Anda di halaman 1dari 69

Asuhan Keperawan pada An.

FN dengan Prioritas
Masalah Pertumbuhan/ Perkembangan
Di Lingkungan I Kel. Siti Rejo II
Kec. Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
Devi Yanti S
132500023

PROGRAM STUDI DIIIKEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JUNI 2016

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul
Universitas Sumatera Utara
“Asuhan Keperawatan Pada An. FN dengan Prioritas Masalah
Pertumbuhan/Perkembangan Di Lingkungan I Kel. Siti Rejo II Kec. Medan
Amplas” selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan
pendidikan ilmu keperawatan program studi diploma III keperawatan fakultas
keperawatan universitas sumatera utara.Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu :
1. Bapak Setiawan, S.Kep, M.NS, P.hd, selaku dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara dan dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan support, saran, dan pengarahan untuk kelancaran
menyelesaikan studi diploma selama ± 3 tahun.
2. Ibu Sri eka wahyuni, S.Kep, Ns., M.Kep, selaku wakil dekan I dan Ibu
cholina Trisa Siregar, S.kep., Sp.KMB, M.Kep, selaku wakil dekan II dan
Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, selaku wakil dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu nur afi darti, S.Kp., M.Kep, selaku ketua Prodi DIII Keperawatan
Universitas Sumatra Utara.
4. Ibu Fatwa Imelda, S.Kep., Ns., M.Biomed, selaku dosen pembimbing yang
penuh dengan kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian,
bimbingan, pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini
mulai dari awal sampai akhir.
5. Ibu Eqlima Elvira, S.Kp., Ns., M.Kep, selaku dosen penguji yang telah
banyak memberikan saran yang membangun dalam pembuatan karya tulis
ilmiah ini.
6. Kedua orangtua saya, Bapak (K. Simanihuruk), Ibu (K. Situngkir), kakak
(Elis Simanihuruk), adik (Frika N Simanihuruk, Sofia I Simanihuruk, dan
Risma Duma Fitri Nainggolan) atas cinta, dukungan, dan doa yang selalu diberikan.
Serta seluruh keluarga terutama E. Situngkir (†) yang sudah membersarkan saya
penuh kasih sayang. Sehingga karya tulis ilmiah ini selesai pada waktunya.
7. Teman-teman Mahasiswa DIII keperawatan, Teman-taman satu dosen
pembimbing, teman-teman kost, dan teman terdekat saya (Mayditia,
Darmalia, dan Luky) yang selama ini memperikan dukungan dan pehatian
selama pengerjaan KTI ini. Semoga kita tetap menjalin serta menjaga
bertemanan diantara kita semua, amin.
8. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu.

Universitas Sumatera Utara


Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi
perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya.Akhirnya penulis berharap semoga karya
tulis inlmiah ini bermanfaat.
Medan, Juni 2016

penulis
DAFTAR ISI

Sampul depan Halaman orisinalitas


Lembar pengesahan ....................................................................................... i
Kata pengantar ............................................................................................... ii
Daftar isi .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
C. Manfaat Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PENGELOLAAN KASUS ............................................................... 4
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ............................................... 4
1. Pengkajian ...................................................................................... 29
2. Analisa data .................................................................................... 30
3. Rumusan masalah........................................................................... 30
4. Perencanaan/Intervensi .................................................................. 31
5. Implementasi .................................................................................. 31
6. Evaluasi .......................................................................................... 31
B. Asuhan Keperawatan Kasus ................................................................. 32
1. Pengkajian ..................................................................................... 32
2. Analisa data ................................................................................... 39
3. Rumusn masalah ........................................................................... 41
4. Diagnosa keperawatan................................................................... 41
5. Perencanaan/Intervensi.................................................................. 42
6. Implementasi dan evaluasi ............................................................ 43
BAB III KESIMPULAN ................................................................................ 44
A. Kesimpulan .......................................................................................... 44
B. Saran ..................................................................................................... 46
Daftar Pustaka Lampiran

Universitas Sumatera Utara


BAB I PENDAHULUAN

D. Latar Belakang

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam


membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak.
Mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang
nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi
thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh
kembang anak (Hidayat, 2009).

Potter & Perry (2010), mengatakan Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan
untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi,
seperti : karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral. Air adalah
komponen tubuh vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin
dam mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme
dan kesimbangan asam dan basa.

Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau
dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18
tahun. Gangguan makan pada anak sering kali kita jumpai pada masyarakat awam
yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan
memahami pentingnya nutrisi pada anak (Hidayat, 2008)

Tujuan umum Millenium Development Goals pada tahun 2015 adalah


menangani kemiskinan dan kelaparan dengan indikator menurunnya prevelansi
dalam bentuk stunting.Stunting akan meningkatkan angka kematian dan
peningkatan angka kesakitan (Dinkes, 2015).

Di Indonesia 23 juta Balita sekitar 7,6 juta anak balita tergolong stunting
(35,6%) terdiri dari 18,5% balita sangat pendek dan 17.1% balita pendek.
Prevelansi Balita stunting di provinsi Bengkulu masih tinggi terutama di

kabupaten Rejang lebong memiliki angka stunting tinggi sebesar 38,5% (Dinkes,
2015).

Universitas Sumatera Utara


Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, energi membangun dan memelihara jaringan serta mengatur
prosesproses kehidupan (Almatsier S, 2001).

Menurut Rosk CL (2004), Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia


Menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.

Pemeriksaan nutrisi pada anak dapat digunakan untuk menentukan keadaan


status gizi anak, kemudian dalam penilaian status gizi anak dapat disimpulkan
apakah anak mengalami gizi baik, cukup, atau gizi yang kurang (Hidayat, 2008).

Masalah kurang gizi di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Riskesdas


tahun 2013 prevalensi kurang gizi di indonesia menunjukkan peningkatan dari
17,9 % tahun 2010 menjadi 19,6 % pada tahun 2013. Prevalensi kurang gizi pada
saat bayi memasuki usia 6 bulan sampai dengan usia 2 tahun, kondisi ini sangat
dipengaruhi oleh tumbuh kembangnya yang tidak optimal. Olek karena itu, anak
harus memperoleh kebutuhan makanan, sandang, dan perumahan serta
perlindungan dan penghargaan terhadap hak asasinya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan pengelolaan kasus


keperawatan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan
keperawatan pada An. FN dengan Prioritas Masalah Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak .

Pada kasus yang ditemukan di Medan Amplas Siti Rejo II Lingkungan X Jalan
STM, terdapat anak yang memiliki masalah pertumbuhan dan perkembangan
anak.

E. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran tentang penerapan Asuhan keperawatan


dengan masalah pertumbuhan/perkembangan di kelurahan Siti Rejo II
kecamatan Medan Amplas.

Universitas Sumatera Utara


2. Tujuan Khusus
a) Untuk melakukan pengkajian asuhan keperawatan pasien pada
masalah pertumbuhan/perkembangan.
b) Untuk melakukan analisa data asuhan keperawatan pasien pada
masalah pertumbuhan/perkembangan.
c) Untuk melakukan rumusan masalah asuhan keperawatan pasien pada
masalah pertumbuhan/perkembangan.
d) Untuk melakukan perencanaan asuhan keperawatan pasien pada
masalah pertumbuhan/perkembangan.
e) Untuk melakukan implementasi asuhan keperawatan pasien pada
masalah pertumbuhan/perkembangan.
f) Untuk melakukan evaluasi asuhan keperawatan pasien pada masalah
pertumbuhan/perkembangan. F. Manfaat Penulisan
1. Orang tua pasien
Keluarga dapat memperbaiki gizi anaknya dengan memberikan makanan
yang banyak mengandung protein agar pertumbuhan anaknya semakin
membaik.
2. Penulis
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan tentang kurang
kebutuhan nutrisi khususnya pada An.F.

BAB II PENGELOLAAN KASUS

C. Konsep dasar Asuhan keperawatan dengan masalah pertumbuhan dan


perkembangan anak 1. Pertumbuhan

a. Konsep pertumbuhan

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan
berkembang sejak saat kontrasepsi sampai berakhirnya masa remaja.Hal ini adalah
yang membedakan anak dari orang dewasa.Jadi anak tidak bisa diidentikkan
dengan dewasa dalam bentuk kecil. Ilmu pertumbuhan (growth) dan
perkembangan (development) merupakan dasar ilmu kesehatan anak dan kedua
istilah itu disatukan menjadi ilmu tumbuh-kembang, meskipun merupakan proses

Universitas Sumatera Utara


yang berbeda keduanya tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan satu sama lain
(IDAI, 2002 ).

Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam


arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi dan pertambahan ukuran
sel berarti ada pertambahan secara kuantatif dan hal tersebut terjadi sejak
terjadinya konsepsi (IDAI, 2002).Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada
pertambahan ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang
bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar
kepala (Nursalam, 2005).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang


dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan berlainan
dalam satu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu
kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi masih saling
berhubungan satu dengan yang lain. Peristiwa pertumbuhan pada anak dapat
terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran, di dalam tingkat sel, organ
maupun individu, sedangkan peritiwa perkembangan pada anak dapat terjadi
perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial,
emosional, dan intelektual (Hidayat, 2012).

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar di


kelompokkan kedalam tiga kelompok, yaitu :

1) Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)


2) Kebutuhan akan kasih sayang (asih)
3) Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)

Kebutuhan akan asuh, yaitu kebutuhan akan nutrisi yang adekuat dan seimbang.
Nutrisi termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan
dimana anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama
pertumbuhan otak (IDAI, 2002 ).

b. Pemantauan Pertumbuhan

Komsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi


baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang
digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
Universitas Sumatera Utara
perkembangan otak kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin (Almatsier, 2001)

Kita mengenal beberapa cara pengukuran status gizi anak seperti dengan
metode anthropometric, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan laboratorik. Diantara
ketiganya, pengukuran anthropometri relatif paling sederhana, mudah, murah, dan
banyak dilakukan.

Penilaian tumbuh kembang anak perlu dilakukan untuk menentukan apakah


pertumbuhan anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis atau
statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan pertumbuhan yang optimal. Untuk
mengetahui tumbuh kembang anak, terutama pertumbuhan fisiknya digunakan
parameter-parameter tertentu. Parameter penilaian pertumbuhan fisik tersebut
yaitu :

1) Ukuran antropometrik
Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran
antropometrik yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu meliputi :

a) Tergantung umur (age dependence)


1. Berat badan (BB) terhadap umur
2. Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur
3. Lingkaran kepala (LK) terhadap umur
4. Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur

Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat,
karena tidak semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya.

b) Tidak tergantung umur


1. BB terhadap TB
2. LLA terhadap TB (QUAC Stick = Quacker Arm Circumference measuring
stick).
3. Lain-lain: LLA dibandingkan dengan standar baku, lipatan kulit pada trisep,
subskapular, abdominal dibandingkan dengan baku.

Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan


suatu baku tertentu, misalnya baku Harvard, NCHS, atau baku nasional.

2) Ukuran antropometrik yang lain :


Ukuran antropometrik yang lain dimanfaatkan untuk menilai perawakan
(somatotype).

Universitas Sumatera Utara


a) Menurut Hippocrates
1. Habitus phthisicus/perawakan tinggi kurus.
2. Habitus apoplekticus/perawakan gemuk pendek.
b) Menurut Kretschmer terdapat tiga jenis perawakan, yaitu :
1. Piknikus.
2. Atletikus.
3. Astenikus.
c) Menurut Sheldon
1. Endomorfi
2. Mesomorfi
3. Ektomorfi, untuk perawakan yang sesuai dengan klasifikasi dari
Kretschmer.

Interpretasi hasil pemeriksaan keadaan pertumbuhan anak dapat dilihat dari


empat aspek, yaitu corak/pola pertumbuhan, proses pertumbuhan, hasil
pertumbuhan pada suatu waktu dan keadaan/status gizi. Keadaan gizi merupakan
bagian dari pertumbuhan anak. Pada pemeriksaan di lapangan dipakai cara
penilaian yang disepakati bersama untuk keseragaman, baik dalam caranya
maupun baku patokan yang menjadi bahan pembandingnya. Batasan-batasan
penilaian status gizi dapat dilihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.1 Baku Antropometri Menurut Standar WHO-NCHS


Indikator Status Gizi Keterangan
Berat Badan menurut Gizi lebih 2 SD
Umur (BB/U) Gizi baik ≥ -2 SD sampai 2 SD
Gizi kurang < -2 SD sampai ≥ -3
Gizi buruk SD
< -3 SD
Tinggi Badan menurut Normal ≥ -2 SD sampai +2 SD
Umur (TB/U) Pendek < -2 SD
Sangat pendek < -3 SD
Berat Badan menurut Gemuk ˃ 2 SD
Tinggi Badan (BB/TB) Normal ≥ -2 SD sampai 2 SD
Kurus < -2 SD sampai ≥ -3
SD
Kurus sekali < -3 SD
Sumber : Depkes RI 2004

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.2 Berat Badan dan Tinggi Badan Ideal Anak menurut Umur
Usia/ Anak perempuan Anak laki-laki
Minggu Berat (kg) Tinggi (cm) Berat (kg) Tinggi (cm)
3 50 97 3 50 97 3 50 97 3 50 97
3 bulan 4,4 5,5 6,8 55,0 59,5 63,0 4,5 5,7 7,2 55,0 60,0 64,5
6 bulan 5,9 7,4 9,2 61,0 66,0 71,0 6,3 7,8 9,7 63,0 68,0 73,0
9 bulan 7,0 8,6 10,7 66,0 70,0 76,0 7,4 9,2 11,3 67,5 73,0 77,5
12 bulan 7,7 9,8 11,9 69,0 75,0 80,0 8,2 10,2 12,5 71,0 76,5
18 bulan 8,8 11,5 13,6 75,0 83,0 86,5 9,4 11,7 14,2 77,5 82,0 88,0
2 tahun 9,6 12,2 15,0 80,0 85,5 92,0 10,2 12,7 15,5 81,0 87,0 92,5
3 tahun 11,5 14,5 18,0 85,0 92,5 100 11,5 14,5 18,0 86,0 94,5 101
4 tahun 13,0 16,4 20,0 92,0 100,5 108 13,0 16,5 20,5 93,0 102 110
5 tahun 15,0 18,3 23,0 98,0 100,0 116 14,0 18,5 23,0 99,0 108,5 117
6 tahun 16,0 20,5 27,0 104 113,5 126 16,0 20,5 26,5 105 115,0 124
7 tahun 18,0 22,5 30,0 109 119,5 129 17,0 22,6 30,0 110 121,0 131
8 tahun 19,5 25,0 35,0 114 125,0 139 19,0 24,9 34,0 115 126,0 137
9 tahun 21,0 27,5 40,0 119 130,5 142 21,0 27,5 38,5 120 131,5 143
10 tahun 24,0 30,7 45,0 124 136,0 147 23,0 30,5 43,0 125 137,0 148
11 tahun 25,0 34,2 51,0 130 141,5 153 25,0 33,2 48,0 130 142,0 154
12 tahun 29,0 40,0 57,0 138 149,5 161 27,0 36,5 53,0 135 147,0 159
13 tahun 37,0 47,5 66,0 145 157,5 168 30,0 40,5 58,0 140 152,5 164
14 tahun 42,0 52,8 72,0 148 160,0 172 36,0 48,0 66,0 149 161,0 172
Sumber : Graidne, D., dan Pearson, J. (1971), Tanner, J.M., Whitehous, R. H.
(1976) dalam Retnowulan, A (1997)

Selain dengan perkiraan tersebut, BB juga dapat diperkirakan dengan


menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :

a) Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg


b) Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus :
𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢(𝑏𝑏𝑢𝑢𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏) + 9 𝑏𝑏 + 9
=
2 2
c) Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus :
𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢(𝑡𝑡𝑏𝑏ℎ𝑢𝑢𝑏𝑏) × 2) + 8 = 2𝑏𝑏 + 8
Keterangan : n adalah usia anak

Berat badan merupakan indikator sederhana yang digunakan di laporan atau


Puskesmas untuk menentukan status gizi anak, yaitu dengan menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS).KMS merupakansuatu kartu/alat penting yang digunakan
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak (Soetjiningsih, 1996).
KMS yang ada saat ini adalah untuk Balita, yaitu kartu yang membuat grafik
pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan
Universitas Sumatera Utara
memantau tumbuh kembang balita setiap bulannya, dari sejak lahir sampai berusia
lima tahun(Depkes RI, 1996).

Secara umum, KMS berisi gambar kurva berat badan terhadap umur untuk
anak berusia 0-5 tahun, atribut penyuluhan, dan catatan yang penting untuk
diperlihatkan oleh petugas dan orang tua, seperti riwayat kelahiran anak,
pemberian ASI dan makanan tambahan, pemberian imunisasi dan vitamin A,
penatalaksanaan diare di rumah, serta patokan sederhana tentang perkembangan
psikomotorik anak (Nursalam, 2005).

Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan normal apabila


grafik berat badan anak berada pada jalur berwarna hijau pada kelender balita
(KMS) atau sedikit diatasnya. Arah grafik harus sejajar mengikuti lengkungan
jalur (kurva) berwarna hijau.Sementara pertumbuhan anak dikatakan ideal jika
pertumbuhan yang ditetapkan dengan pengukuran antropometri adalah BB/U;
BB/M, dan lingkar kepala/U.

Lingkar lengan atas atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan


lemak, dan otak yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh,
dibandingkan dengan berat badan. Lla dapat dipakai untun menilai keadaan
gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur prasekolah. Berikut batasan-batasan
LLA menurut kelompok umur anak pada tabel 2.3 dibawah ini.
Tabel 2.3 Persentil Lingkar Lengan Atas

Kelompok 5 10 25 50 75 90 95
umur
Laki laki
1-1,9 142 146 150 159 170 176 183
2-2,9 141 145 153 162 170 178 185
3-3,9 150 153 160 167 175 184 190
4-4,9 149 154 162 171 180 186 192

Universitas Sumatera Utara


5-5,9 153 160 167 175 185 195 204
6-6,9 155 159 167 179 188 209 228
7-7,9 162 167 177 187 201 223 230
8-8,9 162 170 177 190 202 220 245
9-9,9 175 178 187 200 217 249 257
10-10,9 181 184 196 210 231 262 274
11-11,9 186 190 202 223 244 261 280
12-12,9 193 200 214 232 254 282 303
13-13,9 194 211 228 247 263 286 301
14-14,9 220 226 237 253 283 303 322
15-15,9 222 229 244 264 284 311 320
16-16,9 244 248 262 278 303 324 343
17-17,9 246 253 267 285 308 336 347
18-18,9 245 260 276 297 321 353 379
19-24,9 262 272 288 308 331 355 372
25-34,9 271 282 300 319 342 362 375
35-44,9 278 287 305 326 345 363 374
45-54,9 267 281 301 322 342 362 376
55-64,9 258 273 296 317 336 355 369
65-74,9 248 263 285 307 325 344 355
Perempuan
1-1,9 138 142 148 156 164 172 177
2-2,9 142 145 152 160 167 176 184
3-3,9 143 150 158 167 175 183 189
4-4,9 149 154 160 169 177 184 191
5-5,9 153 157 165 175 185 203 211
6-6,9 156 162 170 176 187 204 211
7-7,9 164 167 174 183 199 216 231
8-8,9 168 172 183 195 214 247 261
9-9,9 178 182 194 211 224 251 260
10-10,9 174 182 193 210 228 251 265
11-11,9 185 194 208 224 248 276 303
12-12,9 194 203 216 237 256 282 294
13-13,9 202 211 223 243 271 301 338
14-14,9 214 223 237 252 272 304 322
15-15,9 208 221 239 254 279 300 322
16-16,9 218 224 241 258 283 318 334
17-17,9 220 227 241 264 295 324 350
18-18,9 222 227 241 258 281 312 325
19-24,9 221 230 247 265 290 319 345
25-34,9 233 240 256 277 304 342 368
35-44,9 241 251 267 290 317 356 378
45-54,9 242 256 274 299 328 362 384
55-64,9 243 257 280 303 335 367 385
65-74,9 240 252 274 299 326 356 373
Sumber : Frisancho A.R, dikutip dari Corry S. Matondang dkk, 2000 dalam
Hidayat, A. Aziz, 2008

Universitas Sumatera Utara


2. Perkembangan
a. Konsep perkembangan

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh


bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh
kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000 dalam Hidayat, 2005).

Menurut soetjiningasih (1995), perkembangan (development) adalah


bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.Perkembangan merupakan hasil interaksi penting antara
kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, sehingga
perkembangan ini berperan penting dalam kehidupan manusia.

b. Pemantauan Perkembangan

Anak usia balita merupakan usia dimana si anak memiliki perkembangan


intelektual dan ketrampilan motorik yang cukup pesat. Perkembangan
kemampuan motorik dan intelektual anak balita paling pesat adalah pada umur 35
tahun (Triton, 2006).Ada beberapa tahapan perkembangan menurut para ahli yang
dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini.

Tabel 2.4 tahap perkembangan kognitif anak


Ahli Tahap Aktivitas

Universitas Sumatera Utara


Erikson Inisiatif versus Suka menyenangkan orang tua
bersalah (usia 3-6 Mulai merencanakan aktivitas, membuat
tahun)
permainan
Memulai aktivitas dengan orang lain
Memerankan peran orang lain (nyata atau
khayalan)
Mengembangkan identitas seksual
Mengembangkan kesadaran
Dapat meluapkan frustasi pada saudara
kandung
Suka mengeksplorasi hal-hal baru
Menyukai berolahraga, berbelanja,
memasak, bekerja
Merasa sangat menyesal ketika membuat
pilihan salah atau berprilaku dengan
buruk
Bekerja sama dengan anak lain
Menegoisasikan solusi terhadap konflik

Piaget subtahap Memperlihatkan pemikiran egosentrik,


praoperasional : yang berkurang saat anak berusia 4 tahun
fase prakonseptual Memiliki rentang perhatian yang pendek
usia : 2-4 tahun Belajar melalui observasi dan imitasi
(meniru)
Menunjukkan animisme
Membentuk konsep yang tidak sekomplet
atau selogis orang dewasa
Mampu membuat klasifikasi sederhana
Pada usia 4 tahun memahami konsep
tentang lawan kata (panas/dingin,
lunak/keras, penalaran/pemikiran dari

Universitas Sumatera Utara


Subtahap khusus ke khusus (transduktif)
Praoperasional Memiliki imajinasi aktif Mampu
Fase intutitif mengklasifikasi dan
Usia 4-7 tahun menghubungkan objek
Memiliki proses pemikiran intuitif ; tahu
jika sesuatu benar atau salah, meskipiun
tidak dapat menyatakan alasannya
Menoleransi perbedaan orang lain tetapi
tidak memahaminya
Sangat penasaran tentang fakta
Mengetahui aturan budaya yang dapat
diterima
Menggunakan kata-kata dengan tepat
tetapi sering kali tanpa pemahaman nyata
tentang meknanya
Memiliki sensasi sebab akibat yang lebih
realistis
Dapat mulai mempertanyakan nilai orang
tua

Kohlberg Orientasi Menemukan baik versus buruk bergantung


hukumakepatuhan pada hukuman yang terkait Anak dapat
mempelajari perilaku yang tidak tepat
Usia 2-7 tahun pada tahap ini jika intervensi orang tua
(moralitas tidak terjadi (jika anak memukul,
prakonvesional) mengigit, atau tidak menghargai orang
lain secara verbal, tetapi tidak di hukum
karena aktivitas ini,anak akan melihat
perilaku ini sebagai sesuatu yang baik dan
gterus melakukannya)

Freud Tahap falik Kesenangan akan berpusat pada genitalia


Usia 3-7 tahun dan masturbasi. Superego berkembang

Universitas Sumatera Utara


dan kesadaran muncul.
Tahap oedipus terjadi : cemburu dan
bersaing terhadaporang tua berjenis
kelamin sama, dengan cinta dari orang tua
yang berjenis kelamin berbeda. Ini
biasanya reda pada akhir masa pra
sekolah, ketika anak mengembangkan
identifikasi kuat dengan orang tua
berjenis kelamin sama

Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan


kemampuan/kepandaian anak sesuai dengan patokan yang berlaku.Berdasarkan
pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita, skor yang diperoleh saat pemeriksaan
harus berjumlah 9-10.Apabila menggunakan kalender balita (KMS), maka
kemampuan anak sesuai usiayang terdapat pada gambar. Ada 4 parameter
perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak, antara lain (Kyle
& Carman, 2015) :

1) perkembangan kemampuan gerak kasar

berakan (motorik) adalah semua gerakan yang mungkin dilakukan oleh


seluruh tubuh, sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian
gerak tubuh, dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan
pusat di otak. Disebut gerak kasar karena gerakan yang dilakukan melibatkan
sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan
oleh otot-otot yang lebih besar. Contoh: gerakan membalik dari terlungkup
menjadi terlentang atau sebaliknya, gerakan berjalan, berlari dan sebagainya.

2) Perkembangan kemampuan gerak halus

Dikatan gerak halus karena hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu


sada dan dilakukan oleh otot-otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan
tenaga.Contoh : gerakan mengambil sesuatu benda dengan hanya menggunakan
ibu jari dan telunjuk tangan, memasukkan benda kedalam lubang, menari,
menggambar, dan gerakan lainnya

3) Perkembangan kemampuan bicara, bahasa, dan kecerdasan

Kemampuan anak terhadap respon terhadap suara, mengikuti perintah dan


berbicara sopan.Pada balita kemampuan berpikir mula-mula berkembang melalui
Universitas Sumatera Utara
kelima inderanya, misalnya melihat warna-warna, mengenal rasa, dan lain-lain.
Melalui kata-kata yang didengar dan diajarkan, ia mengerti bahwa segala sesuatu
itu ada namanya. Daya fikir dan pengertian mula-mula terbatas pada apa yang
nyata (konkrit), yang dapat dilihat dan dipegang atau dimainkan.

4) Perkembangan kemampuan bergaul dan mandiri

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan


berinteraksidengan lingkungannya. Dengan semakin mampunya anak melakukan
gerakan motorik (berdiri, berjalan, dan berbicara) anak terdorong untuk
melakukan sendiri berbagai hal dan terdorong untuk bergaul dengan orang lain
selain anggota keluarganya sendiri.

Menurut Adriani, M (2012) adapun perumbuhan dan perkembangan yang


terjadi saat usia balita adalah :

a) Usia 12-18 bulan , perkembangan fisik dan mental :


1. Berjalan sendiri tanpa jatuh.
2. Berjalan dan mengeksplorasi sekeliling rumah.
3. Menyusun 2-3 kotak.
4. Memungut benda kecil seperti kacang dengan ibu jari dan telunjuk.
5. Minum sendiri dari gelas tampa tumpah.
6. Dapat mengatakan 5-10 kata.
7. Mengungkapkan keinginan secara sederhana.
8. Memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing.
b) Usia 18-24 bulan, perkembangan fisik dan mental :
1. Naik turun tangga.
2. Berjalan mundur sedikitnya lima langkah.
3. Menyusun enam kotak.
4. Menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya.
5. Mencoret-coret dengan alat tulis.
6. Menyusun dua kata.
7. Belajar makan sendiri.
8. Meniru melakukan pekerjangan rumah tangga, misalnya membantu
menyiapkan meja makan.
9. Menggambar garis di kertas atau pasir.
10. Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil.
11. Menaruh minat terhadap apa yang dikerjakan orang yang lebih dewasa.
12. Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka.

Universitas Sumatera Utara


c) Usia 2-3 tahun, perkembangan fisik dan mental :
1. Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki tanpa
berpegangan sedikitnya dua hitungan.
2. Membuat jembatan dengan tiga kotak.
3. Mampu menyusun kalimat.
4. Menggunakan kata saya, bertanya, mengerti kata yang ditujukan untuknya.
5. Menggambar lingkaran.
6. Meniru membuat garis lurus.
7. Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain
di luar keluarganya.
d) Usia 3-4 tahun, perkembangan fisik dan mental :
1. Berjalan sendiri mengunjungi tetangga.
2. Berjalan pada jari kaki.
3. Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri.
4. Menggambar garis silang.
5. Menggambar orang hanya kepala dan badan.
6. Mengenal 2-3 warna
7. Menyebut namanya, jenis kelamin, dan umur.
8. Banyak bertanya, bertanya bagaimana anak dilahirkan.
9. Mengenal sisi atas, bawah, muka, dan belakang.
10. Mendengarkan cerita.
11. Bermain dengan anak lain.
12. Mematuhi peraturan permainan sederhana.
13. Menunjukkan rasa sayang kepada saudaranya.
14. Dapat melakukan tugas-tugas sderhana.
e) Usia 4-5 tahun, perkembangan fisik dan mental :
1. Melompat dan menari menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, dan
badan.
2. Menggambar segitiga dan segi empat.
3. Pandai bicara.
4. Dapat menghitung jari-jarinya.
5. Dapat menyebut hari dalam satu minggu.
6. Mendengar dan mengulang hal penting dan bercerita.
7. Minat kepada kata baru dan artinya.
8. Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya.
9. Mengenal empat warna.
10. Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil.

Universitas Sumatera Utara


11. Minat kepada aktivitas orang dewasa.

3. Faktor-fator yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang


normal, dan ini merupakan hasil interaksi banyak faktor yang
mempengaruhinya.Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak itu. Faktor-faktor itu dibagi dalam dua golongan, yaitu:

a. Faktor dalam (internal)

Faktor internal meliputi:

1) Perbedaan ras atau bangsa


Bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang Eropa, maka tidak mungkin ia
memiliki faktor herediter ras orang Indonesa atau sebaliknya. Tinggi badan
setiap bangsa berlainan, pada umumnya ras oarang kulit putih mempunyai
ukuran tungkai yang lebih panjang daripada orang mongol.
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan ada keluarga yang
gemuk-gemuk.
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan, dan masa remaja.
4) Jenis kelamin
Pada umumnya, wanita lebih cepat dewasa dibanding anak laki-laki. Pada
masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan
kemudian setelah melewati masa pubertas laki-laki akan lebih cepat.
5) Kelainan genetika
Sebagai salah satu contoh, achondroplasia (kelainan herediterkongenital)
yang menyebabkan darfisme (kerdil), sedangkan sindroma marfan yang
menyebabkan pertumbuhan tinggi badan yag berlebihan.
6) Kelainan koromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan
seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner.

b. Faktor luar (eksternal/lingkungan)

Faktor eksternal dibagi menjadi dua bagian yaitu:

Universitas Sumatera Utara


1) Faktor prenatal a)
Gizi
Tumbuh kembang anak tidaklah dimulai sejak anak lahir tetapi dimulai sejak
ibu hamil. Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
memengaruhi pertumbuhan janin.
b) Mekanik
Posisi fetus yang tidak abnormal dapat menyebabkan kelainan kongenital.

c) Toksin/zat kimia
Minopetrin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan kongenital
seperti palatoskisis.
d) Endokrin
Seperti pada diabetes militus dapat menyebabkan makrosomia kardiomegali,
hiperplasia adrenal.
e) Radiasi
Paparan radium dan sinar roentgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan deformitas anggota
gerak, kelainan kongenital mata, dan kelainan jantung.
f) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua adalah oleh TORCH (toksoplasma,
rubella, sitomegalo virus, herpes simpleks), PMS (penyakit menular seksual),
serta penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperi
katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung
kongenital.Karena itu, pemeliharaan gizi anak harus juga mencakup upaya
pencegahan penyakit infeksi.Pemberian imunisasi terhadap beberapa penyakit
harus dilakukan sesuai waktunya, disamping pemeliharaan kebersihan dan
sanitasi lingkungan.
g) Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetalisi timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara
janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah
janin, kemudian melalui plasenta masuk kedalam peredaran darah janin dan
akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia kemicterus yang akan menyebabkan kerusakan janin otak.
h) Anoksia embrio
Anoksia embrio (kekurangan penyediaan O2) yang disebabkan oleh gangguan
fungsi plasenta sehingga menyebabkan pertumbuhan terganggu.

Universitas Sumatera Utara


i) Psikologis ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu
hamil, dan lain-lain.

j) Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. 2) Pasca-natal a) Gizi
Untuk tumbuh kembang anak, diperlukan zat makanan yang adekuat.
b) Penyakit kronis
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan dapat mengakibatkan
retardasi pertumbuhan jasmani.
c) Lingkungan fisik dan kimia
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan
sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, merkuri, dan rokok) mempunyai
dampak negatif terhadap pertumbuhan anak.
d) Psikologis
Psikologis dari anak adalah adanya hubungan anak dengan orang tua
sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak
yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan didalam pertumbuhan
dan perkembangannya.
e) Endokrin
Gangguan hormon misalnya, pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan. Defisiensi hormon pertumbuhan
akan menyebabkan anak menjadi kerdil.
f) Sosioekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan
anak.
g) Lingkungan pengasuhan.
h) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulan khususnya dalam keluarga,
misalnya penyediaan alat mainan,sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan
anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu terhadap perilaku
anak.

i) Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap

Universitas Sumatera Utara


susunan saraf pusat yang menyebabkan terhambatmya produksi hormon
pertumbuhan (Adriani M, 2012).

4. Masalah tumbuh kembang

Stunting adalah keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek.Stunting


terjadi akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa
janin hingga 2 tahun pertama kehidupan seorang anak (Black et al, 2008).

Gizi kronis atau pengerdilan adalah bentuk lain dari kegagalan pertumbuhan.
Gizi kronis terjadi dari waktu ke waktu tidak seperti kekurangan gizi akut.Seorang
anak yang terhambat atau kronis kekurangan gizi sering muncul secara normal
porposional tapi sebenarnya lebih pendek dari normal untuk usianya (UNICEF,
2014).

Untuk mengetahui gangguan perkembangan fisik perlu pemantauan yang


kontinu.Dengan pemantauan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, umur
tulang dan pertumbuhan gigi, maka dapat diketahuiadanya suatu kelainan
tumbuhkembang fisik seorang anak.Pemantauan barat badan anak dengan
menggunakan KMS, maka kita dapat mengetahui pola pertumbuhan anak.Bila
grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan akibat dari obesitas atau
kelainan hormonal.Sedangkan di bawah garis normal, kemungkinan anak kurang
gizi, deprivasi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal. Berat badan
terhadap tinggi badan dibawah persentil ke lima, menunjukkan indikator adanya
kurang gizi yang akut. Setelah beberapa bulan kekurangan kalori, tinggi badan
terhadap umur akan menurun (stunting), sehingga proporsi berat badan terhadap
tinggi badan akan kembali normal.proporsi tubuh mengikuti sekuen perubahan
yang teratur dalam perkembangan anak (IDAI, 2002)

Umur tulang mempunyai kolerasi dengan stadium pubertas dan berguna


untuk memprediksi tinggi badan dewasa pada remaja yang mengalami maturitas
dini atau lambat.Pada perawakan pendek karena keturunan (familial short stature)
umur tulang adalah normal sesuai sesuai dengan umur kronologis.Sedangkan pada
pertumbuhan yang terlambat, perawakan pendek akibat kelainan endokrin dan
kurang gizi maka umur tulang adalah lebih rendah (IDAI, 2002).
Stunting disebabkan oleh banyak faktor baik secara faktor langsung atau tidak
langsung.Faktor langsung ditentukan oleh asupan makanan, berat badan lahir, dan
penyakit.Sedangkan faktor tak langsung seperti faktor ekonomi, budaya,
pendidikan, dan pekerjaan, fasilitas pelayanan kesehatan.Faktor sosial ekonomi

Universitas Sumatera Utara


saling berinteraksi satu dengan yang lainnya seperti masukan zat gizi, berat badan
lahir, dan penyakit infeksi pada anak (Frongillo et al, 1997).
Data dari WHO 2014, indonesia menempati urutan ke 17 dari 117 negara
dengan prevalensi wasting (perawakan kurus) dan stunting (perawakan pendek)
yang tinggi pada balita (Tribun Medan, 2016). Ada sekitar 14 % balita wasting
dan balita stunting mencapai proporsi tertinggi yaitu 35%.

Menurut NANDA (2012) resiko pertumbuhan tidak proporsional adalah


pasien/klien beresiko mengalami pertumbuhan di atas persentil ke-97 atau di
bawah persentil ke-3 untuk usia, yang melewati dua jalur persentil. Ada beberapa
Faktor resiko penyebab resiko pertumbuhan tidak prooporsional, yaitu :

Pengasuh :

a. Penganiyaan
b. Kesulitan belajar (cacat mental)
c. Penyakit mental
d. Ketunadayaan belajar berat

Lingkungan :

a. Deprivasi
b. Kemiskinan
c. Keracunan timbal
d. Bencana alam
e. Teratogen
f. Perilaku kekerasan
Individu :

a. Anoreksia
b. Perilaku pemberian makan yang maladaptif oleh pengasuh
c. Penyakit kronis
d. Perilaku makan individu yang maladaptaif
e. Infeksi
f. Selera makan yang selalu meningkat
g. Malnutrisi
h. Prematuritas
i. Penyalahgunaan zat

Pre natal :

Universitas Sumatera Utara


a. Gangguan kongenital
b. Gangguan genetik
c. Infeksi maternal
d. Nutrisi maternal
e. Kehamilan kembar
f. Penyalahgunaan zat
g. Pemajanan teratogen

5. Gizi pada balita


a. Kebutuhan Nutrisi Ibu hamil
Pada masa usia kehamilan muda, tambahan gizi dalam bentuk vitamin dan
mineral sangat diperlukan, sedangkan kebutuhan akan kalori sangat diperlukan
pada minggu kedelapan sampai kelahiran. Selain dalam masa kehamilan yang
memerlukan tambahan gizi yang sangat banyak, ibu juga memerlukan tambahan
yang lebih besar lagi menjelang kelahiran dan menyusui. Seorang ibu hamil yang
mengalami kekurangan gizi, maka bayi yang dilahirkan akan memiliki berat
badan yang rendah, mudah sakit-sakitan, dan mempengaruhi kecerdasannya
(Proverawati, 2010).

Tabel 2.5 Perbedaan Kebutuhan Gizi antara Ibu Hamil dan Tidak Hamil
Zat Gizi Kebutuhan Kebutuhan Sumber Makanan
Wanita Dewasa Wanita Hamil

Energi (kalori) 2500 + 300 Padi-padian,


jagung,
umbiumbian, mie,
roti
Protein (gram) 40 + 10 Daging, ikan,
telur,
kacangkacangan,
tahu, tempe

Kalsium (mg) 0,5 + 0,6 Susu, ikan teri,


kacangkacangan,
sayuran hijau

Zat besi (mg) 28 +2 Daging, hati,


sayuran hijau.

Universitas Sumatera Utara


Vit. A (SI) 3500 + 500 Hati, kuning telur,
sayur dan buah
berwarna hijau
dan kuning
kemerahan

Vit. B1 (mg) 0,8 + 0,2 Biji-bijian,


padipadian,
kacangkacangan,
daging
Vit. B2 (mg) 1,3 + 0,2 Hati, telur, sayur,
kacang-kacangan

Vit. B6 (mg) 12,4 +2 Hati, daging, ikan,


biji-bijian, kacang-
kacangan

Vit. C (mg) 20 +20 Buah dan sayur


Sumber: Proverawati, 2010

b. Kebutuhan Nutrisi bayi


ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan
pertama, sebab memenuhi syarat-syarat kesehatan.ASI mengandung semua
nutrien untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang
diperlukan. Sejak masa lampau sampai sekarang ada dua cara pemberian ASI,
yaitu :

1) Frekuensi menyusui dengan dengan pembatasan


Pembatasan dilakukan tentang frekuensi, jarak menyusui, jadwalwaktu
yang ketat, dan lama waktu menyusui kira-kira 10-15 menit.
2) Frekuensi menyusui gaya bebas, tanpa pembatasan
Bayi disusui setiap kali menangis karena lapar atau haus.Bagi ibu yang
cerdas, kiranya tidak begitu sulit untuk membedakan untuk apakah bayi itu
menangis bukan karena sebab lain, misalnya karena perasaan sakit, gatal,
kaget, kepanasan, dan sebagainya.Sekarang menyusui tanpa pembatasan
ini dianjurkan dan disebut menyusui menurut kehendak bayi.
c. Kebutuhan Nutrisi Balita

Balita dan dewasa memiliki perbedaan dalam pemenuhan kebutuhan akan


kalori maupun nutrisinya. Kebutuhan balita akan nutrisi dan kalori jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan orang dewasa, hal ini terutama terkait dengan
perkembangan tubuhnya yang masih dalam usia pertumbuhan. Ketika balita mulai

Universitas Sumatera Utara


dapat berjalan, maka akan semakin besar lagi kebutuhan nutrisinya maupun
kalorinya (triton, 2006).

Untuk menjamin kesehatan balita yang bagus, pemenuhan nutrisi bagi balita
tidak cukup.Pemenuhan nutrisi bagi balita harus diselaraskan dengan pemenuhan
kebiasaan makan yang sehat.Kebiasaan makan yang sehat ini harus dibentuk
sedini mungkin (Triton, 2006).

Pemenuhan nutrisi bagi balita harus diwujudkan dalam pengaturan menu


yang seimbang. Pengaturan menu seimbang akan mampu memenuhi kecukupan
nutrisi dan kalori yang dibutuhkan si kecil (Triton, 2006).

Ada lima kelompok makanan penting bagi balita yang sering juga dkenal
dengan empat sehat lima sempurna. Thompson (2003) menggolongkan makanan
utama balita dalam komposisi sebagai berikut :

Tabel 2.6 kelompok makanan utama pada balita dan pengaturannya


No Kelompok makanan utama Pengaturan
1 Lemak dan gula Makanan yang seimbang harus
mengandung lemak dan gula. Hindari
pemanis buatan. Berikan makanan
olahan susu berlemak tinggi
2 Daging dan alternatifnya Setiap hari diberikan satu porsi
daging, ikan, atau telur, atau 2 porsi
tumbuh-tumbuhan seperti
kacangkacangan.

3 Makanan olahan susu Balita setiap hari harus diberikan


sedikitnya 350 ml susu dengan kadar
lemak yang tinggi atau 2 porsi keju
maupun yougurt.

4 Buah dan sayuran Setiap hari balita harus diberikan


minimal 4 porsi buah-buahan atau
sayuran segar, kalengan, maupun
beku. Jus buah dihitung sebagai satu
porsi walaupun diberikan lebih dari
satu kali sehari.

Universitas Sumatera Utara


5 Produk biji-bijian dan zat tepung Pada saat makan setiap harinya
balita perlu diberikan sedikitnya satu
porsi nasi, roti, jagung, sereal,
ataupun tumbuhan yang mengandung
zat tepung. Hindari pemberian makan
dari biji-bijian yang sangat kasar.

Sumber : Thompson, 2003


Pada prinsipnya kelengkapan nutrisi makanan yang dibutuhkan balita terdiri
atas semua komponen gizi meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan
mineral.Kesemua komponen gizi tersebut sangat diperlukan untuk kesehatan
balita (Triton, 2006).

Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan dalam widya


karya nasional pangan dan gizi (WKNPG) tahun 1998, uur dikelompokkan
menjadi 0-6 bulan, 7-12 bulan, 1-3 tahun, 4-6 tahun, dan 7-12 tahun, dengan
catatan pengelompokan di atas tidak membedakan jenis kelamin. Takaran
konsumsi makanan sehari dapat di lihat ada tabel 2.5.

Tabel 2.7 Takaran Komsumsi Makanan Sehari


Kelompok umur Bentuk makanan Frekuensi makan
0-4 bulan ASI ekslusif Sesering mungkin
4-6 bulan Makanan lumat 2 x sehari
2 sendok makan setiap
kali

6-12 bulan Makanan lembek 3 x sehari


Plus 2 x makanan
selingan

1-3 tahun Makanan keluarga 3 x sehari


1-11/2 piring nasi/pengganti
2-3 potong lauk hewani
1-2 potong lauk nabati
1
/2 mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1 gelas susu

Universitas Sumatera Utara


4-6 tahun 1-3 piring nasi/penggati 3 x sehari
2-3 potong lauk hewani
1-2 potong lauk nabati
1-11/2 mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan 1-
2 gelas susu

selain makanan yang dibutuhkan oleh tubuh, ada juga beberapa makanan
yang justru harus dihindari agar tidak dikomsumsi si kecil. Kelompok makanan itu
adalah (Thompson,2003) :

a) Makanan berbahaya bagi alat pencernaan luar si kecil. Kelompok makanan


ini dapat membuat si kecil tersedak, antara lain pop corn, buah-buahan berbiji
kecil, klengkeng, dan segala jenis kacang-kacang terutama kacangan.
b) Makanan dan minuman yang mengandung kafein. Makanan yang
mengandung kafein ini dapat membuat balita menjadi gelisah.
c) Makanan yang mengandung rempah, kecuali si kecil sudah terbiasa, dan
sikecil memintanya sendiri.
d) Makanan yang terlalu asin. Makanan asin dapat membuat si kecil menjadi
cepat merasakan haus.

Meskipun kebutuhan kalori dan nutrisi balita amat besar, ternyata kapasitas
perut balita jauh lebih kecil daripada orang dewasa. Otomatis porsi makan yang
dapat diberikan bagi balita jauh lebih sedikit, yaitu antara 25% hingga 40% dari
porsimakan orang dewasa. Untuk menyiasati hal ini, maka dilakukan pemberian
makanan selingan tiga kali sehari disela-sela pemberian tiga kali makanan utama
(Triton, 2006) .

Pertumbuhan balita sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor
dalam maupun faktor luar.Faktor dalam dipengaruhi oleh jumlah dan mutu
makanan, kesehatan balita (ada atau tidaknya penyakit). Faktor luar dipengaruhi
tingkat ekonomi, pendidikan, perilaku (orang tua/pengasuh), sosial budaya atau
kebiasaan, ketersediaan bahan makanan di rumah tangga (Depkes RI, 2000 dalam
Adriani,.M, 2012).

Konsep Asuhan keperawatan :

7. Pengkajian

Menurut Nursalam (2005), Pengkajian pertumbuhan dan perkembangan


anak dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan

Universitas Sumatera Utara


tumbuh-kembang anak sehingga dengan data yang ada dapat diketahui mengenai
keadaan anak. Hal-hal yang perlu dikaji pada pengkajian anak adalah :

A. Riwayat pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil,
seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain
serta apakah kehamilannya di pantau secara berkala.Kehamilan resiko tinggi
yang tidak ditangani yang tidak benar dapat menggagu tumbuh-kembang
anak.Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat
diperkirakan.
B. Riwayat kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara
normal dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam
kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara
kelahiran dengan tindakan seperti porceps, partus lama, atau kasep) maka
gangguan tersebut dapat mempengaruhi tumbuh-kembang anak.
C. Pertumbuhan fisik
Untuk menentukan pertumbuhan fisik anak, perlu dilakukan pengukuran
antropometri dn pemeriksaan fisik. Pengukuran antropometri yang sering
digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh-kembang anak adalah BB,
TB, dan Lingkar kepala.
D. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut,
genetalia, ekstermitas.Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum perlu
dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini adalah
sama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Oleh karena itu,
pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada bagian ini.
E. Perkembangan anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku
pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita.Dari pedoman ini dapat
diketahui mengenai keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada
dalam keadaan normal, meragukan, atau memerlukan, rujukan.
F. Data lain
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data
penunjang lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang
diperlukan terutama apabila anak berada diklinik.
Pengkajian keperawatan meliputi dua tahap sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


1) Mengumpulkan dan verifikasi data dari sumber primer (klien) dan sumber
sekunder (keluarga, tenaga kesehatan, rekam medis).
2) Analisis seluruh data sebagai dasar untuk menegakkan diagnosis
keperawatan, mengidentifikasi berbagai masalah yang saling berhubungan,
dan mengembangkan rencana keperawatan yang sifatnya individual.
8. Analisa data

Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya


berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan
analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data
tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.

Analisa data memerlukan pengenalan pola atau kecenderungan yang ada pada
kelompok data, membandingkannya dengan nilai normal, dan kemudian dibuat
kesimpulan mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan. Tahap analisa
data : kenali pola atau kecenderungan tanda, bandingkan dengan nilai normal,
buat kesimpulan yang beralasan (potter & perry, 2010).

9. Rumusn masalah

Diagnosa keperawatan merupakan keperawatan klinis tentang respon


individu, keluarga, komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual dan
potensial atau proses kehidupan. Tujuannya adalah mengarahkan rencana asuhan
keperawatan untuk membantu klien dan keluarga beradaptasi terhadap penyakit
dan menghilangkan masalah keperawatan kesehatan (Dermawan, 2012). Diagnosa
keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan tindakan keperawatan untuk
mencapai hasilbagi anda, sebagai perawat, yang dapat diandalkan (NANDA
International , 2007).

10. Perencanaan/Intervensi

Rencana keperawatan adalah terapi atau tindakan berdasarkan pertimbangan


dan pengetahuan klinis yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai hasil pada
klien.Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih
dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang diharapkan (potter & perry,
2010).

Universitas Sumatera Utara


11. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses keperawatan,


kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
dan diselesaikan (potter & perry, 2010)

12. Evaluasi

Menurut Dermawan, D (2012), Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan


asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan
dengan respon perilaku klien yang tampil. Evaluasi yang akan dilakukan oleh
penulis disesuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada sehingga rencana
tindakan dapat dilaksanakan dengan SOAP (subjective, objective, analisa,
planning).

D. Asuhan Keperawatan pada An. FN dengan prioritas masalah


pertumbuhan /perkembangan 1. Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU

I. Biodata A.
Identitas klien

Nama : Fauziah Nur

Tempat Tanggal lahir : Medan Amplas, 12 Januari 2012


Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : Belum Sekolah

Alamat : Jl. STM Gg. Patri No.16


Tanggal Pengkajian : 23 Mei 2016

B. Data biografis orang tua Ayah


Nama : Fuji Rahmad
Tanggal lahir : 03 September 1986
Pendidikan : SMA Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat : Jl. STM Gg. Patri No. 16

Universitas Sumatera Utara


Ibu
Nama : Anita Safitri
Tanggal lahir : 03 November 1986
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. STM Gg. Patri No. 16
II. Keluhan Utama
Ny. A mengatakan berat badan anak tidak bertambah, badan An.FN
pendekl dan kurus.Ny. A bingung bagaimana caranya supaya berat badan
anaknya sesuai dengan berat badan ideal balita.Anak juga tidak menyukai
sayur.
III. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keadaan ini di alami sejak ± satu tahun yang lalu klien (anak dari Tn.F
dan Ny. A) tidak menunjukkan bertambahnya berat badan anak. Ny. A
mengatakan anak menolak saat diberikan sayuran.
b. Riwayat Kesehatan Lalu
1. Prenatal
Pemerikasaan kehamilan : jarang (tidak tentu)
Keluhan saat hamil : tidak nafsu
makan, lebih sering
mengkomsumsi gorengan
sebagai penggantinya
(kebutuhan gizi ibu hamil tidak
terpenuhi hanya
memakan gorengan saja).
Riwayat : Pada usia kehamilan 7 bulan Ny. A pernah mengalami
perdarahan (perdarahan dialami pada saat Ny.A sedang
mecuci pakaian dengan posisi jongkok).
2. Natal
Tempat melahirkan : di poliklinik Dharma
Lama dan jenis persalinan : empat jam dan melahirkan spontan
(normal) Penolong
persalinan : Dokter
Tidak ada komplikasi saat melahirkan
3. Postnatal
Kondisi bayi : BB : 2,6 kg

Universitas Sumatera Utara


TB : 43 cm
Keadaan bayi sehat
(kondisi BB dan TB lahir anak rendah, dibawah rata-rata pada
umumnya).
Masalah menyusui : hanya minum ASI sampai usia 4 Bulan setelah
itu dilanjutkan minum susu formula sampai
usia 3 tahun.
Penyakit yang pernah dialami : batuk dan demam

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Anggota keluarga tidak ada penyakit keturunan

Genogram

Keterangan :
: laki-laki

: laki-laki telah meninggal


: perempuan
: perempuan telah meninggal
: klien
: tinggal serumah

IV. Riwayat Imunisasi


Catatan pemberian imunisasi An.FN
No Jenis imunisasi Waktu pemberian Keterangan
1 Hepatitis B - -
2 BCG 18 Februari 2012

Universitas Sumatera Utara


3 DPT-HB 23 Maret 2012 Imunisasi ke 3 tidak
19 April 2012 diberikan karena An.
FN demam
-
23 Juni 2012
4 Polio 18 Februari 2012 -
24 Maret 2012
19 April 2012
23 Juni 2012
5 Campak 20 Oktober 2012 -

V. Riwayat Tumbuh Kembang


a. Pertumbuhan Fisik
BB : 11 Kg
TB : 88 cm
(pertumbuhan anak dibawah persenti ke 3).
Waktu tumbuh gigi : Ny. A mengatakan usia ±8 bulan gigi seri An. Fn
mulai tumbuh pada usia > 1 tahun gigi An. Fn
mulai bertumbuhan.
b. Perkembangan Tiap Tahap Usia Anak saat :
1. Berguling : Ny. A mengatakan Lupa
2. Duduk : Ny. A mengatakan Lupa
3. Merangkap :Ny. A mengatakan Lupa
4. Berdiri : Ny. A mengatakan Lupa
5. Berjalan : usia 1 tahun
6. Bicara : usia 1 tahun
VI. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI
Pertama kali disusui : bayi sejak lahir
Cara pemberian : setiap kali menangis
Lama pemberian : sampai bayi tidak mau
ASI diberikan : sampai usia 4 bulan
b. Pemberian susu formula
Ny. A mengatakan karena putrinya (An. FN) tidak mau minum ASI
makan Ny. A mengganti dengan susu formula sampai usia 3 tahun.
Cara pemberian : (usia 5 bulan – 1 tahun) pada saat anak menangis.
Usia 2-3 tahun pada saat anak meminta.
Jumlah : susu formula diberikan ± 180-300 ml.
Universitas Sumatera Utara
c. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
No Usia Jenis nutrisi
1 0-4 bulan ASI
2 5-12 bulan Susu formula + bubur (terkadang
dicampur wortel/kentang)

3 12 bulan - saat Nasi + sayur (jarang) + lauk pauk


ini

NB :Ny. A mengatakan anak tidak mau minum susu formula dan tidak
menyukai sayuran

VII. Riwayat Psikososial


Anak tinggal di rumah orang tuanya, lingkungan berada di kota, rumah
dekat dengan lingkungan sekolah, tempat ibadah (musholla), tidak punya
tempat tidur sendiri (tidur bersama orang tua), hubungan dengan anggota
keluarga harmonis, pengasuh anak orang tua.
VIII. Riwayat Spiritual
Orang tua klien rajin beribadah dan anggota keluarga rajin ikut wirit.
IX. Pola Aktivitas/Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola makan dan minum
Frekuensi makan : 3 kali sehari
Nafsu/ selera makan : selera makan kurang, meningkat sedikit ketika
memiliki teman untuk makan bersama, tidak
menyukai sayuran.
Alergi : tidak ada riwayat alergi makanan
Waktu pemberian makan : Pagi sekitar jam 07. 00 WIB
Siang sekitar jam 12.30 WIB
Sore sekitar jam 18.00 WIB
Jumlah dan jenis makanan : jumlah dalam porsi satu sendok nasi , jenis
nasi,telur puyuh, sayur (jarang), dan air
mineral
Waktu pemberian minum : tidak tentu, frekuensi ˃ 4 gelas.
b. Perawatan Diri
Kebersihan tubuh : keadaan tubuh kulit lembab dan berdaki.
Kebersihan gigi dan mulut : gigi cukup bersih, mulut bersih, bibir
tampak kering.
Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan bersih, tidak
ada kehitaman di kuku.

Universitas Sumatera Utara


c. Pola Kegiatan/ Aktivitas
Klien dibantu orang tuanya untuk mandi dan makan, eliminasi,
mengganti pakaian secara sebagian.
X. Pola Eliminasi
a. BAB
Pola BAB : satu kali sehari pada pagi/sore hari
Karakter feses : lembek
Riwayat perdarahan : Tidak ada
b. BAK
Pola Bak :> 4 kali sehari
Karakter urine : kuning jernih
Tidak ada nyeri saat BAK
XI. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum klien
Badan kecil dan kurus, pergerakan anak aktif
b. Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,80C
Nadi : 97 kali/menit
Respirasi : 24 kali/ menit
Tekanan darah : -
c. Antropometri
TB : 88 cm
BB : 11 kg
LK : 47 cm
LLA :14 cm
d. Sistem pernapasan
Hidung : simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, lubang hidung
lengkap (dua)
Leher : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar, tidak teraba
kelenjar tiroid
Dada : Inspeksi ; bentuk dada simetris kanan kiri (barrel shest),
pergerakan dada simetris, tidak ada bunyi tambahan.
e. Sistem Cardio Vaskuler
Conjungtiva : pucat, bibir : tidak pucat/sianosis, tekanan vena jugularis
tidak tinggi
Suara jantung : tidak ada bunyi abnormal (resonan)

Universitas Sumatera Utara


Capillary refilling time : 2 detik
f. Sistem Pencernaan
Sklera : ikterus
Bibir : kering dan pecah-pecah
Mulut : stomatitis tidak ada, gusi merah/tidak pucat, gigi lengkap
g. Sistem indra
1) Mata
Tidak ada oedem pada kelopakmata alis merata
Visus (tidak dilakukan)
Tidak ada belek/secret mata
2) Hidung
Bersih/tidak ada secret pada llubang hidung, simetris kiri dan
kanan, lubang hidung lengkap.

3) Telinga
Bentuk telinga : normal/tidak ada kelainan
Ukuran telinga : normal/ tidak ada kelainan, sejajar dengan mata
Lubang hidung : normal, tidak ada serumen pada lubang hidung
h. Sistem integumen
Kebersihan : kulit lembab dan berdaki
Kehangatan : temperatur hangat
Warna : sawo matang,
Turgor : turgor kembali kurang dari 2 detik
Kelainan kulit : tidak ada kelainan kulit.
2. Analisa data

No Data Penyebab Masalah


keperawatan

Universitas Sumatera Utara


1 DS : Nutrisi pada saat Resiko pertumbuhan
- Ny.A mengatakan prenatal kurang, tidak proporsional b/d
anak tidak selera nutrisi tidak tidak adekuatnya
makan dan tidak adekuat nutrisi pada anak
menyukai
sayuran Malnutrisi
- Saat hamil ibu
klien (Ny.A) tidak Resiko
pertumbuhan tidak
nafsu makan, lebih
proporsional
sering
mengkomsumsi
gorengan DO :
- Klien menolak saat
diberikan makan
terutama

sayur
- BB : 11 kg
- TB : 88 cm
(BB dan TB
dibawah persentil
ke 3).
- Usia: 4 tahun 4
bulan
- Klien tampak
pendek dan kurus

Universitas Sumatera Utara


2 DS : Tidak nafsu makan, Ketidakseimbangan
- Menolak makan menolak saat nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
saat diberikan diberikan sayuran
sayuran nutrisi tidak
- Ny. A adekuat
mengatakan klien
kurang makan Nutrisi kurang dari
kebutuhan
- Memberikan Pasi
Saat anak
meminta Saja.
DO:
- Rambut pirang
dan kering
- BB : 11 kg
- TB : 88 cm
- Kurang minat
terhadap makanan
(sayur)
- Ketidakefektifan
pemberian PASI
saat bayi

3 Do : Ketidakmampuan Defisit perawatan diri


- Ny.A mengatakan klien : mandi/higiene
An. FN belum
bisa mandi secara membersihkan

mandiri tubuh

Ds :
- Kulit lembab dan Penurunan motivasi

berdaki (keluarga)

- Bau badan
- Anak tidak Defisit
mampu perawatan diri :
membersihkan mandi
diri sendiri.

Universitas Sumatera Utara


3. Rumusan masalah
1. Resiko pertumbuhan tidak proporsional.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan.
3. Defisit perawatan diri : mandi.
4. Diagnosa Keperawatan
1. Asuhan keperawatan anak resiko pertumbuhan tidak proporsional d.d
BB : 11 kg, TB : 88 cm, usia : 4,4 tahun, tidak selera makan, orangtua
(Ny. A) tidak nafsu makan saat prenatal, Ny. A mengalami perdarahan
usia kehamilan 7 bulan.
2. Asuhan keperawatan ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan pada An. FN b/d perilaku maladaptif anak pada makanan,
nafsu makan kurang d.d klien tampak kurus, umur : 4,4 tahun, BB : 11
kg, TB : 88 cm, tidak selera makan, tidak suka sayur, menolak
makanan.
3. Asuhan keperawatan defisit perawatan diri : mandi/higiene b/d
penurunan motivasi orangtua.

5. Perencanaan
Hari/tanggal No.Dx Perencanaan keperawatan
Rabu/ Resiko pertumbuhan Tujuan dan kriteria hasil :
25 Mei 2016 tidak proporsional Anak akan mencapai normal
pertumbuhan yang diharapkan
(misal : BB, lingkar kepala, usia
tulang,dan masa tumbuh tanpa
lemak) yakni: tidak diatas persentil
ke 97 atau dibawah persentil ke 3
usianya.

Rencana tindakan Rasional

Universitas Sumatera Utara


1. Skrining kesehatan : mendeteksi 1. Mengetahui apakah ada
masalah atau resiko kesehatan masalah tumbuh-kembang
melalui riwayat, pemeriksaan, dan pada klien
prosedur lain.
2. Manajemen nutrisi : membantu dan 2. Memperbaiki nutrisi kurang
memberikan asupan diet makanan
dan minuman yang seimbang
3. Penyuluhan nutrisi : todler, anjuran 3. Membantu merencanakan untuk
tentang nutrisi dan praktik asupan makanan
pemberian makan atau seimbang
meminimalkan nutrisi.
4. Promosi kesehatan: Pendidikan 4. Menginformasikan orangtua
kesehatan tumbuh kembang anak mengenai tumbuh-kembang
sesuai usianya

6. Implementasi dan Evaluasi


Hari/tanggal No.Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP)

Universitas Sumatera Utara


Senin/ 1 1. Melakukan pengkajian S : orang tua klien
26 Mei untuk mendeteksi mengatakan
2016 masalah atau resiko memahami informasi
kesehatan melalui yang diberikan dan
riwayat, pemeriksaan, berusaha
dan prosedur lain. memberikan menu
2. Membantu dan seimbang untuk
memberikan asupan diet putrinya.
makanan dan minuman O : respon orang tua
yang seimbang klien cukup baik
3. Melakukan penyuluha n terhadap intervensi
nutrisi pada usia Todler yang diberikan,
4. Memberikan pendidikan orangtua klien juga
kesehatan tentang dapat menjelaskan
tumbuh kembang anak
kembali tumbuh-
kembang dan
kebutuhan nutrisi
usia 4 tahun
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi
dilanjutkan

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh


bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh
kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000 dalam Hidayat, 2009).

1. Pengkajian

Data yang didapat dari pengkajian Senin, 23 Mei 2016 jam 11.00 WIB,
pada An. FN, BB : 11 kg, TB : 88 cm, usia 4,4 tahun. Keadaan TTV normal ;
Universitas Sumatera Utara
T : 36, 8 0C, RR : 24 x/menit, HR : 97 x/menit. Orang tua klien mengatakan
BB tidak bertambah sejak ±1 tahun yang lalu,anaknya kurang nafsu makan
dan tidak menyukai sayur dan susu formula. Klien selalu menolak jika
diberikan sayur. Klien menyusui (ASI) sampai usia 4 bulan dan diganti dengan
susu formula sejak usia 5 bulan-3 tahun karena klien tidak mau menyusu.
Keadaan umum klien tampak kotor, kulit lembab dan berdaki, tercium bau
badan pada klien.Ny. A mengatakan pernah mengalami perdarahan pada usia
kehamilan 7 bulan saat mengandung klien, tidak selara makan, lebih banyak
mengkomsumsi gorengan pengganti makanan pokok.

2. Analisa data

Dari data pengkajian yang dilakukan pada tanggal 23 Mei 2016,


didapatkan beberapa data pengkajian yang sesuai dengan buku NANDA
20122014. Resiko pertumbuhan tidak proporsional berhubungan dengan
Asuhan keperawatan anak resiko pertumbuhan tidak proporsional b/d tidak
adekuatnya nutrisi pada tumbuh kembang anak, ketidakseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan pada An. FN b/d perilaku maladaptif anak pada
makanan, nafsu makan kurang, defisit perawatan diri : mandi/higiene b/d
penurunan motivasi orangtua.

44

3. Rumusan masalah
Diagnosa keperawatan yang muncul dalam Asuhan Keperawatan pada
pasien An. FN dengan masalah pertumbuhan/perkembangan adalah : resiko
pertumbuhan tidak proposional, ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan, serta defisit perawatan diri : mandi.

4. Intervensi

Pada rencana tindakan keperawatan meliputi kriteria, tujuan, tindakan,


rasional, yang dalam penyusunan disesuaikan dengan teori dan memodifikasi
tindakan keperawatan melihat kondisi klien dengan mengikut sertakan
keluarga klien.Pada tahap perencanaan keperawatan, penulis menetapkan
prioritas masalah dengan menggunakan pola kebutuhan dasar manusia
menurut Hierarki Abraham Maslow.Dari perencanaan yang disusun oleh

Universitas Sumatera Utara


penulis, perencanaan untuk empat diagnosa keperawatan disusun sesuai
dengan NANDA, NIC dan NOC.

5. Implementasi

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini pada umumnya telah sesuai


dengan rencana tindakan keperawatan.Dalam tahap pelaksanaan ini penulis
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan teori yang ada.Asuhan
Keperawatan dan yang diberikan secara berkesinambungan dan
terusmenerus.Pada kasus ini pelaksanaannya sudah sesuai dengan kondisi
pasien tanpa menyimpang dari perencanaan yang telah dibuat.Adapun faktor
pendukung dari pelaksanaan adalah adanya kerjasama yang baik antara klien
dan keluarga.

6. Evaluasi
Dari implementasi yang telah dilakukan hasil evaluasi yang didapatkan
adalah sebagian masalah teratasi dan intervensi yang belum tecapai
dilajutkan.Orang tua klien (Ny. A) mengatakan memahami informasi yang
diberikan dan berusaha memberikan menu seimbang untuk putrinya. Respon
orang tua klien cukup baik terhadap intervensi yang diberikan, orangtua klien
juga dapat menjelaskan kembali tahap tumbuh-kembang dan kebutuhan nutrisi
usia 4 tahun.

D. Saran

Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam pada An, FN


dengan masalah pertumbuhan/perkembangan. Pada tahap ini penulis
menyampaikan saran kepada orang tua agar lebih memperhatikan menu makanan
yang diberikan kepada anak sesuai dengan kebutuhan gizi menurut tahap
tumbuhkembangnya dan menurut usianya.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
47

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M., Wirjatmadi, B. 2012.Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:


Kharisma Putra Utama.
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Dede, D. 2012. Proses keperawatan: penerapan konsep dan kerangka kerja.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Depkes RI. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
Dinkes.2015. Faktor Dan Dampak Stunting Pada Kehidupan Balita (Balita
Pendek).Bengkulu.
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Buku saku praktikum keperawatan anak. Jakarta:
EGC.
. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
. 2012. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta:
Salemba Medika.
IDAI. 2002. Buku Ajar 1: Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagung
Seto.
Kyle, T & Carman, S. 2015. Buku Ajar Keperawatan Pediatric, Ed.2, Vol.1.
Jakarta:EGC.
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC.
Nursalam, dkk.2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. 2010. Fundamental keperawatan, edisi 7 buku 1 . Singapure:
ELSEVIER.
Proverawati, A. 2010.Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Jakarta: Nuha Medika.
Retnowulan, E., Ratriningsih D.,A. 1997. Mengatasi Sulit Makan Dengan
Ramuan Tradisional. Ungaran: Trubus Angriwidya.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Triton. 2006. Mengasuh Dan Perkembangan Balita. Yogyakarta: ORYZA.
UNICEF. 2014. Malnutrisi Kronis: stunting. Diambil dari
http://www.unicef.org/nutrition/training/2.3/1.html.(10 Juni 2016).

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan evaluasi keperawatan
No. DX Hari/tanggal Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi
Resiko Senin, 10.00 5. Melakukan pengkajian untuk S : orang tua klien mengatakan memahami
pertumbuhan 30 Mei 2016 WIB mendeteksi masalah atau resiko informasi yang diberikan dan berusaha
tidak kesehatan melalui riwayat, memberikan menu seimbang untuk putrinya.
porposional pemeriksaan, dan prosedur lain. O : respon orang tua klien cukup baik
6. Membantu dan memberikan asupan terhadap intervensi yang diberikan, orangtua
diet makanan dan minuman yang klien juga dapat menjelaskan kembali
seimbang tumbuhkembang dan kebutuhan nutrisi untuk
7. Melakukan penyuluhan nutrisi pada usia 4 tahun.
usia Todler A : masalah teratasi sebagian
8. Memberikan pendidikan kesehatan P : intervensi dilanjutkan
tentang tumbuh kembang anak

Selasa, 11.0 WIB 1. Melakukan pengkajian untuk S: orang tua klien mengatakan sudah
31 Mei 2016 mendeteksi masalah atau resiko memberikan menu makan 4 sehat
kesehatan melalui riwayat,
pemeriksaan, dan prosedur lain. (nasi+telur puyuh+bayam+ air mineral)
O: anak menerima saat diberikan sayur saat
Universitas Sumatera Utara
2. Membantu dan memberikan asupan makan bersama dengan teman sebayanya,
diet makanan dan minuman yang selera makan anak mulai meningkat.
seimbang BB : 11 kg
3. Melakukan penyuluhan nutrisi pada TB : 88 cm
usia Todler A: masalah teratasi sebagian
4. Memberikan pendidikan kesehatan P: intervensi dilanjutkan
tentang tumbuh kembang anak
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Tumbuh-kembang Anak


Sub Pokok Bahasan :-
Sasaran : An. FN (4,4 tahun) anak dari Ny. A
Waktu : 15 Menit (pukul 10.00 Wib)
Tanggal : 30 Mei 2016
Tempat : Rumah Tn. F, jl.STM Gg. Patri No. 16

1. Tujuan Intruksional (TIU)


Setelah Pelaksanaan penyuluhan ibu memahami tentang:
a. tumbuh-kembang pada Balita
b. tahap perkembangan bagi balita
c. pertumbuhan ideal balita

2. Tujuan Intruksional (TIK)


Setelah pelaksana penyuluhan ibu dapat :
a. Menjelaskan tumbuh-kembang pada Balita
b. Menyebutkan tahap perkembangan bagi balita
c. Menyebutkan pertumbuhan ideal balita

3. Materi:
Tumbuh-kembang anak (terlampir)

4. Kegiatan penyuluhan
No Langkah Kegiatan waktu
Penyuluh sasaran
1 Pendahuluan Memberikan Menjawab salam 3 menit
salam dan

Universitas Sumatera Utara


memperkenalkan
diri.
Menyampaikan Mendengarkan
tujuan
penyuluhan.

2 Pelaksanaan Menyampaikan Mendengarkan 10 menit


garis besar materi dan menyimak.
tumbuh-kembang
anak.

Memberikan Menanyakan hal


kesempatan yang belum jelas.
kepada peserta
untuk bertanya

Menjawab Mendengarkan
pertanyaan peserta dan menyimak

3 Penutup Menyimpulkan Mendengarkan 2 menit


Salam penutup dan menjawab
salam

5. Metode
Ceramah, tanya jawab
6. Media leaflet
7. Evaluasi :
Jelaskan mengenai tumbuh-kembang anak.
Jelaskan tahap perkembangan anak.
Jelaskan pertumbuhan ideal anak.

Universitas Sumatera Utara


8. Referensi :
Adriani, M., Wirjatmadi, B. 2012.Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta : Kharisma Putra Utama.
IDAI. 2002. Buku Ajar 1: Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta :
Sagung Seto.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Retnowulan, E., Ratriningsih D.,A. 1997. Mengatasi Sulit Makan Dengan


Ramuan Tradisional.Ungaran : Trubus Angriwidya.

Lampiran materi penyuluhan tumbuh kembang anak

A. Pengertian tumbuh-kembang anak


Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam
arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi dam pertambahan ukuran
sel berarti ada pertambahan secara kuantatif dan hal tersebut terjadi sejak
terjadinya konsepsi (IDAI, 2002). Menurut soetjiningasih (1995), perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk
juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya.
B. Tahap tumbuh-kembang anak

Universitas Sumatera Utara


1. Dari Lahir sampai 3 Bulan
a) Belajar mengangkat kepala.
b) Belajar mengikuti objek dengan matanya.
c) Melihat ke muka orang dengan tersenyum.
d) Bereaksi terhadap suara/bunyi.
e) Melihat ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak.
f) Menahan barang yang dipengannya.
2. Dari 3 sampai 6 Bulan
a) Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan tangan.
b) Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar
jangkauannya.
c) Menaruh benda-benda di mulut.
d) Berusaha memperluas lapangan pandangan.
e) Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain.
f) Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.

3. Dari 6 sampai 9 Bulan


a) Dapat duduk tanpa dibantu.
b) Dapat tengkurep dan berbalik sendiri.
c) Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang.
d) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain.
e) Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
4. Dari 9 sampai 12 Bulan
a) Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu.
b) Dapat berjalan dengan dituntun.
c) Menirukan suara.
d) Mengulang bunyi yang didengarnya.
e) Belajar mengatakan satu atau dua kata.
f) Mengerti perintah sederhana larangan.
5. Dari 12 sampai 18 bulan
a) Berjalan dan mengeksplorasi rumah sekeliling rumah.

Universitas Sumatera Utara


b) Menyusun 2 atau 3 kotak.
c) Dapat mengatakan 5-10 kata.
d) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.
6. Dari 18 sampai 24 bulan
a) Naik turun tangga.
b) Menyusun 6 kotak.sss
c) Menunjuk mata dan hidungnya.
d) Menyusun dua kata.
e) Belajar makan sendiri.
f) Menggambar garis di kertas atau pasir.
7. Dari 2 sampai 3 Tahun
a) Belajar meloncat, memanjat, melompat, ddengan satu kaki.
b) Membuat jembatan dengan 3 kotak.
c) Mampu menyusun kalimat.
d) Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan
kepadanya.

8. Dari 3 sampai 4 Tahun


a) Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga.
b) Berjalan pada jari kaki.
c) Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri.
d) Menggambar garis silang.
e) Menggambar orang hanya kepala dan badan.
f) Mengenal 2 atau 3 warna.
g) Bicara dengan baik.
h) Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya.
i) Banyak bertanya.
9. Dari 4 sampai 5 Tahun
a) Melompat dan menari.
b) Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan.

Universitas Sumatera Utara


c) Menggambar segi tiga dan segi empat.
d) Pandai bicara.
e) Dapat menghitung jari-jarinya.
f) Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu.
g) Dapat mencuci tangan tanpa bantuan.

C. Pertumbuhan ideal anak


Usia/ Anak perempuan Anak laki-laki
Minggu Berat (kg) Tinggi (cm) Berat (kg) Tinggi (cm)
3 50 97 3 50 97 3 50 97 3 50 97
3 bulan 4,4 5,5 6,8 55,0 59,5 63,0 4,5 5,7 7,2 55,0 60,0 64,5
6 bulan 5,9 7,4 9,2 61,0 66,0 71,0 6,3 7,8 9,7 63,0 68,0 73,0
9 bulan 7,0 8,6 10,7 66,0 70,0 76,0 7,4 9,2 11,3 67,5 73,0 77,5
12 bulan 7,7 9,8 11,9 69,0 75,0 80,0 8,2 10,2 12,5 71,0 76,5
18 bulan 8,8 11,5 13,6 75,0 83,0 86,5 9,4 11,7 14,2 77,5 82,0 88,0
2 tahun 9,6 12,2 15,0 80,0 85,5 92,0 10,2 12,7 15,5 81,0 87,0 92,5
3 tahun 11,5 14,5 18,0 85,0 92,5 100 11,5 14,5 18,0 86,0 94,5 101
4 tahun 13,0 16,4 20,0 92,0 100,5 108 13,0 16,5 20,5 93,0 102 110
5 tahun 15,0 18,3 23,0 98,0 100,0 116 14,0 18,5 23,0 99,0 108,5 117
6 tahun 16,0 20,5 27,0 104 113,5 126 16,0 20,5 26,5 105 115,0 124
7 tahun 18,0 22,5 30,0 109 119,5 129 17,0 22,6 30,0 110 121,0 131
8 tahun 19,5 25,0 35,0 114 125,0 139 19,0 24,9 34,0 115 126,0 137
9 tahun 21,0 27,5 40,0 119 130,5 142 21,0 27,5 38,5 120 131,5 143
10 tahun 24,0 30,7 45,0 124 136,0 147 23,0 30,5 43,0 125 137,0 148
11 tahun 25,0 34,2 51,0 130 141,5 153 25,0 33,2 48,0 130 142,0 154
12 tahun 29,0 40,0 57,0 138 149,5 161 27,0 36,5 53,0 135 147,0 159
13 tahun 37,0 47,5 66,0 145 157,5 168 30,0 40,5 58,0 140 152,5 164
14 tahun 42,0 52,8 72,0 148 160,0 172 36,0 48,0 66,0 149 161,0 172

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Gizi Seimbang


Sub Pokok Bahasan : Gizi Seimbang pada Balita
Sasaran : An. FN (4,4 tahun) anak dari Ny. A
Waktu : 15 Menit (pukul 10.00 Wib)
Tanggal : 30 Mei 2016
Tempat : Rumah Tn. F, jl.STM Gg. Patri No. 16

10. Tujuan Intruksional (TIU)


Setelah Pelaksanaan penyuluhan ibu memahami tentang:
a. Gizi Seimbang pada Balita
b. Jenis-Jenis Makanan yang baik bagi balita
c. Cara memotivasi makanan pada anak
d. Pola pemberian makanan pada balita 4 tahun

11. Tujuan Intruksional (TIK)


Setelah pelaksana penyuluhan ibu dapat :
a. Menjelaskan gizi seimbang bagi balita
b. Menyebutkan jenis-jenis makanan yang baik bagi balita.
c. Menyebutkan cara memotivasi makanan pada anak
d. Mengetahui pola pemberian makanan pada balita 4 Tahun

12. Materi:
Gizi Seimbang bagi Balita (terlampir)

13. Kegiatan penyuluhan


No Langkah Kegiatan waktu
penyuluh sasaran

Universitas Sumatera Utara


1 Pendahuluan Memberikan Menjawab salam 3 menit
salam dan
memperkenalkan
diri.
Menyampaikan Mendengarkan
tujuan
penyuluhan.

2 Pelaksanaan Menyampaikan Mendengarkan 10 menit


garis besar materi dan menyimak.
Gizi pada balita.

Memberikan Menanyakan hal


kesempatan yang belum jelas.
kepada peserta
untuk bertanya

Menjawab Mendengarkan
pertanyaan peserta dan menyimak

3 Penutup Menyimpulkan Mendengarkan 2 menit


Salam penutup dan menjawab
salam

14. Metode
Ceramah, tanya jawab
15. Media leaflet
16. Evaluasi :
Jelaskan mengenai gizi seimbang bagi balita.
Jelaskan jenis-jenis makanan yang baik bagi balita
Jelaskan cara memotivasi makan pada balita
17. Referensi :

Universitas Sumatera Utara


Adriani, M., Wirjatmadi, B. 2012.Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta : Kharisma Putra Utama
MATERI

A. Karakteristik Balita
Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu
pendudukyang berada dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun),
golongan balita (2-3 tahun), dan golongan prasekolah (> 3-5 tahun). Adapun
menurut WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan. Sumberlain
mengatakan bahwa usia balita adalah 1-5 tahun
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya
anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan
masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah
makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan
lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar.Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

B. Gizi Seimbang Bagi Balita


Balita dan dewasa memiliki perbedaan dalam pemenuhan kebutuhan akan
kalori maupun nutrisinya. Kebutuhan balita akan nutrisi dan kalori jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan orang dewasa, hal ini terutama terkait dengan
perkembangan tubuhnya yang masih dalam usia pertumbuhan. Ketika balita
mulai dapat berjalan, maka akan semakin besar lagi kebutuhan nutrisinya
maupun kalorinya (triton, 2006).

Gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan untuk menjalankan proses di dalam


tubuh. Gizi seimbang adalah komposisi atau zat-zat yang cukup ideal untuk

Universitas Sumatera Utara


menjalankan proses didalam tubuh. Makanan yang bergizi seimbang
setidaktidaknya mengandung 3 fungsi utama yaitu :
1. Sebagai sumber tenaga/energy, antara lain : nasi, kentang, singkong, dsb.
2. Sebagai sumber pengatur, pada sayur dan buah-buahan.
3. Sebagai sumber pembangun, terdapat pada lauk-pauk, ini berfungsi untuk
pertumbuhan dan pengganti sel yang rusak.
C. Peran Makanan Bagi Balita
1. Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, mineral, dan air.Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat
tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
2. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat, lemak,
dan protein.Bagi balita tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya
serta pertumbuhan dan perkembangannya.Oleh karena itu, kebutuhan zat
gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.
3. Zat pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untk pertumbuhan fiik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan
yang rusak.
4. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk
otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan
sebagai zat pengatur :
1. Vitamin : baik yang larut dalam air (Vit. B kompleks dan Vit. C)
maupun vitamin yang larut dalam lemak (Vit. A, D, E, dan K)
2. Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
3. Air sebagai alat bantu pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

Universitas Sumatera Utara


D. Cara memotivasi makan pada anak
1. Membuat suasana makan anak menyenangkan
2. Jangan memaksa/mengomeli anak ketika makan
3. Berikan kebebasan anak dalam memilih menu makanan dengan
tetap mempertahankan gizi yang seimbang E. Pola pemberian makanan
pada balita
Kelompok umur Bentuk makanan Frekuensi makan
0-4 bulan ASI ekslusif Sesering mungkin
4-6 bulan Makanan lumat 2 x sehari
2 sendok makan setiap
kali

6-12 bulan Makanan lembek 3 x sehari


Plus 2 x makanan
selingan

1-3 tahun Makanan keluarga 3 x sehari


1-11/2 piring nasi/pengganti
2-3 potong lauk hewani
1-2 potong lauk nabati
1
/2 mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1 gelas susu
4-6 tahun 1-3 piring nasi/penggati 3 x sehari
2-3 potong lauk hewani
1-2 potong lauk nabati
1-11/2 mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan 1-
2 gelas susu

Keterangan:
- Makanan keluarga: mudah dicerna dan tidak pedas
- Makanan kecil berupa biscuit, bubur kacang ijo dll.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai