Anda di halaman 1dari 8

ROLE PLAY MANAJEMEN KONFLIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar “Manajemen


Keperawatan”

Disusun oleh: Kelompok 4A

Asep Gunawan 4002190142


Dea Dini Fitriani 4002190134
Desy Indah Rahmawati 4002190074
Najdah Zakiyatun 4002190090
Nathasya Nur Indriana 4002190043
Nissa Nurfaizah 4002170022
Qori Wahyuningsih 4002190106
Rani Putri 4002190101
Rodum Al Ashar 4002190004
Siska Mardiana 4002190140
Tita Nurlita 4002190143

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG
SEPTEMBER 2021
2

Pemeran :
1. Narator : Teh nissa
2. Sentia (perawat) : Siska Mardiana
3. Nindi (perawat) : Dea Dini
4. Amara (perawat) : Tita Nurlita
5. Pak samson (ayah pasien): Rodum Al Ashar
6. Ibu tari (ibu pasien) : Desy Indah Rahmawati
7. Dr. Teo (Dokter) : Asep Gunawan
8. Bagian adm : Najdah Zakiyatun
9. Hera (Pasien) : Rani Putri
10. Amel (Tante pasien ) : Nathasya Nur
11. Nopi (kaka pasien) : Qori Wahyuningsih

Di sebuah Rumah Sakit Dharma Husada, tepatnya ruang kenanga no. 2 ada
seorang pasien yang bernama Hera anak dari bapak Samson dan Ibu sari, Hera berumur
19 tahun dengan gejala demam tinggi. Maka, dua orang perawat yang bernama sentia
dan amara di tugaskan untuk melakukan pemberian obat intra cutan, sebelum di
berikan obat antibiotik.
Amara : “Assalamualaikum, Selamat pagi.” (sambil tersenyum)
Bapak Samson & Ibu sari: “Pagi suster.”
Sentia : “Perkenalkan saya suster Amara dan rekan saya suster Sentia yang akan bertugas di
ruangan ini. Apa benar ini saudari hera?”
Hera : “Iya sus.” (sambil mengangguk)
Bapak Samson: “Iya benar suster, ini dengan hera anak saya.”
Amara : “Oh iya pakk buuu, kalau begitu saya dan perawat amara akan menanyakan beberapa
pertanyaan kepada hera, mohon di jawab dengan sebenar benarnya ya hera.”
Hera : “Iya sus.”
Amara : “ Tempat tinggal hera dimana?”
Hera : “ Kami tinggal di Jalan terusan jakarta RT 02.”
Amara : “ Apakah sudah bekerja?”
Ibu Sari: “ Kebetulan hera sedang kuliah sus.”
Amara : “Nah sekarang ceritakan apa yang hera rasakan?”
Ibu sari: “ Ayo hera, ceritakan apa yang kamu rasakan kepada suster.”
3

Hera : “ Saya pusing suster, kepala saya berputar-putar tidak karuan, badan saya panas dan
terasa sakit dimana-mana. Saya merasa tidak kuat suster.”
Amara : “ Baiklah, suster sentia tolong bantu cek suhunya hera yaa”
Suster Sentia: “ baik hera tolong angkat ketiaknya ya.”(amara memasukan termometer). “Coba
kita tunggu beberapa menit.”
Kemudian di dapat hasil pengukuran suhu tubuh pasien.
Sentia : “Suhu tubuh hera 38,9 ˚C melebihi suhu tubuh normal, biasanya suhu tubuh normal
36,5-37,5˚C. Hera memiliki gejala demam tinggi, mungkin saya akan konsultasi dulu ke Dokter
Teo untuk penanagan pertama. Dokter teo akan datang 3 jam lagi, mungkin saya akan
memberikan tindakan keperawatan pertama, sekitar 20 menit lagi saya akan kembali.”
Hera : “Iya suster.”
Amara : “ Saya permisi dulu ya pakkk buuu”
Setelah perawat keluar ruangan, bapak Samson dan ibu sari menjaga Hera dan
memberikan minum.
Ibu sari : “ Nak, minum dulu biar panasnya turun, bentar lagi dokternya datang kok, sabar ya.”
Hera : “Nggak mau bu, nggak mau minum, mulut hera pahit. bu, kita dapat uang darimana buat
bayar biaya rumah sakit. Semakin lama disini semakin mahal bu.”
Bapak Samson: “Kamu nggak usah mikirin soal itu, yang penting kamu sembuh dulu, bapak
bakal usahain buat dapatin biaya pengobatan kamu.”
Hera : “Ya udah bu, hera mau minum biar kita cepat pulang dari sini.”
Ketika Hera dan Ibu sari lagi berbincang-bincang, tiba-tiba perawat Sentia
datang memberikan obat melaui intra cutan.
Sentia : “Permisi bu, maaf menunggu lama, sesuai dengan kontrak kita tadi, hera akan di beri
obat antiobitik agar panasnya turun, nanti sekitar 2 jam lagi dokternya akan memeriksa keadaan
hera. Sebelumnya apakah hera alergi obat antibiotik?”
Ibu Sari: “Tidak tau suster, soalnya hera baru pertama kali di rawat di rumah sakit.”
Sentia : “Oh iya, kalau begitu saya akan melakukan test alergi dulu ya buu, nanti hasilnya bisa
di ketahui anak ibu alergi atau tidak, apakah hera bersedia?”
Hera :” Baiklah sus saya bersedia”
Setelah mendapat persetujuan dari pasien, maka perawat sentia pun melakukan
tindakan pemberian obat intra cutan.
Sentia : (Perawat membersihkan daerah yang akan dilakukan suntikan, kemudian daerah
tersebut agak ditegangkan. Kemudian tindakan pun dilakukan). “Bagaimana perasaan hera
setelah dilakukan penyuntikan tes alergi?”
4

Hera : “Agak terasa sakit, suster.”


Sentia : “Tidak apa-apa. Maaf bu, daerah yang tadi disuntik saya lingkari dulu dengan spidol.
Nanti sekitar 15 menit obat akan bereaksi, daerah sekitar suntikan tersebut jika kemerahan
berarti tandanya hera alergi obat antibiotik.”
Hera : “Oh iya suster.”
Sentia : “Kalau begitu saya permisi dulu. Saya akan membereskan peralatan dulu, nanti jika
sudah ada hasilnya, segera bapak panggil saya, ya.”
Perawat Sentia pun membereskan peralatannya, dan melakukan kontrak waktu
kembali. Setelah diketahui hasilnya, maka pasien bisa diberi obat antibiotik atau tidak
dengan alasan alergi. 2 jam kemudian Dokter Teo datang bersama perawat Nindy.
Dokter Teo : “Selamat siang pak bu, saya Dokter Teo, tadi sudah di test alergi belum pak sama
susternya?”
Hera : “Sudah dokter. Ini disini dok.” (sambil memperlihatkan tangannya)
Dokter Teo : “Nggak apa-apa, bagus, berarti ini tandanya tidak alergi. Kalau begitu, saya
periksa dulu ya.”
Ibu sari: “Iya, dokter. Silahkan.”
Dokter Teo memeriksa keadaan pasien Hera sedangkan Perawat Nindy
membantu Dokter Teo.
Dokter Teo : “Pak bu, nanti saya resepin obatnya, biar nanti suster nindy aja yang memberikan
obatnya ya pak.”
Bapak Samson: “Baiklah dok.”
Dokter Teo : “Bapak atau ibu bisa ke ruangan saya sekarang?”
Bapak Samson: “O iya dok. Nanti saya ke ruang dokter.”
Di ruangan Dokter, Bapak Samson dan Dokter Teo berbincang-bincang
mengenani penyakit Hera.
Bapak Samson: “ Permisi dok.”
Nindy : “Silahkan masuk pak. Duduk dulu ya pak, saya panggilkan dokternya.”
Dokter Teo : “Begini pak, setelah saya periksa anak bapak mengalami demam tinggi dan
dehidrasi, jadi harus di rawat beberapa hari untuk memulihkan kesehatannya, tadi resepnya
sudah saya kasih ke suster Nindy.”
Bapak Samson: “Baik dok, kira-kira biayanya berapa ya dok?”
Dokter Teo : “ Kalau masalah biaya, bapak bisa konfirmasi ke bagian administrasi dan yang
paling penting sekarang kita pulihkan dulu anak bapak.”
Bapak Samson: “Iya, dok.”
5

Nindy : “Baik pak, nanti saya akan memberikan obat ke anak bapak ya pak.”
Bapak Samson: “O iya sus, saya mau ke bagian administrasi dulu. Permisi.”
Nindy : “baik pa silahkan”
Bapak Samson lalu pergi ke bagian administrasi untuk menanyakan masalah
biaya perawatan.
Tibalah Bapak Samson di bagian administrasi...
Bapak Samson: “Pemisi mbak, saya keluarga dari pasien hera ruang kenanga no. 2, saya mau
liat perincian dan jumlah biaya pengobatan anak saya.”
Bagian adm : “Sebentar ya pak, saya cek dulu, nama lengkapnya siapa yaa pak”
Bapak Samson: “nama lengkap anak saya Hera Sumiati”
Bagian adm : “baik pak, bentar saya cek dahulu”
Bapak Samson : “baik sus”
Bagian adm : “ini pak, perinciannya.”
Bapak Samson: (melihat biaya perinciannya) “waduh, mahal sekali biayanya mbak, kira-kira
bisa di cicil nggak mbak?”
Bagian adm : “Maaf pak, ini sudah ketentuan dari rumah sakit jadi nggak bisa, jadi kalau besok
anak bapak masih di rawat, bayarnya bisa besok.”
Bapak Samson: “Oh begitu mbak, saya permisi dulu ya, makasi.”
Bagian adm : “Iya pak.”
Bapak Samson meninggalkan bagian administrasi dan berjalan menuju ruang
perawatan anaknya ternyata diruangan sudah ada kakak dan tante amel sedang
menjenguk hera
Pak samson : “Eh ada amel sama nopi kalian kesini juga?”
Tante Amel : “Iya kak soalnya saya khawatir dengan kondisi hera”
Nopi : “iya ayah aku jga khawatir dengan kondisi hera, makanya sekarang bareng tante
ngejenguk kesini sekalian bawain buah buahan buat hera”
Tante Amel : “Gimana Hera keadaan kmu sekarang?”
Hera : “ Alhamdulillah, tante kakak doain hera ya semoga cepet sembuh”
Tante : “Selalu tante doakan supaya hera cepet sembuh”
Nopi : “Kakak juga selalu doain hera supaya cepet sembuh”
Tante : “Tante juga gabisa lama lama disini soalnya lagi ada kerjaan, tante cuma bawa buah
buahan buat hera dimakan ya biar cepet sembuh”
Nopi : “Ayah ibu nopi jga sama gabisa lama mau langsung soalnya rumah gaada jaga, deee
cepet sembuh yaa biar cepet pulang kerumah”
6

Tante Amel : “Yuadah kak samson kak sari saya langsung pulang lagi yaa karena masih ada
kerjaan”
Nopi : “Iya ayah ibu nopi juga langsng pulang lagi ya bareng tanteu”
Ibu dan Bapak : “Iyaa amel makasiii udah nyempetin ngejenguk hera, hati hati yaa amel nopi
pulangnya”
Sementara itu di nurse station perawat Sentia dan perawat Nindy sibuk
melakukan pendokumentasian. Lalu suster Sentia bertanya kepada suster Nindy.
Sentia : “Sus, bagaimana keadaan pasien yang bernama hera?”
Nindy : “Setelah di lakukan pemasangan infus tadi, keadaannya mulai berangsur membaik sus,
soal pengobatan saya sedang menunggu instruksi dari dokter Teo.”
Tiba-tiba Dokter Teo datang dan menginstruksikan perawat untuk memberikan
obat pada pasien hera.
Dokter Teo : “Permisi sus.”
Sentia : “Iya, silahkan duduk dok.”
Dokter Teo : (Menuliskan resep untuk pasien hendru). “Sus, ini ya resep untuk
pasien hera.”
Sentia : “Baik dok.”
Dokter Teo : “Saya mau keruangan dulu, permisi.”
Dokter Teo kembali ke ruangan sedangkan perawat sentia, menyiapkan obat
untuk pasien Hera.
Sentia : “Suster nindy, ini obat untuk pasien yang bernama hera, tolong berikan sekarang yaa,
saya mau ke laboratorium dulu.”
Nindy : “Baik sus.”
Perawat nindy pergi ruang perawatan pasien hera.
Nindy : “Permisi pakk buuu”
Ibu Sari : “Iya suster.”
Nindy : “Bu, ini obat buat hera, nanti di minumkan ke hera setelah makan ya bu.”
Ibu Sari: “Iya, terima kasih suster.”
Perawat nindy kembali ke nurse station dan melakukan pendokumentasian.
Keesokan harinya, perawat amara dan perawat sentia kembali bertugas di
ruangan kenanga 2.
Amara : “Gimana keadaannya hari ini? Tidurnya nyenyak tidak?”
Hera : “Baik kok, tidurnya nyenyak suster. Suster, aku kapan pulang?”
Amara : “Nanti ya, tunggu dokternya, obatnya di minum biar cepat sembuh.”
7

Hera : “Iya suster.”


Amara : “Ya udah, nanti siang, suster nindy yang akan kasih obatnya.”
Ibu Sari: “Iya heraa, tu dengerin suster amaraa, biar cepat pulang.”
Siang harinya, perawat nindy memberikan obat via bolus kepada pasien hera.
Nindy : “Selamat siang pak buuu, sesuai dengan yang di bilang sama suster amara tadi pagi,
kalau siang ini saya akan memberikan obat, nanti saya suntikan melalui selang infusnya hera
ya pak.”
Hera : “ahh, ga mau suster nanti sakit.”
Nindy : “ nggak sakit kokk, kan nggak di suntik pake jarum, nanti jarum nya di lepas kok.”
Hera : “Suster bener ya nggak sakit.”
Nindy : “Yaudah suster suntik ya, ( saat di suntik ) tuh kan nggak sakit suster ga bohong.”
Hera : “Iya sus nggak sakit, terimakasih sus.”
Nindy : “iya, selamat siang.”
Perawat nindy pun kembali ke nurse station untuk mengisi di buku obat dan
melanjutkan tugas nya.
Amara : “Suster nindy, kamu sudah kasih obat nya sama pasien hera ?
Nindy : “Sudah kok sus.”
15 menit kemudian, tubuh hera mengalami kejang, bapak samson dan ibu sari
panik dan segera memanggil perawat.
Bapak Samson: “Suster, suster.” (dengan suara keras dan panik)
Dokter Teo yang kebetulan sedang berada di nurse station dan parawat nindy,
sentia dan amara datang ke ruangan pasien hera
Bapak Samson: “Dok, bagaimana ini, kenapa bisa begini?”
Dokter Teo : “Iya sebentar ya pak, saya periksa dulu. (memeriksa obat apa yang diberikan
perawat nindy). Obat apa yang suster berikan kepada pasien hera?”
Nindy : “Saya berikan obat yang sesuai dengan resep dokter.”
Dokter Teo memeriksa kembali obat yang diberikan, setelah diperiksa ternyata
obat tersebut salah, keluarga hera tidak terima dengan kejadian ini, dan menuntut suster
nindy serta rumah sakit yang dianggap keluarga bahwa suster nindy sudah melakukan
mal praktek.
Bapak Samson: “Saya tidak terima dengan kejadian ini, saya akan menuntut rumah sakit ini,
ini masalah nyawa.” (dengan suara tinggi)
Ibu Sari : “udahhh pakk udahhh tahan emosinya pakk”
8

Bapak Samson : “saya ga bisa sabar buuu, ini taruhannya nyawa anak kitaa, emang ibu mau
anak kita kenapa-napa”
Dokter Teo : “ Maaf pak, kami tidak bermaksud untuk melakukan malpraktek atau
semacamnya, tapi ini memang kesalahan saya dan suster saya.”
Bapak Samson: “Saya tidak terima, saya akan bawa masalah ini kepengadilan.”
Nindy : “Saya benar-benar mohon maaf atas kejadian ini pak. Saya tidak bermaksud untuk
mencelakai hera” (Menunduk dan merasa bersalah)
Sentia : “Maaf pak, mungkin masalah ini tidak perlu dibawa kepengadilan, kami akan
bertanggung jawab dengan semua kejadian ini, kami pun sudah memberikan obat yang sesuai
dan penetral atas kejang-kejang tadi.”
Dokter Teo : “Benar pak, masalah ini bisa di selesaikan secara kekeluargaan, bapak mohon
tenang ya, obat penetral tersebut sekarang sedang bekerja di tubuhnya hera, dan kita tunggu
beberapa menit lagi hera akan sadar pak.” (sambil memegang bahu bapak samson)
Bapak Samson: (diam)
Ibu Sari : “sabar pak sabar jangan pakai emosi, kita dengarkan dokter untuk tunggu dulu”
Tiba-Tiba Hera sadarkan diri dan memanggil bapak dan ibunya
Hera : “Pak buuuu” (dengan nada pelan)
Bapak Samson: “Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga nak, kamu tidak apaapakan?
Ibu sari : “iyaa nakk kamu nggapapa kan?”
Hendru : “Aku tidak apa-apa pak buu.”
Kemudian dokter Teo memeriksa keadaan hera dan hasilnya baik. Lalu dokter
Teo, perawat nindy sentia, dan berbincang – bincang.
Dokter Teo : “Pak, sekali lagi kita minta maaf atas kejadian ini.”
Sentia dan amara : “Kita minta maaf atas kelalaian ini ya pak.”
Nindy : “Iya pak, terutama saya. Bapak tidak akan membawa masalah ini kepengadilan kan?
Bapak Samson : “Iya dok, sus. Saya tidak akan melaporkan masalah ini ke pangadilan, saya
tadi cuma khawatir sama keadaan anak saya.”
Setelah berbincang-bincang, bapak samson setuju tidak membawa masalah ini
kepengadilan dan memilih cara kekeluargaan. Setelah diberi pengobatan dengan obat-
obatan yang sesuai, hera bisa sembuh, dan keluarga pun tidak perlu membayar biaya
pengobatan dan rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai