TINJAUAN PUSTAKA
Kelelahan bagi setiap orang memiliki arti tersendiri dan bersifat subyektif.
Lelah adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam
(Suma’mur, 1996).
semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta
ketahanan tubuh (Tarwaka, 2004). Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai
penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja (Suma’mur, 1989). Kelelahan kerja
akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja (Eko Nurmianto,
2003).
Kelelahan kerja (job bournout) adalah sejenis stress yang banyak dialami oleh
1999).
oleh adanya perasaan lelah, output menurun, dan kondisi fisiologis yang dihasilkan
performans kerja dan berkurangnya kekuatan / ketahanan fisik tubuh untuk terus
tubuh (Suma’mur, 1996). Kelelahan kerja dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu:
Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum (AM
untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara fisiologi, dan gejala yang ditunjukan
tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik, namun juga pada makin rendahnya
gerakan. Pada akhirnya kelelahan fisik ini dapat menyebabkan sejumlah hal yang
dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar atau external signs (AM Sugeng
Budiono, 2003)
Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan otot yaitu teori
kimia dan teori saraf pusat terjadinya kelelahan. Pada teori kimia secara umum
Sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan saraf adalah penyebab sekunder.
Sedangkan pada teori saraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya
dihantarkannya rangsangan saraf melalui saraf sensoris ke otak yang disadari sebagai
mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial kegiatan pada sel saraf menjadi
kecepatan kontraksi otot dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat. Dengan
Gejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa.
Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan
segalanya terasa berat dan merasa “ngantuk” (AM Sugeng Budiono, 2003).
yang disebabkan oleh karena monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan
dirumah, sebab- sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi (Tarwaka, 2004).
disebabkan oleh faktor lingkungan (fisik) ditempat kerja, antara lain: kebisingan,
suhu dan kelelahan psikologis yang disebabkan oleh faktor psikologis (konflik-
Menurut Phoon disebabkan oleh kelelahan fisik yaitu kelelahan karena kerja
fisik, kerja patologis ditandai dengan menurunnya kerja, rasa lelah dan ada
a. Kelelahan akut, terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh
secara berlebihan.
b. Kelelahan kronis, menurut Grandjean dan Kogi (1972) terjadi bila kelelahan
Timbulnya rasa lelah dalam diri manusia merupakan proses yang terakumulasi
dari berbagai faktor penyebab yang mendatangkan ketegangan (stress) yang dialami
yang mempengaruhi kelelahan ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Yang termasuk faktor internal antara lain : faktor somatis atau faktor fisik, gizi, jenis
kelamin, usia, pengetahuan dan sikap atau gaya hidup. Sedangkan yang termasuk
pencahayaan, faktor kimia (zat beracun), faktor biologis (bakteri, jamur), faktor
pembeban fisik dan mental. Lingkungan kerja misalnya kebisingan, pencahayaan &
cuaca kerja. Faktor psikologis misalnya rasa tanggungjawab dan khawatir yang
berlebihan, serta konflik yang kronis/ menahun, status kesehatan dan status gizi.
Menurut Siswanto yang dikutip dari Ambar (2006), faktor penyebab kelelahan
kerja dan intensitas pembebanan fisik yang tidak serasi dengan pekerjaan.
1) Keadaan monoton
Kelelahan merupakan hasil dari berbagai ketegangan yang dialami oleh tubuh
Penyegaran terjadi terutama selama waktu tidur malam, tetapi periode istirahat dan
berpengaruh terhadap waktu reaksi dan perasaan lelah tenaga kerja. Pada umur yang
lebih tua terjadi penurunan kekuatan otot, tetapi keadaan ini diimbangi dengan
stabilitas emosi yang lebih baik dibanding tenaga kerja yang berumur muda yang
timbul pada suatu keadaan, yang secara umum terjadi pada setiap orang, yang telah
fisiologis dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh manusia dapat dianggap sebagai
mesin yang dapat membuat bahan bakar, dan memberikan keluaran berupa tenaga
b. Sistem pencernaan
c. Sistem otot
d. Sistem syaraf
e. Sistem pernafasan
terkumpulnya produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk sisa ini
bersifat mambatasi kelangsungan kegiatan otot. Produk sisa ini mempengaruhi serat-
serat syaraf dan system syaraf pusat sehingga menyebabkan pegawai menjadi lambat
orang yang bersangkutan dan terlihat dalam tingkah lakunya atau pendapat-
pendapatnya yang tidak konsekuen lagi, serta jiwanya yang labil dengan adanya
perubahan walaupun dalam kondisi lingkungan atau kondisi tubuhnya sendiri. Jadi
hal ini menyangkut perubahan yang bersangkutan dengan moril seseorang., Sebab
kelelahan ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya : kurang minat dalam
bekerja, berbagai penyakit, keadaan lingkungan, adanya hukum moral yang mengikat
dan merasa tidak sesuai, sebab-sebab mental seperti : tanggung jawab, kekhawatiran
1. Pekerja yang mengalami kelelahan kerja akan berprestasi lebih buruk lagi daripada
kategori yaitu :
Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki merasa berat, sering
menguap, merasa kacau pikiran, manjadi mengantuk, marasakan beban pada mata,
kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri, mau berbaring.
Merasa susah berpikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak berkonsentrasi, tidak
kepercayaan, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak dapat
tertekan, haus, suara serak, terasa pening, spasme dari kelopak mata, tremor pada
Kelelahan yang terus menerus terjadi setiap hari akan berakibat terjadinya
kelelahan yang kronis. Perasaan lelah tidak saja terjadi sesudah bekerja pada sore
hari, tetapi juga selama bekerja, bahkan kadang-kadang sebelumnya. Perasaan lesu
perbuatan anti sosial dan perasaan tidak cocok dengan sekitarnya, sering depresi,
kurangnya tenaga serta kehilangan inisiatif. Tanda-tanda psikis ini sering disertai
dapat tidur dan lain-lain. Kelelahan kronis demikian disebut kelelahan klinis. Hal ini
menyebabkan tingkat absentisme akan meningkat terutama mangkir kerja pada waktu
jangka pendek disebabkan kebutuhan istirahat lebih banyak atau meningkatnya angka
sakit. Kelelahan klinis terutama terjadi pada mereka yang mengalami konflik-konflik
terhadap atasan atau lingkungan kerja memungkinkan faktor penting dalam sebab
Sampai saat ini belum ada metode pengukuran kelelahan yang baku karena
kelelahan merupakan suatu perasaan subyektif yang sulit diukur dan diperlukan
lain : Waktu Reaksi Seluruh Tubuh atau Whole Body Reaction Test (WBRT), Uji
ketuk jari (Finger Taping Test), Uji Flicker Fusion, Uji Critical Fusion, Uji Bourdon
Wiersma, Skala kelelahan IFFRC (Industrial Fatique Rating Comite), Skala Fatique
Pada metode ini, kualitas output digambarkan sebagai jumlah proses kerja
(waktu yang digunakan setiap item) atau proses operasi yang dilakukan setiap unit
waktu. Namun demikian banyak faktor yang harus dipertimbangkan seperti; target
produksi; faktor sosial; dan perilaku psikologis dalam kerja. Sedangkan kualitas
Kuantitas kerja dapat dilihat pada prestasi kerja yang dinyatakan dalam
Committee (IFRC) Jepang, merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk
6.Mengantuk, 7.Ada beban pada mata, 8.Gerakan canggung dan kaku, 9.Berdiri
kurang sehat
kerja sebagai gejala subjektif yang dialami pekerja dengan perasaan yang
(EEG).
menggunakan alat digital reaction timer untuk mengukur waktu reaksi. Waktu
reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu
saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan. Dalam uji waktu reaksi dapat
digunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan kulit atau goyangan badan.
6) Uji mental, pada metode ini konsentrasi merupakan salah satu pendekatan
konsentrasi.
biasanya terjadi pada akhir jam kerja yang disebabkan oleh karena beberapa faktor,
seperti monotoni, kerja otot statis, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan
antropometri pemakainya, stasiun kerja yang tidak ergonomik, sikap paksa dan
Pada penelitian ini menggunakan alat ukur yang digunakan adalah Kuesioner
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat, terdapat
sistem aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi kadang-
kadang salah satu dari padanya lebih dominan sesuai dengan keperluan. Sistem
aktivasi bersifat simpatis, sedangkan inhibisi adalah parasimpatis. Agar tenaga kerja
berada dalam keserasian dan keseimbangan, kedua sistem tersebut harus berada pada
dengan jumlah keluaran yang diperoleh lewat proses pemulihan (recovery). Proses
pemulihan dapat dilakukan dengan cara antara lain memberikan waktu istirahat yang
cukup baik yang terjadwal atau terstruktur atau tidak dan seimbang dengan tinggi
per jam sebaliknya dengan memperpanjang jam kerja harian akan menjurus
keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat kerja. Misalnya, banyak hal yang
dapat dicapai dengan jam kerja, pemberian kesempatan istirahat yang tepat, kamar-
Biasanya orang akan merasa puas atas kerja yang telah atau sedang ia
jalankan, apabila apa yang ia kerjakan itu dianggapnya telah memenuhi harapannya,
atau sesuai dengan tujuan ia bekerja. Apabila ada seorang mendambakan sesuatu,
maka ia akan memiliki harapan, dan dengan demikin ia akan termotivasi untuk
menyatakan bahwa prestasi kerja seseorang akan ditentukan oleh motivasi dan
kecakapannya. (Anoraga,2001).
beberapa ahli antara lain : menurut Wexley & Yukl, kepuasan kerja adalah the way an
employee feels about his / her job, artinya perasaan seseorang terhadap pekerjaan.
state. Vroom menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah refleksi dari job attitude yang
bernilai positif dan Hoppeck manyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian
bersumber pada (1) pekerjaan itu sendiri (Intrinsic factory) ; (2) lingkungan kerja
karyawan yang bersangkutan (Ekstrinsic factors) ; dan (3) proses kerja dan hasil kerja
Tiffin berpendapat bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari
merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap
faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri, dan hubungan sosial individual di luar kerja
(As’ad, 1998).
Ini tampak dalam sikap posotif keryawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang
Howell dan Dipboye (1986) yang dikutip oleh Munandar (2001) memandang
bahwa kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat suka atau tidak sukanya
tenaga kerja terhadap pekerjaannnya. Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan
yang sangat sederhana dan operasional adalah “suatu sikap positif yang menyangkut
penyesuaian diri yang sehat dari para karyawan terhadap kondisi dan situasi kerja
termasuk didalamnya masalah upah, kondisi sosial, kondisi fisik dan kondisi
psikologis”. Ini dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang
disadari pada struktur persepsi sosial dan hasil reaksi terhadap tindakan nyata. Suatu
sikap tidak dapat diamati, namun dapat diduga melalui kebiasaan dan ekspresi emosi
didefinisikan sebagai pola tetap dari pemikiran, perasaan dan kebiasaan terhadap
beberapa aspek pekerjaan mereka. Seperti sikap secara umum, kepuasan kerja
digambarkan sebagai syarat komponen afektif dan emosi. Ketika pengaruh dari sikap
positif, kita menyebutnya kepuasan kerja; dan ketika negatif disebut ketidakpuasan.
Kita juga dapat menganggap bahwa syarat kepuasan kerja yaitu komponen kognitif
apa yang diinginkan seseorang, memberi mereka kesempatan untuk berkarir dan
Menurut Wexley dan Yulk (1997) Yang dikutip oleh As’ad (1998) secara
umum ada tiga teori tentang kepuasan kerja yang lazim dikenal yaitu :
Teori ini pertama kali di pelopori oleh Porter (1961) dimana kepuasan ini
diukur dengan menghitung selisih dari apa yang seharusnya dengan kenyataan yang
dirasakan (difference between how much of somethingthere should be and how much
there is now). (As,ad, 1995). Kemudian Locke (1969) menyatakan bahwa kepuasan
penimbangan atas dua nilai yaitu pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang
2. Equity Theory
Adams (1963). Prinsip dari teori ini adalah orang akan merasa puas, tergantung
apakah ia merasakan keadilan (equity) atau tidak atas situasi tertentu. Perasaan equity
atau inequity atas suatu situasi, diperoleh orang dengan cara membandingkan dirinya
dengan orang lain yang sekelas, sekantor maupun ditempat lain. Menurut teori ini
elemen-elemen dari equity – inequity ada tiga yaitu input, outcomes, comparison
person dan equity – inequity. Input adalah sesuatu yang berharga yang dirasakan
dari sesuatu yang berharga yang dirasakan oleh karyawan sebagai hasil dari
pekerjaannya. Dan comparison person adalah kepada orang lain siapa karyawan
berupa seseorang diperusahaan yang sama atau ditempat lain tau bisa pula dengan
outcomes dirinya dengan rasio input – outcomes orang lain (comparison person). Bila
perbandingannya dianggap cukup adil (equity), maka ia akan merasa puas. Bila
bisa menimbulkan kepuasan bisa pula tidak. Namun bila perbandingan itu tidak
dua kelompok yaitu kelompok stisfiers atau motivator dan kelompok dissatisfiers
Satisfiers (motivator) atau intrinsic factor, job content dan motivator, adalah
faktor-faktor atau situasi yang dibuktikan sebagai sumber kepuasan kerja terdiri dari :
faktor ini akan menimbulkan kepuasan tetapi tidak hadirnya faktor ini tidak
Dissatisfiers (higiene factors) atau extrinsic factor, job content, adalah faktor-
faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan , yang terdiri dari : company
working condition, job security dan status. Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini
kepuasan karena ia bukan sumber kepuasan kerja. Artinya, bahwa perbaikan terhadap
salary dan working condition tidak akan menimbulkan ketidakpuasan tetapi hanya
Munandar (2001) mengatakan bahwa banyak faktor yang telah diteliti sebagai
tentang kepuasan kerja sebagaimana dikutip oleh As’ad (1999), antara lain :
adalah :
dengan karyawan, faktor fisik dan kondisi kerja, hubungan sosial di antara
adalah :
Kedudukan
pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas dari pada mereka
Pangkat
merupakan suatu hal yang membuat seseorang merasa senang dan bangga.
Umur
kerja. Umur di antara 25-34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah
terhadap pekerjaan.
kerja.
Mutu pengawasan
Hal ini berupa adanya perhatian dan hubungan yang baik antara pihak
antar manusia, dan perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut pribadi
maupun tugas.
uang.
dapat berperan sebagai figur ayah bagi bawahannya dapat mengurangi tingkat
Faktor intrinsik dari pekerjaan, sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan
tempat parkir.
Aspek sosial dalam pekerjaan, adalah sikap yang sulit untuk digambarkan
tetapi dipandang sebagai faktor penyebab puas atau tidak puasnya dalam
bekerja.
karyawan.
Prestasi
Penghargaan
Pujian
Kebijaksanaan perusahaan
Supervisor
Kondisi kerjja
Gaji
A. Faktor psikologis
meliputi minat, ketentraman dalam bekerja, sikap tehadap kerja, bakat dan
keterampilan. Untuk menelusuri faktor ini, maka perlu diketahu faktor-faktor yang
1. Faktor fisik
b. Taraf kesehatan
kehidupan sehari-hari. Misalnya ada yang mudah di serang penyakit dan ada pula
a. Bakat
individu untuk memperoleh keahlian tertentu, apabila individu itu diberi latihan-
adanya kesesuaian antara bakat dengan pekerjaan, maka hasilnya pekerjaan lebih
sukses.
b. Minat
Minat adalah sikap yang membuat orang senang akan objek situasi atau
ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk
B. Faktor Sosial
pekerjaannya.
Mereka ingin agar suara mereka didengar kalau atasannya melakukan tindakan yang
salah, mereka ingin agar diakui kalau melakukan pekerjaan dengan baik, dan
akhirnya setiap karyawan menginginkan adanya perhatian, baik dari atasan maupun
dari teman sekerja. Tidak peduli apakah pekerjaan yang dilakukan berhasil dengan
baik atau tidak. Perbedaan individual mengenai besarnya perhatian yang diterima
tetap merupakan masalah bagi pimpinan yang baik. Tidak semua karyawan
mempunyai perasaan yang sama terhadap perhatian yang diberikan oleh seorang
C. Faktor Fisik
kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu
lingkungan kerja yang nyaman dan aman sangat menentukan puas tidaknya karyawan
syarat-syarat lingkungan kerja yang baik, pemeliharaan rumah tangga yang baik,
yang selamat, memiliki alat pemadam kebakaran, pintu keluar darurat, lubang
ventilasi dan lantai yang baik, dan perencanaan yang baik yang terlihat dari
tentang pernyataan berlakunya Undang-undang Kerja tahun 1948 No. 12, telah diatur
tentang aturan waktu kerja dimana dalam pasal 10 ayat 1 kalimat pertama berbunyi
“Buruh (pekerja) tidak boleh menjalankan pekerjaan lebih dari 7 jam sehari dan 40
jam seminggu. Begitu pula dengan waktu istirahat dimana dalam pasal 10 ayat 2
tenaganya dan waktu istirahat makan setelah bekerja setengah jam lamanya untuk
D. Faktor Finansial
meliputi sistem dan besarnya gaji (upah), jaminan sosial, macam-macam tunjangan,
upah, sebagian besar karyawan bila ditanya apa yang menjadi motivasinya untuk
bekerja, maka ia akan menjawab untuk memperoleh gaji. Ini berarti gaji / upah
mempunyai arti penting dalam kerja. Upah adalah pengganti atas jasa yang telah
diserahkan kepada pihak lain atau majikan dan wujudnya dapat bermacam-macam.
(Heidjarachman,1984)
kemampuan karyawan.
yang bersangkutan.
Selain faktor upah, faktor finansial lain yang tak kalah pentingnya adalah
promosi atau kesempatan untuk maju. Salah satu dorongan bekerja pada suatu
perusahaan adalah adanya kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat manusia pada
umumnya untuk menjadi lebih baik, lebih maju dari posisi yang dipunyai pada saat
ini. Kesempatan untuk maju di dalam organisasi sering disebut sebagai promosi (naik
pangkat). Suatu promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang
mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke
(Heidjarachman, 1984)
Terdapat banyak cara untuk mengukur kepuasan kerja karyawan dalam suatu
organisasi/ perusahaan baik besar maupun kecil. Menurut Luthan terdapat empat cara
yang dapat dipakai untuk mengukur kepusan kerja, yaitu (1) Rating Scale, (2) Critical
1. Rating Scale
menggunakan Rating Scale antara lain: (1) Minnessota Satisfaction Questionare, (2)
pengukur kepuasan kerja yang dirancang demikian rupa yang di dalamnya memuat
secara rinci unsur-unsur yang terkategorikan dalam unsur kepuasan dan unsur
sangat tidak memuaskan. Karyawan diminta memilih satu alternatif jawaban yang
Job descriptive index. adalah uatu instrumen pengukur kepuasan kerja yang
dikembangkan oleh Kendall, dan Hulin. Dengan instrumen ini dapat diketahui
pekerjaan itu. Variabel yang diukur adalah pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan
kepuasan kerja yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja para manajer.
Pertanyaan yang diajukan lebih mempokuskan diri pada permasalahan tertentu dan
2. Critical Incidents
nakan teknik ini dalam penelitiannya tentang teori motivasi dua faktor. Dalam
faktor-faktor apa yang saja yang membuat mereka puas dan tidak puas.
3. Interview
terhadap para karyawan secara individu. Dengan metode ini dapat diketahui secara
4. Action Tendencies
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kepuasan kerja karyawan dapat
Sementara itu menurut Robbins (Wibowo, 2007) ada dua pendekatan yang
1. Single Global Rating yaitu meminta individu merespon atas suatu pertanyaan
dengan atasan, pengaturan waktu kerja, gaji, suhu, dan promosi, yang dikembangkan
pertanyaan dengan jawaban puas dan tidak puas (Single Global Rating).
kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari
ini”. (Sedarmayanti, 2009). Pengertian ini mempunyai makna bahwa kita harus
melakukan perbaikan proses produksi, sistem kerja, lingkungan kerja, teknologi dan
lain-lain.
masukan (input). Perumusan ini berlaku untuk perusahaan, industri dan ekonomi
ilmu hitung, antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber daya yang
(barang dan jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan, uang). Produktivitas adalah
ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan.
Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam
pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut.
jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Oleh karena
itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam
produksi
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari pada kemarin
semakin banyak barang dan jasa untuk kebutuhan dan semakin banyak orang
a. Rumus tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain adalah dari pada
dipergunakan (input)
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada
masukan
berkurang
berlipat ganda
(tenaga kerja), tingkat satuan (kelompok kerja) dan tingkat organisasi perusahaan
Dewasa ini, produktivitas individu mendapat perhatian cukup besar. Hal ini
individu yang melakukan kegiatan. Namun individu yang dimaksud adalah individu
sebagai tenaga kerja yang memiliki kualitas kerja yang memadai. (Sedarmayanti,
2009)
maksimal) dengan efisiensi salah satu masukan (tenaga kerja) yang mencangkup
kuantitas, kualitas dalam waktu tertentu. Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari
pada hasil kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan dan
dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam
suatu organisasi.
Menurut Kussrianto, produktivitas kerja adalah rasio dari hasil kerja dengan
waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja
diidentifikasikan dengan efisiensi dalam arti suatu rasio antara keluaran (output) dan
ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dari setiap jumlah sumber daya yang
kerja ditunjukan sebagai rasio dari jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga
kerja yang jam manusia (man hours), yaitu jam kerja dipakai untuk menyelesaikan
kerja terdiri dari tiga aspek,yaitu pertama produktivitas adalah keluaran fisik per unit
(Sutrisno, 2009)
tetapi merupakan suatu masalah yang kompleks, merupakan masalah yang bekenaan
lainnya, yang semakin berbeda tujuannya akan semakin berbeda pula definisi
produktivitasnya. (Sinugan,2008)
1) Pelatihan
keterampilan dan cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Untuk itu
latihan kerja diperlukan bukan hanya sebagai pelengkap tetapi sekaligus untuk
mengerjakan sesuatu dengan benar-benar dan tepat, serta dapat memperkecil dan
peralatan, akan tetapi pada pengembangan karyawan yang paling utama. Dari hasil
Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk
menjadi perhatian bagi organisasi, sebab keadaan fisik dan mental karyawan
berpartisipasi dengan baik pula dalam proses produksi, sehingga akan berpengaruh
1). Factor yang ada pada diri individu, yaitu umur, temperamen, keadaan fisik
2). Factor yang ada diluar individu, yaitu kondisi fisik seperti suara, penerangan,
waktu istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi, lingkungan social dan
keluarga.
Lingkungan atau suasana kerja yang baik, 6. Promosi dan perkembangan diri pekerja
cara atau tehnik perproduksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh
produksi. Manfaat lain yang diperoleh dari pengukuran produktivitas terlihat pada
penempatan perusahaan yang tetap seperti dalam menentukan target atau sasaran
tujuan yang nyata dan pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen
Sinungan, 2008)
kerja. Dengan demikian dimasa yang akan datang terjadi peningkatan produktivitas
tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja
yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam
oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standart. Karena
Sinungan, 2008)
Ada tida model dasar produktivitas, yaitu : (1) produktivitas parsial (rasio
total output dengan salah satu kelas input), (2) produktivitas total faktor (rasio output
dengan jumlah tenaga kerja dan capital input), (3) produktivitas total (rasio total
dimulai dari level dasar (individu, pekerjaan, dan teknologi) hingga level atas
Hasil produktivitas tidak selamanya bisa diukur dan dihitung besarnya secara
eksakta dalam bentuk nyata dan hitungan kuantitatif seperti perbandingan rasio-rasio
di atas. Untuk jenis masukan (input) atau keluaran (output) tertentu, kadang sulit
untuk mengukur karena bersifat abstrak, sehingga ukuran nilai output dan input tak
Bagi perusahaan jasa yang produknya lebih banyak dalam bentuk pelayanan,
maka sumber masukan sangat sulit untuk dinilai dan diukurnya cenderung lebih
Menurut Sritomo (2000) faktor masukan ini sering disebut sebagai “masukan
lain.
pengukuran yaitu :
jam kerja para pegawai baik secara kantor maupun pekerja kasar.
menurut cara finansial. Pertama, menghitung penjualan (dengan nilai tukar). Kedua,
penyesuaian volume barang –barang yang dijual dalam jumlah produksi dengan
membuat penelitian yang tepat, penjualan dan pemasukan tenaga kerja dalam waktu
3. Langkah kerja adalah mencatat daftar gaji menurut tingkat upah dan gaji
jikalau ia telah menunjukan output kerja yang paling tidak telah mencapai suatu
ketentuan minimal. Ketentuan ini didasarkan atas besarnya keluaran yang dihasilkan
secara normal dan diselesaikan dalam jangka waktu yang layak pula. Dari uraian ini
maka dapat disimpulkan bahwa disini ada dua unsur yang bisa dimasukan sebagai
Waktu kerja disini adalah suatu ukuran umum dari nilai masukan yang harus
dicapai dengan peran serta tenaga kerja di sini adalah penggunaan sumber daya
jauh target dapat tercapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada
terpenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi dan harapan. Konsep ini dapat hanya
berorientasi kepada masukan, keluaran atau keduanya. Disamping itu kualitas juga
berkaitan dengan proses produksi yang akan berpengaruh pada kualitas hasil yang
individu dapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya.
kinerja karyawan atau performance yang merupakan hasil atau keluaran dari suatu
proses. Data tentang produktivitas kerja ini berupa performance appraisal, yaitu
dijumpai pada tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara nyata dapat
yang tidak hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis tetapi dominan
maka dari itu kondisi karyawan harus selalu dijaga baik fisik maupun psikologisnya,
karena hal itu yang sangat mempengaruhi dalam bekerja. Pekerjaan yang terus-
menerus dilakukan dan bersifat monoton akan berakibat kelelahan dan kelelahan akan
(Andriyanti, 2010)
Secara umum kelelahan kerja merupakan keadaaan yang dialami tenaga kerja yang
Tujuan akhir dari kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang
sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja
yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan
kerja dalam bentuk operasional adalah pencegahan kelelahan kerja dan meningkatkan
faktor – faktor moderator disamping kepuasan kerja. Lawler dan Porter (dalam
dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran
instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan
Secara umum kita dapat mengasumsikan bahwa kepuasan dan kinerja sangat
berhubungan antara satu dengan yang lainya, jika seorang karyawan mempunyai
prestasi kerja yang tinggi ia akan mendapatkan suatu kepuasan dalam bekerja.
Sebaliknya jika ia tidak mendapat kepuasan maka prestasi yang dihasilkannya rendah.
manusia. Sumber daya manusia sebagai agent of change dalam proses perkembangan
menuju produktivitas yang tinggi. Karyawan yang merupakan bagian dari organisasi
perusahaan untuk tetap menjaga dan mengikat daripada karyawan agar tetap
bergabung dalam perusahaan tersebut. Kepuasan kerja bagi seorang karyawan akan
Produktivitas kerja merupakan suatu hasil kerja dari seorang karyawan. Hasil
kerja karyawan ini merupakan suatu proses bekerja dari seseorang dalam
mengasilkan suatu barang atau jasa. Proses kerja dari karyawan ini merupakan kinerja
kemungkinan adanya ketidaknyamanan dalam bekerja, upah yang minim dan juga
Keharmonisan dalam bekerja dapat tercipta bila karyawan mau dan merasa
sanang dalam bekerja. Keharmonisan berarti karyawan mendapat kepuasaan atas apa
sumbr daya ini secara optimal. Penggunan sumber daya yang optimal biasanya
Oleh karena itu, kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi karyawan
samping kepuasan kerja. Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi
kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul.
Menurut Herzberg, ciri perilaku pekerja yang puas adalah mereka mempunyai
motivasi untuk berkerja yang tinggi, mereka lebih senang dalam melakukan
pekerjaannya, sedangkan ciri pekerja yang kurang puas adalah mereka yang malas
berangkat ke tempat bekerja dan malas dengan pekerjaan dan tidak puas. Tingkah
laku karyawan yang malas tentunya akan menimbulkan masalah bagi perusahaan
berupa tingkat absensi yang tinggi, keterlambatan kerja dan pelanggaran disiplin yang
lainnya, sebaliknya tingkah laku karyawan yang merasa puas akan lebih
1. Peran perawat
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat
konstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari
kolaborator, konsultan dan peneliti. Selain peran perawat menurut konsorsium ilmu
1983 yang membagi menjadi empat peran diantaranya perawat sebagai pelaksana
keperawatan, peran perawat sebagai pendidik dalam keperawatan serta peran perawat
Fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam
a. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, dimana
sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia
b. Fungsi Dependen
isntruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum,
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara satu tim dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerja sama dengan
Seorang perawat dalam menjalankan tugasnya sama seperti profesi lain yaitu
dengan menggunakan proses ilmiah. Proses pikir ilmiah ini disebut dengan proses
keperawatan yaitu suatu metode yang terorganisir untuk membuat suatu keputusan
berorientasi kepada tujuan dan dapat dipakai pada situasi apapun. Dengan kata lain
proses keperawatan yaitu suatu cara menyelesaikan masalah yang sistematis dan
itu sendiri juga menggunakan kiat, sehingga keberhasilannya sering dipengaruhi oleh
Produktivitas Kerja
1. Kelelahan Kerja
2. Kepuasan Kerja
2. Kepuasan
Ho :Kerja
Tidak ada hubungan kelelahan kerja dengan produktivitas kerja
2010.
2010.