Kelas XI
KIMIA
Termokimia 1
Tujuan Pembelajaran
Pada sesi ini, kita akan belajar tentang termokimia. Termokimia adalah kajian dalam ilmu
kimia yang membahas tentang perubahan energi selama reaksi kimia berlangsung. Untuk
belajar termokimia, mari kita tinjau kembali hukum kekekalan energi berikut ini.
Contoh perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari dapat kamu amati ketika
mengisi baterai ponsel. Saat baterai dihubungkan dengan sumber daya, ada panas yang
menyertai proses tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa energi listrik yang dialirkan dari
sumber daya ke ponsel juga diubah menjadi energi panas. Contoh lain dari perubahan
energi adalah energi cahaya matahari yang diubah menjadi karbohidrat oleh tumbuhan
pada proses fotosintesis. Demikian pula pada proses metabolisme, energi kimia yang
tersimpan dalam ikatan karbohidrat diubah menjadi energi yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai aktivitas sel dalam bentuk ATP.
Perpindahan energi berbentuk kalor (Q) atau kerja (W) yang memengaruhi jumlah
keseluruhan energi pada sistem disebut dengan energi dalam (E). Nilai mutlak energi
dalam tidak dapat ditentukan, yang dapat ditentukan hanyalah perubahan energi
dalamnya (∆E). Hubungan antara perubahan energi dalam, kalor, dan kerja dirumuskan
dalam hukum termodinamika berikut.
ΔE = Q + W
Keterangan:
ΔE = perubahan energi dalam (J);
Q = jumlah kalor yang diserap atau dilepas sistem (J); dan
W = kerja yang dilakukan sistem (J).
Q dan W dapat bernilai positif atau negatif. Untuk menentukan nilai Q dan W dapat
digunakan aturan berikut.
1. Q bernilai positif (+) jika sistem menyerap kalor (Q > 0).
2. Q bernilai negatif (-) jika sistem melepaskan kalor (Q < 0).
3. W bernilai positif (+) jika sistem menerima kerja (W > 0).
4. W bernilai negatif (-) jika sistem melakukan kerja (W < 0).
Contoh Soal 1
Suatu sistem melakukan kerja sebesar 250 kJ dan menyerap kalor sebesar 150 kJ.
Berapakah perubahan energi dalam sistem tersebut?
Pembahasan:
Diketahui:
Sistem melakukan kerja: W = -250 kJ
Sistem menyerap kalor: Q = +150 kJ
Ditanya: ΔE = ... ?
Dijawab:
Perubahan energi dalam dirumuskan sebagai berikut.
ΔE = Q + W
ΔE = +150 + (-250)
ΔE = -100 kJ
Termokimia 1 2
Contoh Soal 2
Suatu sistem dengan perubahan energi dalam sebesar 500 kJ, melepaskan kalor sebesar
150 kJ. Berapakah kerja yang dilakukan oleh sistem tersebut?
Pembahasan:
Diketahui:
ΔE = 500 kJ
Sistem melepaskan kalor: Q = -150 kJ
Sistem melakukan kerja: W bernilai negatif
Ditanya: Q = ... ?
Dijawab:
Perubahan energi dalam dirumuskan sebagai berikut.
ΔE = Q + W
500 = -150 - W
W = -150 - 500
W = -650 kJ
Interaksi antara sistem dan lingkungan dapat berupa pertukaran materi dan energi.
Berdasarkan pertukaran materi dan energinya, sistem dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu sebagai berikut.
Termokimia 1 3
1. Sistem terbuka, yaitu sistem yang dapat mengalami pertukaran materi dan energi
dengan lingkungannya. Contohnya, kopi yang ditempatkan dalam gelas yang terbuka.
2. Sistem tertutup, yaitu sistem yang dapat mengalami pertukaran energi dengan
lingkungannya, tetapi tidak mengalami pertukaran materi. Contohnya, kopi yang
ditempatkan dalam teko dari baja yang tertutup.
3. Sistem terisolasi, yaitu sistem yang tidak dapat mengalami pertukaran materi dan
energi dengan lingkungannya. Contohnya, kopi yang ditempatkan dalam termos.
Setiap sistem kimia memiliki energi yang besarnya bergantung pada keadaan sistem,
yaitu keadaan fisis masing-masing zat (gas, cair, padat), jumlah zat, temperatur, dan
tekanan. Energi sistem itulah yang disebut sebagai energi dalam.
Berdasarkan arah perpindahan energi, reaksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu reaksi
eksoterm dan reaksi endoterm.
1. Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem
ke lingkungan. Pada reaksi eksoterm, sistem yang melepaskan kalor akan mengalami
penurunan energi, sehingga energi sebelum reaksi (E1) akan lebih besar daripada
energi setelah reaksi (E2). Dengan demikian, perubahan energi (∆E) akan bernilai
negatif, karena E2 – E1 akan menghasilkan nilai negatif (∆E < 0). Oleh karena kalor
tersebut mengalir dari sistem ke lingkungan, maka dapat diketahui bahwa pada
reaksi eksoterm terjadi kenaikan suhu lingkungan.
2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem. Pada reaksi endoterm, sistem yang menerima kalor akan
mengalami kenaikan energi sehingga energi sebelum reaksi (E1) akan lebih kecil
daripada energi setelah reaksi (E2). Dengan demikian, perubahan energi (∆E) akan
bernilai positif karena E2 – E1 akan menghasilkan nilai positif (∆E > 0). Oleh karena
kalor tersebut mengalir dari lingkungan ke sistem, maka dapat diketahui bahwa
pada reaksi endoterm terjadi penurunan suhu lingkungan.
Termokimia 1 4
D. Konsep Entalpi Reaksi
Entalpi (H) adalah istilah yang menyatakan jumlah energi dari suatu sistem
termodinamika. Besarnya entalpi dalam suatu sistem termodinamika (seperti reaksi
kimia) tidak dapat diukur secara langsung, tetapi perubahannya (∆H) dapat dihitung.
Satuan Internasional (SI) untuk ∆H adalah kJ/mol (kJ mol-1). mol-1 tidak menyatakan
jumlah penyusun senyawa, tetapi jumlah per mol dalam persamaan tersebut, biasanya
dengan acuan mol produk atau reaktan adalah 1.
Contoh:
1
CO(g) + O (g) → CO2(g) ΔH = -283 kJ mol-1
2 2
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g) ΔH = -566 kJ mol-1
Catatan: Terkadang mol-1 hanya dituliskan jika mol reaktan atau produk adalah 1, atau
tidak dituliskan sama sekali.
Contoh:
Artinya, 2 mol gas H2 yang bereaksi dengan 1 mol gas O2 akan menghasilkan 2 mol H2O
dengan melepas kalor sebesar 484 kJ.
Perubahan entalpi (∆H) yang diukur pada keadaan standar dinamakan dengan
perubahan entalpi standar (∆Ho). Ada beberapa jenis perubahan entalpi standar, yaitu
sebagai berikut.
Termokimia 1 5
Contoh:
1
H2(g) + O (g) → H2O(l) ∆H = -285,8 kJ mol-1
2 2
1
Artinya, 1 mol gas H2 yang bereaksi dengan mol gas O2 akan menghasilkan 1 mol
2
H2O dengan melepas kalor sebesar 285,8 kJ.
Contoh:
1
H2O(l) → H2(g) + O (g) ∆H = +285,8 kJ mol-1
2 2
1
Artinya, untuk menguraikan 1 mol H2O menjadi 1 mol gas H2 dan mol gas O2
2
dibutuhkan kalor sebesar 285,8 kJ.
Contoh:
Nilai perubahan entalpi di atas disebut sebagai entalpi pembakaran standar unsur
karbon.
Termokimia 1 6
D. Energi yang Dilepaskan
Jumlah kalor yang diserap (ditandai dengan penurunan suhu) atau dilepaskan (ditandai
dengan kenaikan suhu) suatu larutan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan
suhunya. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan pada pemanasan dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Q = mcΔT
Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dibebaskan (J);
m = massa zat (g);
c = kalor jenis (J/gK atau J/goC); dan
ΔT = T2 – T1 = perubahan suhu (K atau oC)
Contoh Soal 3
Pembakaran 1 mol etanol melepaskan kalor sebesar 500 J. Jika kalor yang dilepaskan
mampu mendidihkan 100 gram air bersuhu 25oC, berapakah jumlah mol etanol yang
terbakar? (cair = 4,2 J/goC, asumsi efisiensi 100%)
Pembahasan:
Diketahui:
Kalor pembakaran 1 mol etanol = 500 J
T2 = 100°C (mendidih)
T1 = 25°C
cair = 4,2 J/goC
m = 100 g
Dijawab:
Mula-mula, tentukan jumlah kalor yang dilepaskan pada pembakaran 100 gram etanol.
Q = mc∆T
Q = (100) (4,2) (100 - 25)
Q = 31.500 J
Termokimia 1 7
Oleh karena pembakaran 1 mol etanol melepaskan kalor sebesar 500 J, maka jumlah mol
yang terbakar pada pembakaran 100 gram etanol adalah
31.500
mol etanol terbakar = = 65 mol.
500
Jadi, jumlah mol etanol yang terbakar pada pembakaran 100 gram etanol adalah 65 mol.
Termokimia 1 8