Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL PENELITIAN

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI RIMPANG LENGKUAS MERAH
(Alipinia purpuruta K Schoum) TERHADAP BAKTERI ESCHERIA COLI

REZQI HANDAYANI
1
Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

e-mail : rezqi.handayani@gmail.com

ABSTRAK
Secara umum lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) sering digunakan
masyarakat sebagai bumbu dapur. Tetapi penggunaannya sekarang tidka hanya digunakan
sebagai bumbu dapaur tetapi digunakan sebgaai obat tradisional. Rimpang lengkuas merah
Alpinia purpuruta K. Schum dapat digunakan untuk mengobati masuk angin, diare, gangguan
perut, penyakit kulit, radang telinga, bronkhitis dan pereda kejang. Kemampuan rimpang
lengkuas merah sebagai obat dikarena berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan
rimpang lengkuas merah beberapa golongan senyawa seperti minyak atsiri, flavonoid,fenol dan
terpenoid yang dapat digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan modern.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan
fraksi rimpang lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) terhadap pertumbuhan bakteri
E.coli serta mengetahui perbandingan efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan fraksi
rimpang lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) terhadap bakteri E.coli.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Mikrobiologi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dilakukan
adalah ekstraksi rimpang lengkuas merah, fraksinasi ekstrak etanol rimpang lengkuas merah
dan uji daya hambat ekstrak etanol dan fraksi rimpang lengkuas merah terhadap pertumbuhan
bakteri Escheria coli.
Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah ekstrak etanol dan fraksi rimpang lengkuas
merah mempunyai daya hambat pada pertumbuhan bakteri E. coli dengan kekuatan daya
hambat pada kategori lemah dengan dibuktikan adanya zona hambat pada media uji.

Kata Kunci: Lengkuas Merah, Uji Daya Hambat, Escheria coli

PENDAHULUAN rempah-rempah dan tanaman obat-obatan


Indonesia merupakan negara (Nasution, 1992).
kepulauan yang sangat luas, mempunyai Salah satu ciri budaya masyarakat di
kurang lebih 35.000 pulau yang besar dan negara berkembang adalah masih
kecil dengan keanekaragaman jenis flora dan dominannya unsur-unsur tradisional dalam
fauna yang sangat tinggi. Di Indonesia kehidupan sehari-hari. Keadaan ini didukung
diperkirakan terdapat 100 sampai dengan 150 oleh keanekaragaman hayati yang terhimpun
famili tumbuh-tumbuhan, dan dari jumlah dalam berbagai tipe ekosistem yang
tersebut sebagian besar mempunyai potensi pemanfaatannya telah mengalami sejarah
untuk dimanfaatkan sebagai tanaman panjang sebagai bagian dari kebudayaan.
industri, tanaman buah-buahan, tanaman Salah satu aktivitas tersebut adalah

Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 1


Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Dan Fraksi Rimpang Lengkuas Merah (Alipinia Purpuruta K
Schoum) Terhadap Bakteri Escheria Coli

penggunaan tumbuhan sebagai bahan obat rimpang. Rimpang lengkuas mengandung


oleh berbagai suku bangsa atau sekelompok minyak atsiri yang terdiri dari metilsinamat,
masyarakat yang tinggal di pedalaman. sineol, kamfer, galangin dan euganol.
Tradisi pengobatan suatu masyarakat tidak Rimpang lengkuas juga mengandung kamfor,
terlepas dari kaitan budaya setempat. galangol, seskuiterpen dan kristal kuning
Persepsi mengenai konsep sakit, sehat, dan (Hembing dan Wijayakusuma, 2001). Selain
keragaman jenis tumbuhan yang digunakan itu, rimpang lengkuas merah Alpinia
sebagai obat tradisional terbentuk melalui purpuruta K.Schum mengandung senyawa
suatu proses sosialisasi yang secara turun flavonoid, kaempferol-3-rutinosida dan
temurun dipercaya dan diyakini kaempferol-3-oliucronide (Victorio et al,
kebenarannya. Pengobatan tradisional adalah 2009). Itokawa dan Takeya (1993)
semua upaya pengobatan dengan cara lain di menjelaskan bahwa tanaman lengkuas
luar ilmu kedokteran berdasarkan mengandung golongan senyawa
pengetahuan yang berakar pada tradisi flavonoid,fenol dan terpenoid yang dapat
tertentu (Sosrokusumo, 1989). Hubungan digunakan sebgaai bahan dasar obat-obatan
antara manusia dengan lingkungannya modern. Rimpang lengkuas merah Alpinia
ditentukan oleh kebudayaan setempat purpurat K. Schum dapat digunakan untuk
sebagai pengetahuan yang diyakini serta mengobati masuk angin, diare, gangguan
menjadi sumber sistem nilai (Tax, 1953). perut, penyakit kulit, radang telinga, bronkhitis
Sistem pengetahuan yang dimiliki masyarakat dan pereda kejang (Soenanto dan Sri, 2009).
secara tradisi merupakan salah satu bagian Komponen terbesar senyawa kimia
dari kebudayaan suku bangsa asli dan petani yang terkandung dalam lengkuas merah
pedesaan. adalah minyak atsiri. Berdasarkan penelitian
Menurut Kainsa dan Reen (2012), yang dilakukan oleh Sukandar et al (2009)
tumbuhan sering dimanfaatkan sebagai obat mmebuktikan bahwa pada konsentrasi 20%
herbal karena dapat mengurangi efek minyak atsiri dari rimpang lengkuas merah
samping yang ditinngalkan dan mudah Alpinia purpurat K. Schum dapat
didapatkan. Salah satu tanaman yang dapat mengahmbat bakteri Bacillus cereus dan
digunakan sebagai bahan obat-obatan herbal Pseumomonas aeruginosa dengan diameter
adalah lengkuas merah Alipinia purpuruta K zona hambat sebesar 17,6 mm. Senyawa
Schoum (Itokawa dan Takeya, 1993). Bagian yang berperan penting sebagai antibakteri
tanaman dari lengkuas (Alipinia purpuruta K adalah sineol, similaritas dan dodekatriena.
Schoum) yang sering digunakan adalah

Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 2


Rezqi Handayani

Penyakit diare merupakan infeksi bakteri E.coli serta mengetahui perbandingan


pada perut dan usus yang disebabkan oleh efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan
banyak faktor, salah satunya disebabkan oleh fraksi rimpang lengkuas merah (Alipinia
bakteri Escherichia coli. Bakteri tersebut purpuruta K Schoum) terhadap bakteri E.coli.
masuk ke dalam mukosa dan memperbanyak
diri, menghasilkan toksin yang selanjutnya METODE PENELITIAN
diserap oleh darah dan menimbulkan gejala Penelitian ini dilakukan di
yang hebat seperti demam tinggi, kejang, Laboratorium Farmakognosi dan Mikrobiologi
mencret berdarah dan berlendir. Supaya tidak Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
mengakibatkan diare yang berkepanjangan Muhammadiyah Palangkaraya. Penelitian
(lebih dari 14 hari) dan tidak menimbulkan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan dimulai
efek yang ebih fatal, maka penyakit ini harus dari sejak penelitian ini disetujui oleh LP2M
segera diobati (Syaugi, 2008). UM Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan adalah ekstraksi rimpang lengkuas
dilakukan oleh Welly et al, 2013 ekstrak merah, fraksinasi ekstrak etanol rimpang
metanol rimpang lengkuas merah mmepunyai lengkuas merah dan uji daya hambat ekstrak
daya hambat yang tinggi pada bakteri E.coli. etanol dan fraksi rimpang lengkuas merah
hal ini diperlihatkan pada hasil zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Escheria coli.
yaitu 8,16 mm. Berdasarkan hasil penelitian Ekstraksi
tersebut peneliti ingin mambandingkan daya Ekstraksi rimpang tumbuhan lengkuas
hambat ekstrak metanol rimpang lengkuas merah diekstraksi dengan cara sokhletasi.
pada bakteri E.coli yng telah positif dengan Caranya adalah dengan membuat simplisia
fraksi rimpang lengkuas merah. Fraksi dari sampel rimpang Lengkuas kemudian
merupakan bagian terkecil dari suatu ektrak. dibuat serbuk sesuai dengan derajat serbuk
Fraksi didapat dengan berdasarkan tingkat yang ditentukan, yaitu tidak terlalu halus.
kepolaran suatau senyawa kimia. Dengan Menimbang serbuk rimpang lengkuas
mmebandingkan ekstrak dan fraksi sebanyak 500 mg. Memasukkan serbuk
diharapakn dapat diketahui sifat senyawa rimpang lengkuas merah ke dalam alat
kimia yang dapat menghambat pertumbuhan sokhletasi. Menambahkan pelarut metanol
bakteri E.coli pada konsentrasi terkecil. hingga serbuk terendam, kemudian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui merangkaikan alat sokhletasi dan dibiarkan
efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan sampel terekstrak selama 24 jam atau sampal
fraksi rimpang lengkuas merah (Alipinia warna sampel yang terendam pada pelarut
purpuruta K Schoum) terhadap pertumbuhan telah berubah menjadi bening. Mengambil

Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 3


Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Dan Fraksi Rimpang Lengkuas Merah (Alipinia Purpuruta K
Schoum) Terhadap Bakteri Escheria Coli

ekstrak cair yang didapat kemudian dan fraksi rimpang lengkuas merah) sesuai
menguapkan hingga diperoleh ektrak kental dengan konsentrasinya yaitu 1%, 5% dan
sampel rimpang lengkuas. Selanjutnya 10% menggunakan pinset steril. Perlakuan
menimbang ekstrak kental yang didapat. dilakukan secara duplo untuk memastikan
Fraksinasi hasil yang didapat. Selanjutnya semua media
Ekstrak kental metanol rimpang diinkubasi ke dalam incubator. Inkubasi
lengkuas terlebih dahulu dipekatkan dilakukan pada suhu 370C selama 24 jam.
kemudian ditimbang sebanyak 1 gram. Kemudian diukur diameter zona bening yang
Menambahkan air hingga terbentuk suspensi terbentuk dengan menggunakan penggaris
yang homogen. Memindahkan suspensi ke millimeter. Aktivitas antibakteri diperoleh
dalam corong pisah dan menambahkan dengan mengukur zona bening pada media
pelarut berdasarkan tingkat kepolarannya yang padat dan menjadi petunjuk ada atau
yaitu dari pelarut non polar (kloroform), semi tidaknya bakteri yang tumbuh pada setiap
polar (etil acetat) dn polar (n-Butanol), setelah perlakukan.
itu corong pisah ditutup, dibalik dan kran
corong dibuka lalu dikocok satu arah HASIL DAN PEMBAHASAN
beberapa kali hingga didapatkan massa yang Ekstraksi Rimpang Lengkuas Merah
terdistribusi. Setelah itu kran corong ditutup Ekstrak yang digunakan pada
lalu corong dibalik dan dibiarkan hinga terjadi penelitian ini adalah ektstrak kental rimpang
pemisahan. Lapisan air dikeluarkan dan Lengkuas Merah. Untuk mendapatkan
lapisan pelarut ditampung. Lapisan pelarut ekstrak kental maka digunakan metode
diuapkan hingga didapatkan fraksi rimpang ekstraksi dengan menggunakan pelarut
lengkuas berdasarkan tingkat kepolaran. Etanol 96%. Metode ektraksi yang digunakan
Uji Daya Hambat adalah metode ekstraksi panas yaitu
Media EMB sebnayak 10 ml dituang Sokhletasi. Pemilihan metode ini karena
ke dalam cawan petri dan dibiarkan menyesuaikan dengan senyawa kimia yang
mamadat, kemudian memasukkan suspensi terkandung pada rimpang lengkus merah.
bakteri E. coli dengan menggunakan lidi Berdasarkan penelitian sebelumnya rimpang
kapas setril agar suspensi terserap pada lengkuas merah mengandung senyawa
media. Kemudian di dalam cawan petri minyak atsiri. Berdasarkan sifat fisiknya untuk
tersebut diletakkan disk yang sebelumnya mengambil minyak atsiri dari suatu tumbuhan
telah direndam dengan larutan kontrol positif harus menggunakan suhu tinggi. Oleh karena
(kotrimoksazol) dan sampel uji (ekstrak etanol itu pada penelitian ini menggunakan metode

Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 4


Rezqi Handayani

sohkletasi untuk menyari minyak astsiri yang sifat kimia dari minyak atsiri yang bersifat non
diduga merupakan komponen kimia yang polar maka hasil penelitian yang didapat
berkhasiat sebagai antibakteri. Dari 50 gram sesuai dengan teori yang ada.
simplisia kasar rimpang lengkuas setelah Uji Daya Hambat Ektrak dan Fraksi
dilakukan ektraksi dengan metode sokhletasi Rimpang Lengkuas Merah
yang menggunakan pelarut Etanol 96% Pada uji daya hambat menggunakan 5
didapatkan 16,984 gram ekstrak kental. sampel yaitu control positifnya adalah
Fraksinasi Kotrimoksazol dan sampel ujinya adalah
Setelah didapatkan ekstrak kental ekstrak kental rimpang Lengkuas Merah,
kemudian dilakukan proses ektraksi cair-cair Fraksi kloroform, fraksi etil acetat dan fraksi n-
atau fraksinasi untuk mendapatkan fraksi atau Butanol dari eksktrak kental rimpang
isolate dari ekstrak rimpang tanah. Fraksinasi Lengkuas Merah. Konsentrasi larutan untuk
dilakukan dengan menggunakan prinsip kerja masing-masing sampel adalah 1%, 5% dan
menyari senyawa kimia yang terdapat pada 10%. Dari penelitian yang dilakukan
ekstrak kental dengan menggunakan pelarut didapatkan hasil uji daya hambat yang dapat
berdasarkan tingkat kepolaran. Ekstrak kental dilihat pada Tabel 2. Untuk mengetahui
rimpang lengkuas disari dengan apakah ekstrak atau fraksi rimpang lengkuas
menggunakan 3 pelarut yatiu kloroform (non merah memiliki daya hambat pada bakteri
polar), etil acetat (semi polar) dan n-butanol E.coli maka hasil pengukuran diameter zona
(polar). Berdasarkan hasil penelitain yang hambatnya dibandingkan dengan klasifikasi
telah dilakukan fraksi terbanyak yang didapat respon hambatan ekstrak pada pertumbuhan
dari ekstrak kental rimpang lengkuas adalah bakteri yang dapat dilihat pada Tabel 1.
fraksi kloroform (non polar). Jika dilihat dari

Tabel 1. Klasifikasi Respon Hambatan Ekstrak Terhadap Pertumbuhan Bakteri


d Diameter (mm) Respon hambatan pertumbuhan

0-3 mm Lemah

3-6 mm Sedang

>6 mm Kuat

Sumber: Pan Chen Wu Tang and Zhao (2009)

Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 5


Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Dan Fraksi Rimpang Lengkuas Merah (Alipinia Purpuruta K
Schoum) Terhadap Bakteri Escheria Coli

Tabel 2. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Terhadap Pertumbuhan E.coli


Sampel uji Konsentrasi (ppm) Diameter Zona Interpretasi daya
Hambat (mm) hambat
Kotrimoksazol 1% 0,64 Lemah
5% 0,772 Lemah
10% 0,53 Lemah
Ekstrak Kental 1% 1,0566 Lemah
5% 0,764 Lemah
10% 0,73 Lemah
Fraksi Kloroform 1% 0,912 Lemah
5% 0.995 Lemah
10% 0,84 Lemah
Fraksi etil acetat 1% 1,228 Lemah
5% 0,9 Lemah
10% 0,973 Lemah
Fraksi n-Butanol 1% 1,027 Lemah
5% 0,973 Lemah
10% 0,64 Lemah
Sumber: Data Primer 2015
Uji daya hambat pada penelitian ini hambatan terhadap E.coli. Respon
menggunakan metode Kirby Bauer yaitu hambatan yang terjadi disebabkan karena
dengan mengoleskan suspensi bakteri adanyan kandungan senyawa aktif atau
E.coli pada media EMB, kemudian senyawa metabolit sekunder pada rimpang
meletakkan disk kosong yang telah Lengkuas Merah yang bersifat menghambat
dicelupkan dengan larutan sampel uji pertumbuhan bakteri seperti minyak atsiri.
berdasarkan masing-masing konsentrasi. Kemampuan Rimpang Lengkuas Merah
Kemudian media yang sudah berisi disk menghambat bakteri E.coli terlihat pada
0
diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. hasil pengukuran zona hambat yaitu untuk
Hasil uji daya hambat ekrstrak dan fraksi ektrak kental pada konsentrasi 1%. Hasil
rimpang Lengkuas Merah terhadap bakteri daya hambat yang didapat dari kontrol
E.coli menunjukkan adanya respon positif kotrimoksazol adalah konsentrasi 1%

Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 6


Rezqi Handayani

sebesar 0,64 mm, konsentrasi 5% sebesar tersebut hasilnya sesuai dengan hasil yang
0,772 mm dan konsentrasi 10% sebsar 0,53 didapat pada ekstrak etanol rimpang
mm. sebesar 1,0566 mm, konsentrasi 5% lengkuas yang dapat disimpulkan bahwa
sebesar 0,764 mm dan konsentrasi 10% ekstrak dan fraksi rimpang lengkuas pada
sebesar 0,73. Jika dibandingkan dengan konsentrasi 1%, 5% dan 10% memiliki daya
hasil kontrol positif daya hambat ekstrak hambat terhadap bakteri E.coli. walapun
etanol rimpang lengkuas lebih baik. dari hasil yang didapat daya hambatya
Untuk mengetahui sifat senyawa berada pada kategori lemah. Hal ini dapat
kimia yang berkhasiat dalam menghambat dikarenakan kecilnya konsentrasi yang
pertumbuhan bakteri maka dalam penelitian digunakan oleh peneliti sehingga penelitian
juga dilakukan fraksinasi untuk ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan
mendapatkan senyawa kimia dari rimpang konsentrasi yang lebih besar. Beberapa
lengkuas yang sesuai dengan sifat penelitian menunjukkan ekstrak rimpang
kepolarannya. Dari hasil fraksinasi, fraksi lengkuas merah memang mempunyai daya
yang banyak didapat adalah fraksi non polar hambat pada pertumbuhan bakteri E.coli
yaitu fraksi koloroform. Jika dilihat dari seperti yang dilakukan oleh Darwis et al
komponen senyawa kimia yang terdapat di (2013) menunjukkan ekstrak methanol
rimpang lengkuas yaitu minyak atsiri yang rimpang lengkuas merah memiliki daya
memilki sifat kelarutan non polar hasil yang hambat sedang pada konsentrasi 5,75%
didapat sesuai. Hal ini juga terbukti dari dengan zona hambat sebesar 8,16 mm.
hasil uji daya hambat untuk fraksi Tetapi pada penelitian lain yang pernah
koloroform memilki daya hambat yang dilakukan oleh Midun (2012) menunjukkan
lemah dengan hasil yaitu konsentrasi 1% ektstrak etanol rimpang lengkuas merah
0,912 mm, konsentrasi 5% sebesar 0.995 tidak memilki daya hambat terhadap bakteri
mm dan konsentrasi 10% 0,84 mm. Daya E.coli. Karena pada penelitian tidak
hambat fraksi semi polar yaitu etil asetat ditemukannya zona hambat. Hasil penelitian
hasil yang didapat untuk konsentrasi 1 % tersebut tidak sejalan dengan penelitian
sebesar 1,228 mm, konsentrasi 5% sebesar yang telah dilakukan oleh peneliti dengan
0,9 mm dan konsentrasi 10% sebsar 0,973 menggunakan ekstrak etanol rimpang
mm. Dan untuk hasil fraksi n-Butanol hasil lengkuas merah memilki daya hambat
yang didapat adalah konsentrasi 1% terhadap pertumbuhan bakteri E.coli. Hal ini
sebesar 1,027mm, konsentrasi 5% sebesar dapat terjadi karena penggunaan rimpang
0,973 mm dan konsentrasi 10% sebesar lengkuas merah yang berbeda dilihat dari
0,64 mm. Jika dilihat dari ketiga fraksi tempat tumbuhnya. Tempat tumbuh suatu

Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 7


Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Dan Fraksi Rimpang Lengkuas Merah (Alipinia Purpuruta K
Schoum) Terhadap Bakteri Escheria Coli

tanaman dapat mempengaruhi kandungan 3. Nasution, R.E. 1992. Prosiding Seminar


senyawa kimia dari tanaman tersebut. dan Loka Karya Nasional Etnobotani.
KESIMPULAN Departement Pendidikan dan
Dari hasil penelitian yang telah Kebudayaan RI-LIPI. Perpustakaan
dilakukan dapat disimpulkan Nasional RI. Jakarta.
a. Ekstrak etanol rimpang lengkuas merah 4. Sosrokusumo, P. 1989. Pelayanan
memiliki daya hambat pada bakteri Pengobatan Tradisional Di Bidang
E.coli dengan kekuatan daya hambat Kesehatan Jiwa. Dalam: Salan, R.,
pada kategori lemah dengan dibuktikan Boedihartono, P. Pakan, Z.S. Kuntjoro,
adanya zona hambat pada media uji. dan I.B.I. Gotama (ed.). Lokakarya
b. Fraksi etanol rimpang lengkuas merah tentang Penelitian Praktek Pengobatan
yang terdiri dari fraksi non polar Tradisonal. Badan Penelitian dan
(kloroform), semi polar (etil acetat) dan Pengembangan Kesehatan, Deparetem
polar (n-Butanol) memilki daya hambat Kesehatan Republik Indonesia. Ciawi,
pada bakteri E.coli dengan kekuatan 14-17 Desember 1988.
daya hambat pada kategori lemah. 5. Tax, S. 1953. An Appraisal of
Anthropologi Today. Chicago:
DAFTAR PUSTAKA University of Chicago Press.
1. Darwis, E, Dewi Chandra1, Choirul 6. Itokawa, H. And Takeya, K. 1993.
Muslim1, Rochmah Supriati1. 2013. Uji Antitumor Subtances From Higher
Efektivitas Ekstrak Rimpang Lengkuas Plants. Heterocycles. 35:1467-1501.
Merah (Alpinia Purpurata K.Schum) 7. Kainsa, S dan R. Bhoria. 2012.
Sebagai Antibakteri Escherichia Coli Medicinal Plants As A Source Of
Penyebab Diare. Universitas bengkulu. Antiinflammatory Agent: A Review.
2. Midun. 2012. Uji Aktifitas Esktrak International Journal of Ayurvedic and
Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata Herbal Medicine. 2(3):499-509
K.Schum) Dalam Menghambat 8. Hembing, H.M dan Wijakusuma. 2001.
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia:
aureus dan Bakteri Escheria coli Rempah, Rimpang Dan Umbi. Jakarta:
Dengan Metode Disc Diffusion. Skripsi. Milenia populer.
Universitas Islam Negeri Syarif 9. Soenanto, H dna S. Kuncoro. 2009.
Hidayatullah Jakarta. Obat Tradisional. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. Sukandar, D., N.

Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 8


Rezqi Handayani

Radiastuti, S. Utami. 2009. Aktivitas


Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas Merah
(Alpinia Purpuruta) Hasil Distalasi.
Jurnal Biologi Lingkungan. 3(2): 94-
100.
10. Syaugi. 2008. Diare Jangan
Diremehkan.
http://www.indomedia.com. (14
November 2015)
11. Victorio, C.P., R.M. Kuster and C.L.S
Lage. 2009. Detection Of Flavonoids In
Alpina Purpuruta (Viell) Schum. Leaves
Using High Performance
Ilquchromagraphy. Rev. Bras. Pl. Med.
Boutca (2):147-153.

Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 9

Anda mungkin juga menyukai