Indonesia Dan Papua Telah Gagal Bangsa I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Indonesia dan Papua: Telah Gagal Bangsa Indonesia Mengindonesia

Bangsa Papua

Mesak Kedepa
papuan61@gmail.com

Abstrak: Tinjauan dari sudut pandang Penulis, kehidupan Bangsa Papua


(Melanesia) hingga saat ini, belum menemukan hidup aman dan
damai, hidup bersama dengan Bangsa Indonesia (Melayu). Karena
dalam kehidupan kedua bangsa ini berbeda pulau, sejarah, budaya dan
etnik (different of history, cultures, and ethnicity even the island).
Sejauh ini tidak pernah hidup berdampingan dan menyelesaikan
masalah secara akurat. Seharusnya sebagai manusia yang berhati
kemanusiaan dan keadilana semua kejadian yang sedang terjadi di
tanah Papua harus mencari solusi tanpa kekerasan, kekejaman,
peniksaan, perampokan, dan pembunuhan, terhadap rakyat pribumi
Bangsa Papua.

Kata Kunci: aneksasi, tidak adil, tidak sah, pembunuhan,


perampokan

1. Pendahuluan

Setiap manusia hak untuk hidup diatas Negeri nya sendiri, tapi kehidupan bagi
rakyat Papua (Melanesia) sangat menyedihkan dan menakutkan atas kehadiran
bangsa Indonesia (Melayu) sedang menjajah dan mendominasi di Pulau Papua bagian
barat (West Papua) secara tidak sah. Maksud dan tujuan utama kedatangan Bangsa
Indonesia di tanah Papua hanya provokasi dan persuasi untuk mengacaukan

Masalah Papua. Bukan Masalah Politik, Tapi Masalah Hukum. Maka PBB, Belanda, America, dan Indonesia Harus Selesaikan Secara Hukum
kehidupan Orang Asli Papua (OAP), serta menghancurkan dan merampok Sumber
Daya Alam (SDA) yang berlimpah (natural resources) di tanah Papua.

Indonesia datang menduduki di Papua Barat, kenyataannya ada 4 pokok yaitu:


kepentingan ekonomi, kepentingan politik, kepentingan keamanan, dan kepentingan
pemusnahan etnis Melanesia. Untuk mencapai empat agenda besar ini, pemerintah,
TNI, POLRI selalu menggunakan berbagai bentuk kekerasan untuk menyembunyikan
pembohongan mereka (Yoman,2011).1 Pembunuhan terhadap (OAP) dan kerusakan
(SDA) di tanah Papua, tentunya kesepakatan gelap antara pemegang dan penguasa
bangsa Indonesia dan Kapital global niat jahat untuk beroperasi dan mengeksploitasi
secara ilegal di tanah Papua.

Telah membuktikan bahawa tanah dan rakyat Papua Barat menjadi korban
konspirasi politik global dengan kepentingan ekonomi dan isu bahaya komunisme di
asia-pasifik (Yoman,2011).2 Semua perlakuan brutal dan khianat bangsa Indonesia
(Melayu) yang tidak etis dan tidak manusiawi (unethical and inhuman) sedang
terapkan terhadap bangsa Papua (Melanesia) secara masif terus digulingkan nyawa
bagi orang Papua hingga kini masih terus berlanjut di pulau Cendrawasih (bird of
paradise island of West Papua).

2. Indonesia Masih Nuntut Dengan Sikap Kekerasan Bangsa Papua Gabung


Dalam Bangsa Indonesia

Indonesia tidak akan beruntung atas bangsa Papua secara tidak sah dan
aneksasi (illegal and annexation) dengan tekanan keras memaksakan bangsa Papua
(Melanesia) gabung dalam bangsa Indonesia (Melayu). Tidak ada pernyataan satupun
wilayah pulau Papua bagian barat (West Papua) gabung dalam bangsa Indonesia
sesuai dengan amanat dejure dan defacto pedoman Negara yang sedang berlaku

1
Socrates Sofyan Yoman, West Papua Persoalan International; ( Hal. 17), Cendrawasih Press, Jayapura
2
Socrates Sofyan Yoman, West Papua Persoalan International; (Hal.16). Cendrawasih Press, Jayapura

Masalah Papua. Bukan Masalah Politik, Tapi Masalah Hukum. Maka PBB, Belanda, America, dan Indonesia Harus Selesaikan Secara Hukum
dalam bangsa Indonesia. Pada bulan Juni 1969 (Yoman, Sejarah Papua yang
Dipalsukan, 2016)3

Seluruh rakyat Papua mulai dari Sorong-Samrai telah ketahui dengan bergaya
jahat dan bertopeng kejam atas kehadiran dan kedatangan bangsa Indonesia (Melayu)
sedang mendominasi dan mempermainkan orang Papua di Pasifik selatan wilayah
bangsa Papua (Melanesia) di West Papua. Walaupun mereka anggap hebat dan licik
mendominasi di tanah Papua tapi suatu saat orang Papua akan merdeka dan damai
diatas negeri sendiri. Sesuai pernyataan di buku (Yoman,2011)“Di atas batu ini, saya
meletakkan peradaban orang Papua. Sekali pun orang memiliki kepandaian tinggi,
akal budi dan marifat, tetapi tidak dapat memimpin bangsa ini. Bangsa ini akan
bangkit dan memimpin dirinya sendiri,” (Izaac Samuel Kijne, 25 Oktober 1925, di
Wasior, Manokwari)4.

Dilihat dari sudut pandang orang yang baik hati dan teladan tinggal di tanah
Papua, pastinya mereka telah saksikan keadaan hidup orang Papua begitu
menakutkan dan menyedihkan, dan tentunya dalam benak dan batin mereka selalu
prihatin dan peduli atas tindakan keji dan kejam sedang terjadi di tanah Papua.

3. Harus Memahami Kehidupan (OAP) Dan Jangan Diam Dan Bisu Di Tanah
Papua

Penulis ingin menekankan dengan hati yang tulus dan elegan kepada mereka
yang sedang tinggal di tanah Papua, malas tahu dengan keadaan pembunuhan dan
peniksaan masif terhadap Orang Asli Papua (OAP) yang tidak bersalah terjadi di
setiap teritorial di Pulau Papua. Keseluruhan mereka yang tinggal di tanah Papua baik

3
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia mengakui kepada anggota Tim PBB, Dr. Ortiz Sanz, secara
tertutup (rahasia): “bahwa 95% orang-orang Papua mendukung gerakan kemerdekaan Papua” (Sumber:
Summarey of Jack W. Lyd man’s report, July 18, 1969, in NAA, Extracts given to author by Anthony Bamain)
kutip di www.satuharapan.com/( 2016/09/06)
4
Socrates Sofyan Yoman, Gereja dan Politik di Papua Barat; (Hal.17), Cendrawasih Press, Jayapura

Masalah Papua. Bukan Masalah Politik, Tapi Masalah Hukum. Maka PBB, Belanda, America, dan Indonesia Harus Selesaikan Secara Hukum
itu berasal dari diluar Papua (non-Papua) maupun orang asli Papua harus sadar dan
kontrol diri sebagai manusia yang berakhlak dan bermoral bahwa,

Pertama, Bagi orang Papua tidak ada gunanya, orang pendatang (migrant),
datang di tanah Papua dengan perlakuan yang tidak perikemanusiaan
(inhumane) ditembak dengan moncong senjata atas nama kepentiangan negara
moderen Indonesia dan kapital global, tidak pernah menyuarakan dan
mengadvokasi hingga kini setiap masalah factual telah di bungkamkan.

Kedua, untuk apa hidup di tanah Papua tanpa pelayanan dan pengorbanan
kepada mereka yang dapat meniksa dan menewaskan nyawa atas kepentingan,
pengangkatnya pangkat dan jabatan dalam bangsa moderen Indonesia.

Ketiga, apa gunanya hidup di tanah Papua, jika manusia berakal budi tapi,
tidak peduli dan prihatin dengan pemilik tanah Papua (indigenous peoples)
sedang digulingkan nyawa atas pemilik hak mutlak kekayaan alam dan diatas
tanahnya mereka sendiri.

Keempat, apa gunanya kami tidak melihat dan menemani rakyat kelas bawah
yang hidup disetiap pelosok atas tidak bersalah dan berdosa.sedang ditikam
dan dipenjarakan tanpa proses hukum yang jelas.

Kelima, untuk apa datang di tanah Papua, jika tidak memihak kepada
masyarakat Papua hanya suka provokasi dan persuasi masalah yang tidak
benar dan hanya memiliki berjiwa merugikan, merampas, merampok, dan
mengecewakan orang Papua.

Keenam, tugas apa datang hidup di tanah Papua dengan maksud jahat dan
memamerkan titel yang setinggi-tinggi dengan latar belakang yang jahat,
hanya merugikan rakyat dan menjadi suka pembala kepada pembohong dan
perampok.

Masalah Papua. Bukan Masalah Politik, Tapi Masalah Hukum. Maka PBB, Belanda, America, dan Indonesia Harus Selesaikan Secara Hukum
Ketujuh, untuk apa datang mendominasi dan menghegemoni diwilayah Papua
Barat, jika setiap masalah sedang terjadi di tengah masyarat adat tidak mutual
dan komunal, dan selalu suka membela dan memihak kepada Negara moderen
Demokrasi Indonesia yang tidak adil dan wajar sedang implementasikan di
tanah Papua.

Penulis dengan sikap yang tabah dan tulen menegaskan kepada seluruh
penduduk luar (non-Papua) yang datang tinggal hidup di tanah Papua dan orang
Papua yang tidak peduli dengan peniksaan terjadi tanah Papua, Jangan berpura-pura
tuli dan bisu atas kekejaman pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang sedang
terjadi terhadap rakyat Papua diseluruh territorial di pulau Papua bagian Barat (West
Papua). Sebenarnya sebagai manusia yang berakal budi dan beretika, harus
menyuarakan dan membela kepada mereka yang lemah dan tertindas.

4. Pemimpin Yang berpura-Pura Tidak Tahu Dengan Keadaan Rakyat Papua

Orang Asli Papua (OAP) mulai dari dekade ini harus ketahu bersama bahwa,
jangan suka berpura-pura tidak tahu atas semua konflik berdimensi (horizontal &
vertical) sedang terjadi di tanah Papua, tapi harus berdiri dan berubah gaya berpikir
yang jernih, suci, cerdas, dan sadar menjadi orang Papua yang benar-benar
mempunyai jika kemanusiaan dan kerakyatan yang tinggi, serta dalam benak dan
batinnya harus memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme Papua yang besar.

Untuk kedepan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa Papua barat yang


bermartabat dan bermoral (dignity & morality). Dr. Socratez Sofyan Yoman, juga
pernah mengingatkan, (Yoman, Kami terus bersuara atas kebenaran, 2018)5

5
“Apa gunannya hidup ini punya iman tapi tidak berbicara benar dan jujur. Apa gunanya hidup ini punya ilmu
tinggi tapi tidak membela yang tertindas melainkan berpihak pada sipenindas. Apa gunanya hidup ini punya
kedudukan tapi menebarkan kebohongan dan mempertahankan yang bohong." Dr. Socratez S.Yoman (Ita
Wakhu Purom, 27 Agustus 2018; 06:42AM.)

Masalah Papua. Bukan Masalah Politik, Tapi Masalah Hukum. Maka PBB, Belanda, America, dan Indonesia Harus Selesaikan Secara Hukum
Seluruh masyarakat pribumi Papua Barat (West Papua Indigenous peoples),
saat ini bukan posisi bersantai dan bertopeng dibawah sayap garuda Indonesia mati
harga, tapi sebaikanya bepikir kedepan dan mengingat generasi yang akan datang
agar mereka tidak melulu dengan pemaksaan bangsa Indoensia dengan moncong
senjata yang kejam gabunng dalam genggaman Negara modern Indonesia. Tapi
dengan prinsip yang jelas, orang Papua harus bangkit dan berdiri harga diri sebagai
orang Papua yang harus merdeka dan berdaulat (sovereignty) diatas tanah pusaka
Pulau Papua bagian barat (West Papua).

Seluruh (AOP) terutama figure-figur Papua harus mengenal, melihat,


mencermati, dan merenungkan tekanan hati yang penuh berwibawa atas semua
tragedy terjadi di tanah Papua. Atas semua masalah terjadi ini, dalam buku Pastor. Dr.
Neles Tebay juga telah menjabarkan di buku nya, “semua perbuatan terjadi di tanah
Papua, kita akan selesaikan didasarkan atas dan dijiwai oleh prinsip-prinsip universal
seperti cinta kasih (compassion), kebebasan (freedom), keadilan (justice), dan
kebenaran (truth) (Tebay,2009)”.6 Berdasarkan dengan konteks ini, setiap Pejabat
Papua, tokoh akademisi, tokoh agama, tokoh adat, tokoh Elsham, tokoh masyarakat,
tokoh penguasa di Papua (stake holders), pembohong yang ada Papua, perampok
yang ada di Papua, pembunuh yang ada di Papua, dan sarang atau kantor dengan
latar belakang visi yang jahat telah dirikan diatas Pulau Papua, segera dihentikan.

Setiap aktor yang selama ini suka mengintimidasi dan mengkhianati orang
Papua harus sadar, agar kedepan membuka hati dan pikiran yang baik untuk
membanguan kedamian dan kemerdekaan abadi bagi bangsa Papua kedepan. Bukan
menahan dan memelihara bangsa benalu (parasite) Indonesia yang sedang
mendominasi dengan moncong senjata biadab Indonesia sedang membunuh dan
meniksa kepada orang Papua (civil society) hingga detik ini masih terus dilakukan
dengan perlakuan tidak adil dan beradab.

6
Neles Tebay, Dialog Jakarta-Papua, Sebuah Perspektif Papua; Hal: 24, SKP Jayapura, Numbay-Jayapura.

Masalah Papua. Bukan Masalah Politik, Tapi Masalah Hukum. Maka PBB, Belanda, America, dan Indonesia Harus Selesaikan Secara Hukum
5. Bangsa Papua Harus Bangkit dan Bersatu Untuk Berjuang Dalam Hati Yang
Damai Dan Bermartabat

Bangsa Papua harus bergandeng tangan dan bersatu-padu mematahkan sayap


pembunuh dan peniksa kepada rakyat Papua yang sedang hampir punah, ditembak
dan ditikam oleh aktor dan agitator tertentu yang tidak bertanggung jawab seenaknya
menewaskan nyawa dan mengacaukan hubungan social yang baik dan akrab sebagai
orang asli Papua yang utuh. Dengan stigma kepunahan ini, seluruh orang Papua harus
berjuang sambil saling menghargai dan bahu-membahu dalam ikatan kebersamaan
yang kuat dan tangguh (togetherlness & compactness), untuk menemukan
perdamaian dan kebebasan absolut bagi orang Papua.

Mengingatkan oleh, (Dr. Neles Tebay Pr,),“kekerasan dengan motivasi dan


tujuan apa pun tidak akan pernah menyelesaikan masalah Papua. Cara-cara itu
justru semakin merendahkan martabat manusia dan menginjak-injak nilai
perdamaian yang diperjuangkan. Pada dasarnya manusia diciptakan dengan akal
sehat, kehendak, perasaan, dan hati nurani. (Tebay, Dialog sebagai Upaya
Membangun Perdamaian di Papua, 2012)”7 Saat ini seluruh rakyat orang Papua harus
mampu memahami dan mengendalikan ulah budaya barat berpenampilan moderen
usang dan prematur kombinasi dengan teknologi dan kriminologi sedang berdansa
dan menari di bumi Cendrawasih dengan tujuan jahat menghabiskan nafas bagi orang
Papua. Orang Papua mesti diukur dengan kebiasaan-kebiasaan kehidupan zaman
moderen lebih berbahaya telah kombinasi dengan Negara modern Indonesia.

Jika orang Papua tidak ikut berpartisipasi dan tidak peduli dengan pejuang-
pejuang Papua yang cenderung menemukan perdamaian dan kebebasan bagi bangsa
Papua, maka kedepan (OAP) akan punah dan musnah dari perbudakan sistem geo

7
Lih,Dialog sebagai Upaya Membangun Perdamaian di Papua Dikutip dalam
https://nasional.kompas.com,2012/06/25.

Masalah Papua. Bukan Masalah Politik, Tapi Masalah Hukum. Maka PBB, Belanda, America, dan Indonesia Harus Selesaikan Secara Hukum
politik global dan ekonomi global sedang mengancam telah kombinasi dengan bangsa
moderen usang Indonesia di Pulau Papua bagian barat (West Papua).

Semua masalah terjadi karena pengaruh pihak luar (non-Pupua) dengan


kepentingan tertentu datang di pulau Papua bagian barat (West Papua), maka orang
Papua jangan menjadi seorang yang suka penonton setia dari layar belakang, ketika
orang lain menyuarakan dan menyampaikan gagasan tertentu bersifat perdamaian dan
kebebasan bagi orang Papua. Lihat (Yoman, Kami Meperjuangkan Martabat Bangsa
Papua, 2019)8

6. Penutup

Penulis ingin menyerukan dengan sikap hati yang teguh, tulus, dan terendah
kepada Orang Asli Papua; harus bersatu-padu dan setia dalam perjuangan West Papua
harus Merdeka (Independent), karena selama beberapa dekade silam ini, rakyat Papua
hidup bersama dengan Indonesia tidak nyaman dan tidak terhormat sebagai manusia
yang beradab atas pandangan Indonesia (Melayu) terhadap Rakyat Papua
(Melanesia). Harus satu tekad keluar dari perbudakan bangsa Indonesia dan sistem
global yang sedang mempermainkan dan memarjinalkan bangsa Papua dalam
perkembangan segala aspek di bumi tanah Papua.

8
“Kami dalam memperjuangkan martabat (dignity) rakyat dan bangsa West Papua tidak dengan cara-cara
mengemis dan tunduk-tunduk kepada penguasa colonial moderen Indonesia, karena sejak dulu kami bangsa
yang berdaulat dan terhormat diatas tanah leluhur kami.” Dr. Socratez S. Yoman. Ita Wakhu Purom, Rabu, 6
November 2019.

Masalah Papua. Bukan Masalah Politik, Tapi Masalah Hukum. Maka PBB, Belanda, America, dan Indonesia Harus Selesaikan Secara Hukum
7. Kesimpulan

Perdamaian bagi bangsa Papua Barat (West Papua) cepat atau lambat pasti
bebas dari perbudakan system global dan bangsa moderen kolonial Indonesia.
Dengan pastinya, semangat nasionalisme dan patriotisme rakyat Papaua terus
bertumbuh dan berpatri di setiap hati dan nurani orang Papua harus merdeka dan
kembalikan kedaulatan sendiri bagi orang Papua. Atas semua masalah ini, membuka
ruang terbuka secara bermartabat diantara orang Papua (Malanesia) dan Indonesia
(Melayu) di kawal oleh pihak ketiga yang adil sesuai mekanisme keadilan dan
kebenaran (defacto), dan sesuai amanat hukum international yang berlaku tanpa
dipaksa disembunyikan pulau Papua bagian barat (West Papua) harus merdeka
(dejure) yang telah sahkan dan sedang berlaku di Perserikatan Bangsa-Bangsa
(United Nations) harus mengakui.

Masalah Papua. Bukan Masalah Politik, Tapi Masalah Hukum. Maka PBB, Belanda, America, dan Indonesia Harus Selesaikan Secara Hukum
Daftar Pustaka

Tebay. (2009). Dialog Jakarta-Papua Sebuah Prespektif Papua. Jayapura: SKP Jayapura.

Tebay. (2012, 05,25). Dialog sebagai Upaya Membangun Perdamaian di Papua. Retrieved
Desember Kamis, 2019, from Kompas.Com: https://nasional.kompas.com

Yoman, Sofyan, (2011). Gereja Politik & Papua Barat. Jayapura: Cendrawasih Press.

Yoman. (2011). West Papua Persoalan International. Jayapura: Cendrawasih Press.

Yoman. (2016,09, 02). Sejarah Papua yang Dipalsukan. Retrieved November Kamis, 2019,
from Satu Harapan: http://www.satuharapan.com/read-detail/read/sejarah-papua-
yang-dipalsukan

Yoman,Sofyan, (2018, Agustus Selasa). Kami Terus Bersuara Atas Kebenaran. Jayapura,
Provinsi Papua, West Papua.

Yoman. (2019, November Rabu). Kami Meperjuangkan Martabat Bangsa Papua. Jayapura,
Provinsi Papua, West Papua.

Masalah Papua. Bukan Masalah Politik, Tapi Masalah Hukum. Maka PBB, Belanda, America, dan Indonesia Harus Selesaikan Secara Hukum

Anda mungkin juga menyukai