Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ajrun ‘Azhim Al As’hal

Kelas : IPII 5C
NIM : 12310193097

Kemajuan di bidang IPTEK ditandai dengan perubahan perilaku masyarakat terhadap


kebutuhan informasi. Menurut Rubin (2016) dalam era informasi seperti ini, perpustakaan
dihadapkan dengan permasalahan yang berkaitan dengan media informasi dan kemudahan
akses informasi. Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap perkembangan koleksi
informasi, organisasi informasi, dan pelestarian, layanan jasa sumber informasi dan kebijakan
perpustakaan dalam menganggarkan serta mempersiapkan sumber informasi elektronik. Di
Indonesia dapat dilihat bahwa era ini berlangsung begitu cepat dan berkelanjutan namun
sayangnya penduduk Indonesia masih saja bergantung pada sektor pertanian meskipun sudah
ada sebagian yang masuk ke bidang industri informasi. SDA yang dimiliki Indonesia masih
belum mampu memberikan kesejahteraan yang penuh bagi masyarakat sebab keterbatasan
penguasaan teknologi yang dialami oleh penduduknya.
Dalam konsep yang dijelaskan oleh Stuert and Moran dalam Rachmad Hermawan dan
Zulfikal Zen (yang 2006) bahwa adanya perubahan paradigma pengelolaan perpustakaan
sebagai berikut:
1. Dari segi sumber daya perpustakaan. Koleksi perpustakaan hanya terdiri 1 media saja dan
berubah ke dalam koleksi virtual
2. Dari segi jasa layanan perpustakaan. Awalnya dalam gudang berubah menjadi layanan
supermarket
3. Dari segi pemustaka. Perpustakaan yang awalnya hanya menunggu berubah menjadi
perpustakaan dipromosikan kepada pengguna

Tantangan demi tantangan yang harus dilalui oleh perpustakaan pada era informasi
seperti ini menjadikan perpustakaan terus bertransformasi baik dari segi tugas hingga cara
penyajiannya. Peran perpustakaan digital dalam era informasi yakni:
1. Perpustakaan digital bertugas menghimpun dan meyediakan informasi dalam bentuk
elektronik
2. Perpustakaan digital bertransformasi dalam mengorganisir informasi yang memadai dengan
memperhatikan teknologi informasi, metadata, sistem temu kembali informasi, jaringan
telekomunikasi
3. Perpustakaan digital berperan dalam mendesiminasikan koleksi digital
4. Perpustakaan digital berperan dalam melakukan pelestarian koleksi digital untuk
menyelamatkan nilai informasi yang diharapkan
5. Perpustakaan digital berperan dalam menerapkan regulasi hak akses kepada masyarakat
sehingga terhindar dari etika informasi (haki dan plagiat)

Pengadaan koleksi digital merupakan sebuah proses untuk mengubah sinyal analog
menjadi bentuk digital. Proses digital bertujuan melestarikan dokumen. Proses digital dapat
dibedakan menjadi 3 kegiatan utama yakni:
1. Pemindaian (scanning): proses memindai dokumen dalam bentuk cetak dan mengubah
menjadi bentuk digital
2. pengeditan (editing): proses pengolahan file pdf dengan penambahan watermark, footnote,
daftar isi, hyperlink, dan lain sebagainya
3. Pengunggahan (uploading): proses pengisian metadata dan mengunggah berkas dokumen ke
perpustakaan digital.
Data-data yang dikonversi meliputi:
1. Kartu katalog
2. Shelflist
3. Informasi peminjaman
4. Cantuman kendali majalah
5. Sitasi indeks
6. Data peminjam dan berkas-berkas yang berhubungan
7. Teks-teks buku dan artikel
8. Gambar, ilustrasi, grafik, dan tabel
9. Data tentang buku dan bahan-bahan pustaka
10. Data laporan keuangan

Mewujudkan pengembangan perpustakaan digital baik secara teknis ataupun non teknis
yang sesuai dengan penjelasan Pendit (2009) bahwa dalam pengembangan perpustakaan digital
perlu memperhatikan 3 aspek penting yaitu
1. Aspek organizational dalam pengembangan perpustakaan digital aspek organisasi
merupakan infrastruktur penting dan strategis untuk mendapatkan perhatian
2. Pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi bahwa pengelolaan perpustakaan
digital aspek mekanisasi, otomatisasi, dan komunikasi informasi merupakan komponen kunci
dalam mengambil sukses dalam implementasinya
3. Aspek legalitas, dalam pengembangan perpustakaan digital aspek hukum dan etika dalam
informasi menjadikan begitu penting dalam era informasi seperti ini.
Strategi dalam Pengembangan Perpustakaan Digital untuk membangun Aksebilitas
Informasi dapat dilakukan dalam 5 pendekatan yaitu :

1. Pendekatan Organisasi dan Manajemen Perpustakaan Digital


Manajemen mempunyai arti mengelola atau mengatur. Manajemen juga
merupakan sebuah proses dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha, baik usaha para anggota lembaga, instansi atau organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan lembaga, instansi atau
organisasi. Maju mundurnya sebuah organisai suatu lembaga/instansi terlihat dari
manajemen yang telah dipilih, dikonsep, diimplementasikan dan digunakan oleh
konsumen, dan semua itu tetap dikendalikan oleh manajer/pimpinan.
Membahas tentang manajemen SDM adalah salah satu aspek yang tidak dapat
dipisahkan, khusunya pada implementasi perpustakaan digital. Apabila perangkat keras
dan perangkat lunak telah terpenuhi maka harus juga ditopang dengan kemampuan
sumber daya manusia yang berkompeten dan ahli pada bidangnya.
Pengembangan perpustakaan digital dalam aspek manajemen memiliki
hubungan yang erat dengan peningkatan aksesibilitas informasi dan dapat
meningkatkan aksebilitas koleksi untuk memberikan kemudahan kepada pemustaka
dalam mendapatkan informasi digital secara penuh, utuh, mudah, cepat, dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Pendekatan Implementasi Teknologi Perpustakaan Digital
Teknologi merupakan sebuah sarana dalam penyebaran informasi dan juga
dapat mempengarusi kondisi dari masyarakat. Jika dari masyarakat mempunyai
kemajuan dalam penggunaan teknologi maka perubahan serta perkembangan tekologi
informasi juga semakin cepat.
Pada pengembangan perpustakaan digital aspek teknologi informasi sangat
berhubungan erat dengan peningkatan aksesibilitas informasi. Dalam membangun
aksesibilitas informasi membutuhkan komponen seperti hardware dan software.
Koleksi ditigal adalah usaha untuk memberikan kemudahan kepada pemustaka
dalam mendapatkan informasi digital. Teknologi informasi juga berkaitan erat dengan
masyarakat karena merupakan unsur dari implementasi perpustakaan digital yang
dimiliki oleh perpustakaan mulai dari perancangan desain, analisi kebutuhan, sampai
dengan pelaksanaan implementasinya.
3. Pendekatan Kebijakan Akses dan Legalitas Informasi
Konsep aksesibilitas merupakan kemudahan yang dicapai oleh seseorang
terhadap adanya suatu objek, pelayanan dan juga lingkungan. Menurut Arms (2001)
bahwa pengembangan perpustakaan digital (digital library) selalu bersentuhan dengan
koridor etika, hukum dan plagiarisme serta hak kekayaan intelektual (intellectual
proverty). Ketersediaan koleksi dalam perpustakaan merupakan faktor yang sangat
penting untuk berjalannya layanan perpustakaan dengan baik.
Plagiarisme dalam perpustakaan berkaitan erat dalam dunia tulis menulis. Ada
beberapa lembaga yang mengemukakan pendapatnya bahwa pembangunan
perpustakaan digital dapat menumbuhkan adanya praktek plagiarisme. Berkaitan
aksesibilitas informasi dapat dijelaskan bahwa dalam masalah hukum sangat
berhubungan erat dengan legalitas informasi yang akan berbanding lurus dengan
aksesibilitas informasi. Dengan adana kebijakan dan regulasi akses infornasi akan
membuat masyarakat mendapat informasi yang valid dan mendapatkan kemudahan
dalam mencari informasi.
4. Pendekatan Transformasi Nilai-Nilai Keragaman Budaya (Multikultural)
Menurut penjelasan Steenerova dalam Laksmi (2006) bahwa dibutuhkan dan
juga pentingnya membangun pola pikir dengan pendekatan budaya dan holistik atau
menyeluruh dalam mengembangkan inovasi yang tidak hanya dilihat dari sudut
rasionalitas, tetapi juga dapat dilihat sudut manusia didalam sistem budayanya yang
muncul dalam bentuk interaksi antara mereka dengan lingkungan. Dengan adanya
pemikiran baru dan perubahan baru pendekatan budaya yang berbasis mekanis
etnosentris menuju humanis.
Dalam pengembangan perpustakaan digital masalah budaya, aksesibilitas
informasi juga berhubungan dengan masyarakat informasi. Sebagai bentuk dalam
membangun layanan perpustakaan dengan menggunakan adanya koleksi secara
bersama disebut dengan resource sharing. Dalam penggunaan bersama koleksi
perpustakaan sangat membantu untuk memberikan pelayanan terutama untuk
perpustakaan-perpustakaan kecil yang mempunyai koleksi yang lemah.
Pada pengembangan perpustakaan digital masalah kerjasama dan juga
aksesibilitas informasi berhubungan dengan masyarakat informasi. Dengan Kerjasama
(resource sharing) akan meningkatkan kualitas dari perpustakaan dan pengembangan
dari aksesibilitas informasi yang dapat membangun masyarakat informasi.

Anda mungkin juga menyukai