Anda di halaman 1dari 6

BERANDA

INDONESIA

DUNIA

WANITA

PENGUSAHA

ILMUWAN

KISAH INSPIRATIF

Beranda Profil dan Biografi Tokoh Nasional Indonesia Pahlawan Nasional Biografi Haji Agus Salim,
Kisah Pejuang Kemerdekaan Indonesia

Biografi Haji Agus Salim, Kisah Pejuang Kemerdekaan Indonesia

By Nurdyansa - 8 Maret 2018 Edited 25 Juli 2019 33952

3.8 (35)

Biografiku.com – Biografi Haji Agus Salim. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh pejuang kemerdekaan
indonesia yang dijuluki ‘The Grand Old Man’. Haji Agus Salim merupakan tokoh dari partai islam
yakni Sarekat Islam pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Haji Agus Salim juga merupakan sosok yang dikenal ahli dalam diplomasi memperjuangkan
kedaulatan Indonesia dimata Internasioanl, baik sebelum Indonesia merdeka maupun sesudah
Indonesia merdeka. Tak heran bila pemerintah Indonesia memberikan gelar Pahlawan Indonesia
kepada Haji Agus Salim. Berikut profil dan biografi Haji Agus Salim.

Daftar Isi

Biografi Haji Agus Salim Singkat

Haji Agus Salim lahir dengan nama asli Mashudul Haq yang berarti “pembela kebenaran”. Ia Lahir di
Kota Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884.

Agus Salim merupakan anak keempat Sultan Moehammad Salim yang bekerja sebagai seorang jaksa
di sebuah pengadilan ketika masa pemerintahan kolonial Belanda.

Riwayat Pendidikan Haji Agus Salim


Karena kedudukan ayahnya Agus Salim bisa belajar di sekolah-sekolah Belanda dengan lancar, selain
karena dia anak yang cerdas.

Dalam usia muda, dia telah menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing; Belanda, Inggris, Arab, Turki,
Perancis, Jepang, dan Jerman. Pada 1903 dia lulus HBS (Hogere Burger School) atau sekolah
menengah atas 5 tahun pada usia 19 tahun dengan predikat lulusan terbaik di tiga kota, yakni
Surabaya, Semarang, dan Jakarta.

R.A Kartini dan Haji Agus Salim 

Karena itu, Agus Salim berharap pemerintah mau mengabulkan permohonan beasiswanya untuk
melanjutkan sekolah kedokteran di Belanda. Tapi, permohonan itu ternyata ditolak. Dia patah arang.

BACA JUGA :  Biografi Mohammad Hatta, Kisah Proklamator Indonesia Yang Sangat Sederhana

Tapi, kecerdasannya menarik perhatian Kartini, anak Bupati Jepara. Sebuah cuplikan dari surat
Kartini ke Ny. Abendanon, istri pejabat yang menentukan pemberian beasiswa pemerintah pada
Kartini:

…Kami tertarik sekali kepada seorang anak muda, kami ingin melihat dia dikarunia bahagia. Anak
muda itu namanya Salim, dia anak Sumatera asal Riau, yang dalam tahun ini, mengikuti ujian
penghabisan sekolah menengah HBS, dan ia keluar sebagai juara. Juara pertama dari ketiga-tiga HBS!
Anak muda itu ingin sekali pergi ke Negeri Belanda untuk belajar menjadi dokter. Sayang sekali,
keadaan keuangannya tidak memungkinkan. – Surat R.A Kartini tertanggal 24 Juli 1903

Lalu, R.A Kartini merekomendasikan Agus Salim untuk menggantikan dirinya berangkat ke Belanda,
karena pernikahannya dan adat Jawa yang tak memungkinkan seorang puteri bersekolah tinggi.

Caranya dengan mengalihkan beasiswa sebesar 4.800 gulden dari pemerintah ke Agus Salim.
Pemerintah akhirnya setuju. Tapi, ia menolak. Dia beranggapan pemberian itu karena usul orang
lain, bukan karena penghargaan atas kecerdasan dan jerih payahnya.

Salim tersinggung dengan sikap pemerintah yang diskriminatif. Apakah karena Kartini berasal dari
keluarga bangsawan Jawa yang memiliki hubungan baik dan erat dengan pejabat dan tokoh
pemerintah Belanda sehingga Kartini mudah memperoleh beasiswa?

Karir Politik Haji Agus Salim


Belakangan, Agus Salim memilih berangkat ke Jedah, Arab Saudi, untuk bekerja sebagai penerjemah
di konsulat Belanda di kota itu antara 1906-1911. Di sana, dia memperdalam ilmu agama Islam pada
Syech Ahmad Khatib, imam Masjidil Haram yang juga pamannya.

Di Arab Saudi juga ia mempelajari diplomasi. Sepulang dari Jedah, dia mendirikan sekolah HIS
(Hollandsche Inlandsche School), dan kemudian masuk dunia pergerakan nasional.

BACA JUGA :  Biografi Jerry Yang - Pendiri Yahoo.com

Dalam biografi Haji Agus Salim diketahui bahwa Haji Agus Salim menikah dengan Zainatun Nahar
pada tahun 1912. Dari pernikahannya dengan Zainatun Nahar, Haji Agus Salim memiliki sepuluh
anak, walaupun dua di antaranya meninggal waktu bayi.

Anaknya bernama Theodora Atia, Jusuf Taufik, Violet Hanifah, Maria Zenobia, Ahmad Sjauket, Islam
Basari, Abdul Hadi, Siti Asia, Zuchra Adiba, Sidik Salim.

Bergabung Dalam Sarekat Islam

Karir politik Agus Salim berawal di SI, bergabung dengan HOS Tjokroaminoto dan Abdul Muis pada
1915. Ketika kedua tokoh itu mengundurkan diri dari Volksraad sebagai wakil SI akibat kekecewaan
mereka terhadap pemerintah Belanda.

Agus Salim kemudian menggantikan mereka selama empat tahun (1921-1924) di lembaga itu. Tapi,
sebagaimana pendahulunya, dia merasa perjuangan “dari dalam” tak membawa manfaat. Dia keluar
dari Volksraad dan berkonsentrasi di SI.

Pada 1923, benih perpecahan mulai timbul di SI. Semaun dan kawan-kawan menghendaki SI menjadi
organisasi yang condong ke kiri, sedangkan Agus Salim dan HOS Cokroaminoto menolaknya.

Buntutnya SI terbelah dua: Semaun membentuk Sarekat Rakyat yang kemudian berubah menjadi
PKI, sedangkan Agus Salim tetap bertahan di SI. Karier politiknya sebenarnya tidak begitu mulus.

Dia pernah dicurigai rekan-rekannya sebagai mata-mata karena pernah bekerja pada pemerintah.
Apalagi, dia tak pernah ditangkap dan dipenjara seperti Tjokroaminoto.
Tapi, beberapa tulisan dan pidato Agus Salim yang menyinggung pemerintah mematahkan tuduhan-
tuduhan itu. Bahkan dia berhasil menggantikan posisi HOS Cokroaminoto sebagai ketua setelah
pendiri SI itu meninggal dunia pada 1934.

Selain menjadi tokoh SI, ia juga merupakan salah satu pendiri Jong Islamieten Bond. Di sini dia
membuat gebrakan untuk meluluhkan doktrin keagamaan yang kaku.

BACA JUGA :  Biografi Kak Seto Mulyadi

Dalam kongres Jong Islamieten Bond ke-2 di Yogyakarta pada 1927, Agus Salim dengan persetujuan
pengurus Jong Islamieten Bond menyatukan tempat duduk perempuan dan laki-laki.

Ini berbeda dari kongres dua tahun sebelumnya yang dipisahkan tabir; perempuan di belakang, laki-
laki di depan. ”Ajaran dan semangat Islam memelopori emansipasi perempuan,” ujarnya.

Agus Salim pernah menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada akhir
kekuasaan Jepang. Ketika Indonesia merdeka, dia diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan
Agung oleh Pemerintahan Ir Soekarno.

Menteri Di Kabinet Republik Indonesia

Kepiawaiannya berdiplomasi membuat Sutan Syahrir mempercayai Haji Agus Salim menjabat dalam
Kabinet Syahrir I dan II serta menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Mohammad Hatta. Sesudah
pengakuan kedaulatan Agus Salim ditunjuk sebagai penasehat Menteri Luar Negeri.

Dengan badannya yang kecil, di kalangan diplomatik Agus Salim dikenal dengan julukan The Grand
Old Man, sebagai bentuk pengakuan atas prestasinya di bidang diplomasi. Sebagai pribadi yang
dikenal berjiwa bebas.

Dia tak pernah mau dikekang oleh batasan-batasan, bahkan dia berani mendobrak tradisi Minang
yang kuat. Tegas sebagai politisi, tapi sederhana dalam sikap dan keseharian.

Dia berpindah-pindah rumah kontrakan ketika di Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. Di rumah
sederhana itulah dia menjadi pendidik bagi anak-anaknya, kecuali si bungsu, bukan memasukkannya
ke pendidikan formal.

Haji Agus Salim Wafat


Haji Agus Salim wafat pada 4 November 1954 dalam usia 70 tahun. Ia kemudian dimakamkan di
taman makam pahlawan Kalibata, Jakarta.

Atas Jasa jasa agus Salim terhadap Negara maka pemerintah Indonesia kemudian memberikan gelar
Pahlawan Nasional Indonesia kepada Haji Agus Salim pada tanggal 27 Desember 1961 melalui
Keppres nomor 657 tahun 1961.

Beri Rating Artikel Ini

Nurdyansa

https://www.nurdyansa.com/

'...Sejarah akan meninggikan mereka yang memang layak dimuliakan dan sejarah juga akan
menghitamkan mereka yang layak dijatuhkan - NS'

ARTIKEL TERKAITDARI PENULIS

Biografi Tokoh Indonesia

Biografi Raden Patah, Pendiri Kerajaan Demak Islam Pertama di Jawa

Biografi Tokoh Indonesia

Biografi Alex Kawilarang, Kisah Patriot Pendiri Kopassus

Biografi Tokoh Indonesia

Biografi DN Aidit, Pimpinan PKI Yang Tewas Dengan Kontroversi

Biografi Tokoh Indonesia

Biografi Singkat Kartosuwiryo, Kisah Perjalanan Pendiri Negara Islam Indonesia


Pahlawan Nasional

10 Biografi Pahlawan Revolusi Indonesia Beserta Biodata Lengkapnya

Biografi Pengusaha Sukses

Biografi Sandiaga Uno, Terpaksa Jadi Pengusaha Karena ‘Kecelakaan’?

Rekomendasi Artikel

Biografi Helmy Yahya, Profil dan Biodata Lengkap

Biografi Tokoh Indonesia 19 Januari 2020

Biografi Khalid Bin Walid, Kisah Pejuang Islam Paling Pemberani

Biografi Tokoh Dunia 6 Februari 2020

Biografi Pak Raden – Pencipta Tokoh ‘Si Unyil’

Biografi Tokoh Indonesia 30 Oktober 2015

PARTNERS

/* */

© BiografiKu.com | Profil dan Biografi Tokoh Terkenal

Artikel diambil dari Biografiku.com. Silahkan di copy sebagai bahan referensi, Mohon cantumkan
sumber : https://www.biografiku.com/biografi-haji-agus-salim.

Anda mungkin juga menyukai