PENDAHULUAN
Tujuan dan manfaat dari penyusunan Makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami
lebih jauh tentang pelaksanaaan prosedur K3 pada pekerjaan didalam ruang terbatas dan pekerjaan
handling.
BAB 2
PEMBAHASAN
Jenis-jenis ruang terbatas yaitu: Tangki penympanan, bejana transport, boiler, dapur atau
tanur, silo, jaringan perpipaan, ruang bawah tanah dan jenis tangki lainnya yang mempunyai
lubang yang dapat dilalui orang. Adapun jenis pekerjaan yang mengharuskan seseorang memasuki
ruang terbatas, diantaranya:
- Pemeliharaan (Pencucian dan pembersihan).
- Pemeriksaan.
- Pengelasan, pelapisan dan perlindungan karat.
- Perbaikan.
- Penyelamatan dan memberikan pertolongan pada pekerja yang cedera atau pingsan
didalam ruang terbatas.
Bekerja diruang terbatas berpotensi menimbulkan bahaya karena adanya bahan kimia dan
aktifitas yang dilakukan didalamnya, ditambah dengan sirkulasi yang buruk maka akan
menimbulkan gas dan uap yang berbahaya. Resiko kesehatan yang dapat terjadi pada para pekerja
yang bekerja didalam ruang terbatas, yaitu:
- O2 deficiency: Dapat terjadi karena pemasukkan gas methane atau nitrogen untuk menghindari
terbentuknya canpuran gas yang mudah terbakar.
- O2 displacement: Akibat aktifitas pengelasan dan reaksi kimia seperti, proses korosi yang
terjadi dapat menurunkan kadar O2. Adapun penyakit yang akan timbul diantaranya hypoxia,
gangguan pada otot, persepsi dan penilaian, bibir membiru, mual dan muntah, pingsan bahkan
kematian. Kelebihan O2 dapat terjadi karena bocornya tabung oksigen pada saat pengelasan
yang mengakibatkan potensi kebakaran dan peledakan.
- Gas mudah terbakar: Campuran gas yang digunakan mudah terbakar. Bila terjadi kebakaran
didalam ruang terbatas yang memiliki keterbatasan ruang evakuasi, hal ini sangat
membahayakan keselamatan para pekerja didalamnya. Pada saat level O2 turun, dengan cepat
asap memenuhi ruangan dan suhu ruangan naik dengan cepat. Pada kondisi ini sangat suit bagi
pekerja untuk evakuasi.
- Gas beracun: Keberadaan gas beracun diruang terbatas dapat memberikan dampak bagi tenaga
kerja tergantung dari jenis bahan dan paparannya. Penyakit yang dapat timbul yaitu iritasi,
gatal-gatal, bahkan sampai kematian.
- Masuknya air atau debu: Air yang masuk kedalam ruang terbatas dapat meneggelamkan
pekerja dan debu yang terpapar dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
Bahaya lain yang juga harus diwaspadai adalah:
1. Hambatan dalam ruang tersebut
2. Kurangnya pencahayaan
3. Bahaya pemakaian listrik
4. Intensitas kebisingan yang tinggi
5. Iklim panas
6. Tenggelam karena masuknya air
7. Kejatuhan benda
8. Bahaya pemakaian elektronik
9. Kesulitan akses keluar
10. Terjatuh dari ketinggian
Banyak pekerja konstruksi meninggal atau menderita cedera serius karena kecelakaan
seperti derek terbalik, material jatuh dari crane. Selain itu, banyak yang menderita cedera dalam
waktu lama karena mengangkat barang atau membawa material yang berat. Untuk itu perlu
perencanaan penanganan barang dengan baik untuk menghidari risiko kecelakaan/ cedera.
Pada manual handling ini kecelakaan kerja yang dapat terjadi adalah
- Radang otot dan keseleo
- Gangguan sendi dan tulang pada tangan, bahu, tulang belakang, dan kaki
- Cedera otot sekitar leher dan kepala
- Cedera pada jaringan lunak seperti saraf, ligamen, dan tendon
- Hernia abdominalis
- Sakit kronis
- Tertimpa barang
Mengangkat dan memindahkan beban dengan tangan/ manual sering menjadi penyebab
cedera di tempat kerja. Cedera dalam penanganan bahan secara manual merupakan akibat tindakan
yang dilakukan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan prosedur pengangkatan material
secara ergonomi. Adapun prosedur K3 untuk manual handling yaitu:
▪ Membuat perencanaan sebelum melakukan aktivitas manual handling.
▪ Lakukan tes stabilitas: Pastikan posisi Anda saat hendak mengangkat benda dalam kondisi
stabil. Posisi kaki berada dekat dengan beban yang akan diangkat, idealnya jarak antar kaki
20-30 cm untuk menjaga keseimbangan. Hindari mengenakan pakaian yang ketat atau alas
kaki yang tidak tepat karena bisa menghambat proses manual handling.
▪ Tekuk lutut, posisikan tubuh untuk berjongkok: Pastikan tulang punggung harus tegak saat
mengangkat beban. Angkat beban sedekat mungkin dengan tubuh. Berdirilah dengan
menekankan kaki agar beban diserap oleh otot kaki.
▪ Jaga kestabilan tubuh saat bergerak: Jagalah agar beban tetap dekat dengan pinggang ketika
benda dipindahkan dan jangan memutar tubuh Anda. Pastikan pandangan harus bebas dari
hambatan dan keadaan area kerja tidak ada gangguan.
▪ Pastikan kepala Anda tetap tegak dan pandangan lurus ke depan
▪ Jangan mengangkat beban melebihi batas berat beban maksimum. Jika ragu untuk
mengangkat beban, mintalah bantuan dari rekan kerja atau gunakan alat bantu.
▪ Letakkan benda pada posisi yang diinginkan.
Bahaya paling umum saat handling menggunakan alat dan langkah-langkah pencegahan adalah:
- Nip yang sedang berjalan di mana ada tangan yang terjebak di antara kedua rol berputar dan
ikat pinggang. Perlindungan dari bahaya ini dapat disediakan oleh penjaga jepit dan perangkat
perjalanan.
- Belitan dengan power drive yang membutuhkan pemasangan penjaga tetap dan pembatasan
pakaian longgar yang dapat terjebak dalam perjalanan.
- Beban jatuh dari konveyor. Ini bisa dihindari oleh penjaga tepi dan penghalang.
- Berdampak terhadap sistem overhead. Perlindungan terhadap bahaya ini dapat diberikan
dengan menggunakan topi benjolan, tanda peringatan dan akses terbatas.
- Bahaya kontak dicegah dengan penghilangan tepi tajam, pelindung tepi konveyor, dan akses
terbatas.
- Penanganan bahaya manual
- Kebisingan dan bahaya getaran.
Penempatan dan pemasangan peralatan pengangkat
▪ Peralatan pengangkat harus diposisikan dan dipasang sedemikian rupa sehingga dapat
mengurangi risiko dari: peralatan atau beban yang menyerang seseorang; beban melayang,
jatuh bebas atau dilepaskan secara tidak sengaja.
▪ Peralatan pengangkat harus diposisikan dan dipasang untuk meminimalkan kebutuhan untuk
mengangkat beban
▪ Harus dirancang untuk berhenti dengan aman jika terjadi mati listrik dan tidak melepaskan
beban muatannya.
▪ Peralatan pengangkat, yang mengikuti jalur tetap, harus diapit dengan gerbang bertautan yang
sesuai dan substansial yang dilengkapi perlindungan yang diperlukan jika terjadi mati listrik.