Anda di halaman 1dari 12

Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.

1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

Pengakuan Negara Baru Ditinjau Dari Perspektif Hukum Internasional


(Studi terhadap kemerdekaan Kosovo)

Bayu Sujadmiko

Dosen Bagian Hukum Internasional FH Universitas Lampung

Abstrak

Kosovo mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia, di Pristina. Deklarasi


dibaca Perdana Menteri Kosovo, Hashim Thaci, pada sidang parlemen yang
dihadiri 109 anggota. Permasalahan kemerdekaan Kosovo tidak terlepas dari
permasalahan politik dan etnis yang ada, namun apakah eksistensi Kosovo
sebagai Negara baru ditentukan oleh keharusan adanya pengakuan dari Negara
lain? dan apakah sikap PBB terhadap lahirnya Negara baru seperti Kosovo.
Metode Penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yang dianalisis secara
deskriftif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengakuan yang merupakan
masalah politik dan tidak terlepas dari permasalahan hukum, terutama politik
internasional namun tidak dapat disangkal bahwa tindakan pengakuan itu
berakibat hukum, terutama dalam kaitan hubungan antara pihak yang mengakui
dan pihak yang diakui. Selain itu, ada tidaknya pengakuan terhadap negara baru
tidak berpengaruh terhadap eksistensi negara baru tersebut, termasuk pengakuan
dari PBB.

Kata Kunci: Kemerdekaan Kosovo, Pengakuan Negara, Eksistensi

Pendahuluan pernah menyatakan merdeka, namun


hanya Albania yang mengakui
Pada tanggal 17 Februari kemerdekaan itu2. Kemerdekaan
2008, parlemen Kosovo telah waktu itu seperti tidak berarti apa-
membuat sejarah, yaitu apa karena dianggap hanya
memproklamasikan Kosovo sebagai pemberontakan biasa dan kemudian
negara merdeka, yang lepas dari Kosovo didera konflik etnis yang
Serbia1. Kosovo mendeklarasikan berkepanjangan dan perang melawan
kemerdekaannya dari Serbia, Serbia selama tiga tahun antara tahun
Minggu, di ibukota, Pristina. 1996-1999. Kosovo kemudian
Deklarasi itu dibacakan oleh Perdana berada di bawah pengawasan Dewan
Menteri Kosovo, Hashim Thaci, Keamanan Perserikatan Bangsa
pada sidang parlemen yang dihadiri Bangsa (DK PBB). Melalui Resolusi
109 anggota. Sebelumnya Kosovo DK PBB No. 1244 Kosovo
adalah satu provinsi dibawah mendapatkan status provinsi otonom.
kekuasaan Serbia yang mayoritas Dengan dukungan Amerika
beretnis Albania. Kosovo pada 16 Serikat,3 secara sepihak Kosovo telah
tahun yang lalu (tahun 1992) sudah menyatakan merdeka dan sehari
kemudian telah mendapatkan
1
http://www.detiknews.com/read/2008/09/2
2
0/ 104308/1009385/10/pelopor-klaim- http://agguss.wordpress.com/tag/kosovo/
3
sepihak-hak-kemerdekaan. www.konsultasi.wordpress.com

183
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

pengakuan dari Norwegia, Denmark, mengadakan berbagai hubungan


Finlandia, Swedia, Jerman, Italia, dengan negara-negara lain secara
Perancis, Inggris, Austria Albania, aman dan sempurna, tanpa khawatir
Turki, dan Afganistan. Sementara kedudukanya sebagai kesatuan
yang menentang atau menolak politik itu akan diganggu oleh
mengakui adalah Serbia, Rusia, negara-negara yang telah ada.5
Spanyol, Rumania, Slowakia dan Sementara itu pengakuan
Cyprus. Bahkan Serbia menarik ialah perbuatan politik dimana suatu
seluruh diplomat dari Negara-negara Negara menunjukan kesediaannya
yang mengakui kemerdekaan untuk mengakui suatu situasi fakta
Kosovo. dan menerima akibat hukum dari
Sementara itu, PBB sendiri pengakuan tersebut.6 Kemudian
belum memberikan pengakuan resmi dalam praktek Negara modern
kepada Kosovo, bahkan Serbia dan pengakuan bukan sekedar
7
Rusia meminta Dewan Keamanan mengetahui (cognition) , atau lebih
PBB untuk segera bersidang daripada suatu pernyataan
membahas Deklarasi sepihak oleh mengetahui bahwa suatu negara atau
parlemen Kosovo tersebut. Dalam pemerintah memenuhi syarat untuk
beberapa sidang Dewan Keamanan diakui. Hal ini dibuktikan dengan
PBB, Rusia sebagai salah satu fakta, antara lain bahwa mungkin
anggotanya selalu saja memveto saja terjadi penundaan sebelum suatu
untuk tidak memberikan Negara atau pemerintah diakui,
kemerdekaan kepada Kosovo.4 meskipun status Negara atau
Permasalahan kemerdekaan pemerintah itu tidak diperlukan lagi.
Kosovo ini memang tidak terlepas Tujuan praktis pengakuan ialah
dari permasalahan politik dan etnis diawalinya hubungan resmi dengan
yang ada, namun apakah eksistensi Negara-negara lain yang mengakui.
Kosovo sebagai Negara baru Sekali pengakuan itu diberikan,
ditentukan oleh keharusan adanya maka tindakan itu berarti
pengakuan dari Negara lain? dan menghilangkan kemungkinan negara
apakah sikap PBB terhadap lahirnya yang mengakui untuk
Negara baru seperti Kosovo? mempersoalkan kembali syarat-
syarat untuk diakuinya negara atau
Pengertian Pengakuan pemerintah terkait.
Sebagai tambahan tentang
Sebagaimana dikatakan oleh bentuk pengakuan tadi, masih
pakar Hukum Internasional Amerika terdapat pengakuan terhadap suatu
Serikat, MOORE, maka pengakuan Negara seperti, pemberontak,
berguna untuk menjamin bahwa organisasi pembebasan bangsa,
suatu Negara baru dapat menduduki
tempatnya yang wajar sebagai suatu 5
Setyo Widagdo, Masalah-Masalah Hukum
organisme politik yang merdeka dan Internasional Publik, Bayu Media
berdaulat ditengah keluarga bangsa- Publishing, Malang 2008, hal.220
6
bangsa sehingga ia dapat Boer Mauna, Hukum Internasional,
Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era
Dinamika Global, Alumni, Bandung 2000,
4
hal 60.
7
http://www.detiknews.com/read/2008/09/20/ J.G. Starke, Pengantar Hukum
104308/1009385/10/pelopor-klaim-sepihak- Internasional, Edisi Kesepuluh, Sinar
hak-kemerdekaan Grafika, Jakarta 2004, hal 177

179
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

pengakuan atas wilayah, traktat baru dari pengakuan oleh Negara-negara


dan lain-lain. ada juga pengakuan lain.
yang diberikan secara terang-erangan Pendukung utama teori ini
dan secara diam-diam8, dan terakhir ialah Prof. Lauterpacht yang
adalah pengakuan secara de jure dan menyatakan bahwa “a state is, and
de facto9. becomes, an international person
through recognition only and
Teori-Teori tentang Pengakuan exclusively”, selanjutnya ditegaskan
pula bahwa “Statehood alone does
Dalam literatur-literatur hukum not imply membership of the family
Internasional maupun hukum tata of nations”, untuk menguatkan sifat
Negara, secara garis besar dapat hukum dari perbuatan pengakuan, ia
ditemukan dua teori terkenal juga menegaskan bahwa
mengenai pengakuan yaitu teori “recognition is a quasi judicial duty
konstitutif dan teori deklaratif. and not an act of arbitrary
discreation or a political
12
a. Teori Konstitutif concession”.
Menurut pendukung teori
konstitutif berpandangan bahwa b. Teori Deklaratif
suatu negara dianggap lahir sebagai Pengakuan tidak menciptakan
negara baru jika telah diakui oleh suatu Negara karena lahirnya suatu
negara lain, artinya sebuah negara Negara semata-mata merupakan
belum dianggap ada sebagai Negara suatu fakta murni dan dalam hal ini
baru sebelum adanya pengakuan dari pengakuan hanya penerimaan fakta
Negara lain. Dengan demikian tersebut. Mereka menegaskan bahwa
pengakuan semacam itu memiliki suatu Negara begitu lahir langsung
kekuatan konstitutif.10 Brownlie menjadi anggota masyarakat
mengatakan “Constitutivist doctrine internasional dan pengakuan hanya
creates a great many difficulties” 11 merupakan pengukuhan dari
Dalam artian bahwa apa yang kelahiran tersebut, jadi pengakuan
dikatakan oleh pendukung teori tidak menciptakan suatu Negara.
konstitutif hanya menciptakan Pengakuan bukan merupakan syarat
banyak kesulitan, jika teori tersebut bagi kelahiran suatu Negara.13
diterapkan. Bahkan teori tersebut Menurut teori deklaratif ini
semakin tidak populer ketika pasal 3 pengakuan hanya merupakan
Deklarasi Montevideo tahun 1933 pernyataan atau pengesahan saja (to
tentang Hak-Hak dan Kewajiban declare) dari Negara yang
Negara menyebutkan bahwa memberikan pengakuan bahwa suatu
keberadan politik suatu Negara bebas Negara baru tersebut telah ada dalam
pergaulan masyarakat internasional,
8
John O’Brien, International law, asalkan secara objektif sudah
Cavendish, London 2001, hal 170 memenuhi kualifikasi internasional
9
I.A. Shearer, Starke’s International Law, dengan sendirinya sudah dapat
Butterworth, London 1994, hal 118 diterima sebagai pribadi
10
Malcom N. Shawn., International Law,
2nd.ed., Grotius Publication Limited,
12
Cambridge 1986, hal 208. L. Oppenheim, International Law, A
11
Ian Brownlie, Principles Of Public Treaties, 8th.ed., Longman, London 1955,
International Law, 3rd .ed., Oxford hal 125-127
13
University Press, New York 1979, hal 93 Boer Mauna, Op.cit., hal 62

180
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

internasional (international 2. The rule that recognition of a


personality) terlepas dari ada atau new State has retroactive effect,
tidaknya Negara yang mengakui. dating back to its actual
Dengan demikian, Negara baru inception as an independent
tersebut sudah dapat menikmati hak- state17
hak dan melaksanakan kewajiban-
kewajibannya menurut hukum Sebagaimana diketahui salah
internasional, seperti Negara-negara satu ciri pokok hubungan
lainya.14 internasional sesudah tahun 1945
Teori deklaratif menetralisisasi adalah menjamurnya Negara-negara
eksistensi suatu Negara dari masalah baru setelah membebaskan diri dari
pengakuan yang nyata-nyata sangat kekuasaan colonial. Sehubungan
subjektif itu. Teori deklaratif ini dengan itu, hukum internasional
dapat dikatakan lebih objektif dan tidak melarang gerakan-gerakan
netral daripada teori konstitusif yang pembebasan nasional untuk
dalam prakteknya sudah ditinggalkan menentang kekuasaan penjajah dan
karena eksistensi suatu negara tidak bahkan mendorongnya seperti
ditentukan oleh ada atau tidak terdapat dalam dokumen PBB
adanya pengakuan Negara-negara terutama Resolusi 1514 (XV).18 Era
lain.15 bagian kedua abad ke-20 adalah era
Ada beberapa kasus yang dekolonisasi yang merombak
mencerminkan teori declaratory ini, komposisi masyarakat bangsa-
salah satunya yang terdapat dalam bangsa sebelumnya dan yang
Arbitrase Tinocco 1923. Dalam sekaligus merombak persyaratan
putusanya Arbitrator menyatakan untuk menjadi anggota masyarakat
bahwa pemerintahan Tinocco di Internasional.
Kosta Rika tidak diakui oleh inggris, Uraian tersebut menegaskan
namun tetap merupakan bahwa kelahiran suatu Negara adalah
pemerintahan yang sah, sebagaiman suatu peristiwa yang tidak berkaitan
dikutip dari keputusan arbitrase yang langsung dengan hukum
berbunyi:16 internasional, sedangkan pengakuan
1. The rule that if a question arises yang diberikan kepada Negara yang
in the courts of a new State as to baru lahir hanya bersifat politik,
the date at which the State came semacam pengukuhan terhadap
to existence, it will be irrelevant statusnya sebagai anggota
to consider the date when treaties masyarakat internasional yang baru
with other States recognizing it dengan segala hak dan kewajiban
came into operation. The date yang dimilikinya sesuai dengan
when the requirements of hukum internasional.
statehood were in fact first Berdasarkan kedua teori diatas
fulfilled is the only material date. ada beberapa pendapat para ahli
hukum internasional yang
14
memaparkan beberapa bentuk-
Wayan Parthiana, Pengantar Hukum bentuk pengakuan yang dilakukan
Internasional, Mandar Maju, Bandung 1990,
hal 350
oleh negara-negara terhadap lahirnya
15
Setyo Widagdo, Op.cit, hal 224 Negara baru:
16
David J.Harris, Cases and Materials on
17
International Law, Sweet and Maxwell, I.A. Shearer, Op.cit, hal 121
18
London 1983, hal 132-4 Boer Mauna, Op.cit, hal 64

181
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

a. Pengakuan de facto dan de jure Pengakuan dalam hukum


b. Pengakuan secara diam-diam internasional merupakan persoalan
(Implied Recognition) yang cukup rumit karena sekaligus
c. Pengakuan Kolektif melibatkan masalah hukum dan
d. Pengakuan Prematur politik. Dalam masalah pengakuan,
e. Pengakuan terhadap unsur-unsur politik dan hukum sulit
Pemberontak (Insurgency and untuk dipisahkan secara jelas karena
Belligerency) pemberian dan penolakan pengakuan
f. Pengakuan Bersyarat oleh suatu negara sering dipengaruhi
g. Pengakuan terhadap pertimbangan politik, sedangkan
Pemerintahan dan Demokrasi akibatnya mempunyai ikatan hukum.
Kesulitan juga berasal dari fakta
Beberapa bentuk pengakuan bahwa hukum internasional juga
diatas adalah realisasi dari kedua tidak mengharuskan suatu negara
teori mengenai pengakuan terhadap untuk mengakui negara lain atau
lahirnya Negara baru.19 pemerintah lain seperti juga halnya
bahwa suatu negara atau suatu
Pengakuan Terhadap Lahirnya pemerintah tidak mempunyai hak
Negara Baru untuk diakui oleh negara lain. Tidak
ada keharusan untuk mengakui
Pada Umumnya para pakar seperti juga tidak ada kewajiban
hukum Internasional sependapat untuk tidak mengakui.21 Seperti
bahwa pengakuan (recognition) ialah dikemukakan Komisi Arbitrase,
suatu lembaga yang teramat penting Konfrensi Perdamaian mengenai
artinya dalam hubungan Yugoslavia, pengakuan merupakan
internasional. Apa lagi dalam masa suatu perbuatan berhati-hati yang
globalisasi seperti ini, tampak sekali dapat dilakukan negara disaat yang
bahwa tidak ada satu negara pun dikehendaki dan dalam bentuk yang
yang dapat hidup terisolasi atau ditentukanya secara bebas.22
terasing dari negara-negara lainnya, Moore dalam tulisannya yang
dan berbagai media tekhnologi termuat dalam Digest of
modern telah mendorong untuk International Law, Vol 1, disebutkan
mengembangkan hubungan antara bahwa suatu jaminan yang telah
negara-negara di dunia ini. Namun diberikan kepada suatu Negara baru
sebelum negara baru dapat bahwa ia akan diperkenankan
mengadakan hubungan atau mengambil tempat atau tingkatan
komunikasi yang lengkap dan yang layak dalam karakteristiknya
sempurna dalam berbagai bidang
dengan negara-negara lain, baik
politis, ekonomi, sosial budaya, ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, terlebih
dahulu negara itu harus melalui pintu
pengakuan20. 21
Nguyen Quoc, Dinh, Patrick Daillier,
Alain Peller, Droit International Public,
5th.ed, Libraire Generale de Droit et de
Jurisprudence, Paris 1994, hal 34
19 22
Jawahir Thontowi., Pranoto Iskandar., Avis de la Commission d’arbitrage de la
Hukum Internasional Kontemporer, PT. Conference de la Paix la Yugoslavia, avis
Refika Aditama, Bandung 2006, hal 134-142 No. 10, du 4 Juillet 1992, p 4., Kutip Boer
20
Ian Brownlie, Op.cit, hal 60-72 Mauna, Op.cit, hal 59

182
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

sebagai suatu orgnisasi politik dalam 1. Keyakinan adanya stabilitas di


masyarakat bangsa-bangsa23. Negara tersebut
Namun dalam 2. Dukungan umum dari
perkembanganya sampai saat ini Masyarakat atau Penduduk
masih ada dua golongan dari pakar- 3. Kesanggupan dan kemauan untuk
pakar hukum internasional yang melaksanakan kewajiban-
berbeda pendapat mengenai suatu kewajiban Internasional.27
pengakuan Negara.24 Golongan
pertama berpendapat bahwa apabila Dalam kaitanya dengan itu,
semua unsur kenegaraan (ada rakyat, Ivan Shearer menyatakan bahwa
ada wilayah dan ada pemerintahan pengakuan yang akan diberikan oleh
yang berdaulat dan ada kemamapuan Negara-negara dihadapkan pada
dalam melakukan hubungan dengan dilema dan pada umumnya
Negara lain25) telah dipenuhi oleh disebabkan oleh dua alasan.
masyarakat politik, maka dengan Pengakuan lebih terkait dengan
sendirinya ia telah merupakan kebijakan dibanding persoalan
sebuah Negara dan harus hukum, sebagaimana yang terlihat
diperlakukan secara demikian oleh dalam praktek Negara-negara.
Negara-negara lainya. Golongan Kebijakan Negara yang memberikan
pertama ini disebut sebagai penganut pengakuan didasarkan pada
teori deklatoir (declaratory theory). pertimbangan-pertimbangan yang
Golongan kedua menyatakan bahwa terkait dengan menjaga
walaupun unsur kenegaraan telah kepentinganya sendiri. Dalam hal
terpenuhi oleh suatu masyarakat pemberian pengakuan terdapat
politik, namun tidaklah ia secara pertimbangan politis seperti
otomatis dia dapat diterima sebagai persoalan perdagangan yang sangat
Negara ditengah-tengah masyarakat mempengaruhi proses pengakuan.
internasional . Terlebih dahulu harus Selanjutnya, terdapat sebuah
ada pernyataan dari Negara-negara kecenderungan dalam praktek bahwa
lain, bahwa masyarakat politik telah pemberian pengakuan dengan
memenuhi persyaratan sebagai mendasarkan pada prinsip-prinsip
Negara.26 Kemudian barulah ia dapat hukum, tidak lebih sebagai kedok
menikmati haknya sebagai Negara bagi sebuah keputusan politik.28
baru. Golongan kedua Ini disebut Lahirnya sebuah Negara baru
penganut teori Konstitutif dapat melalui bermacam cara, seperti
(constitutive theory). melepaskan diri dari penjajah bagi
Untuk mengakui Suatu bekas wilayah jajahan, pemisahan
Negara baru pada umumnya Negara– diri sebagian wilayah suatu Negara
negara memakai kriteria, antara lain dan berdiri sendiri sebagai sebuah
sebagai berikut; Negara merdeka, atau pecahnya
sebuah Negara menjadi beberapa
23
Syahmin . A.K., Hukum Internasional
Publik dalam Kerangka Studi Analitis 2,
27
Binacipta, Bandung 1992, hal 298 Myres S. Mc. Dongal, W. Michael
24
Tasrif. S., Pengakuan Internasional dalam Reisman, International Law in
Teori dan Praktek, PT. Media Raya, Jakarta Contemporary Perspective, The Foundation
1966 hal 34 Press, Inc, Mineola, New York 1981, hal
25
J.L. Brierly, The Law Nations, 5th.ed, 318
28
Clarendon Press, Oxford 1955 Jawahir Thontowi., Pranoto Iskandar.,
26
Syahmin . A.K., Op.cit., hal 301 Op.cit, hal 132

183
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

Negara yang lebih kecil daripada mengenai persoalan tersebut,


Negara semula, maupun pertama menyatakan bahwa lahirnya
penggabungan beberapa Negara suatu Negara hanya merupakan suatu
menjadi sebuah Negara yang baru peristiwa fakta yang sama sekali
sama sekali.29 lepas dari ketentuan hukum
Kemerdekaan Kosovo dapat internasional. Kelahiran Negara
digolongkan sebagai lahirnya Negara hanya merupakan fakta politis.32
baru jenis kedua, yaitu pemisahan Sementara pendapat kedua
diri sebagian wilayah suatu Negara menyatakan lahirnya sebuah Negara
dan berdiri sendiri sebagai sebuah merupakan suatu proses hukum yang
Negara merdeka karena sebelumnya diatur oleh ketentuan-ketentuan
Kosovo adalah salah satu provinsi hukum Internasional.33
dari Serbia. Kelahiran Negara baru Diantara kedua pendapat
seperti Kosovo, dalam masyarakat tersebut, tampaknya pendapat
internasional akan menimbulkan pertama yang dianut oleh para ahli
reaksi dari Negara-negara lain yang hukum yang menyatakan bahwa
dimanifestasikan dalam pernyataan kelahiran suatu Negara bukan
sikap menerima atau mengakui merupakan peristiwa hukum. Tidak
kelahiran Negara baru tersebut atau mungkin hukum internasional
sebaliknya ada negara yang menolak mengatur lahirnya suatu Negara,
atau tidak mengakui kehadiran karena Negara hukum itu ada atau
Negara baru tersebut. Pengakuan lahir setelah adanya Negara-negara.
dalam hukum internasional Negara-negara merdekalah yang
merupakan persoalan yang cukup merumuskan hukum internasional
rumit karena sekaligus melibatkan dan bagi Negara-negara tersebut
masalah hukum dan masalah politik. pulalah hukum itu berlaku. Bagi
Dalam masalah pengakuan, unsur- Negara-negara yang belum merdeka
unsur politik dan hukum sulit untuk dan yang masih dibawah kekuasaan
dipisahkan secara jelas, karena asing, tentu saja hukum internasional
pemberian dan penolakan pengakuan belum dapat diberlakukan. Jadi
oleh suatu Negara sering dipengaruhi lahirnya suatu Negara tidak mungkin
oleh pertimbangan politik, diatur oleh ketentuan-ketentuan
sedangkan akibatnya mempunyai hukum internasional sehingga
ikatan hukum.30 Hal ini senada kelahiran tersebut tidak dapat
dengan apa yang dinyatakan oleh dikatakan sebagai proses hukum.
O’Connel “Recognition is a political Pengakuan terhadap Negara
act with legal consequences”.31 baru lebih sering dan lebih banyak
Permasalahan apakah didasarkan kepada pertimbangan-
pengakuan masuk wilayah hukum pertimbangan politik subjektif dari
atau masalah politik dapat pihak dari pihak yang ingin
dikembalikan kepada persoalan memberikan pengakuan. Hal ini
apakah lahirnya suatu Negara dapat kita lihat pada kasus lahirnya
merupakan peristiwa hukum atau Kosovo, ketika parlemen
peristiwa politik. Ada dua pendapat mendeklarasikan kemerdekaanya,
sehari kemudian Negara-negara yang
29
Wayan Parthiana, Op.cit, hal 347 selama ini satu haluan politik, satu
30
Boer Mauna, Op.cit, hal 59
31 32
O’Connel, International Law for Students, Boer Mauna, Op.cit, hal 61
33
Steven & Sons, London 1971, hal 49 Setyo Widagdo, Op.cit, hal 222

184
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

ideologi dengan Kosovo langsung Februari 2008 yang lalu parlemen


memberikan pengakuan, dan Kosovo mendeklarasikan
sebaliknya Negara-negara yang kemerdekaan provinsi Kosovo
bermusuhan tidak satu ideologinya sebagai sebuah negara baru yang
dan berbeda haluan politiknya merdeka dan berdaulat. Artinya,
menolak memberi pengakuan. Jika Kosovo telah memisahkan diri dari
dianut bahwa lahirnya suatu Negara Serbia secara sepihak. Situasi
hanya merupakan peristiwa fakta dan tersebut, dimungkinkan karena selain
bukan peristiwa hukum maka Kosovo mendapatkan dukungan
akibatnya adalah tidak mungkin Amerika Serikat juga karena konflik
suatu Negara menolak lahirnya etnis yang berkepanjangan dan
Negara baru dengan alasan hukum. penindasan serta ketidakadilan
Akibat lain adalah lahirnya suatu selama ini memicu munculnya
Negara bebas dari pengakuan, deklarasi kemerdekaan.
dengan kata lain pengakuan tidak Masalahnya, apakah Kosovo
ikut campur pembentukan Negara. sah menjadi sebuah negara baru?
Artinya, eksistensi suatu Negara Haruskah ada pengakuan dari negara
yang baru lahir tidak ditentukan lain atas keberadaanya? Bagaimana
keharusan adanya pemberian atau dengan belum adanya pengakuan
penolakan pengakuan dari Negara dari PBB? dan masalah lain yang
lain. Hal itu juga berlaku bagi mungkin timbul.
Kosovo, jadi jelas bahwa pengakuan Apabila melihat uraian yang
adalah suatu kebijaksanaan politik.34 telah dikemukakan sebelumnya,
Suatu Negara atau kelompok sesungguhnya kelahiran kosovo
Negara mengakui atau tidak sebagai negara baru dapat dikatakan
mengakui suatu Negara lain semata- sah karena telah memenuhi
mata didasarkan atas pertimbangan kualifikasi yang melekat pada diri
politik dari Negara atau kelompok kosovo sebagai negara baru. Yakni
Negara yang bersangkutan. ada penduduk, memliki wilayah,
Mengenai hal tersebut, Amerika mempunyai pemerintahan dan
Serikat menunjukan sikap yang jelas memiliki kemampuan untuk
dengan menyatakan ”In the view of melakukan hubungan dengan negara
United States, International does not lain. Hal ini sesuai dengan apa yang
require a state to recognize another dikemukakan oleh Boer bahwa
entity as a state; it is a matter for lahirnya suatu negara hanya
judgment of each state whether an merupakan suatu peristiwa fakta
entity merits recognitions as a yang sama sekali lepas dari ketetuan-
state”.35 ketentuan hukum internasional,
meskipun demikian hendaknya kita
Lahirnya Kosovo Sebagai Negara harus membedakan antara negara
Baru sebagai pribadi internasional pada
satu sisi dengan kemampuan negara
Diawal tulisan ini telah baru itu sebagai pribadi internasional
dipaparkan bahwa tanggal 17 dalam melaksanakan kewajiban-
kewajiban internasionalnya pada sisi
34
Setyo Widagdo, Op.cit, hal 223 yang lain.
35
Gerhard Von Glahn, Law Among Nations, Suatu negara baru untuk
4th. ed. Mac Millan Publishing Inc, New dapat dikatakan memiliki pribadi
York 1981, hal 93

185
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

internasional atau sebagai negara internasional setelah tahun 1945


baru memang tidak membutuhkan adalah menjamurnya negara-negara
pengakuan dari negara-negara lain baru setelah membebaskan diri dari
sesuai pandangan teori deklaratif. kekuasaan kolonial. Akibatnya
Akan tetapi sebagai pribadi sekitar 140 Negara baru muncul
internasional yang membutuhkan dalam pergaulan internasional
hubungan dengan negara lain subjek selama waktu tersebut dan semuanya
hukum internasional lainya, negar menjadi anggota PBB.37 Diterimanya
baru itu membutuhkan pengakuan secara langsung negara-negara yang
dari negara-negara lain karena baru lahir pada waktu itu sebagai
dengan pengakuan tersebut, negara anggota PBB, dengan jelas
baru itu dapat mulai mengadakan menunjukan bahwa teori konstitutif
hubungan yang akan melahirkan tidak sesuai lagi dengan
hak-hak dan kewajiban-kewajiban perkembangan zaman. Persyaratan
internasional yang harus yang diajukan oleh PBB hanya
dilaksanakan dalam pergaulan bahwa negara baru tersebut harus
internasional. Itulah yang disebut cinta damai (peace loving),
jalan tengah untuk menjembatani menerima kewajiban yang ada dalam
antara teori deklaratif dan piagam, mampu dan bersedia
konstitutif.36 melaksanakan kewajiban dan
Setelah Proklamasi ditetapkan oleh majelis umum atas
Kemerdeka-an Kosovo, sudah rekomendasi Dewan Keamanan
banyak negara-negara lain yang PBB.38
mendukung Kosovo sekaligus Persyaratan tersebut, hanya
mengakui dan mungkin saja ada bersifat umum dan tidak pernah
negara-negara lain yang secara diam- menimbulkan permasalahan bagi
diam melakukan tindakan-tindakan negara-negara baru. Bagi negara
yang mencerminkan pengakuan baru, penerimaan sebagai anggota
terhadap keberadaan Kosovo, PBB merupakan pengukuhan dari
misalnya membuka hubungan kelahirannya.
diplomatik, menandatangani Demikian pula dengan
perjanjian dengan Kosovo atau kosovo, ketika negara tersebut akan
kepala negara/kepala pemerintahan mengajukan permohonan menjadi
negara lain tersebut secara resmi anggota PBB setelah memenuhi
mengadakan kunjungan kenegaraan syarat yang ditetapkan dalam piagam
kepada Kosovo. Namun semua itu PBB maka tidak ada pilihan lain lagi
bukan syarat atau keharusan bagi bagi Dewan Keamanan PBB selain
keberadaan Kosovo sebagai negara memberikan rekomendasi kepada
baru, tetapi hanya memperkuat fakta majelis umum untuk menetapkan
bahwa kosovo telah lahir dan ada kosovo sebagai anggota PBB,
yang menghormati Kosovo sebagai sekaligus merupakan pengukuhan
negara yang utuh. bagi kosovo sebagai negara baru.
Bagaimana dengan belum Namun demikian, Jika PBB menolak
adanya pengakuan dari PBB? mengakui Kosovo akan tidak
Sejarah telah membuktikan bahwa
salah satu ciri pokok hubungan 37
Boer Mauna, Op.cit, hal 64
38
Sri Setianingsih Suwardi, Pengantar
Hukum Organisasi Internasional, UI Press,
36
Setyo Widagdo, Op.cit, hal 226 Jakarta 2004, hal274

186
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

berpengaruh bagi eksistensi Kosovo dalam diktum keputusan


sebagai negara baru. Pengadilan Tinggi New York,
dalam perkara ”Russian Socialist
Akibat Hukum Pengakuan Federal Soviet Republic Vs
Cibrario”. Tindakan kesatuan
Pengakuan menimbulkan politik yang tidak diakui itu pada
akibat-akibat atau konsekuensi umumnya tidak menimbulkan
hukum yang menyangkut hak-hak, akibat-akibat yang lazim
kekuasaan-kekuasaan dan privilege- diberikan menurut komitas
privelege dari negara atau (kehormatan)
pemerintah yang diakui baik menurut 2. Wakil dari negara yang belum
hukum internasional maupun diakui tidak dapat menuntut
menurut hukum nasional negara imunitas dalam perkara hukum.
yang memberikan Pengakuan. 3. Harta milik negara yang tidak
Adapun masalah yang harus diakui dapat dimiliki oleh wakil
diperhatikan apabila masalah rezim yang ditumbangkan.
pengakuan timbul karena pengujian,
meskipun sifatnya insindental, oleh Sedangkan jika dilihat dari
pengadilan-pengadilan Nasional, aspek positifnya yaitu kemampuan
dengan persoalan-persoalan sebagai negara atau pemerintah yang
pembuktian dan penafsiran. Dalam berdaulat penuh yang sudah diakui,
hal ini penting dipertimbangkan ialah sebagai berikut:
batas-batas antara hukum 1. Berhak perkara di depan
internasional dan hukum nasional. pengadilan negara yang
Pengakuan memberikan kepada mengakuinya
negara atau pemeritah yang diakui 2. Pertimbangan pengadilan negara
suatu status baik menurut hukum yang mengakuinya akan
internasional maupun hukum dipengaruhi oleh tindakan badan
nasional.39 eksekutif dan legislatif yang akan
Dalam hukum nasional, dibentuk oleh pemerintah baru
kemampuan negara atau negara atau yang bersangkutan
pemerintah yang diakui dapat 3. berhak akan imunitas dalam
ditinjau dari aspek negatif, yaitu perkara mengenai milik dan bagi
dengan mengemukakan wakil diplomatiknya
ketidakmampuan kesatuan politik 4. Berhak menuntut dan menerima
yang disebut negara yang belum harta milik yang berada dalam
diakui. Ketidakmampuan utam dari yurisdiksi negara yang
negara atau pemerintah itu menurut mengakuinya, milik mana
J.G. Starke, ialah sebagai berikut:40 sebelumnya adalah kepunyaan
1. Kesatuan Politik (baik berupa pemerintah yang tumbang.
negara ataupun pemerintah) itu
tidak dapat dibawa kedepan Dalam Hukum Internasional,
pengadilan negara yang tidak kesatuan politik (negara atau
mengakuinya. Asas ini termuat pemerintah) yang diakui, menjadi
anggota penuhdari masyarakat
39
J.G. Starke, Op.cit, hal 192 internasional. Dengan kata lain
40
Fred Isjwara, Pengantar Hukum negara atau pemerintah baru itu
Internasional, Alumni, Bandung 1972, hal dapat menjadi subjek hukum
76-77

187
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

internasional, setelah diakui oleh satu kali. Perubahan bentuk suatu


negara lain. Oleh karena itu antara negara tidak akan mengubah
lain ia dapat mengadakan hubungan statusnya sebagai negara. Perancis
diplomatik dengan negara yang misalnya yang dari tahun 1791
mengakuinya, dapat menutup atau sampai tahun 1875beberapa kali
menandatangani perjanjian berubah, dari kerajaan, republik,
internasional dan sebagainya. kekaisaran, kembali ke kerajaan dan
Dengan demikian Sejak adanya republik dengan pembentukan
pengakuan dari negara-negara lain, Republik III pada tahun 1875,
negara atau pemerintah baru yang Republik IV tahun 1941, dan
bersangkutan diwajibkan memenuhi semenjak tahun 1958 Republik V
kewajiban internasionalnya. tetap merupakan negara Perancis
Dalam sebagian besar kasus dengan hak-hak dan kewajiban yang
mengenai lahirnya negara baru, sama sebagai subjek hukum
pengakuan adalah sebagai internasional dan yang tidak
kebijaksanaan politik negara-negara memerlukan lagi pengakuan sebagai
yang mengakui negara tersebut dan negara.
dapat mempunyai akibat:
1. Pengakuan adalah suatu Kesimpulan
kebijaksanaan individual dan
dalam hal ini negara-negara Pengakuan yang merupakan
bebas untuk mengakui suatu masalah politik dan tidak terlepas
negara tanpa harus juga dari permasalahan hukum,
memperhatikan sikap negara- terutama politik internasional namun
negara lain. tidak dapat disangkal bahwa
2. Pengakuan adalah suatu tindakan pengakuan itu berakibat
discretionary act yaitu suatu hukum, terutama dalam kaitan
negara mengakui negara lain hubungan antara pihak yang
kalau dianggapnya perlu, sebagai mengakui dan pihak yang diakui.
contoh; Selain itu, ada tidaknya pengakuan
 Spanyol baru mengakui Peru terhadap negara baru tidak
setelah 75 tahun negara berpengaruh terhadap eksistensi
tersebut memproklamasikan negara baru tersebut, termasuk
kemerdekaanya. pengakuan dari PBB.
 Belanda baru mengakui
Belgia pada tahun 1838 DAFTAR PUSTAKA
setelah negara tersebut
merdeka pada tahun 1831 Boer Mauna, Hukum Internasional,
 Amerika Serikat mengakui Pengertian Peranan dan Fungsi
Israel hanya beberapa jam dalam Era Dinamika Global,
setelah negara tersebut lahir Alumni, Bandung 2000
tanggal 14 Mei 1948 David J.Harris, Cases and Materials
 Amerika Serikat mengakui on International Law, Sweet
RRC sete;lah 30 tahun and Maxwell, London 1983
terbentuknya negara tersebut. Fred Isjwara, Pengantar Hukum
Internasional, Alumni,
Perlu kiranya dicatat bahwa Bandung 1972
pengakuan negara hanya dilakukan

188
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

Gerhard Von Glahn, Law Among Nguyen Quoc, Dinh, Patrick Daillier,
Nations, 4th. ed. Mac Millan Alain Peller, Droit
Publishing Inc, New York 1981 International Public, 5th.ed,
I.A. Shearer, Starke’s International Libraire Generale de Droit et
Law, Butterworth, London de Jurisprudence, Paris 1994
1994 O’Connel, International Law for
Ian Brownlie, Principles Of Public Students, Steven & Sons,
International Law, 3rd .ed., London 1971
Oxford University Press, New Setyo Widagdo, Masalah-Masalah
York 1979 Hukum Internasional Publik,
J.G. Starke, Pengantar Hukum Bayu Media Publishing,
Internasional, Edisi Kesepuluh, Malang 2008
Sinar Grafika, Jakarta 2004 Sri Setianingsih Suwardi, Pengantar
J.L. Brierly, The Law Nations, 5th.ed, Hukum Organisasi
Clarendon Press, Oxford 1955 Internasional, UI Press, Jakarta
Jawahir Thontowi., Pranoto 2004
Iskandar., Hukum Internasional Syahmin . A.K., Hukum
Kontemporer, PT. Refika Internasional Publik dalam
Aditama, Bandung 2006 Kerangka Studi Analitis 2,
John O’Brien, International law, Binacipta, Bandung 1992
Cavendish, London 2001 Tasrif. S., Pengakuan Internasional
L. Oppenheim, International Law, A dalam Teori dan Praktek, PT.
Treaties, 8th.ed., Longman, Media Raya, Jakarta 1966
London 1955 Wayan Parthiana, Pengantar Hukum
Malcom N. Shawn., International Internasional, Mandar Maju,
Law, 2nd.ed., Grotius Bandung 1990
Publication Limited, http://www.detiknews.com/read/200
Cambridge 1986 8/09/20/104308/1009385/10/pe
Myres S. Mc. Dongal, W. Michael lopor-klaim-sepihak-hak-
Reisman, International Law in kemerdekaan.
Contemporary Perspective, http://agguss.wordpress.com/tag/kos
The Foundation Press, Inc, ov/
Mineola, New York 1981 http://www.kapanlagi.com/h/000020
4062.html

189

Anda mungkin juga menyukai