BAB 1
PENDAHULUAN
makanan saat berpuasa biasanya mengandung lemak, protein dan gula sederhana
lebih tinggi dibandingkan makanan pada hari biasa (Elati, 1995; shalaei et al.,
2013). Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi tergantung dari
kebiasaan masyarakat masing-masing (Roky et al., 2004). Tetapi di Indonesia
masih belum ada penelitian yang mengkaji perubahan gaya hidup selama puasa.
Satu-satunya penelitian yang pernah ada yaitu mengkaji konsumsi pangan, status
gizi dan aktifitas fisik terbatas pada mahasiswi yang berpuasa Ramadhan. Dalam
penelitian tersebut disebutkan bahwa selama Ramadhan tidak terdapat perbedaan
konsumsi energi, tetapi terjadi peningkatan konsumsi sayur, buah, dan susu
(Riawanti, 2008).
Obesitas sekarang diakui sebagai epidemi, dan meskipun ada upaya saat ini
untuk mengurangi obesitas dengan diet, olahraga, pendidikan, operasi dan terapi
obat tetapi belum tersedia solusi jangka panjang yang efektif untuk obesitas saat
ini. Komponen herediter regulasi berat badan dipelajari untuk pertama kalinya
dalam dekade pertama abad ke-20, tapi saat ini, tidak ada data yang objektif dan
konsisten tentang gen-gen tertentu yang terlibat dalam pengembangan obesitas.
Pada tahun 1994, penemuan gen ob dan leptin oleh Friedman memberikan
kontribusi dalam kemajuan dalam pengetahuan dan pemahaman tentang
komponen genetik regulasi berat badan. Meningkatnya studi tentang genetika
telah memungkinkan bahwa dalam dua dekade terakhir dari beberapa gen adiposa
dapat diasosiasikan dan diakumulasi, lebih dari 50 lokus yang biasa berhubungan
dengan predisposisi obesitas telah teridentifikasi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian obesitas
1.3.2 Untuk mengetahui rekayasa genetika pada obesitas
1.3.3 Untuk mengetahui faktor pencetus obesitas
1.3.4 Untuk mengetahui penyakit apa saja yang dapat terjadi karena obesitas
1.3.5 Untuk mengetahui dan meminimalisir resiko obesitas
1.3.6 Untuk mengetahui peran perawat dalam menangani kasus obesitas
4
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Rekayasa adalah pada kata dari engineering yang selama ini kita kenal
dengan kata teknik. Arti kata teknik itu sendiri adalah penerapan sains untuk
kesejahteraan umat manusia (Zen,1981:10). Martin dan Schinzinger (1994:17)
mempersempit definisi itu, hingga rekayasa adalah penerapan ilmu pengetahuan
dalam penggunaan sumber daya alam demi manfaat bagi masyarakat dan umat
manusia. Menurut gergor mandel, genetika sebuah bahan yang berhubungan
dengan sifat atau karakter yang ada dalam tubuh makhluk hidup dan dapat
diturunkan dari genetikaerasi satu ke genetikaerasi lainnya. Genetika itu akan
terus berlanjut dan akan terus meneruskan segala apa yang menjadi milik sang
induk. Pembawa unsur pewarisan yaitu gen, adalah kromosom yang berada dalam
inti sel. Gen-gen itu sendiri merupakan rangkaian asam deoksiribonukleat
(deoxyribonucleic acid, DNA) dengan panjang tertentu yang merupakan
komponen kromosom dan sifat-sifatnya.
2.2 Etiologi
2.3 Epidemiologi
5) Pengaruh emosional
Obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang gemuk
seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih banyak apabila
mereka tegang atau cemas.
6) Lingkungan
Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk
adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan
cenderung untuk menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi
oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah
psikologis sehubungan dengan kegemukan.
7) Faktor Sosial
Dimungkinkan adanya pandangan sosial di negara berkembang bahwa
kesuksesan dan karier suami dinilai dari gizi dan memandang ukuran tubuh
istri dan anak. Bila mereka gemuk berarti suami sukses dan begitupun
sebaliknya.
8) Faktor Gaya Hidup
Terjadinya pergeseran gaya hidup dan dinamis aktif menjadi malas-malasan,
kondisi tersebut disebabkan oleh peran mesin-mesin serba otomatis yang
mengganti hamper semua pekerjaan manusia. Keadaan tersebut menjadi tubuh
surplus energi.
1) Gangguan Otak
Menurut penelitian terbaru, ada sejumlah kasus obesitas yang berbahaya bagi
otak. Seperti yang dilansir dari My Health News Daily, obesitas dapat
mempengaruhi otak seperti berikut ini:
2) Penyakit Jantung
3 ) Hipertensi
yang dapat memicu penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah menjadi
naik. Penyakit hipertensi diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu:
a) Hipertensi primary: tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh gaya hidup
dan faktor lingkungan.
b) Hipertensi secondary: tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh penyakit
yang diderita seperti gagal jantung, gagal ginjal hingga kerusakan sistem
hormon pada tubuh.
5) Obesitas
Resiko yang dialami oleh yang menderita obesitas adalah penyakit DM
(diabetes melitus) tipe 2. Pada penderita obesitas, insulin yang dihasilkan oleh
pankreas terganggu oleh komplikasi obesitas hingga tidak dapat bekerja
maksimal untuk sel-sel menyerap glukosa. Kerja insulin tidak efektif, pankreas
berusaha menghasilkan insulin lebih banyak akibatnya kemampuan pankreas
semakin berkurang untuk menghasilkan insulin. Kondisi ini umumnya disebut
resistensi insulin yang merupakan faktor penyebab diabetes tipe 2.
6) Osteoartritis
Saat obesitas, resiko terkena osteoartritis (radangan sendi) semakin rentan.
Bagian tubuh yang mengalaminya bagian leher, tangan, kaki, dan lutut. Terjadi
karena lemak terus tertimbun dalam tubuh menyebabkan beban tubuh semakin
bertambah. Akibatnya, cairan sendi berkurang lebih cepat hingga bagian-bagian
tulang akan saling bergesekan dan rasa nyeripun akan timbul. Tak jarang
robekan-robekan pada tulang rawan sendi terjadi. Walaupun tubuh memiliki
12
8) Gangguan Kesuburan
9) Depresi
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan kalkulasi angka dari berat dan tinggi
badan seseorang. Nilai IMT didapatkan dari berat dalam kilogram dibagi dengan
kuadrat dari tinggi dalam meter (kg/m2). Nilai dari IMT mungkin tidak
berkorespondensi untuk derajat kegemukan pada populasi yang berbeda, pada
13
Menurut WHO (2000) dalam sugondo (2006) berat badan dan obesitas dapat
diklasifikasikan berdasarkan IMT, yaitu:
Klasifikasi Obesitas
Klasifikasi IMT
Beresiko 23,0-24,9
Obese I 25,0-29,9
Obese II >30,0
Kriteria di atas merupakan kriteria untuk kawasan Asia Pasifik. Kriteria ini
berbeda dengan kawasan lain, hal ini berdasarkan meta-analisis beberapa
kelompok etnik yang berbeda, dengan konsentrasi lemak tubuh, usia, dan gender
yang sama, menunjukkan etnik Amerika berkulit hitam memiliki IMT lebih tinggi
4,5 kg/m2 dibandingkan dengan etnik kaukasia. Sebaliknya, nilai IMT bangsa
Cina, Ethiopia, Indonesia, dan Thailand masing-masing adalah 1, 9, 4.6, 3.2 dan
2.9 kg/m2 lebih rendah daripada etnik Kaukasia, Hal ini memperlihatkan adanya
nilai cut off IMT untuk obesitas yang spesifik untuk populasi tertentu.
Indeks massa tubuh tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tapi hasil
riset telah menunjukan bahwa IMT berkolerasi dengan pengukuran lemak tubuh
secara langsung, seperti pengukuran dalam air dan dual energy x-ray
absorptiometry (DXA). IMT adalah metode yang tidak mahal dan gampang untuk
untuk dilakukan untuk memberikan indikator atas lemak tubuh dan digunakan
14
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Leptin
Leptin berasal dari Bahasa Yunani yang berarti kurus. Hormon tersebut
pertama kali diidentifikasi pada tahun 1994. Leptin adalah hasil adiposa dan
merupakan anggota adipositokin yang berperan dalam signaling hormon jaringan
adiposa. Leptin disini memiliki peran penting dalam signaling mengatur
homeostasis energi baik bersifat sentral maupun yang bersifat perifer, dapat
mengurangi nafsu makan, serta memengaruhi massa jaringan adiposa dan berat
badan. Kelainan leptin maupun reseptornya dapat menyebabkan seseorang
mengalami obesitas, metabolik sindrom, diabetes dan penyakit kardiovaskuler.
Leptin terdiri atas 167 asam amino yang di hasilkan oleh jaringan adiposa putih
yang berkolerasi dengan jumlah jaringan lemak tubuh leptin disekresikan secara
berkala dan memiliki variasi di jurnal. Pada orang kurus jumlah leptin yang
bersikulasi dalam darah sekitar 5-15 ng/ml. setelah makan dan adanya insulin,
glukokortikoid, endotoksin dan sitoksin, ekspresi leptin akan meningkat
sedangkan pada keadaan lapar dan adanya testosteron, hormon tiroid dan suhu
rendah maka ekspresi leptin menurun.
Selain itu, leptin merupakan hasil dari ekspresi gen Light Emitting Polymers
(LEP) atau gen ob. Gen di kromosom 7 yang terdiri dari tiga ekson dan
dipisahkan oleh dua intron. leptin akan meningkat pada saat simpanan lemak yang
ada dalam tubuh meningkat. jika kadar leptin yang berlebihan menyebabkan
sensitivitas otak terhadap leptin berkurang, maka dapat terjadi gangguan fungsi
pengontrolan nafsu makan dan pengeluaran energi yang disebut resistensi leptin.
Resistensi leptin merupakan salah satu dasar patologi pada kalangan orang
penderita obesitas.
15
Salah satu fungsi dari leptin adalah menyediakan sinyal simpanan energi yang
ada dalam tubuh pada sistem saraf pusat sehingga otak dapat melakukan
penyusaian yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan asupan energi dan
pengeluaran. Kadar leptin menurun dalam 12 jam setelah kelaparan atau selama
puasa dan meningkat setelah beberapa hari mengkonsumsi banyak makanan.
Sebagai kontrol terhadap keseimbangan energi pada manusia, leptin merupakan
hormon anti obesitas yang didasarkan pada hipotesis bahwa kadar leptin yang
tinggi akan mencegah terjadinya obesitas (Bravo et al 2006). Namun hal ini tidak
terjadi, sebagian besar orang yang mengalami obesitas memiliki kadar leptin yang
tinggi, namun tidak merangsang hilangnya massa lemak yang diharapkan (Myers,
2008; Oswal, 2010).
Kadar leptin dipengaruhi oleh jumlah lemak dalam tubuh manusia, sehingga
kenaikan berat badan, jumlah lemak dalam tubuh, jenis kelamin, masa pubertal
dan testosterone. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa orang yang
mempunyai berat badan berlebih biasanya mempunyai kadar leptin yang
meningkat. Produksi leptin pada orang obesitas lebih banyak 2 kali lipat per gram,
karena sel lemak pada oobesitas (aldhiana, 2015)
Leptin berikatan pada reseptor leptin spesifik (ObRs) yang terekspesi pada
otak dan di jaringan perifer yang menggerakkan beberapa isoform ObRs. Isoform
16
ObRs (Isoform pendek reseptor reseptor leptin ) juga berperan penting dalam
transpor leptin saat melewati sawar darah otak (blood-brain barrier). Memidiasi
transduksi sinyal dan terekspresi kuat di hipotalamus, yang merupakan suatu
tempat penting untuk pengaturan terletak dominan ada pada bagian hipotalamus
namun tidak banyak di jaringan lainnya, sementara dalam bentuk pendek lainnya
berada diseluruh tubuh lainnya seperti di organ ginjal dan paru - paru.
Intake dari makanan akan memicu pelepasan leptin dari jaringan adiposa.
Lemak yang berasal dari makanan yang masuk kedalam tubuh akan
diabsorpsi oleh saluran pencernaan, sehingga kadar lemak dalam serum
akan meningkat. Peningkatan dari kadar leptin ini terjadi seiring dengan
meningkatnya kadar lemak serum (karena makanan).
Pada percobaan tikus yang obesitas (ob gene), ketiadaan leptin pada tikus
yang obesitas berhubungan dengan hiperfagia dan severe obesitas. Dari hasil
penelitian mendapatkan kesimpulan bahwa kadar leptin yang menurun
berhubungan dengan peningkatan nafsu makan pada tikus. Namun, hasil
penelitian ini menimbulkan suatu pertanyaan bagi leptin yang disini sebagai anti
obesitas hormon, karena pada obesitas ditemukan kadar leptin yang tinggi.
Ditambah lagi pada percobaan tikus dan manusia yang obesitas dengan diet tinggi
lemak didapatkan tidak berespon pada leptin.
Peran perawat lainnya dalam hal ini, berbagai upaya dapat dilakukan
misalnya sebagai konselor disini perawat sebagai wadah atau tempat berkonsultasi
terhadap masalah atau tindakan keperawatan yg sesuai untuk diberikan. Peran ini
dilakukan dengan adanya permintaan klien terhadap informasi mengenai tujuan
pelayanan keperawatan yg diberikan. Selanjutnya perawat juga dapat menjadi
edukator disini perawat membantu pasien dalam meningkatkan pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yg diberikan, tujuan untuk nantinya
terjadi perubahan perilaku dari klien sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dan
perawat juga dapat berkolaborasi dengan profesi lainnya dalam menangani kasus
obesitas, Peran ini dilakukan lantaran perawat bekerja melalui tim kesehatan yg
terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain. Berusaha mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yg diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.