Sedangkan peristiwa non-ekonomi tidak diproses oleh akuntansi. Berikut ini contoh
peristiwa non-transaksi:
3. Dalam kondisi seperti apakah jurnal pembalik dikatakan opsional, dan dalam
kondisi yang manakah jurnal pembalik wajib dibaca ?
Jawab : Jurnal Pembalik dilakukan untuk membalik akun yang sengaja dibuat untuk
menampilkan suatu nilai di Neraca Saldo saat tutup Buku Bulanan, misal :
a. Beban yang masih harus dibayar.
b. Beban yang dibayar di muka (jika tercatat sebagai beban).
c. Pendapatan yang masih akan diterima.
d. Pendapatan yang diterima di muka (jika tercatat sebagai pendapatan).
e. Pemakaian atas perlengkapan (bila tercatat sebagai beban).
Yang mana nantinya, akun-akun tersebut diatas harus dibalik lagi di awal periode
bulan berikutnya, lalu baru dicatat di transaksi pembayaran atau pendapatan
aslinya (ketika sudah ada kas masuk atau keluar).
Hal ini berhubungan juga dengan jurnal penyesuaian terkait sewa dibayar dimuka,
dll. Untuk memindahkan Nilai yang sudah dibayar menjadi harta di neraca, lalu
dibalik lagi saat awal periode.
Contoh
Pada 1 Desember 2017 dibayarkan uang sewa untuk 1 tahun sebesar Rp1.500.000,
dicatat pada jurnalnya adalah sebagai berikut.
Beban sewa Rp 1.500.000
Kas Rp 1.500.000
Pada 31 Desember 2017 dibuat ayat jurnal penyesuaian yaitu sebagai berikut
Hal ini dilakukan agar Nilai sewa yg tersisa (Rp 2.500.000 yang belum habis masa
sewanya), dicatat dan dianggap sebagai Harta.
Lalu supaya akunnya kembali normal di awal periode berikutnya, dilakukan jurnal
pembalik sebagai berikut.
3. Ketersediaan produk
Untuk kelangsungan usahanya, perusahaan dagang senantiasa melakukan stok
barang dagangan, sehingga dapat menghindari terjadinya kekosongan barang
yang berpotensi menimbulkan kerugian baginya.
Sebab itulah, perusahaan dagang membutuhkan ruang khusus yang disebut
dengan gudang yang berfungsi untuk menyimpan stok barang dagangan.
Berkenaan dengan stok barang dagangan ini, dalam kegiatan perusahaan dagang
dikenal adanya istilah First In First Out (FIFO) dan First In Las Out (FILO).
FIFO, artinya stok barang yang masuk ke dalam gudang lebih dulu akan
dikeluarkan lebih dulu pula.
FILO, artinya stok barang yang masuk ke dalam gudang lebih dulu akan
dikeluarkan paling akhir.
Lantas, bagaimana dengan perusahaan jasa? Tidak ada stok produk di
perusahaan jasa, karena memang produk utama yang dijualnya bukanlah barang
berwujud, tetapi tidak berwujud. Sebab itu, perusahaan jasa tidak membutuhkan
gudang penyimpanan stok barang. Jika pun perusahaan jasa tersebut produk
utamanya didukung oleh produk berwujud, maka dibutuhkan stok produk.
Misalnya saja jasa klinik kecantikan, untuk menjual jasanya klinik membutuhkan
produk-produk perawatan baik kulit, wajah, rambut, maupun bagian tubuh
lainnya.
4. Penggunaan produk
Sifat produk yang dijual oleh perusahaan dagang dan jasa berkaitan erat dengan
penggunaan produknya. Adanya bentuk fisik dari barang dagangan yang dijual
oleh perusahaan dagang tentu penggunaannya dapat langsung dikonsumsi. Jika
tidak langsung habis, bisa disimpan kemudian.
Jadi, penggunaan produk yang dijual oleh perusahaan dagang ini dapat
dipisahkan, di mana saat pembelian barang bisa langsung dikonsumsi atau
disimpan lebih dulu untuk dikonsumsi kemudian di waktu yang berbeda. Lain
halnya dengan produk yang dijual oleh perusahaan jasa. Penggunaan produk
pada perusahaan jasa ini tidak dapat dipisahkan, artinya saat produk dibeli
maka penggunaannya akan langsung habis.
Sebab itu, jasa yang dibeli oleh konsumen tidak dapat disimpan. Meski tidak
berwujud, namun dapat dirasakan manfaatnya.