Anda di halaman 1dari 12

Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual Karyawan

Hj. Lindawati dan Irma Salamah


Politeknik Negeri Sriwijaya
Email: lindawati9111@yahoo.co; irma.salamah@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel prediktor yaitu : kesesuaian
tugas-teknologi, persepsi kemanfaatan, kompleksitas, kondisi yang memfasilitasi dan
kecemasan berkomputer pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi terhadap
kinerja individual karyawan dan menguji pengaruh keahlian sebagai variabel moderating
terhadap hubungan antara kecemasan berkomputer dengan kinerja individual karyawan.
Penelitian ini dilakukan pada bulan oktober 2010 terhadap 144 responden yang tersebar
pada 9 BPR di Palembang. Model analisis yang digunakan untuk pengujian dalam
penelitian ini adalah Analisis Regresi (Regression Analysis). Sedangkan untuk menguji
pengaruh keahlian sebagai variabel moderating terhadap hubungan antara kecemasan
berkomputer dengan kinerja individual menggunakan Moderated Regression Analysis
(MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variabel kesesuaian tugas-teknologi
mempunyai hubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual,
persepsi kemanfaatan dan kecemasan berkomputer mempunyai hubungan positif dan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual karyawan. Sedangkan, variabel
kompleksitas dan kondisi yang memfasilitasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
individual karyawan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keahlian sebagai variabel
moderating secara signifikan mempengaruhi hubungan antara kecemasan berkomputer
dengan kinerja individual karyawan.

Kata kunci: Sistem informasi, persepsi kemanfaatan, kinerja individu.

ABSTRACT

The aim of this study are, first to examine the influence of five predictor variables namely
task-technology fit, perceived usefulness, complexity, facilitating conditions and anxiety
computing on the performance of individual employees and second, to test the effect of
expertise as a moderating variable to the performance of individual employees. The study was
conducted in October 2010 toward 144 respondents, spread over nine rural banks in
Palembang. The statistical tests employed in this research are regression analysis and
moderated regression analysis (MRA). Results show that task-technology fit has a negative
significant effect to the individual performance, meanwhile perception of usefulness and
anxiety computing have a positive significant influence to the individual perfor-
mance. However, the rest variables that is complexity of variables and facilitating condition
have no significant effect to the individual performance. Expertise as a moderating variable
has a significant effect in relation between anxiety computing and the individual performance.

Keywords: Information system, perceived usefulness, individual performance.

PENDAHULUAN teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan


dasar bagi perusahaan terutama dalam segala
Sistem informasi dan teknologi informasi aspek aktifitas perusahaan. Sistem informasi dan
merupakan hal fundamental yang harus dimiliki teknologi informasi pada saat ini merupakan
untuk melakukan kegiatan operasional suatu bagian yang tidak terpisahkan bagi dunia bisnis.
organisasi atau perusahaan. Rahadi (2007) me- Sistem informasi dan teknologi informasi berperan
nyebutkan bahwa saat ini sistem informasi dan sebagai alat bantu dalam pembuatan keputusan

56
Lindawati: Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 57

bisnis pada berbagai fungsi maupun peringkat akhirnya mampu meningkatkan kinerja perusaha-
manajerial, karena kemampuan sistem informasi an. Dengan adanya penerapan sistem informasi
dan teknologi informasi dalam mengurangi dan teknologi informasi tersebut perusahaan perlu
ketidakpastian. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM). Hal
Bodnar dan Hopwood dalam Rahadi (2007) ini dinyatakan juga dari penelitian sebelumnya,
menyebutkan ada tiga hal yang berkaitan dengan dimana penggunaan sistem informasi dan tek-
penerapan teknologi informasi berbasis komputer nologi informasi dalam menyelesaikan tugas-tugas
yaitu perangkat keras (hardware), perangkat operasional perusahaan dapat dijelaskan dari
lunak (software) dan pengguna (brainware). elemen kemanusiaan yang berada di belakang
Ketiga elemen tersebut saling berinteraksi dan pemanfaatan sistem informasi dan teknologi infor-
dihubungkan dengan suatu perangkat masukan masi (Igbaria dan Guimares 1999 dalam Susanti
keluaran (input-output media), yang sesuai dengan 2006).
fungsinya masing-masing. Perangkat keras Penerapan sistem informasi dan teknologi
(hardware) adalah media yang digunakan untuk informasi juga berpengaruh pada industri per-
memproses informasi. Perangkat lunak (software) bankan, dimana penerapan sistem informasi dan
yaitu sistem dan aplikasi yang digunakan untuk teknologi informasi pada industri perbankan
memproses masukan (input) untuk menjadi mempunyai dampak yang luar biasa mengingat
informasi, sedangkan pengguna (brainware) me- industri perbankan merupakan salah satu industri
rupakan hal yang terpenting karena fungsinya yang paling tinggi tingkat ketergantungannya
sebagai, pengembang hardware dan software, serta pada aktivitas-aktivitas pengumpulan, pemroses-
sebagai pelaksana (operator) masukan (input) dan an, analisa dan penyampaian laporan (informasi)
sekaligus penerima keluaran (output) sebagai yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna sistem (user). Pengguna sistem adalah para nasabahnya Roger dalam Muthalib. Pada
manusia (man) yang secara psikologi memiliki umumnya tujuan pemanfaatan sistem informasi
suatu prilaku (behavior) tertentu yang melekat dan teknologi informasi pada industri perbankan
pada dirinya, sehingga aspek keprilakuan dalam lebih menekankan pada tingkat pengurangan
konteks manusia sebagai pengguna (brainware) kesalahan dalam memproses transaksi yang
teknologi informasi menjadi penting sebagai faktor selama ini dilakukan secara manual dan mem-
penentu pada setiap orang yang menjalankan berikan informasi laporan keuangan yang akurat
teknologi informasi. dan tepat waktu yang dapat digunakan oleh
Selanjutnya De Lone; Morgan dalam Syam; manajemen untuk membuat keputusan.
dalam Rahadi (2007) menyatakan bahwa peng- Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ter-
gunaan sistem informasi dan teknologi informasi masuk dalam industri perbankan, sudah mulai
bagi suatu perusahaan ditentukan oleh banyak menerapkan sistem informasi dan teknologi infor-
faktor, salah satu diantaranya adalah karak- masi sebagai implikasi dari tekanan persaingan
teristik pengguna sistem informasi dan teknologi yang begitu tajam. BPR merupakan lembaga
informasi. Menurut Goodhue et.al dalam Hapsari keuangan yang mempunyai fungsi dan peran yang
(2004) definisi karakteristik suatu aset sumber strategis dalam mendorong pertumbuhan usaha
daya manusia yang bernilai adalah suatu staf mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta sekali-
sistem informasi dan teknologi informasi yang gus sebagai lembaga keuangan yang dapat me-
secara konsisten dapat memberikan solusi lakukan pemberdayaan para pengusaha lokal
masalah-masalah bisnis dan meningkatkan sebagai bentuk nyata kegiatan ekonomi yang
peluang bisnis melalui sistem informasi dan berbasis kerakyatan. BPR juga merupakan lem-
teknologi informasi. Sedangkan, menurut Lucas & baga jasa keuangan mikro dengan lingkup usaha
Spitler dalam Jin (2003), agar sistem informasi seperti simpanan, pinjaman dan jasa pembayaran
dan teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam bentuk yang sederhana. BPR sebagai
secara efektif untuk memberikan kontribusi ter- lembaga keuangan mikro dengan UMKM sebagai
hadap kinerja, maka anggota dalam organisasi lahan strategisnya, terbukti cukup tangguh dalam
harus dapat menggunakan teknologi tersebut menghadapi krisis moneter yang pernah terjadi di
dengan baik. Indonesia beberapa waktu yang lalu jika di-
Pesatnya perkembangan sistem informasi bandingkan dengan bank umum. Akan tetapi saat
dan teknologi informasi menjadikannya senjata ini ada bank pesaing BPR seperti Danamon
dalam bersaing (competitive weapon) yang wajib Simpan Pinjam maupun lembaga keuangan mikro
dimiliki oleh perusahaan dalam memenangkan lainnya seperti gerai Pegadaian telah merambah
persaingan. Penerapan sistem informasi dan sampai ke pedesaan yang memiliki prosedur dan
teknologi informasi dapat dikatakan berhasil jika layanan penyaluran kredit yang hampir sama
dapat meningkatkan kinerja karyawan, yang pada dengan BPR yaitu cepat dan sangat sederhana.
58 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 14, NO. 1, MEI 2012: 56-68

Masalah seperti inilah yang dikhawatirkan dapat kegiatan tugas operasionalisasi BPR sehari-hari.
mengancam kelangsungan hidup BPR. Permasalahan karyawan terhadap pemakaian
Dalam mengatasi masalah prosedur dan komputer ini terkait dengan variabel prediktor
penyaluran kredit dengan bank pesaingnya, kecemasan berkomputer (computer anxiety).
penting bagi BPR untuk melakukan pengem- Dengan adanya permasalahan tersebut maka
bangan sistem informasi dan teknologi informasi dilakukan juga penelitian variabel kecemasan
dan memperbaiki kinerja individual karyawan berkomputer terhadap kinerja individual dengan
untuk memiliki keunggulan kompetitif sehingga keahlian sebagai variabel moderatingnya. Kemudi-
bisa bersaing dengan bank umum yang telah an diharapkan pengaruh keahlian sebagai variabel
mengaplikasikan program dan sistem yang lebih moderating hubungan antara kecemasan berkom-
canggih serta lembaga keuangan mikro lain yang puter dengan kinerja individual memberikan
juga telah berkembang begitu pesat, dimana BPR suatu penurunan tingkat kecemasan berkomputer
harus mempersenjatai diri dengan sistem infor- bagi karyawan. Sehingga dengan adanya keahlian
masi dan teknologi informasi yang memadai. Dari maka diharapkan kecemasan berkomputer ter-
segi perilaku individual karyawan terlihat realitas sebut dapat dikurangi bahkan dapat diabaikan,
bahwa banyak karyawan yang masih merasa dengan demikian kinerja individual karyawan
canggung untuk melakukan pekerjaannya dengan dapat meningkat.
komputer padahal hal itu wajib untuk dipahami Dengan berbagai permasalahan yang ada di
karena berhubungan dengan kegiatan tugas dalam BPR yang terkait dengan kinerja individual
operasionalisasi BPR sehari-hari. Disamping itu karyawan, maka penelitian yang akan dilakukan
BPR pada umumnya belum mempunyai staf ahli terhadap BPR menggunakan 2 (dua) model pene-
internal yang berkompeten di bidang sistem litian, yaitu model penelitian yang pertama untuk
informasi dan teknologi informasi dan tidak mengidentifikasi pengaruh variabel kesesuaian
memiliki bagian yang secara khusus mengelola tugas-teknologi, persepsi kemanfaatan, komplek-
sistem informasi dan teknologi informasi. BPR sitas sistem, kondisi yang memfasilitasi dan
lebih mengandalkan bantuan pihak luar (ekster- kecemasan berkomputer (computer anxiety) ter-
nal) untuk melaksanakan kegiatan yang terkait hadap kinerja individual dan model penelitian
dengan penggunaan sistem informasi dan tekno- yang kedua untuk mengidentifikasi pengaruh
logi informasi yang berbasis komputer. Ketergan- keahlian sebagai variabel moderating terhadap
tungan dari pihak eksternal akan berkurang jika hubungan antara kecemasan berkomputer dengan
ada staf BPR telah memiliki keahlian terhadap kinerja individual.
sistem informasi dan teknologi informasi berbasis
komputer. Kesesuaian Tugas-Teknologi (Task-Techno-
Dengan adanya permasalahan BPR yang logy Fit) dan Kinerja Individual
telah diuraikan tersebut, khususnya terkait dengan
kinerja karyawan yang kurang baik, maka di- Variabel kesesuaian tugas-teknologi merupa-
perlukan suatu penelitian terhadap Bank Per- kan korespondensi antara kebutuhan tugas,
kreditan Rakyat (BPR) dengan mengidentifikasi kemampuan individual dan fungsi-fungsi teknologi
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap dalam sistem informasi dalam organisasi (Goo-
kinerja karyawan yang berupa variabel prediktor dhue 1995 dalam Ellyana, Redy dan Hamzah
dan variabel moderating. Variabel-variabel predik- 2009). Kebutuhan tugas harus sesuai dengan
tor yang relevan dengan permasalahan yang kemampuan individu yang didukung dengan
dihadapi adalah kesesuaian tugas-teknologi, per- fungsi-fungsi teknologi sistem informasi (Hamzah
sepsi kemanfaatan, kompleksitas sistem, kondisi 2009). Ketiga hal yaitu berupa kebutuhan tugas,
yang memfasilitasi dan kecemasan berkomputer kemampuan individu dan fungsi-fungsi teknologi
(computer anxiety) serta variabel moderatingnya sistem informasi merupakan satu kesatuan.
adalah keahlian (Jin 2003). Variabel moderating Apabila cuma ada salah satu, maka tiada ber-
diperlukan dalam penelitian ini mengingat per- akibat pada ketidakoptimalan kinerja individu
masalahan BPR adalah pada umumnya belum maupun teknologi sistem informasi tersebut.
mempunyai staf ahli internal yang berkompeten di Dengan kata lain, harus ada kesesuaian antara
bidang sistem informasi dan teknologi informasi ketiga hal tersebut. Goodhue (1995) mengajukan
dan tidak memiliki bagian yang secara khusus konstruk kecocokan tugas-teknologi untuk dijadi-
mengelola sistem informasi dan teknologi infor- kan dasar evaluasi pemakai dalam mengukur
masi serta secara realitas masih banyak karyawan keberhasilan suatu sistem informasi. Keberhasilan
yang merasa canggung untuk melakukan pekerja- tersebut akan ditunjukkan dengan meningkatnya
annya dengan komputer, padahal hal itu wajib kinerja khususnya kinerja individu dalam organi-
untuk dipahami mengingat berhubungan dengan sasi. Dalam perspektif kecocokan tugas-teknologi,
Lindawati: Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 59

teknologi dipandang sebagai suatu hal yang ber- sitas berpengaruh dan signifikan terhadap peman-
hubungan langsung dengan penyelesaian tugas faatan sistem informasi dan teknologi informasi.
individu. Kecocokan tugas-teknologi dalam hal ini Dalam hubungannya dengan kinerja, Irma
didefenisikan sejauh mana fungsi teknologi sesuai/ (2012) dalam penelitiannya terhadap dosen me-
cocok dengan kebutuhan tugas dan kemampuan nemukan bahwa semakin kompleks teknologi
individual (Goodhue & Thompson 1995). informasi yang digunakan kinerja dosen akan
menurun.
Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness)
dan Kinerja Individual Kondisi yang Memfasilitasi (Facilitating
Condition) dan Kinerja Individual
Persepsi merupakan penafsiran realibilitas
masing-masing orang dalam memandang realitas Dalam konteks pemanfaatan sistem infor-
dari sudut perspektif yang berbeda (Winardi 1991 masi dan teknologi informasi, kondisi yang mem-
dalam Achjari dan Widowati 2004). Wiratno (1998) fasilitasi dapat dimasukkan sebagai salah satu
menyatakan persepsi pada hakikatnya adalah faktor yang mempengaruhi pemanfaatan sistem
proses kognitif yang dialami oleh setiap individu di informasi dan teknologi informasi. Penelitian yang
dalam memahami informasi tentang lingkungan- dilakukan oleh Schultz dan Slevin (1975) dalam
nya, baik lewat penglihatan, pendengaran, peng- Sigalotang, Pontoh dan Syahrir (2006) membukti-
hayatan dan perasaan. Davis.F.D (1989); Adam. kan bahwa kondisi yang memfasilitasi pengguna
et.al (1992) dalam Rahadi (2007) mendefinisikan sistem informasi dan teknologi informasi atau
kemanfaatan (usefulness) sebagai suatu tingkatan dukungan untuk pengguna sistem informasi dan
dimana seseorang percaya bahwa penggunaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor
suatu subyek tertentu akan dapat meningkatkan yang mempengaruhi pemanfaatan sistem infor-
prestasi kerja orang tersebut. Berdasarkan definisi masi dan teknologi informasi. Namun penelitian
tersebut dapat diartikan bahwa kemanfaatan dari yang dilakukan oleh Thompson et.al.(1991) dalam
penggunaan komputer dapat meningkatkan kiner- Jin (2003) menemukan hubungan yang negatif
ja, prestasi kerja orang yang menggunakannya. dan lemah antara kondisi yang memfasilitasi
Menurut Thompson et.al., (1991) dalam Jin dengan pemanfaatan sistem informasi dan tekno-
(2003) kemanfaatan teknologi informasi merupa- logi informasi, demikian pula hasil penelitian oleh
kan manfaat yang diharapkan oleh pengguna tek- Jin (2003) menemukan hubungan yang negatif
nologi informasi dalam melaksanakan tugasnya. dan lemah antara kedua variabel tersebut. Hasil
Pengukuran kemanfaatan tersebut berdasarkan penelitian Sigalotang, Pontoh dan Syahrir (2006)
terhadap bank di kota Makassar menunjukkan
frekuensi penggunaan dan diversitas/keragaman
bahwa faktor kondisi yang memfasilitasi ber-
aplikasi yang dijalankan. Thompson (1991) dalam
pengaruh positif dan signifikan terhadap sistem
Jin (2003) menyebutkan bahwa individu akan
informasi dan teknologi informasi. Sedangkan
menggunakan teknologi informasi jika mengetahui
Irma (2012) menemukan bahwa kondisi yang
manfaat positif atas penggunaannya.
memfasilitasi akan meningkatkan kinerja indi-
vidual.
Kompleksitas (Complexity) dan Kinerja Indi-
vidual
Kecemasan Berkomputer (Computer Anxiety)
dan Kinerja Individual
Kompleksitas merupakan tingkat dimana
inovasi dipersepsikan sebagai sesuatu yang relatif Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan
sulit untuk diartikan dan digunakan. Variabel ini yang kuat berupa ketakutan (fear) dan kepri-
mengacu pada teknologi yang digunakan oleh hatinan yang tidak berhubungan dengan situasi
suatu organisasi, dengan anggapan bahwa kom- khusus yang mengancam (Cherrington 1994
pleksitas adalah relatif terhadap setiap organisasi dalam Wibowo dan Hardiningsih 2003 dalam Ali
dan tidak mutlak (Tornatzky & Klein 1982 dalam dan Fadila 2008). Rosen dan Weil (1990), Maurer
Jin 2003). Seperti penelitian yang dilakukan (1994) dalam Emmons (2003), telah menemukan
Thomson et al. (1991) dalam Jin (2003) bahwa adanya fenomena kecemasan berkomputer (com-
faktor kompleksitas diperoleh hubungan yang puter anxiety). Kecemasan berkomputer dapat
negatif dan signifikan terhadap pemanfaatan diartikan sebagai penolakan terhadap perubahan.
sistem informasi dan teknologi informasi. Selain Penolakan dapat berupa gejala atau sesuatu yang
penelitian di atas, Sigalotang, Pontoh dan Syahrir lain seperti ketakutan akan sesuatu yang tidak
(2006) dalam penelitiannya terhadap bank di kota diketahui, ketakutan akan kegagalan, atau ke-
Makassar menyimpulkan bahwa faktor komplek- tidakinginan untuk mengubah keadaan sekarang.
60 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 14, NO. 1, MEI 2012: 56-68

Computer anxiety digambarkan sebagai suatu dengan pengetahuan dan kepandaian. Keahlian
ketakutan terhadap komputer ketika mengguna- komputer diukur dengan Computer Self-Efficacy
kannya atau kemungkinan yang menakutkan Scale (CSE) yang dikembangkan oleh Murphy et.al
menggunakan komputer (Chua, Chan & Wong (Murphy et.al dalam Khorrami (2001)). Skala ini
1999 dalam Sam 2005). Ini berbeda dari sikap terdiri dari 32 item pertanyaan dengan tingkat
negatif terhadap komputer yang memerlukan reliability internal sebagaimana yang telah di-
kepercayaan dan perasaan tentang komputer nyatakan oleh Harrison & Rainer (1992) dalam
dibanding reaksi emosional terhadap mengguna- Khorrami (2001). Murphy scale dikembangkan
kan komputer (Heinssen, Glass & Knight 1987 untuk mengukur self-perception individual terkait
dalam Sam 2005). Computer anxiety dikarak- dengan knowledge dan skill. 32 item scale terdiri
teristik sebagai suatu respon yang efektif. Secara atas 3 (tiga) level yang berbeda tentang computing
emosional takut akan hasil-hasil negatif potensial skill, yaitu beginner level, advance level, dan level
seperti merusakkan peralatan atau terlihat yang dihubungkan dengan mainframe computer.
kebodohan. Dari suatu pengolahan informasi yang Bandura (1986) dalam Kevin (2007) menyata-
perspektif, perasaan negatif yang dihubungkan kan self-efficacy merupakan penilaian tentang
dengan kecemasan yang tinggi mengurangi kemampuan orang mengorganisir dan melaksana-
sumber daya kinerja (Kanfer & Heggested 1997 kan tindakan yang diperlukan untuk mencapai
dalam Sam 2005). Jadi dengan demikian, jenis-jenis kinerja. Hal ini terkait bukan hanya
computer anxiety yang tinggi akan menyebabkan dengan mempunyai sebuah skill tetapi dengan
kinerja yang lebih rendah jika dibandingkan penilaian apa yang seseorang dapat lakukan
dengan computer anxiety yang kecil atau tanpa dengan skill apapun yang dimiliki. Computer Self-
computer anxiety. Efficacy digambarkan sebagai persepsi individual
Di Indonesia, Indriantoro (2000) saat meneliti untuk menggunakan komputer dalam penyelesai-
dosen fakultas ekonomi pada perguruan tinggi an tugas (Compeau & Hinggin, 1995 dalam Kevin
swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), 2007). Dalam Kevin (2007), Computer Self-Efficacy
menemukan bahwa terdapat pengaruh yang sig- ditemukan memiliki suatu korelasi negatif yang
nifikan negatif antara computer anxiety terhadap kuat dengan computer anxiety (Compeau &
keahlian. Penelitian yang berkaitan dengan Hinggin 1995; Martocchio 1994; Harrison & Rainer
kecemasan berkomputer terdapat juga dalam 1992; Igbaria et.al.1994; Henderson et.al. 1995),
penelitian yang dilakukan oleh Sumiyana (2007) dampak positif pada sejumlah pemakaian kom-
dalam Ali dan Fadila (2008) mengenai analisis puter (Igbaria & Liveri 1995) dan niat mengguna-
komparasi antara model concern for information kan komputer (Compeau & Higgins 1995; De Vries
privacy dan model internet users’ information et.al. 1995). Computer Self-Efficacy juga secara
privacy concern dimana mahasiswa jurusan akun- positif dihubungkan dengan pengalaman kompu-
tansi juga dijadikan sampel. Hasil penelitian ter- ter (Busch 1995, 1996; Ogletrel & William 1990
sebut menunjukkan bahwa kecemasan berkom- dalam Kevin 2007).
puter mempengaruhi perhatian terhadap masalah Computer Self-Efficacy menunjukkan penilai-
penyajian informasi privasi personal dan bahwa an individu dan kemampuan mereka mengguna-
kecemasan berkomputer tidak memediasi hubung- kan komputer dalam situasi yang berbeda
an perhatian privasi informasi dengan keperi- (Compeau & Higgins 1995 dalam Kang 2006).
lakuan. Pada sejumlah studi sistem informasi, konstruk
Adapun instrumen yang digunakan para self-efficacy berhubungan dengan pemakaian kom-
peneliti untuk mengumpulkan data computer puter dan pengembangan skill (Compeau &
anxiety pada umumnya berdasarkan Computer Higgins 1995; Thatcher & Perrewe 2002 dalam
Anxiety Rating Scale (CARS) yang dikembangkan Kang 2006). Peneliti-peneliti menemukan bahwa
oleh Heinssen et.al. (Heinssen et.al. 1987 dalam Computer Self-Efficacy mempengaruhi computer
Havelka). CARS didalam mengukur computer anxiety tentang bagaimana persepsi individual
anxiety berasal dari rangkaian pertanyaan- dalam menggunakan sistem informasi dan tekno-
pertanyaan yang dirancang untuk mengukur logi informasi (Harrison & Rainer 1992 dalam
pengertian perorangan terhadap komputer. Kang 2006). Serta ada beberapa pembuktian yang
Instrumen CARS terdiri dari 19 item pertanyaan. mendukung Computer Self-Efficacy dapat memo-
derasi hubungan antara sikap.
Keahlian
Kinerja Individual
Keahlian sering dikaitkan dengan pengetahu-
an (knowledge) dan kepandaian (skill). Karena Pengertian Kinerja dalam organisasi merupa-
seseorang akan dikatakan ahli bila didukung kan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan
Lindawati: Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 61

organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan METODE PENELITIAN


atau manajer sering tidak memperhatikan, kecuali
sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba Penelitian ini dilakukan di Bank Perkreditan
salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui Rakyat (BPR) di Palembang. Adapun BPR yang
betapa buruknya kinerja, sehingga perusahaan/ dijadikan obyek penelitian adalah BPR yang
instansi menghadapi krisis yang serius. Menurut berkantor pusat di Palembang dan telah menerap-
Cecilia (2006) kinerja individual mengacu pada kan sistem informasi dan teknologi informasi.
prestasi kerja individu yang diatur berdasarkan Jumlah BPR yang diteliti adalah 9 BPR. Pene-
standar atau kriteria yang telah ditetapkan oleh litian ini dilakukan terhadap semua populasi yaitu
suatu organisasi. Kinerja individual yang tinggi semua karyawan BPR yang terlibat secara lang-
dapat meningkatkan kinerja organisasi secara sung dalam penggunaan sistem informasi dan
keseluruhan. Penelitian Goodhue dan Thompson sistem informasi dan teknologi informasi.
(1995) menyatakan bahwa pencapaian kinerja
individual berkaitan dengan pencapaian serang- Tabel 1. Karakteristik responden
kaian tugas-tugas individu. Kinerja yang lebih Keterangan Jumlah Persentase (%)
tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan A. Umur:
efisiensi, efektivitas atau kualitas yang lebih tinggi 1. 21 – 30 tahun 97 67,4
dari penyelesaian serangkaian tugas yang di- 2. 31 – 40 tahun 37 25,7
bebankan kepada individu dalam perusahaan atau 3. 41 – 50 tahun 9 6,2
organisasi. 4. > 50 tahun 1 0,7
Sumber daya manusia merupakan faktor B. Jenis Kelamin:
yang mempunyai proporsi terbesar dalam me- 1. Pria 59 41
2. Wanita 85 59
nerapkan variasi dari kerja dibandingkan dengan
C. Pendidikan:
strategi dan faktor-faktor lainnya (Hensen dan 1. SLTA 27 18,7
Wernerfelt 1989 dalam Achjari & Widowati 2004). 2. D3 32 22,2
Disamping itu, Goodhue & Thompson (1995) 3. S1 78 54,2
dalam Ellyana, Redy dan Hamzah (2009) juga 4. S2 7 4,9
mengemukakan bahwa agar suatu sistem infor- D. Jabatan:
masi dan teknologi informasi dapat memberikan 1. Manager 5 3,5
dampak yang positif terhadap kinerja individual 5 Staf 83 57,6
maka teknologi tersebut harus dimanfaatkan 6 Customer 21 14,6
Sevice 35 24,3
dengan tepat dan harus mempunyai kecocokan
7 Teller - -
dengan tugas yang didukungnya. Kinerja yang 8 Dan lain-lain
lebih baik akan tercapai jika individu dapat E. Lama Kerja:
memenuhi kebutuhan individual dalam melak- 1. < 1 tahun 37 25,7
sanakan dan menyelesaikan tugas (Goodhue dan 2. 1 – 5 tahun 92 63,9
Thompson 1995 dalam Jurnali 2001). 3. 5 – 10 tahun 8 5,5
Berdasarkan penjelasan di atas maka hipo- 4. > 10 tahun 7 4,9
tesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Sumber: Data Primer yang Diolah, 2010
H1 : Kesesuaian tugas-teknologi mempunyai
hubungan positif dan berpengaruh signifikan Data diperoleh dengan memberikan kuesio-
terhadap kinerja individual. ner kepada setiap karyawan para pengguna sistem
H2 : Persepsi kemanfaatan mempunyai hubungan informasi dan teknologi informasi di BPR. Data
positif dan berpengaruh signifikan terhadap yang natinya diolah adalah jawaban responden
kinerja individual. terhadap kuesioner yang telah diberikan. Data
H3 : Kompleksitas mempunyai hubungan negatif kemudian dianalisis secara deskriptif dan infe-
dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja rensial. Untuk mengukur variabel prediktor, varia-
individual. bel dependen dan variabel moderating digunakan
H4 : Kondisi yang memfasilitasi mempunyai 5 poin skala Likert, yaitu: dari sikap responden
hubungan positif dan berpengaruh signifikan yang sangat tidak setuju diwakili oleh poin (1)
terhadap kinerja individual. sampai sangat setuju yang diwakili poin (5).
H5 : Kecemasan berkomputer mempunyai hubung- Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
an negatif dan berpengaruh signifikan ter- terdiri dari variabel prediktor, variabel dependen
hadap kinerja individual. dan variabel moderating. Variabel prediktor
H6 : Keahlian secara signifikan mempengaruhi (variabel independent) dalam penelitian ini adalah
hubungan antara kecemasan berkomputer variabel kesesuaian tugas-teknologi, persepsi ke-
dengan kinerja individual. manfaatan, kompleksitas, kondisi yang memfasili-
62 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 14, NO. 1, MEI 2012: 56-68

tasi dan kecemasan berkomputer. Variabel mode- yang benar-benar bebas dari adanya gejala multi-
rating dalam penelitian ini adalah keahlian. kolinearitas, dan gejala heteroskedastisitas. Uji
Variabel dependen (variabel terikat) dalam pene- asumsi klasik terdiri dari: Uji Normalitas, Uji
litian ini adalah kinerja individu para pengguna Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas.
sistem informasi dan teknologi informasi. Model Umum persamaan Regresi yang di-
Setelah data diperoleh, yang pertama dilaku- gunakan sebagai berikut:
kan adalah melakukan analisis deskriptif. Analisis Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e (1)
ini meliputi analisis karakteristik responden yang Dimana:
memberikan gambaran mengenai demografi res- Y = kinerja individual
ponden penelitian (umur, jenis kelamin, jabatan, X1 = kesuaian tugas-teknologi
pengalaman kerja, pendidikan) dan deskripsi X2 = persepsi kemanfaatan
mengenai variabel-variabel penelitian (varia- X3 = kompleksitas
bel prediktor, variabel dependen dan variabel X4 = kondisi yang memfasilitasi
moderating). Analisis ini untuk mengetahui nilai X5 = kecemasan berkomputer
minimum, maksimum, rata-rata dan standar a = konstanta
deviasi dari variabel-variabel penelitian. Setelah b = slope regresi atau koefisien regresi setiap X
tahap ini selanjutnya dilakukan analisis inferen- e = error
sial untuk membuktikan hubungan antara variabel
penelitian dan menarik kesimpulan mengenai Model analisis data yang digunakan untuk
jawaban responden yang diselidiki. menguji pengaruh keahlian sebagai variabel mode-
Model analisis data yang digunakan untuk rating terhadap hubungan antara kecemasan ber-
menguji pengaruh variabel prediktor pada model komputer dengan kinerja individual pada model
penelitian pertama adalah metode analisis regresi penelitian kedua adalah model Moderated Regres-
(regression analysis), dengan terlebih dahulu sion analysis (MRA). Model persamaan MRA
melakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik untuk hipotesis 6 adalah dengan menggunakan
digunakan untuk menguji apakah hasil analisis kerangka kerja MRA yang terdiri dari 3 (tiga)
regresi yang dilakukan merupakan model analisis persamaan regresi (Hair- Jr., Joseph F. et al. 1989

Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas


Variabel Alpha Keterangan Item CI-CT Keterangan
Kesesuaian Tugas-Teknologi (X1) 0,706 Reliabel 1 0,567 Valid
2 0,517 Valid
3 0,474 Valid
4 0,409 Valid
Persepsi Kemanfaatan (X2) 0,896 Reliabel 1 0,773 Valid
2 0,826 Valid
3 0,788 Valid
Kompleksitas (X3) 0,287 Reliabel 1 0,366 Valid
2 0,337 Valid
3 -0,132 Tidak Valid
Kondisi yang Memfasilitasi (X4) 0,481 Reliabel 1 0,414 Valid
2 0,324 Valid
3 0,460 Valid
4 0,019 Tidak Valid
Kecemasan Berkomputer (X5) 0,768 Reliabel 1 0,641 Valid
2 0,525 Valid
3 0,530 Valid
4 0,614 Valid
Keahlian (Z) 0,675 Reliabel 1 0,445 Valid
2 0,449 Valid
3 0,545 Valid
4 0,461 Valid
5 0,119 Tidak Valid
6 0,368 Valid
Kinerja Individual (Y) 0,863 Reliabel 1 0,756 Valid
2 0,785 Valid
3 0,649 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2010
Lindawati: Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 63

dalam Dharmayanti (2006). Ketiga persamaan secara signifikan terhadap kinerja individual.
regresi tersebut dinyatakan sebagai berikut: Variabel kesesuaian tugas-teknologi memiliki
Y = a + b1X5 + e (2) hubungan yang negatif dan berpengaruh signifi-
Y = a + b1X5 + b2Z + e (3) kan. Hubungan tersebut ditunjukkan dengan nilai
Y = a + b1X5 + b2Z + b3 (X5Z ) + e (4) t = -2,080 dan signifikan dibawah 0,05. Berdasar-
Dimana: kan hasil tersebut maka hipotesis 1 dapat dite-
Y = kinerja individual rima, meskipun memiliki hubungan yang negatif.
X5 = kecemasan berkomputer Variabel persepsi kemanfaatan memiliki hubung-
Z = keahlian an yang positif dan berpengaruh signifikan.
X5Z = interaksi kecemasan berkomputer dan ke- Hubungan tersebut ditunjukkan dengan nilai t =
ahlian 3,105 dan signifikan dibawah 0,05 yaitu 0,002.
a = konstanta Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis 2 dapat
b = slope regresi atau koefisien regresi setiap X diterima. Variabel kecemasan berkomputer memi-
e = error liki hubungan yang positif dan berpengaruh signi-
fikan. Hubungan tersebut ditunjukkan dengan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN nilai t = 2,673 dan signifikan dibawah 0,05 yaitu
0,008. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data 5 dapat diterima. Variabel kompleksitas dan
kondisi yang memfasilitasi tidak berpengaruh
Ringkasan hasil uji validitas dan reabilitas secara signifikan terhadap kinerja individual.
dapat dilihat pada tabel 2. Hasil uji validitas Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis 3 dan
menunjukkan bahwa dari 27 item pertanyaan hipotesis 4 ditolak.
pada kuesioner tersebut, hanya 24 item per- Berdasarkan pernyataan yang ada, menun-
tanyaan yang dinyatakan valid. Dimana dari 27 jukkan bahwa hipotesis 1, hipotesis 2 dan hipotesis
item pertanyaan tersebut terdapat 3 item per- 5 diterima. Artinya hipotesis tersebut menunjuk-
tanyaan yang dinyatakan tidak valid. Sedangkan kan bahwa variabel kesesuaian tugas-teknologi,
untuk uji realibilitas menunjukkan bahwa kisaran persepsi kemanfaatan dan kecemasan berkom-
cronbach alpha antara 0,287 dan 0,896, dimana puter berpengaruh terhadap kinerja individual
kisaran angka ini lebih besar dari r tabel, maka karyawan. Sebaliknya hipotesis 3 dan hipotesis 4
secara uji realibilitas kuesioner tersebut adalah menunjukkan hasil hipotesis ditolak. Artinya
reliabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahwa pada variabel kompleksitas dan kondisi
kuesioner yang berjumlah sebanyak 144 buah yang memfasilitasi tidak berpengaruh terhadap
tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam kinerja individual karyawan pada Bank Per-
penelitian ini. kreditan Rakyat.
Di dalam pengujian model penelitian I Di dalam pengujian model penelitian II
(pertama), analisis data dilakukan dengan meng- (kedua) dilakukan analisis data dengan meng-
gunakan analisis regresi (regression analysis). gunakan Moderated Regression Analysis (MRA).
Akan tetapi sebelum melakukan analisis regresi Analisis ini digunakan untuk mengetahui penga-
terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi kla- ruh interaksi antara variabel kecemasan berkom-
sik. Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan puter dan keahlian sebagai variabel moderating
bahwa data terdistribusi normal serta bebas dari terhadap kinerja individual karyawan. Akan tetapi
adanya gejala multikolinearitas, dan heteroskedas- sebelum melakukan MRA terlebih dahulu dilaku-
tisitas. Ringkasan hasil analisis regresi dapat kan pengujian asumsi klasik. Hasil pengujian
dilihat pada tabel 3. asumsi klasik menunjukkan bahwa data ter-
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel distribusi normal serta bebas dari adanya gejala
3 dapat diketahui bahwa: Variabel kesesuaian multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Ring-
tugas-teknologi, persepsi kemanfaatan dan kece- kasan hasil analisis Moderated Regression Analy-
masan berkomputer yang memiliki pengaruh sis (MRA) dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi (Regression Analysis)


No Variabel t Sig.
1 Kesuaian tugas-teknologi (X1) -2.080 0.039
2 Persepsi Kemanfaatan (X2) 3.105 0.002
3 Kompleksitas (X3) -0.951 0.343
4 Kondisi yang Memfasilitasi (X4) 1.307 0.193
5 Kecemasan Berkomputer (X5) 2.673 0.008
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2010
64 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 14, NO. 1, MEI 2012: 56-68

Tabel 4. Hasil Moderated Regression Analysis (MRA)


Hipotesis Persamaan Regresi Nilai F R2 Hasil Keterangan
H6 Y = 2,910 + 0,264 X5 (0,006) 7,839 (0,006) 0,052 X5 berpengaruh positif Diterima
terhadap Y
Y = 1,353 + 0,225X5 + 0,452Z (0,000) 10,708 (0,000) 0,132 X5 dan Z berpengaruh Diterima
terhadap Y
Y = -4,238 + 1,688X5 + 1,851Z – 8,944 (0,000) 0,161 Z sebagai moderating Diterima
0,366X5Z (0,030)
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2010

Tabel 5. Hasil Pengujian Hipotesis 1-6


NO Hipotesis Keterangan Hasil
1 Hipotesis 1 Kesesuaian tugas-teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Diterima
individual
2 Hipotesis 2 Persepsi kemanfaatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Diterima
individual
3 Hipotesis 3 Kompleksitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja individual Ditolak
4 Hipotesis 4 Kondisi yang memfasillitasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Ditolak
individual
5 Hipotesis 5 Kecemasan berkomputer berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja Diterima
individual
6 Hipotesis 6 Keahlian secara signifikan mempengaruhi hubungan antara kecemasan Diterima
berkomputer dengan kinerja individual
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2010

Dari tabel 4 untuk pengujian hipotesis 6, apakah variabel keahlian sebagai variabel pure
pada persamaan (2) dimana setelah persamaan (1) moderating ataukah quasi moderating, perlu
ditambah dengan variabel keahlian sebagai varia- diperhatikan persamaan (1), (2), (3). Disini terlihat
bel independen, koefisien determinasinya berubah bahwa ketiga persamaan tersebut berbeda, dengan
menjadi 0,132 yang berarti bahwa variabel ke- b2 ≠ 0 dan b3 ≠ 0. Berdasarkan hasil ini dapat
ahlian mempengaruhi kinerja individual dengan disimpulkan bahwa variabel keahlian merupakan
variasi perubahannya sebesar 8%. Pada persama- variabel quasi moderating. Dimana keahlian selain
an (3), setelah ditambah interaksi kecemasan sebagai variabel pemoderasi pengaruh kecemasan
berkomputer dan keahlian pada persamaan (2) berkomputer terhadap kinerja individual, variabel
terjadi peningkatan koefisien determinasi menjadi ini juga dapat bertindak sebagai variabel predik-
16,1% yang berarti bahwa keahlian secara ber- tor. Ringkasan hasil hipotesis terlihat pada tabel 5.
sama-sama dengan kecemasan berkomputer ber- Hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini
pengaruh terhadap kinerja individual. Hasil menyatakan bahwa kesesuaian tugas-teknologi
pengujian hipotesis 6 ini dapat ditinjau dari uji mempunyai hubungan positif dan signifikan ter-
signifikansi simultan (uji F) dan uji signifikansi hadap kinerja individual. Hipotesis ini diterima
individual (uji t). Untuk Uji F menghasilkan nilai tetapi terdapat hubungan yang negatif dan signifi-
F sebesar 8,944 dengan tingkat signifikansi 0,000 kan antara kesesuaian-tugas teknologi terhadap
yang menunjukkan signifikansi lebih kecil dari kinerja individual. Kemungkinan yang menyebab-
0,005. Maka dapat dikatakan bahwa kecemasan kan adanya hubungan negatif ini adalah adanya
berkomputer, keahlian dan interaksi antara kece- ketidaksesuaian tugas-teknologi dimana didalam
masan berkomputer dan keahlian secara bersama- menyelesaikan pekerjaan, responden merasa ter-
hambat dalam mengakses data untuk memperoleh
sama berpengaruh terhadap kinerja individual.
data yang akurat dan tepat. Hal ini terdapat
Sedangkan secara uji t, interaksi kecemasan ber-
dalam item pertanyaan ke empat. Hasil pengujian
komputer dan keahlian dengan tingkat signifi-
ini tidak konsisten dengan penelitian Thomson
kansi 0,030 dan t = -2,199 menyebabkan kenaikan et.al (2001) dalam Sigalotang, Pontoh, dan Syahrir
koefisien determinasi menjadi 0,161 atau 16,1%, (2006) yang menemukan hubungan yang positif
sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel keahli- dan signifikan antara kesesuaian-tugas teknologi
an merupakan variabel moderating. Dengan demi- dengan pemanfaatan sistem informasi dan tekno-
kian Hipotesis 6 (H6) yang menyatakan keahlian logi informasi. Hasil pengujian ini juga tidak
secara signifikan mempengaruhi hubungan antara konsisten dengan penelitian Jin (2003) yang
kecemasan berkomputer dengan kinerja individual menemukan hasil yang negatif dan tidak signifi-
diterima. Kemudian untuk menyimpulkan bahwa kan antara kesesuaian tugas-teknologi.
Lindawati: Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 65

Hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini kompleksitas tidak banyak berpengaruh terhadap
menyatakan bahwa persepsi kemanfaatan mem- kinerja individual karyawan BPR.
punyai hubungan positif dan berpengaruh signifi- Hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini
kan terhadap kinerja individual. Hipotesis ini menyatakan bahwa kondisi yang memfasilitasi
diterima secara signifikansi dengan signifikansi mempunyai hubungan yang positif dan berpenga-
0,002 lebih kecil dari 0,05 dan t = 3,105. Dari ruh signifikan terhadap kinerja individual. Hipo-
pengujian ini terlihat bahwa individual karyawan tesis ini ditolak secara signifikan dengan nilai
akan menggunakan sistem informasi dan tekno- signifikansi 0,193 lebih besar dari 0,05 dan t =
logi informasi jika mengetahui manfaat positif atas 1.307. Hasil ini konsisten dengan Sigalotang (2006)
pemanfaatan sistem informasi dan teknologi yang menyatakan bahwa kondisi yang memfasili-
informasi. Hasil pengujian ini konsisten dengan tasi mempunyai hubungan positif dan tidak
Igbaria et.al. (1995) dalam Hermana dan Saputra signifikan terhadap pemanfaatan sistem informasi
(2005) dimana pelatihan komputer berpengaruh dan teknologi informasi. Hasil ini berbeda dengan
positif terhadap kemudahan dan manfaat sistem hasil penelitian oleh Thompson et al. (1991) dan
informasi dan teknologi informasi. Hasil ini juga Qadri (1997) dalam Jin (2003) yang menemukan
konsisten dengan Chau (2001) dalam Rahadi bahwa terdapat hubungan negatif dan tidak
signifikan antara kondisi yang memfasilitasi
(2007) dimana tingkat kemudahan dan manfaat
dengan pemanfaatan sistem informasi dan tekno-
berpengaruh positif terhadap manfaat Microsoft
logi informasi. Dengan demikian hasil penelitian
office.
ini menunjukkan bahwa kondisi yang memfasili-
Hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini
tasi mempunyai hubungan yang positif namun
menyatakan bahwa kompleksitas mempunyai
lemah. Kemungkinan munculnya hubungan yang
hubungan negatif dan berpengaruh signifikan. lemah ini karena dalam pengukuran kondisi yang
Hipotesis ini ditolak dengan signifikansi 0,343 memfasilitasi adanya satu aspek panduan dalam
lebih besar dari 0,05 dan t = -0.951. Hasil penguji- menggunakan sistem informasi dan teknologi
an menunjukkan bahwa kompleksitas memiliki informasi. Walaupun setiap individu memiliki
hubungan negatif dan sangat lemah atau tidak komputer di meja kerja masing-masing namun
signifikan terhadap kinerja individual. Hasil ini ada indikator bahwa jika mereka ingin memper-
konsisten dengan Jin (2003) yang menyatakan oleh program baru atau menghadapi kesulitan
bahwa kompleksitas mempunyai hubungan yang sehubungan dengan pemanfaatan komputer,
negatif dan tidak signifikan terhadap pemanfaatan pihak bank tidak memfasilitasi akan hal tersebut.
sistem informasi dan teknologi informasi. Hasil ini Dengan kata lain, dalam hal ini karyawan harus
tidak konsisten dengan penelitian Thompson et.al mencari solusinya sendiri.
(1991) dalam Sigalotang, Pontoh dan Syahrir Hipotesis kelima (H5) dalam penelitian ini
(2006), dan Sigalotang, Pontoh dan Syahrir (2006) menyatakan bahwa kecemasan berkomputer
yang menyatakan bahwa kompleksitas mem- mempunyai hubungan negatif dan berpengaruh
punyai hubungan yang negatif dan signifikan signifikan terhadap kinerja individual. Hipotesis
terhadap pemanfaatan sistem informasi dan ini diterima dengan signifikansi 0,008 di bawah
teknologi informasi. Semakin kompleks suatu 0,05 dan nilai t = 2,673. Hasil ini menunjukkan
sistem informasi dan teknologi informasi maka hubungan yang positif dan signifikan antara
pemanfaatan sistem informasi dan teknologi kecemasan berkomputer terhadap kinerja indivi-
informasi tersebut semakin rendah. Perbedaan dual. Hasil pengujian ini tidak konsisten dengan
antara hipotesis dengan hasil pengujian ini (Rifa, Dandes dan Gundono 1999) yang menyata-
kemungkinan disebabkan oleh pengaruh dari kan bahwa kecemasan berkomputer mempunyai
kemampuan dan pengalaman responden. Dimana hubungan yang negatif dan signifikan. Semakin
jika para karyawan memiliki kemampuan yang cemas individual dalam berkomputer, maka
baik dan pengalaman yang memadai maka kinerja individualnya akan semakin rendah.
walaupun sistem informasi dan teknologi Kemungkinan munculnya hubungan yang positif
informasi tersebut kompleks, mereka tetap dapat dalam pengukuran kecemasan berkomputer
memanfaatkan sistem informasi dan teknologi secara individual, karena responden merasa
informasi untuk dapat menyelesaikan pekerjaan belum mampu mengikuti pengembangan sistem
mereka. Hal ini ditunjukkan pada tabel karak- informasi yang baru, perputaran karyawan serta
teristik responden yang menyatakan bahwa adanya beberapa karyawan baru yang bekerja di
sebesar 63,9% responden memiliki lama kerja BPR (hal ini ditunjukkan pada tabel 1 karak-
antara 1 tahun sampai 5 tahun, yang berarti teristik responden, dimana masa kerja karyawan
merupakan suatu pengalaman kerja yang cukup menduduki angka yang cukup tinggi untuk masa
tinggi bagi para karyawan BPR. Oleh karena itu kerja kurang dari 1 tahun, yaitu sebesar 25,7%).
66 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 14, NO. 1, MEI 2012: 56-68

Beberapa hal inilah yang kemungkinan dapat sering dilakukan terhadap karyawan. Hal ini
menyebabkan kecemasan individual dalam meng- mengingat pada umumnya bank biasanya
gunakan komputer. merekrut karyawan baru, rolling diantara
Hipotesis keenam (H6) dalam penelitian ini karyawan serta adanya pengembangan sistem
menyatakan bahwa keahlian mempengaruhi informasi yang baru bagi karyawan. Pelatihan
hubungan antara kecemasan berkomputer dengan bagi karyawan ini dapat bersifat orientasi
kinerja individual. Hipotesis ini diterima dengan (terutama untuk karyawan baru), pemberian
signifikansi sebesar 0,030 dan t = -2,199 yang modul-modul dalam bentuk hardcopy maupun
menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif softcopy yang dapat dipelajari sendiri oleh
yang timbul sebagai akibat interaksi antara pengguna (karyawan) serta pendidikan khusus
variabel kecemasan berkomputer dengan kinerja untuk menunjang pengetahuan akan sistem infor-
individual. Dengan timbulnya hubungan yang masi dan teknologi informasi.
negatif ini, berarti bahwa dengan adanya keahlian
maka kecemasan berkomputer dapat berkurang DAFTAR PUSTAKA
sehingga kinerja individual meningkat. Atau
dengan kata lain, semakin berkurang kecemasan Achjari, D dan Widowati, E. (2004), Pengukuran
individual dalam berkomputer maka kinerja Konsep Efektivitas Sistem Informasi: Peneliti-
individual akan semakin tinggi. an Pendahuluan, Seminar Nasional Aplikasi
Sistem informasi dan sistem informasi dan
KESIMPULAN DAN SARAN teknologi informasi, Yogyakarta, 19 Juni
2004.
Kesimpulan Ali, S. dan Fadila (2008), Kecemasan Berkomputer
(Computer Anxiety dan Karakteristik Tipe
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kepribadian pada Mahasiswa Akuntansi.
variabel kesesuaian tugas-teknologi mempunyai Simposium Nasional Akuntansi ke-11, Ponti-
hubungan negatif dan berpengaruh signifikan anak.
terhadap kinerja individual, variabel persepsi Cecilia Engko (2006), Pengaruh Kepuasan Kerja
kemanfaatan dan kecemasan berkomputer mem- Terhadap Kinerja Individual Dengan Self
punyai hubungan positif dan berpengaruh signifi- Esteem Dan Self Efficacy Sebagai Variabel
kan terhadap kinerja individual karyawan. Intervening, Simposium Nasional Akuntansi
Sedangkan variabel kompleksitas dan kondisi 9 Padang.
yang memfasilitasi tidak berpengaruh signifikan Dharmayanti, Diah (2006), “Analisis Dampak
terhadap kinerja individual karyawan. Variabel Service Performance dan Kepuasan Sebagai
keahlian sebagai variabel moderating secara signi- Moderating Variable Terhadap Loyalitas
fikan mempengaruhi hubungan antara kecemasan Nasabah, Studi pada Nasabah Tabungan
berkomputer dengan kinerja individual. Bank Mandiri Cabang Surabaya”, Jurnal
Manajemen Pemasaran, Vol. 1, No. 1, April
Saran 2006 : 35-43.
Ellyana, D.D., Redy, A. dan Hamzah, A. (2009),
Berdasarkan hasil pengujian yang telah
”Variabel Anteseden dan Konsekuensi
dilakukan terhadap pengaruh variabel prediktor Pemanfaatan Sistem Informasi (Studi
dan moderating pemanfaatan sistem informasi Empiris pada Pemerintahan Kabupaten di
dan teknologi informasi terhadap kinerja indivi- Pulau Madura)”, Jurnal Akuntansi dan
dual karyawan BPR maka diharapkan adanya Keuangan Indonesia, Volume 6, Nomor 1.
keterlibatan pihak manajerial dalam meningkat-
kan penerapan dibidang sistem informasi dan Emmons, B. A. (2003), Computer Anxiety, Commu-
nication Preferences and Personality Type in
teknologi informasi untuk menunjang sistem
the North California Cooperative Extension
informasi yang ada sehingga karyawan tidak
Service, Unpublished Doctoral Dissertation,
merasa rumit dalam menyelesaikan tugas dan North California State University.
tanggung jawab individu yang bersangkutan. Hal
ini mengingat sampai pada saat ini masih ada Goodhue, Dale L. and Thompson, Ronald, L.
beberapa BPR yang digunakan sebagai obyek (1995), Task-Technology Fit and Individual
penelitian belum melakukan peningkatan pene- Performance. MIS Quarterly, June, p. 6-15.
rapan sistem informasi dan teknologi informasi. Hamzah, Ardi (2009), Evaluasi Kesesuaian Model
Kemudian dari hasil pengujian pada penelitian ini Keprilakuan dalam Penggunaan Teknologi
diharapkan juga agar pihak BPR dapat terus Sistem Informasi di Indonesia, Seminar
meningkatkan pelatihan meskipun pelatihan telah Nasional Aplikasi Sistem informasi dan
Lindawati: Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 67

sistem informasi dan teknologi informasi Kevin, P., Pauli, Richard L., Gibson, Douglas, R.
(SNATI). Yogyakarta, 20 Juni 2009. May (2007), “Anxiety and Avoidance: The
Hapsari, Mirma (2004), Pengaruh Sistem infor- Mediating Effects of Computer Self-Efficacy
masi dan sistem informasi dan teknologi on Computer Anxiety and Intention to Use
informasi Berbasis Sumber Daya Terhadap Computers”. Review of Business Information
Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Systems-First Quarter 2007, Volume 11,
Bank Umum di Jawa Tengah, Tesis S-2. Number 1.
Universitas Diponegoro. Khorrami, O.A. (2001), “Researching Computer
Havelka, B., Bensley, F., Broome, T. “A Study of Self-Efficacy”. International Education Jour-
Computer Anxiety Among Business Student”. nal, Vol. 2, No. 4. Educational Research
Mid-America Journal of Business, Vol. 19, No. Conference 2001 Special Issue.
1.
Muthalib, A. “Peran Sistem informasi dan sistem
Hermana, B dan Saputra, D. E. (2005), Analisis informasi dan teknologi informasi Dalam
Model Persamaan Struktural untuk Proses Perbankan Syariah: Studi Kasus Indonesia,
Adopsi Sistem informasi dan sistem informasi JSI, MTI, Vol. 2, No. 2.
dan teknologi informasi: Studi Pemanfaatan
Microsoft Office oleh Karyawan Bank Per- Rahadi, D. Rianto (2007), Peranan Sistem infor-
kreditan Rakyat di Kabupaten Indramayu. masi dan sistem informasi dan teknologi
Seminar Nasional Soft Computing, Intelligent informasi dalam Peningkatan Pelayanan di
Systems and Information Technology. Sektor Publik. Seminar Nasional Teknologi
2007 (SNT 2007). Yogyakarta, 24 November
Indriantoro, Nur (2000), ”Pengaruh Computer
2007.
Anxiety Terhadap Keahlian Dosen dalam
Penggunaan Komputer”. JAAI, Vol. 4, No. 2, Rifa, Dandes dan M. Gundono (1999), “Pengaruh
Desember: 191-210. Faktor Demografi dan Personality Terhadap
Irma Salamah (2012), “Utilization of IT And The Keahlian dalam End-User Computing”.
Effect on Individual Performance of Lecturers Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2,
At State Polytechnic Sriwijaya”, Journal of No.1, Januari: 20-36.
Economic, Business, & Accountancy Ventura. Sam, H.K., Othman A.E.A & Nordin, Z.S. (2005),
Vol 15. No.1. April 2012. “Computer Self-Efficacy, Computer Anxiety
Jin, Fung Tjhai (2003), “Analisis Faktor-Faktor and Attitudes toward The Internet”. A Study
yang Mempengaruhi Pemanfaatan Sistem Among Undergraduates in Unimas, Educatio-
informasi dan sistem informasi dan teknologi nal Technology & Society, 8(4), 205-219.
informasi dan Pengaruh Pemanfaatan Sistem
Sigalotang, W.A., Pontoh, G.T., dan Syahrir.
informasi dan sistem informasi dan teknologi
(2006), “Analisis Determinan Pemanfaatan
informasi terhadap Kinerja Akuntan Publik”,
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 5, No.1. Sistem informasi dan sistem informasi dan
teknologi informasi dan Pengaruhnya Ter-
Jurnali, Teddy (2001), Analisis Pengaruh Faktor hadap Kinerja Karyawan Bank di Kota
Kesesuaian Tugas-Teknologi dan Pemanfaat- Makasar”, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akun-
an Sistem informasi dan sistem informasi dan tansi Ventura, Vol. 19, No. 3, Desember 2006.
teknologi informasi Terhadap Kinerja Akun-
tan Publik, Simposium Nasional Akuntansi Susanti, V.A. (2006), “Teknologi Tugas yang Fit
IV. dan Kinerja Individual”. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan, Vol. 8, No. 1, Mei 2006: 24-34.
Kang, Y. Sik., and Lee, Heeseok (2006), Exploring
The Role of Computer Self-Efficacy and Wiratno, Dwi Haryono. (1998). “Pengukuran Tingkat
Computer Anxiety in The Formulation of e- Kepuasan Konsumen dengan Servqual
Satisfaction. Instrument, Wahana, Vol. 1, No.1.

Anda mungkin juga menyukai