorganik 75% nyata Hasil analisis ragam menunjukkan
menghasilkan diameter tongkol tanpa bahwa terjadi interaksi antara dosis pupuk
kelobot lebih besar dibandingkan perlakuan anorganik dan pupuk organik pada
dosis pupuk anorganik 50 %, sedangkan parameter pengamatan hasil biji. Rerata
-1
perlakuan pupuk kandang 20 ton ha dan hasil biji akibat terjadinya interaksi antara
-1
pupuk hijau C. juncea 20 ton ha nyata dosis pupuk anorganik dan pupuk organik.
menghasilkan diameter tongkol tanpa Tabel 7 menjelaskan bahwa pada
kelobot lebih besar dibandingkan perlakuan parameter pengamatan hasil biji dengan
-1
dan pupuk kandang 10 ton ha disertai perlakuan pupuk anorganik 100 % baik
-1
pupuk hijau 10. dengan pupuk kandang 20 ton ha maupun
-1
Rerata panjang tongkol tanpa kelobot pupuk hijau C. juncea 20 ton ha
tidak menghasilkan perbedaan yang nyata menghasilkan hasil biji yang berbeda nyata
-1
baik pada perlakuan pupuk anorganik dengan pupuk kandang 10 ton ha disertai
-1
maupun pupuk organik. Pada pengamatan pupuk hijau 10 ton ha .

Tabel 5 Rerata Indeks luas daun akibat perlakuan pupuk anorganik dan pupuk organik pada
berbagai umur pengamatan

Indeks Luas daun pada berbagai umur tanaman


Perlakuan (hst)
15 30 45 60 75
Pupuk anorganik
NPK 100% 0.06 0.57 2.95 c 3.77 b 5.10 b
NPK 75% 0.07 0.58 2.94 b 3.73 b 5.08 ab
NPK 50% 0.07 0.58 2.93 a 3.69 a 5.07 a
BNT 5% tn tn 0.008 0.0048 0.02
Pupuk organik
-1
Pupuk Kandang 20 ton ha 0.07 0.57 2.95 c 3.75 b 5.10 b
Pupuk Hijau C. juncea 20 ton
-1
ha 0.07 0.58 2.94 b 3.75 b 5.08 ab
-1
Pupuk kandang 10 ton ha +
pupuk hijau C. juncea 10 ton
-1
ha 0.06 0.57 2.93 a 3.70 a 5.07 a
BNT 5 % tn tn 0.008 0.0048 0.02

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada perlakuan dan umur yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, n = 3; hst= hari setelah tanam; tn= tidak
berbeda nyata.
68

Farisa Magdalena: Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.................................................

Tabel 6 Rerata hasil tongkol tanaman jagung akibat perlakuan pupuk anorganik dan pupuk
organik

Hasil tongkol
Panjang
Diameter
Perlakuan tongkol Bobot kering
tongkol Tanpa
Tanpa tanpa kelobot (g)
kelobot (cm)
kelobot (cm)
Pupuk anorganik:
NPK 100% 6.33 b 18.78 178.14 b
NPK 75% 6.07 b 19.1 178.18 b
NPK 50% 4.88 a 19.21 151.58 a
BNT 5% 1.04 tn 20.90
Pupuk organik. :
-1
Pupuk Kandang 20 ton ha 6.41 b 19.26 175.91 b
-1
Pupuk Hijau C. juncea 20 ton ha 6.03 b 18.67 177.08 b
-1
Pupuk kandang 10 ton ha + pupuk
-1
hijau C. juncea 10 ton ha 4.83 a 19.17 154.91 a
BNT 5 % 1.04 tn 20.90

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada perlakuan yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%, n = 3; hst= hari setelah tanam; tn= tidak berbeda nyata.

Tabel 7 Rerata hasil biji akibat interaksi antara perlakuan pupuk anorganik dan pupuk organik

Pupuk organik
Pupuk Pupuk Kandang Pupuk hijau C.juncea Pupuk kandang 10
anorganik -1 -1 -1
20 ton ha 20 ton ha ton ha + C.juncea
-1
10 ton ha
NPK 100% 7.23 d 7.26 d 7.07 c
NPK 75% 7.06 c 7.07 c 7.01 bc
NPK 50% 6.88 b 6.90 b 6.45 a
BNT 5% 0.12

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT 5%, n= 3; hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata.
Pada perlakuan dosis pupuk anorganik 75 biji yang paling kecil dibandingan dengan
-1
% dengan pupuk kandang 20 ton ha , perlakuan lainnya.
-1
pupuk hijau C. juncea 20 ton ha dan pupuk
-1
kandang 10 ton ha disertai pupuk hijau 10 Pembahasan
-1
ton ha menghasilkan hasil biji yang tidak Tinggi tanaman merupakan salah satu
berbeda nyata. indikator pertumbuhan. Indikator
Perlakuan pupuk anorganik 50 % pertumbuhan diperlukan untuk melakukan
-1
dengan dosis pupuk kandang 20 ton ha pendekatan pada nilai pertumbuhan
dan perlakuan pupuk anorganik 50% tanaman. Pengamatan tinggi tanaman pada
dengan dosis pupuk hijau C. juncea 20 ton perlakuan pupuk anorganik menunjukkan
-1
ha nyata menghasilkan hasil biji yang bahwa perlakuan pupuk anorganik 100%
lebih besar dibandingan dengan pupuk dan 75% berpengaruh nyata memberikan
-1
kandang 10 ton ha disertai pupuk hijau 10 hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
-1
ton ha . Perlakuan pupuk anorganik 50 % perlakuan pupuk anorganik 50%, jadi
-1
dengan pupuk kandang 10 ton ha disertai pengurangan pupuk anorganik tidak dapat
-1
pupuk hijau 10 ton ha menghasilkan hasil meningkatkan pertumbuhan vegetatif.
69

Farisa Magdalena: Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.................................................

Pupuk anorganik 100% mengandung lebih Sesuai dengan pernyataan Murbandono


banyak unsur N dibandingkan dengan (2005) yang menyatakan bahan organik
pupuk anorganik 75% maupun 50% yang dapat berperan langsung sebagai sumber
digunakan pembentukan tunas, batang dan hara tanaman setelah mengalami proses
daun. Hal ini sesuai dengan Sarief (1986) mineralisasi dan secara tidak langsung
mengungkapkan bahwa nitrogen dapat menciptakan suatu kondisi
membentuk senyawa penting seperti lingkungan pertumbuhan tanaman yang
klorofil, asam nukleat dan enzim, karena itu lebih baik dengan meningkatkan
Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang ketersediaan hara untuk mendukung
relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan pertumbuhan tanaman. Bahan organik
vegetatif yaitu pembentukan tunas atau dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan
perkembangan batang dan daun. Pada biologi tanah yang pada gilirannya akan
parameter tinggi tanaman perlakuan pupuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi
anorganik memberikan pengaruh nyata tanaman.
pada umur 30, 45, 60 dan 75 hst. Pada Indeks luas daun yang meningkat
awal pengamatan pertumbuhan masih akan berkolerasi dengan laju fotosintesis,
cenderung seragam sehinggan belum sehingga menghasilkan asimilat yang
menunjukkan hasil yang berbeda nyata. terakumulasi pada bobot kering total
Pengamatan tinggi tanaman pada tanaman. Hasil penelitian menunjukkan
perlakuan pupuk organik menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan
-
bahwa perlakuan pupuk kandang 20 ton ha pupuk anorganik dan pupuk organik pada
1 -1
dan pupuk hijau C. juncea 20 ton ha umur 60 hst yang memberikan pengaruh
berpengaruh nyata memberikan hasil yang nyata pada bobot kering total tanaman.
lebih baik dibandingan dengan perlakuan perlakuan pupuk anorganik 100 % baik
-1 -1
pupuk kandang 10 ton ha disertai dengan dengan pupuk kandang 20 ton ha , pupuk
-1 -1
pupuk hijau C. juncea 10 ton ha , jadi hijau C. juncea 20 ton ha dan pupuk
-1
penggunaan masing-masing pupuk kandang 10 ton ha disertai pupuk hijau 10
-1
kandang dan pupuk hijau mampu ton ha menghasilkan bobot kering total
meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman yang tidak berbeda nyata. Pada
jagung dibandingkan dengan kombinasi perlakuan dosis pupuk anorganik 75 %
-1
antara pupuk kandang dan pupuk hijau. dengan pupuk kandang 20 ton ha , pupuk
-1
Pada awal pengamatan pertumbuhan masih hijau C. juncea 20 ton ha dan pupuk
-1
cenderung seragam sehingga belum kandang 10 ton ha disertai pupuk hijau 10
-1
menunjukkan hasil yang berbeda nyata ton ha menghasilkan bobot kering total
dikarenakan pupuk organik membutuhkan tanaman yang tidak berbeda nyata .
proses dekomposisi untuk dapat Perlakuan pupuk anorganik 50 % dengan
-1
menyediakan unsur hara yang dibutuhkan dosis pupuk kandang 20 ton ha dan dosis
-1
tanaman. Peningkatan tinggi tanaman pupuk hijau C. juncea 20 ton ha nyata
terlihat pesat saat umur pengamatan 45 hst menghasilkan bobot kering total tanaman
karena pada umur 45 hst tanaman jagung yang lebih besar dibandingan dengan
memasuki masa pertumbuhan vegetatif perlakuan pupuk anorganik 50% dengan
-1
yang cepat. Memasuki umur pengamatan pupuk kandang 10 ton ha disertai pupuk
-1
60 hst, 75 hst pertambahan tinggi tanaman hijau 10 ton ha . Perlakuan pupuk
cenderung konstan karena pertumbuhan anorganik 50 % dengan pupuk kandang 10
-1 -
vegetatif telah selesai dan telah memasuki ton ha disertai pupuk hijau 10 ton ha
1
pertumbuhan generatif. Dengan adanya menghasilkan bobot kering total tanaman
penambahan bahan organik ke tanah maka yang paling kecil dibandingan dengan
ketersediaan unsur hara di dalam tanah perlakuan lainnya. Hasil dari suatu tanaman
akan tercukupi. Dimana tanah menjadi lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman,
remah dan pertukaran kation dan anion yang mana pertumbuhan tanaman juga
menjadi lebih cepat sehingga unsur hara dipengaruhi oleh unsur hara yang yang
yang diserap tanaman dengan baik terkandung di dalam media tanah. Dengan
menjadikan pertumbuhan tanaman baik. demikian dapat diketahui bahwa
70

Farisa Magdalena: Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.................................................

penambahan bahan organik dalam tanah aktif dapat berfungsi sebagai bahan
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan pengikat tanah, diikuti dengan infiltrasi yang
tanaman. Kondisi ini menjadikan tanaman baik menjadikan akar tanaman menjadi
mampu melakukan proses fotosintesis dan kokoh dan lebih mampu menyerap unsur
menyebabkan pertumbuhan maksimal, hara yang lebih banyak sehingga dapat
dimana unsur hara diangkut oleh akar meningkatkan berat kering tanaman. Hasil
sampai kebagian atas tanaman kemudian akhir dari proses pertumbuhan dan
mengalami proses metabolisme dalam fotosintesis akan diakumulasikan pada
pembentukan organ-organ tanaman seperti organ penyimpanan asimilat dan besar kecil
batang, daun dan luas daun menjadi lebih hasil akhir ini tercermin melalui peningkatan
tinggi, sehingga peranan daun sebagai alat atau penurunan komponen hasil.
fotosintesis semakain bertambah. Hal ini Pertumbuhan suatu tanaman merupakan
sesuai dengan pernyataan Kastono (2005) salah satu cerminan dari hasil yang akan
bahwa semakin tingginya luas daun dan diperoleh, semakin baik pertumbuhan suatu
bobot kering total tanaman mengindikasikan tanaman maka akan menghasilkan panen
semakin besarnya hasil fotosintesis, yang baik pula, hal itu didukung oleh
sehingga akumulasi fotosintat ke organ Gardner et al., (1991) bahwa pertumbuhan
tanaman (daun, batang, akar) memacu laju organ vegetatif yang terbentuk sempurna
pertumbuhan tanaman dan akumulasi akan mendukung pertumbuhan organ
fotosintat ke bagian yang akan dipanen generatifnya juga.
menjadi lebih banyak. Analisis tanah awal dan akhir terjadi
Berdasarkan hasil penelitian peningkatan kandungan C organik akibat
parameter pengamatan komponen hasil biji perlakuan. Kandungan C organik tanah
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk awal sebesar 0,46 % dan rerata C organik
anorganik 100% dengan pupuk kandang 20 tanah akhir sebesar 0,64 %. Dari hasil
-1
ton ha maupun dengan pupuk hijau C. analisa tanah akhir, dengan penggunaan
-1
juncea 20 ton ha nyata menghasilkan hasil pupuk anorganik 100% dengan pupuk
-1
biji lebih banyak jika dibandingkan dengan kandang 20 ton ha memberikan hasil
-1
pupuk kandang 10 ton ha disertai dengan kandungan C organik tertinggi sebesar
-1
pupuk hijau C. juncea 10 ton ha . 0,77% dan penggunaan pupuk anorganik
Perlakuan pupuk anorganik 100% dengan 50% dengan pupuk hijau C. juncea 20 ton
-1 -1
pupuk kandang 10 ton ha dan pupuk hijau ha memberikan hasil kandungan C organik
-1
C. juncea 10 ton ha tidak berbeda nyata terendah sebesar 0.50%. Hal ini
jika dibandingkan dengan perlakuan pupuk membuktikan bahwa dengan pengurangan
anorganik 75 % dengan pupuk kandang 20 dosis pupuk anorganik belum mampu
-1 -1
ton ha , pupuk hijau C. juncea 20 ton ha meningkatkan kandungan C organik pada
-1
dan pupuk kandang 10 ton ha disertai tanah. Berdasarkan Harjowigeno (2003)
-1
dengan pupuk hijau C. juncea 10 ton ha . bahwa kandungan C organik tanah tegalan
Pada perlakuan pupuk anorganik 50% di Indonesia umumnya < 0,03 %,
-1
dengan pupuk kandang 20 ton ha dan sedangkan kandungan yang dianggap baik
-1
pupuk hijau C. juncea 20 ton ha nyata adalah >1%, serta ideal 2,5-4%. Jadi
menghasilkan hasil biji lebih banyak jika berdasarkan hasil analisis tanah akhir,
dibandingkan dengan perlakuan pupuk kandungan C organik termasuk dalam
anorganik 50% dengan pupuk kandang 10 kriteria sangat rendah dan masih perlu
-1
ton ha disertai dengan pupuk hijau C. dilakukan penggunaan pupuk organik yang
-1
juncea 10 ton ha . Hal ini menunjukkan berkelanjutan untuk dapat meningkatkan
bahwa dengan peningkatan dosis pupuk kandungan C organik tanah. Peningkatan C
anorganik disertai dengan penggunaan organik akan berpengaruh pada
pupuk organik dapat memberikan hasil yang peningkatan kandungan bahan organik
lebih tinggi karena terjadi karena proses tanah. Berdasarkan hasil analisis tanah
dekomposisi bahan organik yang akhir, bahan organik tanah mengalami
diaplikasikan secara sempurna menjadi peningkatan sebesar 0,28 % dari analisis
bahan organik aktif. Bahan organik yang tanah awal.
71

Farisa Magdalena: Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Hijau.................................................


1
Pemberian pupuk anorganik 100% memberikan hasil biji 7,23 ton ha , hasil ini
-1
dengan pupuk kandang 10 ton ha disertai lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk
-1
pupuk hijau C. juncea 10 ton ha dapat anorganik 100% dengan pupuk kandang 10
-1
dikurangi dengan pemberian pupuk ton ha disertai pupuk hijau C. juncea 10
-1 -1
anorganik 75% dengan pupuk kandang 20 ton ha sebesar 7,07 ton ha .
-1
ton ha dan pupuk anorganik 75% dengan
-1
pupuk hijau C. juncea 20 ton ha . Perlu DAFTAR PUSTAKA
dilakukan penelitian lanjutan pada
penambahan pupuk kandang dan pupuk BPS. 2011. Produksi jagung, padi dan
hijau C. juncea serta kombinasinya untuk kedelai (Angka Ramalan II).
menjaga dan meningkatkan kandungan www.bps.go.id.
bahan organik yang pada akhirnya dapat Gardner, F. P., R. B. Perace dan R. L.
meningkatkan hasil jagung. Mitchell. 1991. Fisiologi tanaman
budidaya. UI Press.
KESIMPULAN Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah.
Akademika Pressindo. Jakarta.
Perlakuan pupuk anorganik 75% Kastono, D. 2005. Tanggapan
-1
dengan pupuk kandang 20 ton ha pertumbuhan dan hasil kedelai hitam
-1
memberikan hasil biji sebesar 7,06 ton ha terhadap penggunaan pupuk organik
dan perlakuan pupuk anorganik 75 % dan biopestisida gulma siam (
-1
dengan pupuk hijau C. juncea 20 ton ha Chromolaena odorata). Ilmu
-1
memberikan hasil biji sebesar 7,07 ton ha . pertanian 12(2):103-116.
Kedua perlakuan tersebut tidak berbeda Murbando, L. 2005. Membuat Kompos.
nyata dengan perlakuan pupuk anorganik Agromedia Pustaka. Jakarta.
-1
100% dengan pupuk kandang 10 ton ha Rosita Galib dan Sumanto. 2009. Peluang
-1
disertai pupuk hijau C. juncea 10 ton ha Peningkatan Produktivitas Jagung
yang memberikan hasil biji sebesar 7,07 ton Dengan Introduksi Varietas
-1
ha sehingga perlakuan pupuk anorganik Sukmaraga di Lahan Kering Masam
-1
75% dengan pupuk kandang 20 ton ha Kalimantan Selatan. Prosiding
dan pupuk anorganik 75 % dengan pupuk Seminar Nasional Serealia.
-1
hijau C. juncea 20 ton ha dapat Sarief, E.S., 1986. Kesuburan dan
mengurangi kebutuhan pupuk anorganik. pemupukan tanah pertanian. Pustaka
Perlakuan pupuk anorganik 100% dengan Buana. Bandung.
-1
pupuk hijau C. juncea 20 ton ha Syekhfani. 2000. Arti penting bahan
-1
memberikan hasil biji sebesar 7,26 ton ha organik bagi kesuburan tanah.
dan perlakuan pupuk anorganik 100% Konggres I dan Semiloka Nasional.
-1
dengan pupuk kandang 20 ton ha MAPORINA. Batu. Malang.

Anda mungkin juga menyukai