393-Article Text-1471-1-10-20181107
393-Article Text-1471-1-10-20181107
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI RIMPANG LENGKUAS MERAH
(Alipinia purpuruta K Schoum) TERHADAP BAKTERI ESCHERIA COLI
REZQI HANDAYANI
1
Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
e-mail : rezqi.handayani@gmail.com
ABSTRAK
Secara umum lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) sering digunakan
masyarakat sebagai bumbu dapur. Tetapi penggunaannya sekarang tidka hanya digunakan
sebagai bumbu dapaur tetapi digunakan sebgaai obat tradisional. Rimpang lengkuas merah
Alpinia purpuruta K. Schum dapat digunakan untuk mengobati masuk angin, diare, gangguan
perut, penyakit kulit, radang telinga, bronkhitis dan pereda kejang. Kemampuan rimpang
lengkuas merah sebagai obat dikarena berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan
rimpang lengkuas merah beberapa golongan senyawa seperti minyak atsiri, flavonoid,fenol dan
terpenoid yang dapat digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan modern.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan
fraksi rimpang lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) terhadap pertumbuhan bakteri
E.coli serta mengetahui perbandingan efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan fraksi
rimpang lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) terhadap bakteri E.coli.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Mikrobiologi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dilakukan
adalah ekstraksi rimpang lengkuas merah, fraksinasi ekstrak etanol rimpang lengkuas merah
dan uji daya hambat ekstrak etanol dan fraksi rimpang lengkuas merah terhadap pertumbuhan
bakteri Escheria coli.
Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah ekstrak etanol dan fraksi rimpang lengkuas
merah mempunyai daya hambat pada pertumbuhan bakteri E. coli dengan kekuatan daya
hambat pada kategori lemah dengan dibuktikan adanya zona hambat pada media uji.
ekstrak cair yang didapat kemudian dan fraksi rimpang lengkuas merah) sesuai
menguapkan hingga diperoleh ektrak kental dengan konsentrasinya yaitu 1%, 5% dan
sampel rimpang lengkuas. Selanjutnya 10% menggunakan pinset steril. Perlakuan
menimbang ekstrak kental yang didapat. dilakukan secara duplo untuk memastikan
Fraksinasi hasil yang didapat. Selanjutnya semua media
Ekstrak kental metanol rimpang diinkubasi ke dalam incubator. Inkubasi
lengkuas terlebih dahulu dipekatkan dilakukan pada suhu 370C selama 24 jam.
kemudian ditimbang sebanyak 1 gram. Kemudian diukur diameter zona bening yang
Menambahkan air hingga terbentuk suspensi terbentuk dengan menggunakan penggaris
yang homogen. Memindahkan suspensi ke millimeter. Aktivitas antibakteri diperoleh
dalam corong pisah dan menambahkan dengan mengukur zona bening pada media
pelarut berdasarkan tingkat kepolarannya yang padat dan menjadi petunjuk ada atau
yaitu dari pelarut non polar (kloroform), semi tidaknya bakteri yang tumbuh pada setiap
polar (etil acetat) dn polar (n-Butanol), setelah perlakukan.
itu corong pisah ditutup, dibalik dan kran
corong dibuka lalu dikocok satu arah HASIL DAN PEMBAHASAN
beberapa kali hingga didapatkan massa yang Ekstraksi Rimpang Lengkuas Merah
terdistribusi. Setelah itu kran corong ditutup Ekstrak yang digunakan pada
lalu corong dibalik dan dibiarkan hinga terjadi penelitian ini adalah ektstrak kental rimpang
pemisahan. Lapisan air dikeluarkan dan Lengkuas Merah. Untuk mendapatkan
lapisan pelarut ditampung. Lapisan pelarut ekstrak kental maka digunakan metode
diuapkan hingga didapatkan fraksi rimpang ekstraksi dengan menggunakan pelarut
lengkuas berdasarkan tingkat kepolaran. Etanol 96%. Metode ektraksi yang digunakan
Uji Daya Hambat adalah metode ekstraksi panas yaitu
Media EMB sebnayak 10 ml dituang Sokhletasi. Pemilihan metode ini karena
ke dalam cawan petri dan dibiarkan menyesuaikan dengan senyawa kimia yang
mamadat, kemudian memasukkan suspensi terkandung pada rimpang lengkus merah.
bakteri E. coli dengan menggunakan lidi Berdasarkan penelitian sebelumnya rimpang
kapas setril agar suspensi terserap pada lengkuas merah mengandung senyawa
media. Kemudian di dalam cawan petri minyak atsiri. Berdasarkan sifat fisiknya untuk
tersebut diletakkan disk yang sebelumnya mengambil minyak atsiri dari suatu tumbuhan
telah direndam dengan larutan kontrol positif harus menggunakan suhu tinggi. Oleh karena
(kotrimoksazol) dan sampel uji (ekstrak etanol itu pada penelitian ini menggunakan metode
sohkletasi untuk menyari minyak astsiri yang sifat kimia dari minyak atsiri yang bersifat non
diduga merupakan komponen kimia yang polar maka hasil penelitian yang didapat
berkhasiat sebagai antibakteri. Dari 50 gram sesuai dengan teori yang ada.
simplisia kasar rimpang lengkuas setelah Uji Daya Hambat Ektrak dan Fraksi
dilakukan ektraksi dengan metode sokhletasi Rimpang Lengkuas Merah
yang menggunakan pelarut Etanol 96% Pada uji daya hambat menggunakan 5
didapatkan 16,984 gram ekstrak kental. sampel yaitu control positifnya adalah
Fraksinasi Kotrimoksazol dan sampel ujinya adalah
Setelah didapatkan ekstrak kental ekstrak kental rimpang Lengkuas Merah,
kemudian dilakukan proses ektraksi cair-cair Fraksi kloroform, fraksi etil acetat dan fraksi n-
atau fraksinasi untuk mendapatkan fraksi atau Butanol dari eksktrak kental rimpang
isolate dari ekstrak rimpang tanah. Fraksinasi Lengkuas Merah. Konsentrasi larutan untuk
dilakukan dengan menggunakan prinsip kerja masing-masing sampel adalah 1%, 5% dan
menyari senyawa kimia yang terdapat pada 10%. Dari penelitian yang dilakukan
ekstrak kental dengan menggunakan pelarut didapatkan hasil uji daya hambat yang dapat
berdasarkan tingkat kepolaran. Ekstrak kental dilihat pada Tabel 2. Untuk mengetahui
rimpang lengkuas disari dengan apakah ekstrak atau fraksi rimpang lengkuas
menggunakan 3 pelarut yatiu kloroform (non merah memiliki daya hambat pada bakteri
polar), etil acetat (semi polar) dan n-butanol E.coli maka hasil pengukuran diameter zona
(polar). Berdasarkan hasil penelitain yang hambatnya dibandingkan dengan klasifikasi
telah dilakukan fraksi terbanyak yang didapat respon hambatan ekstrak pada pertumbuhan
dari ekstrak kental rimpang lengkuas adalah bakteri yang dapat dilihat pada Tabel 1.
fraksi kloroform (non polar). Jika dilihat dari
0-3 mm Lemah
3-6 mm Sedang
>6 mm Kuat
sebesar 0,64 mm, konsentrasi 5% sebesar tersebut hasilnya sesuai dengan hasil yang
0,772 mm dan konsentrasi 10% sebsar 0,53 didapat pada ekstrak etanol rimpang
mm. sebesar 1,0566 mm, konsentrasi 5% lengkuas yang dapat disimpulkan bahwa
sebesar 0,764 mm dan konsentrasi 10% ekstrak dan fraksi rimpang lengkuas pada
sebesar 0,73. Jika dibandingkan dengan konsentrasi 1%, 5% dan 10% memiliki daya
hasil kontrol positif daya hambat ekstrak hambat terhadap bakteri E.coli. walapun
etanol rimpang lengkuas lebih baik. dari hasil yang didapat daya hambatya
Untuk mengetahui sifat senyawa berada pada kategori lemah. Hal ini dapat
kimia yang berkhasiat dalam menghambat dikarenakan kecilnya konsentrasi yang
pertumbuhan bakteri maka dalam penelitian digunakan oleh peneliti sehingga penelitian
juga dilakukan fraksinasi untuk ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan
mendapatkan senyawa kimia dari rimpang konsentrasi yang lebih besar. Beberapa
lengkuas yang sesuai dengan sifat penelitian menunjukkan ekstrak rimpang
kepolarannya. Dari hasil fraksinasi, fraksi lengkuas merah memang mempunyai daya
yang banyak didapat adalah fraksi non polar hambat pada pertumbuhan bakteri E.coli
yaitu fraksi koloroform. Jika dilihat dari seperti yang dilakukan oleh Darwis et al
komponen senyawa kimia yang terdapat di (2013) menunjukkan ekstrak methanol
rimpang lengkuas yaitu minyak atsiri yang rimpang lengkuas merah memiliki daya
memilki sifat kelarutan non polar hasil yang hambat sedang pada konsentrasi 5,75%
didapat sesuai. Hal ini juga terbukti dari dengan zona hambat sebesar 8,16 mm.
hasil uji daya hambat untuk fraksi Tetapi pada penelitian lain yang pernah
koloroform memilki daya hambat yang dilakukan oleh Midun (2012) menunjukkan
lemah dengan hasil yaitu konsentrasi 1% ektstrak etanol rimpang lengkuas merah
0,912 mm, konsentrasi 5% sebesar 0.995 tidak memilki daya hambat terhadap bakteri
mm dan konsentrasi 10% 0,84 mm. Daya E.coli. Karena pada penelitian tidak
hambat fraksi semi polar yaitu etil asetat ditemukannya zona hambat. Hasil penelitian
hasil yang didapat untuk konsentrasi 1 % tersebut tidak sejalan dengan penelitian
sebesar 1,228 mm, konsentrasi 5% sebesar yang telah dilakukan oleh peneliti dengan
0,9 mm dan konsentrasi 10% sebsar 0,973 menggunakan ekstrak etanol rimpang
mm. Dan untuk hasil fraksi n-Butanol hasil lengkuas merah memilki daya hambat
yang didapat adalah konsentrasi 1% terhadap pertumbuhan bakteri E.coli. Hal ini
sebesar 1,027mm, konsentrasi 5% sebesar dapat terjadi karena penggunaan rimpang
0,973 mm dan konsentrasi 10% sebesar lengkuas merah yang berbeda dilihat dari
0,64 mm. Jika dilihat dari ketiga fraksi tempat tumbuhnya. Tempat tumbuh suatu