Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah KTI
(Karya Tulis ilmiah) Pada Program Studi D.III Keperawatan
Mataram Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram
Tahun Akademik 2020/2021
OLEH :
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P07120118002
Menyatakan dengan sebanarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini
pengambil alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulisan ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Pembuat Pernyataan
Mengetahui,
Pembimbing II
Pembimbing I
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Mataram, 2021
LEMBAR PENGESAHAN
ii
Proposal Karya Tulis Ilmiah Oleh AGENG MIRAHAYU SUGIARTHA
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji,
Drg. G.A Sri Puja WW, M.Kes. Ni Putu Sumartini, M.Kep. Muhamad Hasbi, M.Kep.,Sp.Kep.Kom.
Mengetahui,
RUSMINI, S.Kep.Ns., MM
NIP. 197010161989032001
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Penyelesaian Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
Babakan
iv
7. Ibu Drg. G.A Sri Puja WW, M.kes selaku Penguji yang telah memberikan
saran dan bimbingannya demi kesempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
kepada penulis.
9. Kedua orang tua Ibu dan Bapak tersayang, kakak dan semua keluarga terima
penulis bisa tetap semangat dan terus maju dalam penyusunan Proposal Karya
Penulis menyadari bahawa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis dan para
penulis
DAFTAR ISI
v
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................vi
DAFTAR TABEL........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................6
C. Tujuan Penelitian...........................................................................6
A. Konsep Remaja..............................................................................8
B. Konsep Merokok..........................................................................12
C. Pathway........................................................................................22
F. Kerangka Konsep..........................................................................51
D. Definisi Oprasional.....................................................................53
vi
F. Pengumpulan Data........................................................................56
H. Penyajian Data.............................................................................57
B. Pembahasan................................................................................. 76
C. Keterbatasan................................................................................ 81
A. Kesimpulan................................................................................. 82
B. Saran............................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 84
vii
DFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan pemandangan yang tidak asing lagi, baik itu di kantor, di jalan,
(Gultom, 2017).
1
gaya, meniru orang tua, iseng, menghilangkan ketegangan, agar tidak
faktor yang mendorong di kalangan siswa untuk merokok. Salah satu yang
terbesar di dunia setelah China dan India. Jumlah perokok di Indonesia dari
Indonesia sebesar 46,8% pada laki-laki dan 3,1% pada perempuan, dengan
jumlah perokok mencapai 62,8 juta dimana 40% di antaranya berasal dari
lainnya. Terpaan iklan rokok dari semua media lebih besar pada responden
2
dewasa dibandingkan pada remaja, kecuali pada media internet, anak dan
promosi dan sponsor rokok melalui plang toko yang menjual rokok
(Riskesdas 2018).
dari tahun 2013 (7,20%) ke tahun 2018 (9,10%). Angka tersebut masih
sangat jauh dari MN 2019 yaitu sebesar 5,4% . Sedangkan perokok laki-laki
usia >15 tahun pada tahun 2018 masih berada pada angka yang tinggi (62,9
tahun 2019 persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak
umur 10-14 tahun 2019 presentase penduduk usia 15 tahun keatas menurut
tahun 2019 sebanyak 28,82% yang tidak merokok sebanyak 71,18% rata-
rata batang rokok yang dihisap perminggu 72,00%. SMP ke atas yang
3
Berdasarkan data Bappenas tahun 2019 Mataram menduduki
Selain itu, remaja cenderung meniru dan mengikuti perilaku orang dewasa,
hal yang lebih buruk lagi seperti penyalahgunaan narkoba (Gultom, 2017).
yang tidak merokok merokok sama sekali. Berikut ini paling sering dialami
oleh pengguna rokok sebagai berikut sakit kepala, kemudian sakit dibagian
punggung yang sering sekali muncul. Selain itu rokok juga telah menjadi
dan stroke.
4
Masalah merokok di kalangan remaja merupakan masalah yang
5
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Babakan
2. Tujuan Khusus
remaja merokok.
6
D. Manfaat Studi Kasus
1. Teoritis :
puskesmas babakan.
2. Praktis
a. Masyarakat :
c. Peneliti lain :
sebelumnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Remaja
1. Definisi Remaja
dari batas usia diperobolehkan bekerja yang telah mencapai umur 16-18
pekerja anak.
1. Pertumbuhan Fisik
Pada fase remaja awal (11-14 tahun) Karakteristik seks sekunder ini
tahun) dan pada tahap remaja akhir (17-20 tahun) struktur dan
8
pertumbuhan reproduktif hampir komplit dan remaja telah matang
secara fisik.
2. Kemampuan berpikir
Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru serta
3. Identitas
dan definisi terhadap citra tubuh serta peran jender hampir menetap
ciri yang dimiliki oleh remaja pada tahap awal. Dalam tahap ini, tidak
terjadi konflik utama terhadap kontrol orang tua. Remaja pada tahap
kontrol. Pada tahap ini terjadi dorongan besar untuk emansipasi dan
9
5. Hubungan dengan sebaya
10
yaitu internalisasi dan eksternalisasi. Masalah emosional internalisasi
Oleh karena itu sangat penting untuk dilakukan deteksi dan penanganan
Remaja
11
Faktor intrinsik merupakan hal yang lebih mengacu pada dalam
diri seorang anak sedangkan faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar,
lingkungan mikro, mini, meso dan makro. (Dian Putri Utami 2012)
B. Konsep Merokok
1. Pengertian Merokok
2018).
perilaku yang dipelajari. Proses belajar dimulai dari sejak masa anak-
12
dibandingkan dengan pertimbangan-pertimbangan rasional bagi
b. Pengaruh teman
c. Factor kepribadian
d. Pengaruh iklan
perokok, yaitu:
13
1) Tahap preparatory
2) Tahap intiation
perokok.
Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara
kesehatan seseoang baik asap yang dihisap langsung saat merokok maupun
beracun, seperti nikotin, tar, nitrous oxide, fomic acid, caron monoksida,
dan lain-lain.
14
kerongkongan, usus, penyakit jantung dan penyakit paru kronis. Rokok
penyakit jantung (1,69 juta kematian), dan kanker paru (0.85 juta
merokok. Jenis kanker lain yang bisa terkait dengan rokok adalah kanker
kanker pancreas.
Nikotin adalah salah satu zat beracun yang bersifat adiktif yang
terjadinya stroke.
lebih besar dari pada non perokok. Kanker hidung, lidah, mulut, kelenjar
ludah2 kali lebih besar dari non perokok. Kanker pharynk 6-7 kali lebih
15
besar, kerongkongan 12 kali lebih besar, eshophagus 8-10 kali lebih
berat. Zat kimia yang ada dalam rokok dapat menstimulasi thrombosis di
spontan, bayi dengan berat badan lahir rendah, dan meningkatkan resiko
orang lain. Kita harus terbiasa untuk bersikap asertif, untuk tetap
mengatakan tidak pada rokok. Apabila telah mampu kita terapkan, maka
teman sebaya atau kelompok kita bisa dijadikan kader pendidik sebaya.
16
Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk berhenti dari kebiasaan
kebiasaan merokok hari ini, maka badan akan terbebas dari nikotin dalam
masa 8 jam. Setelah satu minggu efek dari kebiasaan merokok tersebut
akibat tembakau dan bahan kimia lain yang pada rokok. Menghentikan
kebiasaan merokok, bisa tetap dilakukan, antara lain dengan cara sebagai
berikut :
berbeda. Namun, hanya ada satu hal yang sama diantara mantan
satu alternatif.
yang pertama sehingga anda tetap dapat bertahan tanpa rokok. Atau
menit, sampai anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin
merokok.
17
3. Cara mengurangi
anda hisap setiap merokok. Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa
dikurangi jumlah rokok yang anda hisap, mulai dari hitungan satu
batang, dua batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap
(ketagihan) akibat merokok. Cara ini bisa ditempuh tanpa anda harus
6. Pengalihan aktivitas
18
perokok yang ingin berhenti, alternatif ini juga bisa ditempuh setiap
kelompok belajar.
pemahaman ini akan semakin kuat karena setiap kita mulai terbiasa
19
8. Konsumsi makanan dengan menu seimbang
hampir seluruh zat makanan yang diperlukan tubuh. Terdiri dari nasi,
bagi para remaja yang ingin berhenti merokok, kelompok ini juga bisa
20
remaja-remaja yang benar-benar telah terbebas dari kebiasan
merokok, sehingga hal ini akan berguna bagi remaja yang lain yang
merokok, dan tidak akan pernah merokok lagi. Selain itu, dukungan
berhenti merokok. Remaja juga bisa memilih waktu yang tepat untuk
mulai berhenti. Anda boleh memilih hari atau tanggal tertentu yang
bermakna dalam hidup anda, misalnya hari ulang tahun, tahun baru,
besar lainnya.
21
C. Pathway
Remaja
Lingkungan
Merokok
Keinginan
Remaja Terpapar
Mencoba Asap Rokok
Rokok
Resiko
Infeksi
Kurang
Paparan Koping Individu
Tentang Tidak Adekuat
Informasi
Bahaya
Rokok
Defisit Pengetahuan
Rasa Ingin
Merokok
Meningkat
Gangguan
Pernafasan
Bersihan
Jalan
Nafas
1. Pengkajian
a. Data subjektif
1) Biodata
a) Nama
b) Umur
c) Suku
d) Agama
23
e) Pekerjaan
f) Pendidikan
pendidikan klien
g) Alamat
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama :
24
3) Pola Kesehatan Fungsional Pola Gordon
f) Pola eliminasi
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
b) Kesadaran
c) Pemeriksaan TTV
25
2) Pemeriksaan fisik (Head To Toe)
a) Kepala
- Wajah
- Mata
- Hidung
- Bibir
- Telinga
b) Leher
c) Dada
d) Perut
e) Genetalia
f) Anus
g) Extremitas
2. Diagnosa Keperawatan
lingkungan merokok
26
3. Rencana Asuhan Keperawatan
d. Jelaskan d. untuk
faktor- meningkatkan
faktor pengetahuan
penyebab tentang faktor
merokok penyebab rokok
e. Jelaskan e. untuk
dampak meningkatkan
merokok pengetahuan
dampak merokok
f. Jelaskan f. untuk
cara meningkatkan
menghentik pengetahuan cara
an merokok menghentikan
dan cara rokok
menghinda
rinya.
27
No Diagnosa Tujuan/Kiteria hasil Intervensi Rasional
Keperawatan (NOC) (NIC)
2. Ketidakefektifan NOC : 1. auskultasi 1. untuk
bersihan jalan - respiratory status : jalan nafas mengidentifikasi
nafas ventilation suara nafas
berhubungan - respiratory status : abnormal
dengan airway patency
lingkungan 2. atur posisi 2. untuk
merokok Kriteria hasil : semi fowler atau memberikan posisi
- fowler nyaman pasien
mendemonstrasikan
batuk efektif dan
suara nafas yang 3. ajarkan klien 3. untuk membantu
bersih batuk efektif mengeluarkan secret
- menunjukan jalan
nafas yang paten 4. ajarkan tehnik 4. untuk membuat
- mampu relaksasi nafas rileks
mengidentifikasi dan dalam
mencegah faktor
yang menghambat
jalan nafas
28
No Diagnosa Tujuan/Kiteria hasil Intervensi Rasional
Keperawatan (NOC) (NIC)
4. Resiko infeksi NOC : 1. kaji 1. untuk mengetahui
berhubungan - immune status lingkungan area ada atau tindak
dengan - knowledge : bebas merokok putung rokok
pertahanan tubuh infection control disekitar lingkungan
primer yang tidak - risk control klien
adekuat
Kriteria Hasil : 2. anjurkan 2. untuk
- klien bebas dari menjauhi meningkatkan pola
tanda bahaya infeksi lingkungan yang hidup sehat
- menunjukann memperluas
kemampuan untuk resiko infeksi
mencegah timbulnya
infeksi 3. ajarkan cara 3. untuk
menghindari memperkecil
infeksi terjadinya resiko
infeksi
4. Implementasi
Implementasi Keperawatan :
c. Ketidakefektifan koping
d. Resiko infeksi
29
Implementasi keperawatan adalah aplikasi atau wujud tindakan yang
5. Evaluasi
Hasil Evaluasi :
30
3) Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi: jika klien tidak
c. Ketidakefektifan Koping
31
d. Resiko infeksi
ditetapkan.
langsung tatap muka antara konselor dan klien. Dalam hubungan itu
kekuatan klien itu sendiri. Dalam kaitan itu, konseling dianggap sebagai
32
2. Tujuan Konseling Individu
baik agar tetap menjadi baik, dan dapat juga dapat melakukan diri ke arah
negara (advokasi).
33
dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya dan membuat klien menjadi
dapat dicegah.
a. Fungsi pemahaman
b. Fungsi pencegahan
c. Fungsi pengentasan
34
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi
berkelanjutan.
e. Fungsi advokasi
sebagai berikut :
35
a. Kerahasiaan
b. Kesukarelaan
c. Keterbukaan
tanpa ada keraguan untuk membuka diri baik pihak klien maupun
d. Kekinian
36
bukan masalah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin
e. Kemandirian
masyarakat.
f. Kegiatan
g. Kedinamisan
dihendeki.
37
h. Keterpaduan
i. Kenormatifan
yang berlaku, baik norma agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan
j. Keahlian
seperti stress berat, sakit jiwa, maka kasus ini di luar kewenangan
38
konselor dan harus dialih tangankan kepada pihak lain, misalnya
a. Perilaku Attending
39
konselor yang menampakkan komponen-komponen perilaku non
b. Empati
macam, yaitu:
penderitaannya.
c. Refleksi
40
d. Eksplorasi
pikiran.
kata; apakah, adakah, dan harus dijawab oleh klien dengan kata ya
h. Dorongan Minimal
41
ya…, terus…, lalu…, dan…
i. Interpretasi
j. Mengarahkan (Directing)
k. Menyimpulkan Sementara
telah dilakukan.
l. Memimpin
m. Fokus
pembicaraan.
n. Konfrontasi
42
ide berikutnya, senyum dan kepedihan dan sebagainya.
o. Menjernihkan
p. Memudahkan
secara bebas.
q. Diam
r. Mengambil Inisiatif
s. Memberikan Nasehat
t. Pemberian Informasi
Dalam hal ini informasi yang diminta klien sama halnya dengan
mengusahakannya.
u. Merencanakan
43
Teknik ini digunakan menjelang akhir sesi konseling untuk
v. Menyimpulkan
klien.
ini tidak dirasakan oleh peserta konseling (konselor klien) sebagai hal
44
supaya proses konseling dapat dirasakan, bermakna dan berguna.
tahapan yang terdiri dari tahap awal, tahap pertengahan (kerja), dan
tahap akhir.
a) Keterbukaan konselor
45
c) Konselor mampu melibatkan klien terus menerus dalam
masalahnya bersama-sama.
4) Menegosiasikan kontrak
46
b) Kontrak tugas, yaitu tugas apa saja yang harus dilakukan
47
itu dinilai bersama-sama. Jika klien bersemangat, berarti dia
masalahnya.
pengembangan diri.
Karena itu konselor dan klien agar selalu menjaga perjanjian dan
konselor yaitu :
48
merasa aman, dekat, terundang dan tertantang untuk
memecahkan masalahnya.
meningkatkan dirinya.
yang jelas.
49
sudah menciptakan berbagai alternatif dan mendiskusikannya
Saat ini dia sudah berpikir realistik dan dia tahu keputusan yang
inginkan.
konseling
50
Berdasarkan uraian di atas, maka tahapan konseling sangat
51
51
F. Kerangka Konsep
atau macam studi kasus yang dipilih untuk mencapai tujuan studi kasus,
serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut
(Setiadi, 2013)
Subyek studi kasus adalah sumber dari mana data dapat diperoleh. Subyek
dalam penelitian ini adalah 1 (satu) orang remaja awal dengan rentang usia
52
53
Kriteria Inklusi :
tahun
Kriteria eksklusi
Fokus studi kasus merupakan kajian utama dari permasalahan yang akan
dijadikan titik acuan studi kasus. Fokus studi kasus ini kepada remaja
D. Definisi Oprasional
evaluasi keperawatan.
tentang apa itu merokok bagaimana cara mencegah remaja untuk tidak
54
merokok serta dampak dari merokok, agar remaja bisa lebih mengerti
pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang
secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
55
yaitu:
F. Pengumpulan Data
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses yang dilakukan dari seorang ahli
vital.
1. Tempat
2. Waktu
H. Penyajian Data
yang dipilih untuk studi kasus. Data disajikan secara terstruktur atau
narasi dan dapat disertai dengan cuplikan dari subyek studi kasus yang
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
59
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
melindung
BAB IV
1. Pengkajian
a. Data subjektif
1) Biodata Pasien
a) Nama : An. H
b) Umur : 14 tahun
c) Suku : Sasak
d) Agama : Islam
e) Pekerjaan : Siswa
f) Pendidikan : SMP
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
merokok.
60
61
perhari.
merokok.
f) Pola eliminasi
kuning jernih aroma urea khas urin dan tidak ada keluhan.
rumah.
solat 5 kali.
63
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
c) Pemeriksaan TTV :
- TD : 110/90Mmhg
- Suhu : 36,40C
- Nadi : 86x/menit
- RR : 18x/menit
a) Kepala
rambut berminyak
nyeri tekan
b) Mata
kantung mata.
c) Hidung :
pembengkakan
d) Mulut
berlubang.
e) Leher
f) Dada
(1) Paru-paru
20x/menit
(2) Jantung :
teratur
g) Ekstremitas :
kaki pasien
2. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa Data
b. Rumusan Diagnosa
d. Jelaskan d. untuk
faktor- meningkatkan
faktor pengetahuan
penyebab tentang faktor
merokok penyebab rokok
e. Jelaskan e. untuk
dampak meningkatkan
merokok pengetahuan
dampak merokok
f. Jelaskan f. untuk
cara meningkatkan
menghentik pengetahuan cara
an merokok menghentikan
dan cara rokok
menghinda
rinya.
69
4. Implementasi Keperawatan
yang benar
Mengajarkan Klien mampu mengikuti tehnik
tehnik relaksasi relaksasi nafas dalam dan
nafas dalam merasa lebih rileks
3 26/4/21 3 Membantu klien Klien mau mengidentifikasi
09.50 mengidentifikasi dampak bahaya pengaruh
keuntungan dan lingkungan sekitar
kerugian dari
keadaan
lingkungan
Membantu klien Klien akan mencoba
mengidentifikasi menghindari pengaruh sosial
strategi positif
untuk mengatur
pola sosial yang
sehat
sehat
12 28/4/21 4 Memantau klien Klien mampu mengurangi
10.00 untuk menghindari kebiasaan dirumah
penyebaran infeksi
5. Evaluasi
29 April 2021 2 S:
- Klien mengatakan
mampu melakukan batuk
efektif dan relaksasi
nafas dalam secara
mandiri
O : tidak terdengar suara nafas
tambahan
A : masalah teratasi
P : intervensi dilanjutkan :
- Lakukan relaksasi nafas
dalam dan batuk efektif
apabila batuk dan sesak
timbul secara mandiri
29 April 2021 3 S:
- Klien mengatakan sudah
mau mengurangi
kebiasaan merokok
- Klien mengatakan
mengurangi kebiasaan
merokok dengan
mengalihkan ke olahraga
O : tidak tercium bau rokok
A : masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
dengan keluarga
29 April 2021 4 S:
- Klien mengatakan
mampu mengurangi
kebiasaan merokok
dirumah
O : tampak tidak ada putung
rokok di sekitar rumah
A : masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan dengan
keluarga
76
77
B. P embahasan
consent. Studi kasus dilakukan pada tanggal 25-29 April 2021. Studi
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
Pada karya tulis ilmiah ini fokus diagnosa keperawatan yaitu defisit
pengetahuan.
implementasikan.
dilakukan auskultasi jalan nafas, atur posisi semi fowler atau fowler,
ajarkan klien batuk efektif, ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam secara
terus-menerus.
klien identifikasi strategi positif untuk mengatur pola sosial yang sehat.
4. Implementasi Keperawatan
dan situasi sarana yang tersedia pada saat praktek. Pada dignosa
kuesioner.
prilaku klien. Tidak ada ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek
keluhan sesak dan batuk yang timbul biasanya pada malam hari. Klien
mampu mengatur posisi fowler, tehnik relaksasi nafas dalam dan batuk
aktifitas olahraga.
5. Evaluasi Keperawatan
klien dengan nilai 7 dari 10 yaitu pengetahuan sedang dan sikap klien
82
nafas didapatkan bahwa klien sudah mampu mengatasi batuk dan sesak
pada saat timbul dimalam hari dengan mengatur posisi fowler dan
melakukan tehnik relaksasi nafas dalam dan batuk efektif. Tidak lagi
rumahnya.
C. Keterbatasan
penuh.
BAB V
A. Kesimpulan
Babakan yang telah dilakukan maka penulis dapat menarik kesimpulan yang
efektifan bersihan jalan nafas, koping individu tidak adekuat dan resiko
infeksi.
83
84
adekuat dan resiko infeksi dengan fokus intervensi dengan masalah defisit
pengetahuan.
B. SARAN
Hasil studi kasus ini sebaiknya dapat menambah ilmu dan kemampuan
merokok.
2. Bagi Puskesmas
Hasil studi kasus ini sebaiknya dapat dijadikan dan dibuatkan tindakan
konseling untuk remaja agar lebih mengetahui sejak dini tentang bahaya
merokok.
DAFTAR PUSTAKA
Gultom, D., 2017. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa Terhadap Bahaya
Merokok di Sekolah Harapan Baru Medan Johor. Medan: Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan.
Nessa, A., (2016). Analisis pelaksanaan program promosi kesehatan prilaku hidup
bersih dan sehat (phbs) berhenti merokok di wilayah kerja puskesmas pauh
padang tahun 2016.
Utami, Dian P. (2012). Masalah Mental Dan Emosional Pada Siswa Smp Kelas
Akselerasi Dan Reguler. Semarang. KTI
(PSP)
Sikap Positif Di Wilayah Kerja Puskesmas Babakan Tahun 2021, yang dapat
bahaya merokok.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
PENELITI
INFORMED CONSENT
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
sanksi apapun.
________________ ________________
Peneliti
Lampiran 3
FORMAT LAPORAN KASUS PRAKTIK KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
Ruang :
No. Register :
Tanggal MRS : Jam:
Tanggal Pengkajian : Jam:
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : TN/NY/NN/AN.
Umur : Tahun/Bulan
Jenis Kelamin :
Suku/Bangsa :
Agama :
Status Marietal :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Bahasa yang digunakan :
Alamat :
Kiriman dari :
Cara Masuk :
Diagnosa Medis :
Alasan Dirawat :
B. IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Suku/Bangsa :
Agama :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Bahasa yang digunakan :
Alamat :
Hubungan dengan Pasien :
C. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
1. Keluhan Utama:
D. Riwayat Bio-psiko-sosial-spiritual
a. Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehat :
Sebelum
sakit: ....................................................................................................
..
Saat
sakit : .............................................................................................
........
c. Pola Eliminasi:
Sebelum
sakit: ......................................................................................................
Saat
sakit : .....................................................................................................
d. Pola tidur dan Istirahat :
Sebelum
sakit: ......................................................................................................
Saat
sakit : .....................................................................................................
e. Pola Aktivitas dan latihan :
Sebelum
sakit: ......................................................................................................
Saat
sakit : .....................................................................................................
f. Pola Hubungan dan Peran :
Sebelum
sakit: ......................................................................................................
Saat
sakit : .....................................................................................................
.
g. Pola Sensori dan Kognitif :
Sebelum
sakit: ......................................................................................................
Saat
sakit : .....................................................................................................
.
h. Pola Persepsi Dan Konsep Diri :
Sebelum
sakit: ......................................................................................................
Saat
sakit : .....................................................................................................
b. Cardiovascular (B 2 : Bleeding) :
c. Persyarafan (B 3 : Brain) :
f. Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone) :
g. Sistem Endokrin :
WAJAH:
LEHER :
DADA :
PERUT :
GENETALIA :
2. Rontgen :
3. USG :
4. ECG :
5. CT-SCAN
G. TERAPI (tgl/bln/thn): ................................................................................
...
No Nama Obat Dosis Rute Kegunaan Obat
H. DIET
( )
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : No. RM :
Umur : Ruangan :
A. ANALISA DATA
N DATA PENUNJANG
ETIOLOGI PROBLEM
O (SYMPTOM)
S :
O:
S :
O:
1.
2.
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
A. Prioritas Masalah
1.
2.
B. INTERVENSI KEPERAWATAN
O:
A:
P:
I:
Mahasiswa
(____________________________)
Lampiran 5
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Usia :
Kelas :
Nama Sekolah :
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan (lingkari
jawabanmu)
a) 1 kali-2kali
b) 3 kali-5kali
b) lebihdari5kali
C. KUISIONER SIKAP POSITIF MEROKOK
1. Apakah anda ingin berhenti merokok?
Tidak 0
Ya 1
2. Nilai bagaimana ketertarikan anda untuk berhenti merokokdari 0 sampai
Sama sekali tidak 0
Sedikit 1
Cukup 2
Sangat tertarik 3
3. Apakah anda akan mencoba untuk berhenti merokok?
Tidak akan 0
Mungkin tidak akan 1
Mungkin aku akan 2
Aku akan 3
4. Berapa besar kemungkinan anda untuk menjalin seorang non-perokok
dalam enam bulan?
Pasti aku tidak akan 0
Mungkin aku tidak akan 1
Mungkin aku akan 2
Pasti aku akan 3
Keterangan :
Dari hasil perhitungan jawaban akan diskor dengan penggolongan skor 0-
6 sikap kurang baik, skor 7-9 sikap cukup baik dan skor 10 sikap sangat
baik. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan data
ordinal.
D. PENGETAHUAN MEROKOK
Keterangan :
Dari hasil perhitungan jawaban akan diskor dengan penggolongan skor 0-5
pengetahuan rendah, skor 6-9 pengetahuan sedang dan skor 10 pengetahuan
tinggi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan data
ordinal.