Anda di halaman 1dari 7

Nama : MUH ANDRI KURNIADI

KELAS : XI IPA 1

TUGAS : BAHASA INDONESIA , TUGAS 2

Judul penelitian : GENRAM Genteng Beton Ramah Lingkungan Berbahan Dasar


Komposit Lumpur Lapindo dan Serabut Kelapa Berbasis Nano zeolit Untuk Peningkatan
Mutu Genteng dan Mengurangi Polisi CO2.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Semburan  lumpur Lapindo di daerah Sidoarjo Jawa Timur belum ada tanda  berhenti
sampai  tahun 2016 ini. walaupun begitu semburan ini memiliki dua sisi, disatu sisi
merupakan bencana bagi masyarakat sekitar dan dilain sisi lumpur lapindo dapat
dimanfaatkan untuk berbagai bahan bangunan. Menurut Taufiqur Rahman (2006),
didasarkan penelitiannya menunjukkan bahwa kadar silika dalam lumpur Lapindo cukup
signifikan untuk dipisahkan. Silika dapat menghasilkan nano silika yang berguna untuk
memperkuat batako maupun batubata.

Kebutuhan rumah di Indonesia setiap tahun rata-rata sebesar + 1,1 juta unit dengan
pasar potensial di daerah perkotaan sebesar 40 % atau + 440.000 unit (Simanungkalit,
2004). Harga material bangunan yang cenderung meningkat, yang mengakibatkan
harga rumah mengalami kenaikan. Oleh karena itu pemanfaatan lumpur lapindo
sebagai bahan bangunan, khususnya untuk genteng akan memberikan bahan
bangunan yang lebih murah karena bahan baku yang melimpah selama semburan
lumpur lapindo masih ada.

Menurut Kamariah (2009) lumpur Lapindo berpotensi sebagai bahan baku utama
pembuatan komposit untuk bahan bangunan yang dikompositkan dengan semen (PC)
dan sabut kelapa (coco fiber) yang ramah lingkungan dengan mengetahui karaktristik
mekanik dan kimia dari komposit.  Untuk Cocofiber sendiri yaitu bahan limbah yang
sebenarnya dapat digunakan dalam pembuatan material tertentu, (seperti: beton,
genteng, batu bata, dll) dengan tujuan untuk menaikkan kekuatan material tersebut
terhadap gaya lentur. Hal ini menandakan bahwa lumpur lapindo bercampur sabut
kelapa dapat di jadikan genteng beton yang  untuk  meningkatkan  karakteristik 
mekanik  komposit  bahan bangunan.

Badan Meteorologi Dunia (WMO) pada tahun 2013 mencatat  bahwa terjadi
peningkatan polusi CO2. Karena karbondioksida di atmosfer menumpuk, suhu bumi jadi
semakin panas. Polusi karbondioksida global meningkat menjadi 396 parts per million
(ppm) dari pada tahun sebelumnya. Peningkatan tingkat polusi CO2 itu berkisar 2,9
ppm pada periode 2012–2013. Pada tahun sebelumnya peningkatan berkisar 2,2 ppm
(anonym, 2014). Polusi CO2 didominasi pada daerah di perkotaan dimana akibat
banyaknya kendaraan yang ada. Maka dari itu perlu adanya Struktur bangunan ramah
lingkungan yang mampu mengurangi emisi gas CO2. Pengunaan  Genteng Beton 
dinilai efektif untuk mengurangi emisi gas CO2 diudara karena atap rumah yang sering
terpapar langsung polusi gas ini.

Dengan Permasalahan yang ada di atas, kami mengajukan gagasan pembuatan


GENRAM:genteng beton ramah lingkungan berbahan dasar lumpur lampindo dan
serabut kelapa yang mana keduanya adalah limbah yang tidak terpakai dalam
pengunaanya juga kurang optimal. Untuk mengatasi efek dari global warming akibat
dari gas CO2 dapat di lakukan penambahan nanozeolite pada komposisi genteng
beton.

Nanozeolite terbukti dapat menyerap emisi gas CO2 yang ada di udara sering di
akibatkan adanya kendaraan. Dengan adanya GENRAM ini diharapkan dapat
mengurangi limbah semburan lumpur lapindo dan mengoptimalkan pengunaan serabut
kelapa untuk meningkatkan struktur mekanis genteng beton. Penambahan Nanozeolit
pada komposisi genteng di harapkan genteng beton yang digunakan untuk atap
bangunan efektif untuk mengurangi polusi akibat emisi gas CO2.

1.2 Perumusan Masalah

Lumpur lapindo masih terus mengalami  semburan hingga saat ini. Berbagai cara telah
di lakukan untuk mengatasi semburan lumpur lapindo seperti penutupan  sumber
lumpur mengunakan bola beton. Akan tetapi hal ini kurang efektif, Salah satu cara
penanggulangan lumpur lapindo adalah dengan memanfaatkan lumpur lapindo itu
sendiri untuk material bangunan yaitu sebagai genteng beton.

“GENRAM” Genteng beton berbahan dasar komposit lumpur lapindo dan serabut
kelapa dengan penambahan komposisi nanozeolite pada campuran bahan Genteng
akan mempunyai sifat yang mampu menyerap emisi gas CO2. Menurut Thi-Huong
Pham  Penurunan  ukuran partikel kristal zeolit dari tingkat mikro ke tingkat nano terjadi
peningkatan yang signifikan dalam spesifik luas permukaan, sehingga memberikan 
sifat  yang lebih aktif untuk adsorpsi CO2. Genteng Beton  ini sangat ramah  lingkungan
dengan memanfaatkan lumpur lapindo dan limbah serabut kelapa beserta harga nya
ekonomis karena bahan yang digunakan cukup melimpah.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan karsa cipta ini yaitu,

1. Membuat Reinforcement dan Filler komposit Lumpur lapindo serta Serabut


kelapa.
2. Melakukan Sintesis partikel nanozeolit.
3. Menciptakan “GENRAM” Genteng Beton Berbahan dasar komposit lumpur
lapindo dan serabut kelapa berbasis nanozeolit.
4. Melakukan Pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian beban  lentur-kuat
tekan,  daya serap gas CO2,  penyerapan  air  ( porositas), dan penyerapan 
panas genteng beton.
1.4 Luaran yang diharapkan

Luaran yang diharapkan dari Penelitian yang berjudul “GENRAM : Genteng Beton
Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Komposit Lumpur Lapindo dan Serabut Kelapa
Berbasis Nanozeolit untuk Peningkatan Mutu Genteng dan Mengatasi Polusi Gas CO2”
sebagai solusi Pemanfaatan Limbah Lumpur Lapindo dan serabut kelapa yang belum
digunakan secara optimal, dan juga untuk mengurangi polusi gas CO2 yang berbahaya
bagi kehidupan. Kami juga sebagai peneliti akan meyajikan data-data teknis
eksperimen sebagai design proses .

1.5 Kegunaan

Kegunaan  Penelitian ini yaitu,

1. Membuat inovasi genteng beton dari lumpur lapindo sebagai salah satu upaya
penanggulangan semburan lumpur lapindo yang semakin meluas.
2. Genteng beton yang ramah lingkungan, ekonomis, dan bertekstur kuat untuk
bangunan.
3. Aplikasi genteng beton ini dapat mengurangi polusi CO2 di udara.
4. Menunjukkan aplikasi sains dan teknologi dalam mengatasi masalah
infrastruktur.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Genteng Beton

Genteng  beton  atau  genteng  semen  adalah unsur bangunan yang dipergunakan 
untuk  atap  yang  dibuat  dari  beton  dan  dibentuk  sedemikian  rupa serta berukuran
tertentu.

Genteng beton pada umumnya dibuat dengan cara mencampur pasir dan semen
ditambah air, kemudian diaduk sampai homogen lalu dicetak. Selain semen dan  pasir, 
sebagai  bahan  susun  gentang  beton  dapat  juga  ditambahkan  kapur.

2.2 Komposit Lumpur Lapindo dan Serabut Kelapa

Di  Indonesia  penelitian  tentang  produk bahan bangunan seperti: genteng, plafond, 


dll yang berasal dari komposit  limbah masih  sangat terbatas, padahal saat sekarang
bahan baku yang bangunan karena bersifat renewabledan
biodegradable dalam pembangunan jangka panjang berupa  limbah lumpur Lapindo 
jumlah  sangat melimpah dan menjadi problem lingkungan yang serius. 

Oleh  karena  itu  penelitian  ini  sangat penting untuk dilakukan karena dirancang
memberdayakan potensi limbah lumpur Lapindo yang melimpah dan menjadi problem
lingkungan untuk dikompositkan  dengan  semen  (PC)  dan serat  kelapa 
sebagai bahan  utama  dalam pembuatan  genteng  bangunan  yang  ringan memiliki
karakteristik mekanik tinggi dan ramah lingkungan. 

2.3 Penambahan Nano Zeolite Pada Genteng Beton

Zeolite  adalah  batuan  yang  membuih  bila  dipanaskan  pada  100ºC.  Zeolit
didefinisikan  sebagai  kristal  alumina silika  yang mempunyai  struktur kerangka tiga 
dimensi  yang  terbentuk dari tetrahedral  silika  dan  alumina  dengan  rongga-rongga
tiga dimensi yang didalamnya  terisi  ion-ion  logam penyeimbang muatan kerangka
zeolite dan molekul air yang dapat bergerak bebas (Yadi, 2005). Sifat-sifat khusus
zeolite diantaranya :

2.3.1  Dehidrasi
Molekul-molekul air pada zeolite merupakan molekul yang mudah  lepas.

2.3.2  Adsorpsi 
Adsorpsi  diartikan  sebagai  proses  melekatnya  molekul-molekul  pada

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan alat dan penelitian ini adalah 1,5 bulan.
Kegiatan dilakukan di tiga tempat, yaitu :

 Laboratorium Kimia Universitas Diponegoro


 Laboratorium Fisika Material Universitas Diponegoro
 Laboratorium  Teknologi  Bahan  Konstruksi  Teknik  Sipil  Universitas
Diponegoro

3.2 Variabel Penelitian

Variabel terikat dalam pengujian:

 Beban lentur  dan kuat tekan


 Penyerapan emisi gas CO2 dan gas berbahaya
 Penyerapan air (porositas) 
 Penyerapan panas 

Variabel terkontrol dalam pengujian

 Jumlah komposisi nano zeolite dan lumpur lapindo

Variabel tetap pada penelitian ini:

 Bentuk dan ukuran genting


 Bahan baku  material semen porland, serabut kelapa  PVA dan abu
batu.               

3.3 Alat dan bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cetakan genteng beton, oven,
high energy milling, Los Angles abrasion, SEM (Scanning Electron Microscopy), XRD.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lumpur lapindo, serabut
kelapa, zeolit, abu batu, semen, PVA dan air.

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Pembuatan Nanozeolit

Zeolit Bayat diayak dengan ayakan 225 mesh. Pembuatan nanozeolit dilakukan dengan
metode top down menggunakan high energy milling (HEM-E3D) yaitu dengan
menggiling bahan awal (zeolit alam) ke dalam alat milling. Rasio yang digunakan yaitu
1:8. Setiap kali melakukan milling, zeolit sebanyak 4,84 gram dengan 11 buah bola
penggiling yang memiliki berat masing masing 3,52 gram dimasukkan dalam tabung
(jar) HEM-E3D. Proses milling berlangsung selama 6 jam pada kecepatan 1000 rpm.

Tabung HEM-E3D dan bola penghancur sebelum digunakan dicuci terlebih dahulu
menggunakan etanol.  Karakterisasi zeolit menggunakan SEM (Scanning Electron
Microscopy) untuk mengetahui morfologi permukaan zeolit dan BET (Brunauer-Emmet-
Teller) untuk mengetahui luas permukaan spesifik zeolit.

3.4.2 Pembuatan genteng beton berbahan lumpur lapindo dan serabut kelapa berbasis
nanozeolit

Nanozeolite yang telah di buat dengan metode top down menggunakan high energy
milling (HEM-E3D) kemudian di tambahkan pada komposisi lumpur lapindo, serabut
kelapa, semen portland, abu batu dan PVA. Dari Pengujian ini kami melakukan variasi
penambahan nanozeolit dan  lumpur lapindo.

3.4.3 Kualitas  Kontrol  dan  Evaluasi  Komposisi  Bahan  (Variabel  terkontrol lumpur
lapindo)

Adapun Komposisi Campuran Pengerjaan genting: 

 SP 0,3 + 0,2 (Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa= Benda Uji A 
 SP 0,3 + 0,3(Zeolit) + 0,3 Lupur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji B 
 SP 0,3 + 0,4(Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji C
 SP 0,3 + 0,5(Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji D 
 SP 0,3 + 0,6 (Zeolit) + 0,3Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji E

3.5 Pengujian Prototipe GENRAMPada pembuatan prototipe dilakukan beberapa


pengujian :

 Pengujian X-Ray Diffractometer (XRD)


 Pengujian Scanning Electron Microscopy (SEM)
 Pengujian Serapan Air (porositas)
 Pengujian Absorbsi Emisi Gas Buang  CO2
 Beban lentur  dan  kuat tekan
 Penyerapan panas 
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

NO JENIS PENGELUARAN BIAYA


1 PERALATAN MENUNJANG Rp 1.554.000
2 BAHAN HABIS PAKAI Rp 1.245.000
3 BIAYA PERJALANAN Rp 466.000
4 BIAYA LAIN-LAIN Rp 1.350.000
JUMLAH Rp 4.615.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Penelitian ini dilakukan selama 1,5 bulan dengan jadwal:

N KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6 7
1 STUDI PUSTAKA
2 Prepasi alat & bahan
3 Pembuatan prototype genteng beton
4 Analisa laboratorium
5 Analisa data
6 Penyusunan laporan
7 Presentasi hasil
8 Publikasi

DAFTAR PUSTAKA

Agustanto,  BP.  2007.  Pemerintah  Tidak  Bisa Hentikan Semburan Lumpur Lapindo.
Media Indonesia Online  Rabu, 19 Oktober 2016.

Basuki, Eko. 2012. Analisis Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan
Bahan Tambahan Serat Ijuk.

Kamarlah dan Fajriyanto. 2009. Pemanfaatan Lumpur Lapindo Sebagai Komposit


Ramah Lingkungan Berbasis Reiforced Concrete(FRC). Bandung: SNTKI

Anda mungkin juga menyukai