Anda di halaman 1dari 3

NAMA : TOMI PRATAMA PUTRA

NIM : 43119120227

FAKULTAS : EKONOMI BISNIS/MANAJEMEN

DOSEN : HAMDAN , SE, MM

CPMK 1 : Jelaskan pengertian pajak dan bagaimana aplikasi dari definisi tersebut terhadap
sistem perpajakan di Indonesia!

Jawaban : Pajak adalah iuran yang dibayarkan kepada negara yang dipungut berdasarkan
undang-undang oleh negara, baik pemerintah pusat maupun daerah, tidak menunjukan
adanyakontraprestasi, dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan fungsi reguler.

CPMK 2 : Jelaskan pengertian “penghasilan” dalam UU Pajak penghasilan dengan menjelaskan


empat elemen kunci dalam pengertian tersebut dan aplikasinya sistem perpajakan!

Jawaban : Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang


diterima atau diperoleh wajib pajak, berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
dan dapatdipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak dengan nama
dandalam bentuk apapun.

CPMK 3 : Sebuah BUT menyelenggarakan jasa konsultasi manajemen di Indonesia. Pada tahun
2016 ada dua perusahaan di Indonesia menantangani kontrak konsultasi manajemen langsung
dengan kantor pusat BUT tersebut di USA. Setiap tahun kantor pusat juga membebankan biaya
ke semua perwakilannya. Jelaskan bagaimana BUT tersebut menghitung kewajiban pajak atas
penghasilannya? Bagaimana dengan pemajakan atas laba setelah pajak yang diperoleh BUT
ketika ditransfer ke pemilik BUT di luar negeri?
Jawaban : Dengan asumsi biaya yang dibebankan untuk menunjang kegitan perusahaan.
Bila BUT Indonesiapunya hub efektif makanya masuk jadi pengh, sebaliknya. Obyek pajak
bentuk usaha tetap.

ETIKA

Badu seorang professional muda yang saat ini bekerja di sebuah Kantor Akuntan Publik.
Selain di KAP, Badu jugamenjadi komite audit di sebuah perusahaan swasta. Badu juga
mengajar sebagai dosen tidak tetap di dua universitasswasta dan sering diundang sebagai trainer
di beberapa pelatihan akuntansi. Pada saat Badu mengajar di universitasdan training selalu
mengatakan tidak memiliki NPWP sehingga pajak yang dipotong 20% lebih tinggi dari
tarifpemotongan yang berlaku, untuk menghindari NPWP dilaporkan.Gaji dari komite audit dan
bekerja di KAP telah dipotong PPh 21, untuk itu Badu menerima bukti pemotongan pajak bagi
karyawan tetap (A1). Badu selama ini tidak meminta bukti potong. Badu merasa bahwa pajaknya
telah dipotongdua di tempat kerja utamanya, sehingga Badu tidak membuat SPT sebagai WP
Pribadi.Menurut Anda apakah tindakan Badu untuk membuat SPT tersebut tepat,
berikan argument kritis bagaimanaseharusnya Badu menyelesaikan kewajiban pajaknya
menurut ketentuan yang berlaku? Etiskah tindakan Badudengan mengatakan bahwa
dirinya tidak memiliki NPWP padahal sebenarnya memiliki, walaupun untuk itu
Badudipotong pajak lebih tinggi? Berikan saran yang Anda berikan kepada Pemerintah untuk
menghindari terjadinya kasusJawaban :Tidak tepat. Jika Badu tidak membuat SPT, tidak
hanya tidak patuh terhadap ketentuan perpajakan, Badu jugamembuat Direktorat Jenderal
Pajak tidak bisa memeriksa apakah pajak yang dibayarkan oleh Badu sudah tepat ataubelum.
Karena hanya menggunakan SPT DJP bisa memeriksa apakah pajak yang seorang WP
bayarkan sudah sesuaiatau belum.Dengan mengatakan bahwa Badu tidak memiliki NPWP,
maka Badu telah berusaha untuk menghindari layeringdalam pajak yang dipotong terhadap
penghasilan yang Badu terima. Memang penghasilanBadu dipotong pajak lebihtinggi, namun
dengan mengaku tidak memiliki NPWP, Badu telah berhasil menghindar dari layertarif
Badu yangsebenarnya, sehingga pajak yang Badu bayar tidak sesuai dengan yang seharusnya.
CPMK 4 : Bapak Adi memiliki 2 anak dan baru saja terdaftar sebagai wajib pajak pribadi sejak 1
Agustus 2019. Dalam penyelenggaraan usahanya Pak Adi menggunakan metode pembukuan
dengan penghasilan bruto pada bulan Agustus 2019 sebesar Rp500.000.000 dan biaya yang
diperkenankan untuk mengurangi penghasilan bruto sebesar Rp100.000.000. Hitung besarnya
PPh Pasal 25 Agustus 2019?!

Jawaban :

BONUS

CPMK 5. Berikut dasar perhitungan bumi dan bangunan adalah nilai jual kena pajak (NJKP).
Besarnya NJKP adalah :
a. Objek pajak perkebunan adalah 20%!
b. Objek pajak kehutanan adalah 20%!
c. Objek pajak pertambangan 20%!
d. Apabila NJOP-nya Rp. 500.000.000 adalah 10%!
e. Apabila NJOP-nya >Rp. 500.000.000 adalah 10%!

Dasar perhitungan PBB adalah perkalian tarif 0,5% dengan NJKP (Nilai Jual Kena Pajak),
sedangkan NJKP diperoleh 20% dari NJOP.

Sebagai contohnya diketahui bahwa NJOP suatu objek pajak Rp500.000.000. Maka
berapakah PBB-nya?

Langkah awal,harus mengetahui terlebih dahulu NJKP-nya:

NJKP: 20% x Rp500.000.000 = Rp100.000.000

Kemudian baru menghitung PBB-nya:

PBB: 0,5% x Rp100.000.000= Rp500.000

Anda mungkin juga menyukai