Anda di halaman 1dari 30

NEUROBLASTOMA, RETINOBLASTOMA,

DAN HODGKIN DISESASE

OLEH :
Kelompok III
Asrul (19.006)
Fadillah (19.012)
Fitriani S. Dentiks (19.014)
Harun H. Lanipo (19.015)
Hayatul Fitry (19.016)
Masita Dihuma (19.018)
Nur Ain Mdji (19.021)
Widiya nurul Annisa (19.030)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR


INSTITUSI AKPER (AKADEMI KEPERAWATAN)
YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSAR (YAPMA)
T.A. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah tentang Neuroblastoma, Retinoblastoma, dan Hodgkin
Disesase ini.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Neuroblastoma,
Retinoblastoma, dan Hodgkin Disesase ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.

Makassar, April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I PENDUHULUAN........................................................................................1

A. Latar Bedakang................................................................................................1

B. Rumusa Masalah..............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Neuroblastoma.................................................................................................3

1. Konsep Keperawatan....................................................................................3

2. Asuhan Keperawatan....................................................................................7

B. Retinablastoma..............................................................................................11

1. Konsep Keperawatan..................................................................................11

2. Askep Keperawatan....................................................................................14

C. Hodgkin Disesase..........................................................................................21

1. Konsep Keperawatan..................................................................................21

2. Asuhan Keperawatan..................................................................................22

BAB III PENUTUP...............................................................................................26

A. Kesimpulan....................................................................................................26

Daftar Pustaka

ii
iii
BAB I
PENDUHULUAN

A. Latar Bedakang
Para orang tua perlu mewaspadai adanya gejala kanker pada anak-anak.
Tanggal 15 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Anak Intemasional,
untuk mengingatkan kita semua akan semakin meningkatnya kasus- kasus
kanker anak. Dperkirakan 24% dari keseluruhan kanker menyerang anak-
anak. Meskipun angka ini tampak kecil, tetapi kanker menyumbangkan 10%
kematian pada anak-anak. Dan menurut data tahun 2007, di Indonesia setiap
tahunnya ditemukan.
Sumber lain menyebutkan, neuroblastoma terdiri 6-10% dari semua
kanker anak dan 15% kematian akibat kanker terjadi pada anak-anak. Angka
kematian mencapai 10 juta pertahun pada kelompok umur 0-4 tahun daN 4
Juta pada kelompok umur 4-9 tahun.
Insiden tertinggi terjadi pada awal tahun kehidupan dan beberapa kasus
merupakan kelainan bawaan.
Insiden terbesar di tahun pertama dan beberapa kasus adalah karena factor
bawaan. Paling mendominasi adalah perempuan termasuk pada orang tua dan
dewasa, tetapi hanya 10% pada kasus yang terjadi pada orang tua dari pada
anak dengan umur 5 tahun. Study Eropa melaporkan 2% lebih dari 4000 kasus
neuroblastoma adalah diatas 18 tahun.
Pada tahun 1864 seorang fisika dari Jerman Rudol Vvchow yang pertama
kali menjelaskan tumor perut pada anaka dengan sebutan "Glioma. Karakter
tumor dar tanda -tanda pada system saraf dan medula adrenal. Pada tahun
1901 di beritakan secara jelas melalui tahap 4s pada infant (hidup tapi tidak
menyebar) yang dijelaskan oleh Wiliam Pepper. Pada tahun 1910 James
Homer Wnght mengerti bahwa awal mula terjadi tumor berasal dari sel saraf
primitive dan itu dinamakan neuroblastoma.
B. Rumusa Masalah
1. Bagaimana Neuroblastoma?
2. Bagaimana Retinoblastoma?
3. Bagaimana Hodgkin Disisase?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan membuat makalah tentang Neuroblastoma, Retinoblastoma,
dan Hodgkin Disesase yaitu:
1. Melaksanakan tugas dari Dosen Mata Kuliah Keperawatan Anak
2. Menambah wawasa penulis mengenai Neuroblastoma, Retinoblastoma,
dan Hodgkin Disesase
BAB II
PEMBAHASAN

A. Neuroblastoma

1. Konsep Keperawatan
a. Definisi
Menurut Sumadi (2001), neuroblastoma adalah tumor ganas yang
terjadi pada sistem persarafan yang berasal dari sel-sel saraf yang
terdapat pada medula adrenal dan sistem saraf simpatik.
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada system
persarafan yang berasal dari sel-sel saraf kelenjar adrenal, leher, dada,
atau sumsum tulang belakang.Berasal dari sel Krista neuralis system
saraf dan karena itu dapat timbul dimanapun dari fossa kranialis
sampai koksik. Secara histologis, Neuroblastoma terdiri atas sel bulat
kecil dengan granula yang banyak. Neuroblastoma adalah satu-satunya
tumor yang dapat menghasilkan hormon.
Neuroblastoma sering dimulai pada jaringan syaraf kelenjar
adrenal. Ada dua kelenjar adrenal satu di atas setiap ginjal di bagian
belakang perut bagian atas. Kelenjar adrenal memproduksi hormon-
hormon penting yang membantu mengendalikan detak jantung,
tekanan darah, gula darah, dan cara tubuh bereaksi terhadap stress.
Saat didiagnosis tumor ini biasa metastasis (menyebar), paling sering
ke kelenjar getah bening tulang, sumsum tulang, hati, dan kulit.

b. Etiologi
Faktor Eksternal:
1) Paparan Lingkungan ; polusi udara, asap rokok.
2) Dari makanan yang mengandung zat-zat kimia yang berbahaya
bagi tubuh.
3) Pola hidup tidak sehat.
4) Adanya Radiasi.
5) Mutagen
6) Vinus

Faktor Internmal :
Faktor internal yang dapat menyebabkan neuroblastoma adalah
faktor genetik/keturunan; cacat genetika di dalam kandungan.

c. Patofisiologi
Sel-sel kanker yang berasal dari medula adrenal dan system saraf
simpatik berploriferasi, menekan jaringan sekitarnya, kemudian
menginfasi sel-sel normal disekitarnya.
Stadium neuroblastoma international berdasarkan menurut INSS
(Brodeur dkk, 1993)
1) Stadium 1
Tumor terlokalisasi dengan eksisi luas lengkap dengan / tanpa
adanya penyakit residual secara mikros kopik; tidak ada pembe sa
ran KGB ipsilateral dan kontralateral terhadap tumor secara
mikroskopik (mungkin didapatkan pembesaran KGB yang melekat
pada tumor primer dan diambil secara bersamaan). Semua tumor
yang ada dapat dilihat dan bisa dihilangkan selama operasi.
2) Stadium 2, dibagi menjadi tahap 2A dan 2B
Stadium 2A: Tumor ini hanya dalam satu arca (unilateral, tidak
ada pembesaran KGB yang ipsilateral dan tidak melekat pada
tumor, dan semua tumor yang dapat dilihat bisa sepenuhnya
dihapus selama operasi.
Stadium 28: Tumor ini hanya dalam satu area, pembesaran KGB
kontralateral tidak terdapat secara makroskopis, dan semua tumor
yang terlihat mungkin sepenuhnya dihapus selama operasi.
3) Stadium 3
Pada stadium tiga, bila telah terjadi salah satu dari pernyataan
dibawah
a) Tumor unilateral yang tidak dapat sepenuhnya dihapus selama
operasi dan telah menyebar dari satu sSI tubuh ke sisi yang lain
dan mungk in juga telah menyebar ke kelenjar getah bening
didekatnya.
b) Tumor hanya ada di satu bidang, di satu sisi tubuh, tetapi telah
menyebar ke kelenjar getah bening di sisi tubuh lain
c) Tumor berada di tengah-tengah tubuh dan telah menyebar ke
janngan atau kelenjar getah bening di kedua sisi tubuh, dan
tumor tidak dapat dihilangkan dengan pembedahan.
4) Stadium 4
Pada tahap ini dibagi menjadi tahap 4 dan tahap 4S
Stadium 4: Tumor menginvasi nodus limfe lebih jauh, mengenai
tulang sumsum ulang, hati, kulit, dan organ lain.
Stadium S:
a) Menyerang anak kurang dari 1 tahun.
b) Kanker telah menyebar ke kulit, hati, dan atau tulang sumsum.
c) Sel-sel kanker dapat ditemukan dalam kelenjar getah bening di
dekat tumor
Ada 3 kelompok resiko pada neuroblastoma
a. Beresiko rendah dan menengah neuroblastoma beresiko memiliki
peluang besar untuk sembuh.
b. Risiko sedang pada pasien yang dirawat dengan operasi dan
kemoterapi.
c. Neuroblastoma beresiko tinggi, mungkin sulit untuk disembuhkan.
d. Manifestasi Klinis
Neuroblastoma bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker ini
berasal dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis (bagian
dari sistem saraf yang mengatur fungsi tubuh involunter/di luar
kehendak, dengan cara meningkatkan denyut jantung dan tekanan
darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang hormon
tertentu).
Kebanyakan tumor primer terjadi dalam rongga abdomen (65%).
Pada bayi tumor primer lebih sering terjadi pada daerah toraks dan
leher. Kira-kira 1% dari pasien tidak ditemukan tumor primernya.
Metastasis dapat melalui kelenjar limfe regional terjadi sebanyak 35%.
Penyebaran secara hematogen sering terjadi ke sumsum tulang, tulang,
hepar dan kulit, seperti yang telah kami jelaskan dipembahasan
sebelumnya. Jarang terjadi penyebaran penyakit ke paru dan parenkim
otak, yang biasanya terjadi akibat kambuhnya penyakit atau penyakit
sudah dalam stadium terminal.
Gejala awal biasanya berupa:
1) Sekitar 90% neuroblasto ma menghasilkan hormon (misalnya
epinefrin yang dapat menyebabkan meningkatnya denyut Jantung
dan terjadinya kecemasan)
2) Kulitnya pucat, irritable, dan lemah (sering terjadi pada anak usia 3-
5 tahun)
3) Pada bayi, pembesaran hepar dengan nodul subkutan
4) ProptosIs dan ekimose periorbital akibat infiltrasi tumor ke tulang
periorbita
5) Sesak napas
6) Mudah memar atau pendarahan, petachiae (datar, menunjukkan
titik-titik di bawah kulit yang disebabkan oleh pendarahan)
7) Tekanan darah tinggi
8) Gerakan mata tidak terkendali
9) Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau skrotum
10) Diare yang parah berair
11) Rasa tidak enak badan (malaise) berlangsung selama beminggu-
minggu atau berbulan-bulan .
12) Keringat berlebihan
13) Rewel
Perlu berkonsultasi kepada petugas medis bila terdapat gejala :
1) Benjolan di perut, leher, atau dada
2) Mata melotot.
3) Di sekelhi ling mata tampak lingkaran hitam.
4) Nyeri tulang.
5) Bengkak perut, dan kesuhtan bernapas pada bay.
6) Sakit, benjolan kebiruan di bawah kulit pada bayi.
7) Kelemahan atau parnlysis (kehilangan kemampuan untuk
memindahkan bagian tubu)
Neuroblastoma akan lebih parah bila tumor menekan j aringan
terdekat seperti tumbuh atau menyebarnya kanker yang bergantung
pada asal dan luas penyebaran tumor.

2. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang
pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, social
dan lingkungan (Dermawan, 2012).
1) Data demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, Jenis kelanmin,
status perkawinan, dan Penggung biaya.
2) Keluhan utama
Pasien yang datang ke Rumah Sakit biasanya mengeluh dengan
adanya gejala- gejala awal yang terjadi seperti perut membesar,
perut terasa penuh, dan nyeri perut. Bisa juga pasien datang ke
Rumah Sakit karena tumor yang sudah menyebar di beberapa
bagian tubuh seperti jika tumor sudah menyebar pada tulang. Pasien
akan mengalami nyeri tulang. Jika tumor telah menyebar ke bagian
sumsum tulang akan terjadi anemia dan memar. Jika telah menyebar
di bagian kulit akan terjadi benjolan pada kulit. Yang lebih
parahnya jika tumor telah menyebar ke daerah pani-paru akan
terjadi gangguan pernapasan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit selama beberapa hari karena
terjadi pendarahan dan wajah tampak pucat. Pendarahan yang
ditandai dengan terjadinya patachiae.
4) Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit dengan mengeluh demam tinggi
dengan didukung wajah yang pucat. Keluarmya banyak keringat
juga dialami oleh pasien. Pasien selalu mengeluh nyeri yang
ditandai dengan anak selalu rewel. Namun keluarga pasien dan
pasien tidak tahu apa yang teradi dalam t ubuhnya, seberapa parah
tumor itu telah menyebar.
5) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik berdasarkan Review of System:
a) BI (Breath) :Sesak napas.
b) B2 (Blood) : Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah
meningkat, perdarahan di bawah kulit, pucat.
c) B3 (Brain) nyeri
d) B4 (Bladder) retensi urin pembesaran perut, mual
e) B5 (Bowel) :Rasa tidak enak badan (ma laise), pembengkakan
pada kaki,
f) B6 (Bone) pergelangan kaki atau skrotum, lelah. Terjadinya
ptachiae.

b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap
pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada
masalah kesehatan, pada resiko masalah kesehatan atau pada proses
kehidupan. Diagnosa keperawatan merupakan bagian vital dalam
menentukanasuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien
mencapai kesehatan yang optimal (PPNI, 2016):
Diagnosanya yaitu:
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.

c. Intervensi
Perencanaan keperawatan atau intervensi keperawatan adalah
perumusan tujuan, tindakan dan penilaian rangkaian asuhan
keperawatan pada pasien/klien berdasarkan analisa pengkajian agar
masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi (Nurarif &
Kusuma, 2015).

SDKI SLKI SIKI

Nyeri akut setelah di a. Kaji tingkat nyeri secara


berhubunga lakukannya komprehensif dan kaji tanda-tanda
n dengan asuhan vital
agen cedera keperawatan b. Ajarkan teknik non farmakologis
fisik selama …. Jam, (relaksasi, distraksi dll) untuk
nyeri berkurang mengatasi nyeri
dengan kriteria : c. Kontrol faktor lingkungan yang
a. Pasien mempengaruhi nyeri seperti suhu
mengatakan nyeri ruangan, pencahayaan, kebisingan.
berkurang d. Kelola dexketoprofen 25 mg/8 jam
b. Skala nyeri 2 untuk mengurangi nyeri.
c. Wajah pasien
tampak rilaks

d. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994), dalam
(Potter & Perry, 2011).

Hari/ Diagnosa Jam Implementasi


tanggal

Sabtu, 28 Nyeri akut 14:00 a. Mengkaji tingkat nyeri secara


maret 2021 berhubungan komprehensif dan kaji tanda-tanda vital
dengan agen b. Mengajarkan teknik non farmakologis
cedera fisik (relaksasi, distraksi dll) untuk mengatasi
nyeri
c. Mengontrol faktor lingkungan yang
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan.
d. Mengelola dexketoprofen 25 mg/8 jam
untuk mengurangi nyeri

e. Evaluasi
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil
menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran
dari tindakan. Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari
setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)Evaluasi dilakukan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan (Mubarak,dkk.,2011).
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam
Wardani, 2013):
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif.
A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis. Tugas dari
evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretsi data sesuai dengan
kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat
keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011)

B. Retinablastoma

1. Konsep Keperawatan
a. Definisi
Retinoblastoma adalah kanker mata yang awalnya tumbuh di
retina, yaitu lapisan sensitif di bagian dalam mata. Retinoblastoma
biasanya terjadi pada anak-anak, tapi bisa juga menimpa orang dewasa,
meskipun ini jarang terjadi. Ini merupakan suatu keganasan
intraokular primer yang paling sering pada bayi dan anak dan
merupakan tumor neuroblastik yang secara biologi mirip dengan
neuroblastoma dan meduloblastoma.

b. Etiologi
Retinoblastoma terjadi ketika sel-sel saraf pada retina bermutasi
Retinoblastoma disebabkan oleh mutasi gen RB1, yang terletak pada
lengan panjang kromosom 13 pada locus 14 (13q14) dan kode protein
pRB, yang berfungsi supresor pembentukan tumor. pRB adalah
nukleoprotein yang terikat pada DNA (Deoxiribo Nucleid Acid) dan
mengontrol siklus sel . Jadi mengakibatkan perubahan keganasan dari
sel retina primitif sebelum berakhir Mutasi ini mengakibatkan sel-sel
terus membelah dan bertambah banyak ketika sel yang sehat akan
mati. Pertambahan sel-sel yang sangat banyak ini akhirnya
terakumulasi dan membentuk sebuah tumor. Sel-sel kanker
retinoblastoma dapat menyerang lebih jauh ke dalam mata dan struktur
di dekatnya. Retinoblastoma juga bisa menyebar ke organ tubuh
lainnya seperti otak dan tulang belakang.

c. Patofisiologi
Patofisiologi retinoblastoma diawali dengan mutasi somatik pada
kedua alel RB1 di lengan panjang kromosom 13 pada locus 14 (13q14)
sel retina primitif atau sel prekursor multipoten, paling sering terjadi
pada prekursor fotoreseptor kerucut. Mutasi dapat terjadi karena
kesalahan acak saat proses pengopian DNA sewaktu pembelahan sel.
Mutasi kedua alel RB1 tersebut menyebabkan hilangnya fungsi
supresor tumor protein retinoblastoma (pRB) sehingga terjadi
pembelahan sel yang tidak terkendali dan perubahan genomik yang
tidak stabil membentuk retinoblastoma. Retinoblastoma nonherediter
tidak diturunkan ke anak.
Pada retinoblastoma herediter, 1 alel gen RB1 yang telah
mengalami mutasi diturunkan dari salah satu orang tua ke anak. Mutasi
tersebut dapat ditemukan pada seluruh sel tubuh anak, tidak hanya di
sel retina (mutasi germinal). Ketika alel lainnya di gen RB1 sel retina
mengalami mutasi juga, maka akan terbentuk retinoblastoma.
d. Menifestasi Klinik
Tanda-tanda retinoblastoma yang paling sering dijumpai adalah
leukokoria (white pupillary reflex) yang digambarkan sebagai mata
yang bercahaya, berkilat, atau cat’s-eye appearance, strabismus dan
inflamasi okular. Gambaran lain yang jarang dijumpai, seperti
heterochromia, hyfema, vitreous hemoragik, sellulitis, glaukoma,
proptosis dan hypopion. Tanda tambahan yang jarang, lesi kecil,
Keluhan visus, Katarak, Nyeri.

e. Pengobatan
Pengobatan retinoblastoma tergantung pada ukuran, lokasi dan
penyebaranya, serta tingkat keparahan kanker. Kemoterapi bertujuan
untuk membunuh sel kanker dengan menggunakan obat-obatan khusus.
Pemberian obat kemoterapi bisa dilakukan dengan penyuntikan
langsung ke mata, melalui pembuluh darah, atau diminum.

f. Penatalaksanaan
Saat retinoblastoma pertama di terapi yang paling penting dipahami
retinoblastoma adalah suatu keganasan. Managemen modern
retinoblastoma intraokular sekarang ini dengan menggabungkan
kemampuan terapi yang berbeda mencakup enukleasi, eksenterasi,
kemoterapi, photocoagulasi, cryoteerapi, external-beam radiation dan
plaque raditherapy.
Penatalaksanaan retinoblastoma berubah secara dramatis pada
dekade yang lalu dan terus berkembang. External Beam radiotherapy
jarang digunakan sebagai terapi utama retinoblastoma intraokular
karena berhubungan dengan deformitas kraniofacial dan tumor
sekunder pada daerah radiasi.
g. Komplikasi
Saat retinoblastoma pertama di terapi yang paling penting dipahami
retinoblastoma adalah suatu keganasan. Managemen modern
retinoblastoma intraokular sekarang ini dengan menggabungkan
kemampuan terapi yang berbeda mencakup enukleasi, eksenterasi,
kemoterapi, photocoagulasi, cryoteerapi, external-beam radiation dan
plaque raditherapy.
Penatalaksanaan retinoblastoma berubah secara dramatis pada
dekade yang lalu dan terus berkembang. External Beam radiotherapy
jarang digunakan sebagai terapi utama retinoblastoma intraokular
karena berhubungan dengan deformitas kraniofacial dan tumor
sekunder pada daerah radiasi.

2. Askep Keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas Klien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,
alamat, penanggung jawab, tanggal pengkajian, dan diagnosa
medis.
2) Keluhan Utama
Lesi kecil, Keluhan visus, Nyeri pada area mata
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi keluhan yang dirasakan biasanya klien mengeluhkan
visus dan nyeri pada area mata
4) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah menderita sakit apa sebelumnya
5) Riwayat Keluarga
Penyakit yang diderita oleh keluarga yang beresiko menurunkaan
penyakitnya
6) Pemeriksaan Fisik
a) Aktifitas Istirahat
Toleransi terhadap aktifitas,, perubahan pola tidur
b) Gejala subyektif
Rasa nyeri, dan penurunan visus.
c) Psikososial
Perasaan takut, dan cemas,
d) Status Mental
Marah atau pasrah, depresi.
e) Neurologis
Gangguan reflex pupil.
f) Muskuloskletal
Lemah atau tidak.
g) Pernafasan
Nafas pendek atau dalam
h) Integument
Lesi.

b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap
pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada
masalah kesehatan, pada resiko masalah kesehatan atau pada proses
kehidupan. Diagnosa keperawatan merupakan bagian vital dalam
menentukanasuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien
mencapai kesehatan yang optimal (PPNI, 2016):
Diagnosanya yaitu:
1) Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit
2) Gangguan persepsi sensori b/d gangguan penglihatan

c. Intervensi
Perencanaan keperawatan atau intervensi keperawatan adalah
perumusan tujuan, tindakan dan penilaian rangkaian asuhan
keperawatan pada pasien/klien berdasarkan analisa pengkajian agar
masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi (Nurarif &
Kusuma, 2016).

SDKI SLKI SIKI


Gangguan Setelah diberikan Observasi
rasa nyaman tindakan kepeawatan  Identifikasi gejala yang tidak
b/d gejala 1x24 jam diharapkan menyenangkan (mis.Nyeri)
penyakit kriteria hasil :  Identifikasi pemahaman
1. Keluhan tidak tentang kondii, situasi, dan
nyaman menurun perasaan
2. Gelisah menurun  Identifikasi masalah
emosional dan spritual
Terapeutik
 Berikan posisi yang nyaman
 Ciptakan lingkungan yang
nyaman
 Dukung keluarga dan
pengasuh terlibat dalam terapi
atau pengobatan
Edukasi
 Jelaskan mengenai kondisi
dan pilihan terapi/pengobatan
 Ajarkan distraksi dan
imajinasi terbimbing
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
anelgesik, jika perlu
SDKI SLKI SIKI
Gangguan Setelah diberikan Observasi
persepsi sensori tindakan kepeawatan  Periksa status mental,
b/d gangguan 1x24 jam diharapkan status sensori, dan tingkat
penglihatan kriteria hasil : kenyamanan
1. Verbalisasi melihat Terapeutik
cukup meningkat  Batasi stimulus
lingkungan
 Diskusikan tingkat
toleransi terhadap
beban sensori
 Jadwalkan aktivitas
harian dan waktu
istirahat
 Kombinasikan
tindakan
prosedur/tindakan
dalam satu waktu
sesuai kebutuhan
Edukasi
 Ajarkan cara
meminimalisir
stimulus
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur.

d. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam
(Potter & Perry, 2011).

No Hari/tan Diagnosa jam Implementasi


ggal

1. 04/03/21- Gangguan 08.00 Observasi


05/03/21 rasa nyaman  Mengidentifikasi gejala yang
b/d gejala tidak menyenangkan
penyakit (mis.Nyeri)
 Mengidentifikasi pemahaman
tentang kondii, situasi, dan
perasaan
 Mengidentifikasi masalah
emosional dan spritual
Terapeutik
 Memberikan posisi yang
nyaman
 Menciptakan lingkungan yang
nyaman
 Mendukung keluarga dan
pengasuh terlibat dalam terapi
atau pengobatan
Edukasi
 Menjelaskan mengenai kondisi
dan pilihan terapi/pengobatan
 Mengajarkan distraksi dan
imajinasi terbimbing
Kolaborasi
 Berkolaborasi pemberian
anelgesik, jika perlu

No Hari/tanggal Diagnosa Jam Implementasi

2. 12/03/21- Gangguan 14.00 Observasi


13/03/21 persepsi  Memperiksa status mental,
sensori b/d status sensori, dan tingkat
gangguan kenyamanan
penglihatan Terapeutik
 Membatasi stimulus
lingkungan
 Mendiskusikan tingkat
toleransi terhadap beban
sensori
 Menjadwalkan aktivitas
harian dan waktu istirahat
 Mengkombinasikan
tindakan prosedur/tindakan
dalam satu waktu sesuai
kebutuhan
Edukasi
 Mengajarkan cara
meminimalisir stimulus
Kolaborasi
 Berkolaborasi dalam
meminimalkan prosedur.

e. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan , untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan pasien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan apakah telah tercapai atau tidak.

C. Hodgkin Disesase

1. Konsep Keperawatan
a. Definisi
Hodgkin disease adalah sejenis limfom. Limfoma adalah kanker
bagian dari sistem kekebalan yang di sebut sistem getah bening.
Limfoma maligna adalah penyakit keganasan primer dari jaringan
limfoid yang bersifat padat/ solid meskipun kadang-kadang dapat
menyebar secara sistemik. Secara garis besar, limfoma maligna dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: (1) limfoma Hodgkin (LH) dan (2)
limfoma non-Hodgkin (LNH).
LH (limfoma hodgkin) merupakan penyakit keganasan yang
mengenai sel-B limfosit dan khas ditandai oleh adanya sel Reed
Sternberg dengan latar belakang sel radang pleomorf (limfosit,
eosinofil, neutrophil, sel plasma dan histiosit)

b. Etiologi
Penyebab pasti dari limfoma Hodgkin (LH) hingga saat ini masih
belum jelas diketahui namun beberapa faktor, seperti paparan infeksi
virus, faktor keluarga dan keadaan imunosupresi diduga memiliki
keterkaitan dengan terjadinya LH.8 Pada 70% atau sepertiga dari kasus
LH yang pernah dilaporkan di seluruh dunia menunjukkan adanya
keterlibatan infeksi virus Epstein Barr (EBV) pada sel Reed-
Sternberg.5 Ekspresi gen dari EBV diduga memicu terjadinya
transformasi dan pemrograman ulang dari sel-B limfosit menuju salah
satu fenotif LH.

c. Klasifikasi
Klasifikasi limfoma Hodgkin (LH) yang umum digunakan hingga saat
ini yaitu klasifikasi histologik menurut REAL (Revised American
European Lymphoma) dan WHO (World Health Organization) yang
menglasifikasikan LH ke dalam 5 tipe, yaitu
1) nodular sclerosing,
2) mixed cellularty,
3) lymphocyte depleted,
4) lymphocyte rich dan
5) nodular lymphocyte predominant.
LH tipe nodular sclerosing, mixed cellularity, lymphocyte depleted
dan lymphocyte rich seringkali dikelompokkan sebagai LH klasik.

Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas Klien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,
alamat, penanggung jawab, tanggal pengkajian, dan diagnosa
medis.
2) Keluhan Utama
Pembengkakan limfonodi yang dirasakan demam, berkeringat di
malam hari, dan kekurangan energi
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi keluhan yang dirasakan biasanya klien mengeluhkan
merasakan kekurangan energi
4) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah menderita sakit apa sebelumnya
5) Riwayat Keluarga
Penyakit yang diderita oleh keluarga yang beresiko menurunkaan
penyakitnya
6) Pemeriksaan fisik
a) Aktifitas Istirahat
Toleransi terhadap aktifitas,, perubahan pola tidur
b) Gejala subyektif
demam dan keletihan.
c) Psikososial
Perasaan cemas.
d) Status Mental
Marah atau pasrah, depresi.
e) Muskuloskletal
Lemah atau tidak.
f) Pernafasan
Nafas pendek atau dalam

b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap
pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada
masalah kesehatan, pada resiko masalah kesehatan atau pada proses
kehidupan. Diagnosa keperawatan merupakan bagian vital dalam
menentukanasuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien
mencapai kesehatan yang optimal (PPNI, 2016):
Diagnosanya yaitu:
Keletihan b/d kondisi fisiologis

c. Intervensi
Perencanaan keperawatan atau intervensi keperawatan adalah
perumusan tujuan, tindakan dan penilaian rangkaian asuhan
keperawatan pada pasien/klien berdasarkan analisa pengkajian agar
masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi (Nurarif &
Kusuma, 2016).
SDKI SLKI SIKI
Keletihan Setelah melakukan Obsevasi
b/d kondisi tindakan 1x24 jam  Identifikasi kesiapan dan
fisiologis dengan kriteria hasil : kemampuan dalam merima
1. Lesu menurun informasi
2. Verbalisasi lelah Terapeutik
menurun  Sediakan media dan materi
pengaturan aktivitas dan
istirahat
 Jadwalkan pemberian
pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Edukasi
 Anjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
 Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahatajarkan cara
mengidentifikasi target dan
jenis aktivits sesuai kemampuan

d. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam
(Potter & Perry, 2011).

No Hari/ Diagnosa Jam Implementasi


tanggal
1. 12/03/21- Keletihan b/d 14.00 Obsevasi
13/03/21 kondisi  Mengidentifikasi kesiapan
fisiologis dan kemampuan dalam
merima informasi
Terapeutik
 Menyediakan media dan
materi pengaturan aktivitas
dan istirahat
 Menjadwalkan pemberian
pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Edukasi
 Menganjurkan menyusun
jadwal aktivitas dan istirahat
 Mengajarkan cara
mengidentifikasi kebutuhan
istirahatajarkan cara
mengidentifikasi target dan
jenis aktivits sesuai
kemampuan

e. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan , untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan pasien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan apakah telah tercapai atau tidak.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada sistem persarafan
yang berasal dari sel-sel saraf yang terdapat pada medula adrenal dan sistem
saraf simpatik.
Retinoblastoma adalah kanker mata yang awalnya tumbuh di retina, yaitu
lapisan sensitif di bagian dalam mata. Retinoblastoma biasanya terjadi pada
anak-anak, tapi bisa juga menimpa orang dewasa, meskipun ini jarang terjadi.
Hodgkin disease adalah sejenis limfom. Limfoma adalah kanker bagian
dari sistem kekebalan yang di sebut sistem getah bening. Limfoma maligna
adalah penyakit keganasan primer dari jaringan limfoid yang bersifat padat/
solid meskipun kadang-kadang dapat menyebar secara sistemik.

DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesi. Jakarta: PPNI

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Konsep & Kerangka Kerja.


Yogyakarta: Gosyen Publishing

Kusumawa, Eka. 2019. Gejala Kanker Pada Anak.12 November 2009


www.rumahkanker.com

Kusumawa, Eka. 2019. Gejala-gejala Tumor/Kanker Otak.12 November 2009


www.rumahkanker.com

Anda mungkin juga menyukai