A. Landasan Teori
Kadar air (KA) benih merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat
viabilitas selama penyimpanan sehingga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pengecambahan benih. Oleh karena itu, kemampuan untuk menduga KA benih dengan tepat
merupakan kebutuhan dasar bagi produsen kecambah. Bagi benih-benih berukuran besar
seperti benih kelapa sawit, International Seed Testing Association mensyaratkan penggunaan
oven suhu tinggi dan suhu rendah serta penerapan pemecahan benih untuk penentuan KA yang
lebih tepat, sedangkan beberapa produsen menggunakan benih utuh untuk proses penentuan
parameter tersebut.
Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang harus diketahui baik untuk tujuan
pengolahan, maupun penyimpanan benih. Telah diketahui bahwa kadar air memiliki dampak
besar terhadap benih selama penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada kadar air tinggi
berisiko cepat mundurnya benih selama dalam penyimpanan. Kadar air benih merupakan salah
satu komponen yang dinilai oleh BPSB dalam sertifikasi benih sehingga uji ini merupakan satu
pengujian rutin para analisis benih di laboratorium benih. (Amira 2010).
Copeland dan McDonald (2001) menyatakan bahwa terdapat setidaknya empat faktor
lingkungan yang mempengaruhi daya dan laju perkecambahan, yaitu suhu lingkungan,
kelembaban, udara (ketersediaan oksigen dan pengaruhnya terhadap kandungan karbon
dioksida), serta intensitas cahaya, karena kelembaban (kadar air benih dan kelembaban nisbi
ruang perkecambahan serta interaksinya) dianggap sebagai faktor terpenting yang menentukan
daya kecambah dibanding faktor-faktor lingkungan lain. Pentingnya kelembaban bagi
perkecambahan karena kandungan air dalam benih dengan proporsi yang sesuai akan
mengaktifkan enzim-enzim yang mendukung proses perkecambahan, memindahkan enzim-
enzim tersebut ke lokasi-lokasi yang dibutuhkan bagi embrio untuk tumbuh dan berkembang,
serta mengurai cadangan makanan benih sebagai sumber energi bagi pertumbuhan dan
perkembangan embrio.
Penyimpanan benih yaitu upaya pelestarian benih yang mempunyai daya hidup, mulai dari
pengumpulan hingga berakhir di lapangan sampai dengan saat akan digunakan kembali
sebagai bahan tanam. Tujuan utama penyimpanan benih adalah agar benih dapat ditanam pada
tahun yang sama dilain musim, atau untuk waktu. Semakin lama benih disimpan, viabilitas
benih akan semakin menurun. Suhu ruang penyimpanan dan kadar air benih merupakan faktor
penting yang mempengaruhi masa simpan benih maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah suhu, kelembaban ruang memiliki pengaruh terhadap kadar air pada benih
selama penyimpanan dalam gudang PT Sang Hyang Seri (Persero).
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mohamad, and Nur Muhammad Akbar Illahi. "Aplikasi metode oven suhu tinggi
tetap dan benih utuh dalam pengujian kadar air benih kelapa sawit (Elaeis guineensis
L. Jacq.)." Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 26.3 (2018): 153-159.
Fachruri, Muhammad, Junaedi Muhidong, and Muhammad Tahir Sapsal. "Analisis
Pengaruh Suhu dan Kelembaban Ruang terhadap Kadar Air Benih Padi di Gudang
Penyimpanan PT. Sang Hyang Seri (Analysis of the Effect of Temperature and
Humidity of Room on Rice Seed Water Content in PT. Sang Hyang Seri (Persero))."
Jurnal Agritechno 12.2 (2019).
Amira 2010. Pengukuran Kadar Air. http://www.ramadhan. Diakses pada tanggal 28 Desember
2010 pukul 22.00 WIB.