Anda di halaman 1dari 20

REKRUTMEN TENAGA KERJA

Mitra Perusahaan Untuk Rekrutmen Tenaga Kerja Wilayah Karawang, Purwakarta, Subang, Bekasi,
Indramayu, Cirebon, Bandung dan Tangerang.

PANDUAN DAN MACAM TEST


PSIKOLOGI BESERTA CONTOH
Posted on 23 April 2013

Istilah psikotes (psychological testing) sering digambarkan sebagai aktivitas dalam proses
seleksi yang menggunakan pendekatan psikologis. Padahal psikotes itu sendiri hanyalah
salah satu bagian dari proses yang disebut asesmen psikologis atau pemeriksaan
psikologis.

Terlepas dari persoalan pemahaman atas terminologi itu, saya akan berbicara dulu tentang
fungsi psikotes itu secara umum. Secara singkat, psikotes digunakan untuk “memilih orang
terbaik dari sekian banyak calon, sesuai kriteria jabatan maupun tugas yang harus
dilakukan”.

Keunikan dari tes ini adalah pada “ketidakpastiannya”. Mengapa? Karena faktor ini dapat
memutarbalikan perhitungan logis potensi seseorang. Sebagai contoh, seseorang lulusan
perguruan tinggi terbaik di negeri ini dengan IPK : 3 koma dan berpengalaman sebagai
asisten dosen, tidak dapat lolos dari lobang jarum ujian psikotes sehingga akhirnya harus
berwirausaha karena belum pernah mampu melewati psikotes untuk diterima bekerja di
sebuah perusahaan. Memang ini ironi, namun ini fakta. Psikotes memang merupakan
fenomena tersendiri bagi para pelamar kerja.

Dengan demikian, kalau anda gagal dalam psikotes, bukan berarti anda adalah orang
bodoh atau orang yang tidak pantas mendapat pekerjaan. Hanya saja, dalam konteks
pekerjaan yang anda lamar, anda memang bukan orang yang pas.

Sebagai contoh, kalau berdasar hasil psikotes diketahui anda adalah orang yang
cenderung single fighter, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain, perfectionist, apalagi
kalau anda menyebutkan punya hobi membaca, maka anda bukan orang yang pas untuk
direkrut sebagai staf marketing, staf public relations, atau petugas front office. Orang
dengan karakter seperti anda barangkali sangat pas untuk perusahaan yang sedang
mencari staf peneliti atau bagian riset, akuntan, atau staf keuangan.

Orang perfectionist memang hasil kerjanya sempurna, tetapi cenderung tertutup, tidak mau
berimprovisasi atau berkreasi, bekerja setahap demi setahap sesuai “prosedur” dan dalam
bekerja tidak suka campur tangan orang lain, atau sebaliknya, tidak suka mencampuri
pekerjaan orang lain. Nah, kalau seorang perfectionist ditempatkan sebagai staf PR atau
marketing, maka dia tidak akan bisa bekerja secara maksimal karena petugas PR atau
marketing dituntut bekerja cepat, penuh kreasi dalam menanggapi berbagai keadaan, juga
harus senang bergaul dan bekerja tim.
Sebaliknya, kalau anda adalah pekerja cepat (yang bersemboyan “nggak sempurna nggak
apa-apalah yang penting segera selesai”), penuh kreasi, senang bergaul dan pekerja tim,
penuh perhatian terhadap pekerjaan atau persoalan orang lain, maka anda tidak pas untuk
menjadi pertugas riset, akuntan atau staf keuangan. Kalau jadi petugas riset, anda akan
tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Kalau menjadi staf keuangan, anda cenderung
“mudah memberi kasbon”.

Alasannya sederhana. Kalau anda memang orang yang punya kecenderungan sebagai
pribadi yang tertutup, perfectionist, tidak mau diganggu dan mengganggu, bukan pekerja
tim, maka anda tidak akan bertahan lama pada pekerjaan itu. Kalau tidak stres ya
dipindahtugaskan karena gagal bertugas dengan baik.

Jenis Alat Psikotest yang Digunakan untuk Tes Masuk Kerja


Pada umumnya model psikotest ini relatif tidak berubah karena memang dibuat secara
standar tidak hanya nasional tetapi juga internasional.
Untuk memasuki lembaga media massa juga psikotest memiliki standar hampir sama
dengan perusahaan lainnya. Tulisan ini masih akan berkembang, namun ada beberapa
prinsip yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi psikotest ini.

Pertama-tama tentu kita harus tahu jenis-jenis psikotest itu.

1. Tes Intelegence Question (IQ)


Biasanya contoh soal-soal ini dapat mudah didapatkan di toko buku. Tes kecerdasan ini
melibatkan serangkaian soal matematika dalam istilah tesnya tes verbal dan non verbal.
Angka dan bahasa merupakan bagian dari tes ini. Jika Anda senang dengan teka teki
silang dan hitungan secara cepat maka Anda beruntung bisa lulus. Namun tes IQ memang
dibuat standar agar bisa dilakukan setiap orang.
Tes Intelektual, terdiri dari :
CFIT (Culture Fair Intelegence Test) : tes untuk mengungkap kemampuan mental umum
TIU (Tes Intelegensi Umum) : tes untuk mengungkap kemampuan mental umum
TKD (Tes Kemampuan Dasar) : tes untuk mengukur kemampuan dasar individu
AA (Army Alpha) : tes untuk mengetahui daya tangkap / daya konsentrasi orang
ADKUDAG (Administrasi dan Keuangan) : tes untuk mengetahui kemampuan administrasi
dan keuangan
IST (Tes Inteligensi) : tes yang terdiri dari 9 subtes didasarkan pada anggapan bahwa
struktur intelegensi tertentu cocok dengan pekerjaan atau profesi tertentu

2. Tes Kepribadian
Di dalam tes ini Anda akan dihadapkan kepada serangkaian pertanyaan mengenai berbagai
dilema dalam pekerjaan, seperti bagaimana menghadapi konflik, bagaimana bekerja sama
dan bagaimana solusi jika menghadapi suatu dilema. Dari sini dapat dikaji, seberapa jauh
kemampuan Anda bekerja dalam tim dan apakah Anda termasuk orang yang “hangat”
dalam pergaulan dan tidak “kaku”.

Tes Kepribadian, terdiri dari :


EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) : tes untuk mengukur kepribadian orang
dilihat dari kebutuhan-kebutuhan yang mendorongnya (16 faktor) atau motif seseorang
DAM & BAUM ( Draw A Man Tes / Tes Gambar Orang) : tes menggambar untuk mengetahui
tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja
WARTEGG TEST : tes menggambar untuk mengetahui emosi, imajinasi, intelektual dan
aktifitas subjek.
TES PAULI : tes untuk mengukur sikap kerja dan prestasi kerja (daya tahan, keuletan, sikap
terhadap tekanan, daya penyesuaian, ketekunan, konsistensi, kendali diri)
KRAEPLIEN TEST : tes untuk mengungkap ketelitian, kecepatan, kestabilan dan ketahanan
kerja
RM (The Rothwell Miller) : tes untuk mengetahui minat seseorang terhadap jenis pekerjaan
tertentu
PAPI Kostick : tes untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing
mewakili need atau role tertentu, tinggi rendahnya need atau role tertentu mempunyai arti
yang spesifik. Konfigurasi yang diperoleh adalah gambaran dari pilihan testee yang
bermuatan need atau role, dan dibandingkan dengan need atau role lain dalam keseluruhan
sistem kepribadian berdasarkan persepsi testee atas dirinya sendiri.

3. Tes Kemampuan
Anda akan diuji serangkaian tugas di bawah tekanan tinggi, apakah Anda masih bisa
melakukannya. Biasanya tes kemampuan ini mengkondisikan Anda dalam suasana penuh
tekanan tetapi harus menyelesaikan soal dengan cepat. Bisa bentuknya angka atau
permainana kata-kata. Bisa pula berupa grafik dan bentuk-bentuk tiga dimensi.

4. Tes Kreatifitas
Biasanya Anda akan diminta menulis atau menggambarkan sesuatu. Pada salah satu tes
Anda diminta melanjutkan gambar dari enam kotak yang sudah ada. Lanjutkan dengan
ilustrasi yang baik semaksimal mungkin. Satu lagi tes final biasanya Anda diminta
menggambar. Saya sarankan gambarlah orang yang sedang aktif bertindak, misalnya
sedang lari sehingga terlihat aktif. Kata psikolog, orang yang seperti itu termasuk dinamis
dan kreatif. Itu pendapat psikolog.

Pekerjaan yang cocok

Pertanyaannya adalah, pekerjaan apakah yang cocok untuk anda? Untuk keperluan ini, bisa
jadi anda perlu “mem-psikotes-kan” diri sendiri. Anda bisa datang ke lembaga jasa
psikologi. Kalau di Solo, biayanya berkisar di angka 100 ribu rupiah. Ini akan sangat
membantu anda mengetahui karakter diri sendiri.
Para psikolog punya “pakem yang baku” untuk mengetahui apakah anda termasuk atau
tidak termasuk “orang yang terbuka”, “punya sifat kepemimpinan yang baik”, “kreatif”,
“mampu bekerja sama” dan sebagainya. Pernahkah anda ketika mengikuti psikotes
diminta menggambar pohon atau menggambar rumah? Atau diminta menyelesaikan
gambar berdasar titik dan garis tertentu yang sudah ada? Nah, itulah salah satu
perangkatnya.

“Kunci jawaban” atas soal atau tugas seperti itu hanya dimiliki oleh para psikolog. Kalau
saya kebetulan tahu, ya itu karena saya diberitahu oleh teman saya, seorang psikolog yang
“tidak erat memegang etika profesi”. Kenapa? Ya sebab itu adalah rahasia etik profesi yang
sebenarnya tidak boleh diketahui orang non-psikolog.

Kalau saat ini banyak kita temui buku-buku atau tulisan di internet mengenai cara
menembus soal psikotes, maka biasanya hanya menyentuh masalah kecerdasan dan daya
nalar. Kalau sampai menyangkut masalah kepemimpinan misalnya, atau kecenderungan
psikologis lain, maka saya yakin penulisnya sama dengan psikolog yang memberi bocoran
ke saya, yakni sama-sama psikolog yang tidak tahu etika.

Penulis juga pernah menghadapi hal serupa, untuk kemudian harus bangkit melalui proses
“learning by doing”. Penulis bukan seorang psikiater maupun phsicology tester, namun
beberapa tips yang akan di-share berikut ini, berdasarkan pengalaman penulis ketika
menghadapi psikotes, diharapkan mampu membantu mengurangi kegagalan psikotes
Anda:

1. Test Pemahaman
Ada beberapa cara untuk mengukur kemampuan anda dalam test ini, antara lain :

a. Test Analogi Verbal (korelasi makna), test ini untuk melihat pemahaman anda terhadap
hubungan antar kata. Dampak positifnya adalah mengukur kemampuan anda dalam
memahami suatu permasalahan. Contoh soal :
Kepala – Pusing = Perut – … a. Batuk b. Pilek c. Mules d. Ngilu
Air – Haus = Nasi – … a. Goreng b. Lapar c. Beras d. Rames

b. Test Antonim (lawan kata), test ini ditujukan untuk mengukur kemampuan melihat
kebenaran secara terbalik (kemampuan seseorang untuk mengetahui sesuatunya benar
atau salah tidak hanya secara fenomenologis tetapi juga secara dialektis), sekaligus
melihat wawasan anda. Contoh soal :
Asli >< … a. Orisinil b. Tiruan c. Autentik d. Murni
Insidental >< … a. Khusus b. Tertentu c. Rutin d. Istimewa

c. Test Sinonim (persamaan/padanan makna/kata), test ini untuk mengukur tingkat


kewaspadaan dan kecermatan anda terhadap suatu indikasi yang sama/mirip. Maksudnya
yaitu seseorang akan lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien dalam mengambil
keputusan/kebijakan, ketika dihadapkan pada permasalahan yang memiliki prinsip serta
tipe yang sama dengan permasalahan yang pernah dihadapinya. Contoh :
Kreasi = … a. Rencana b. Pemikiran c. Ciptaan d. Program
Implisit = … a. Tersirat b. Terbuka c. Kedalaman d. Penggandaan

d. Test Penalaran dan Pemahaman, test ini untuk melihat pemahaman anda dan tindakan
yang akan anda ambil bilamana dihadapkan pada suatu situasi tertentu. Dalam test ini
anda akan diberikan sejumlah narasi/cerita singkat dan anda disuruh menjawab soal-soal
yang berkaitan dengan narasi/cerita tersebut.

2. Tes Logika Aritmatika


Tes ini terdiri atas deret angka. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan analisa anda
dalam memahami pola-pola/kecenderungan tertentu (dalam wujud deret angka) untuk
kemudian memprediksikan hal-hal lain berdasarkan pola tersebut. Selain deret angka,
bentuk tes aritmatika yang diujikan yaitu bentuk penjumlahan, pengurangan, pembagian,
perkalian, pensentase dan pecahan angka (40 soal).
Contoh:
– 16 8 4 2 1 1/2 … …
– 45 15 18 6 9 3 … …

Tipsnya:
Jangan terpaku pada deret hitung atau deret ukur perhitungan matematika saja yaitu
jangan terpaku pada 3 -4 angka terdepan dalam deret namun adakalanya anda melihat
deret secara keseluruhan karena pola bisa berupa urutan, pengelompokan berurutan
maupun pengelompokan loncat
Ingat keterbatasan waktu. Jangan terlalu asyik dan terpaku hanya pada sebuah soal yang
penasaran ingin anda pecahkan, lompati ke soal berikutnya karena terkadang soal di
bawahnya lebih mudah dipecahkan dibandingkan soal sebelumnya
Anda bisa melatih kemampuan anda ini dari buku-buku tes UMPTN/SPMB untuk materi
deret hitung/deret ukur

3. Tes Logika Penalaran


Tes ini terdiri atas deret gambar baik 2 maupun 3 dimensi. Anda disuruh memilih gambar
selanjutnya yang akan muncul (50 soal). Yang ingin diukur dalam tes ini adalah kemapuan
anda dalam memahami pola-pola/kecenderungan tertentu (dalam wujud gambar) untuk
kemudian melakukan prediksi berdasarkan pola anda tersebut.
Tipsnya: konsetrasi, hati-hati dan teliti. Karena bentuk-bentuk yang ditawarkan hampir
serupa walau tak sama.
Contoh:

4. Kraeplien atau Pauli Tes


Ke dua tes ini terdiri atas gugusan angka-angka yang tersusun secara membujur (atas-
bawah) dalam bentuk lajur-lajur dalam sebuah kertas besar. Yang membedakan hanya cara
dan jumlah isinya, Kraeplien tes memiliki jumlah deret angka yg lebih banyak (27 bujur, 50
kolom). Anda akan diminta untuk menjumlahkan dua angka yang berdekatan dalam waktu
tertentu di setiap kolom dan menuliskan disampingnya. Biasanya sang psikolog hanya
menginstruksikan “pindah” pada waktu tertentu dan berbeda-beda untuk melihat daya
tahan otak dan konsistensi anda. Yang diukur dalam tes ini adalah konsistensi, ketahanan,
sikap terhadap tekanan, kemampuan daya penyesuaian diri, ketelitian sekaligus kecepatan
dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
Tipsnya :
Jangan sekalipun menggunakan pensil mekanis dalam tes ini melainkan pensil biasa atau
pulpen saja, karena tes ini sangat terikat dengan waktu. Pensil mekanis membutuhkan di-
reload ketika ujung granitnya habis, mekanisme ini membutuhkan waktu sekitar 0.5-1 detik.
Apabila anda melakukan reload dalam 10 lajur berarti anda telah kehilangan waktu 5-10
detik
Usahakan jumlah angka yang dijumlahkan di masing-masing kolom stabil. Hasilnya akan
lebih baik jika dibandingkan anda memaksakan diri di awal tes namun tergopoh-gopoh di
pertengahan dan akhir tes. Kendalikan diri anda untuk menghemat tenaga. Akan lebih baik
hasilnya bila saat ditarik garis lurus tingkat teratas penjumlahan terbentuk grafik
penjumlahan yang stabil syukur-syukur meningkat
Jangan sekalipun melakukan cheating terhadap waktu maupun hasil penjumlahan. Hal ini
akan merugikan anda sendiri karena justru untuk cheating anda akan membutuhkan waktu
sekian detik untuk memutuskan dan itu berarti justru membuang waktu dan memubuat
grafik penjumlahan anda tidak alami
Hal yang paling penting dari keseluruhan tes kraeplein adalah konsentrasi. Terkadang anda
akan merasa blank pada pertengahan tes, namun anda harus bisa bangkit & fokus lagi
pada tes. Untuk itu kondisi fisik sangat berpengaruh. Usahakan tidak begadang dan
sarapan dahulu sebelum berangkat tes karena model tes ini sangat menyedot energi anda.

5. Wartegg Test
Tes Wartegg pada dasarnya adalah tes menggambar. Tes menggambar ini (wartegg) tidak
memerlukan kemampuan menggambar, melainkan hal ini hanya suatu cara bagi seorang
penguji/psikolog untuk mengetahui kepribadian anda dari cara anda menggambar dan apa
yang anda gambar. Menurut informasi yang didapat juga menyatakan, dari cara Anda
menggambar akan terlihat apakah Anda seorang yang keras kepala, tidak terorganisir,dll.
Semuanya terlihat dari kebersihan, kerapian, tekanan pensil dan sebagainya. Test ini juga
mampu untuk mengungkapkan kemampuan IQ anda, dari hasil apa yang Anda gambar.
Yang diukur dalam tes ini adalah emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek. Tes ini
terdiri atas 8 kotak di selembae kertas yang berisi bentukan-bentukan tertentu seperti titik,
garis kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling memotong, dua garis terpisah, tujuh
buah titik tersusun melengkung dan garis melengkung. Anda akan diminta membuat suatu
gambar dari pola tersebut, kemudian menuliskan urutan gambar yang telah anda buat,
judul gambar dalam setiap kotak sesuai urutan, lalu menuliskan nomor gambar mana
paling disukai, tidak disukai, sulit dan mudah menurut anda.

Delapan kotak tersebut adalah sebagai berikut :


Makna dari masing-masing gambar adalah :gbr 1. berupa titik ditengah kotak : ini
menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan penyesuaian diri yaitu bagaimana
seseorang menempatkan diri dlm lingkungangbr 2. berupa ~ tp berada di kotak sebelah kiri
: menunjukkan fleksibilitas perasaan.gbr 3. berupa 3 garis horisontal dr pendek, sedang
tinggi sejajar: mengukur hasrat untuk maju/ambisigbr 4. berupa kotak kecil di sebelah
kanan : mengukur bagaimana seseorang mengatasi kesulitangbr 5. seperti huruf T tp
miring (susah gambarin nya) : mengukur bagaimana cara bertindak.gbr 6. berupa garis
horisontal & vertikal : mengukur cara berpikir/analisa & sintesagbr 7. berupa titik2 :
menyangkut kehidupan dan perasaan (apakah sudah stabil, kekanakan)gbr 8. berupa
lengkungan : mengenai kehidupan sosial/ hubungan social
Berikut ini adalah contoh pengerjaan yang pernah digunakan penulis untuk melewati tahap
psikotes ini:

Tipsnya :
Tes Wartegg mengharuskan peserta untuk melengkapi gambar yang terdiri dari 8 gambar,
4 diantaranya berupa garis lurus (Gambar III, IV, V, dan VI) dan empat lainnya berupa garis
lengkung (Gambar I, II, VII, VIII). Yang perlu anda ingat adalah untuk garis lengkung
sebaiknya anda menggambar benda hidup dan untuk garis lurus yang kaku sebaiknya anda
menggambar benda mati. Jika anda menggambar terbalik, misal garis lurus digambar
dengan bunga, hewan dan sebagainya atau garis lengkung digambar dengan mobil, mesin
dan sebagainya, hal ini menandakan “ada yang salah” dengan jiwa atau kepribadian anda
Urutan menggambar sebaiknya anda buat kombinasi antara sesuai nomor dan acak.
Misalnya 1,2,3,4 kemudian 8,7,6,5. Karena apabila anda menggambar berdasarkan urutan
1,2,3,4,5,6,7,8 anda dipandang HRD sebagai orang yang kaku/konservatif sedangkan
apabila anda menggambar secara acak misalnya 5,7,6,8,3,2,4,1 anda akan dipandang HRD
sebagai orang yang terlalu kreatif, inovatif dan cenderung suka akan ‘breaking the low‘
Kalau anda bergender lelaki jangan mulai dengan nomor 5, karena beberapa anggapan
menyebutkan hal ini berpengaruh terhadap orientasi seks anda
Ada beberapa versi jawaban untuk tes yang ini. Waktu itu saya sempat baca beberapa
buku, dan saya menggunakan cara menyelesaikan gambar dengan gambar yang dinamis
(bergerak). Misalkan ada garis lengkung setengah lingkaran, saya buat jadi gambar
jembatan yang dibawahnya ada air mengalir. Ada juga lengkungan yang jadi burung yang
sedang terbang. Pada prinsipnya saya mengusahakan semua gambar adalah gambar
dinamis
Selanjutnya dari cara menggambar pun bisa kelihatan kepribadian seseorang misal : jika
saat mengambar anda terlalu sering menghapus atau kotor menandakan bahwa anda
adalah orang yang peragu atau tidak terencana dan jika anda menggambar terlalu kuat
untuk garis yang seharusnya lembut berarti anda termasuk orang yang keras kepala
Apa yang anda gambarpun juga menunjukan kepribadian atau kemampuan IQ anda. Jika
anda menggambar sesuatu yang “biasa saja dan umum” tentu penilaian tingkat
kecerdasannya akan berbeda dibanding jika anda menggambar “sesuatu yang tidak
terpikirkan oleh orang lain dan berwawasan” (disini kreativitas kita diuji, apakah kita
mampu mengembangkan hal yang sudah ada menjadi suatu ide baru; atau sifat mengekor
yang terlalu besar)
Bila diminta membuat gambar dari lingkaran-lingkaran, ketegasan kita dilihat; apakah
menggambar lingkaran secara langsung dan tegas; atau terputus-putus dan pelan-pelan,
sifat perfeksionis bisa terlihat disini
Kalo titik di tengah (gbr.1) di respon dengan menggambar mobil adalah tidak tepat karena
kurang adaptif. Sebaiknya responlah setiap simbol berdasarkan sifat simbol itu.
Ada baiknya anda sudah mulai berkreasi dengan titik/garis tersebut agar saat pelaksanaan
sudah lancer

6. BAUM TEST (Menggambar Pohon)


Tes dimana anda diberi kertas kosong dan diminta untuk menggambar pohon dengan
kriteria : berkambium (dicotyl), bercabang dan berbuah, sehingga kelihatan akar, batang
(dahan dan ranting), daun dan buah. Otomatis anda tidak diperbolehkan menggambar
pohon jenis bambu, pisang, semak belukar ataupun jenis tanaman monocotyl lainnya. Yang
dinilai bukan bagus atau tidaknya gambar tersebut, melainkan besar-kecil gambar, tarikan
garis (tegas atau tidak atau patah-patah), letak gambar (kanan-kiri, atas-bawah, atau
center). Dari sini akan terlihat kesabaran kita, apakah kita akan gambar dahan semua dulu
baru daun, atau sekaligus semuanya, daunnya juga dilihat apakah satu-satu atau semuanya
sekaligus menjadi satu objek. Konon etos kerja kita bisa terlihat disini, tukang nyicil atau
tidak sabaran. Dibawah gambar, anda harus mencantumkan nama pohonnya.
Tipsnya :
Pada setiap tes menggambar pohon yang pernah dilalui, penulis selalu menggambar
pohon nangka. Karena pohon tersebut mewakili jenis tanaman dicotyl / berkambium
Walaupun anda tidak begitu pandai dalam hal menggambar, usahakan menggambar
secara detil dan rinci setiap komponen dari pohon tersebut seperti tangkai, bentuk daun,
kerapatan daun, buah, akar bahkan alur pohon
Gambar pohon, batangnya ada ‘kroak’nya maka ada kemungkinan trauma di masa lalu
Untuk hasil yang lebih maksimal, fotolah pohon tersebut, pelajari karakter jenis pohonnya,
kemudian latihlah kemampuan menggambar anda dengan mengacu pada foto tersebut
Sifat yang diperoleh dari gambar-gambar, bersifat interpretasi. Jadi pasti akan dikonfirmasi
dengan hasil tes yang lain dan juga wawancara

7. Draw A Man Test (DAM)


Draw A Man Tes yaitu Tes Gambar Orang. Tes dimana anda diberi kertas kosong dan
diminta untuk menggambar seorang manusia, untuk kemudian anda deskripsikan usia,
jenis kelamin, bagaimana sifat kesehariannya dan aktifitas orang tersebut. Tes ini
dipergunakan untuk mengatahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan
ketahanan kerja.
Tipsnya:
Gambarlah orang tersebut secara utuh semua anggota tubuh di luar pakaian mulai dari
ujung kepala sampai ke ujung kaki, termasuk detil muka seperti mata, hidung, mulut dan
telinga. Kalau gambar orang tidak kelihatan jarinya maka ada kecenderungan bermasalah
secara sosial (kemampuan adaptasinya kurang baik)
Gambarlah orang tersebut dalam keadaan sedang melakukan aktifitas, misalnya pak tani
sedang membawa cangkul, eksekutif muda sedang menenteng koper dsb.
Konon dengan melihat ekspresi wajah yang berhasil digambar oleh kita; ekspresi dan detil
wajah mampu menggambarkan sifat utama kita.
Gambar orang membelakangi/ tidak terlihat mukanya diartikan introvert, kurang bisa
menghadapi realitas, asocial
Contoh : Bila anda ingin menggambar petani yang sedang memegang cangkul, berarti
gambarnya harus laki-laki, usia biasanya sudah dewasa, sikapnya harus siap berjuang di
sawah, pakaiannya juga harus mencerminkan seorang petani

8. Test Menggambar Rumah, Pohon, dan Orang


Dalam test ini anda akan diberi kertas kosong dan diminta untuk menggambar rumah,
pohon, dan orang dalam satu obyek gambar, serta diminta untuk mencantumkan aktivitas
apa yang sedang terjadi pada gambar. Dari test ini akan terlihat perbandingan tinggi dalam
anda menggambar pohon, rumah, dan orang. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
anda menerapkan keserasian dalam hubungan dengan orang lain yang kedudukkanya lebih
tinggi dari anda.
Tipsnya :
Gambar orang tidak boleh lebih tinggi dari rumah, dan gambar rumah tidak boleh lebih
tinggi dari pohon (sesuai dengan kehidupan nyata to?)
Gambarlah suatu aktifitas yang dinamis, syukur-syukur dapat menggabungkan ketiga
komponen dalam suatu alur aktifitas yang sama

9. PAPI Kostick Test


PAPI Kostick adalah tes untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-
masing mewakili need atau role tertentu, tinggi rendahnya need atau role tertentu
mempunyai arti yang spesifik (90 soal). Konfigurasi yang diperoleh adalah gambaran dari
pilihan testee yang bermuatan need atau role, dan dibandingkan dengan need atau role lain
dalam keseluruhan sistem kepribadian berdasarkan persepsi testee atas dirinya sendiri.
Anda akan disuruh memilih (melingkari) satu dari dua pernyataan yang sama-sama
menyenangkan atau sama-sama tidak menyenangkannya. Ikon pemilihan jawaban bukan
berupa huruf A dan B, tetapi berupa simbol panah mendatar ( ) dan miring ke atas ( ) atau
kebawah ( ).
Tipsnya :
Jawablah semua pertanyaan secara jujur dan santai. Bayangkanlah jawaban yang akan
dipilih saat anda dihadapkan pada pekerjaan atau profesi
Jawaban sebisa mungkin disinkronkan dengan jawaban pada Edwards Personal
Preference Schedule (EPPS) karena kemungkinan jawaban pada kedua test ini akan
dibandingkan
Seimbangkanlah jawaban-jawaban yang mengarah pada need dan role. Karena bila terlalu
memilih need, berarti anda adalah orang yang terlalu bebas dan tidak mengindahkan
aturan. Tetapi bila terlalu memilih jawaban role, berarti anda adalah orang yang terlalu kaku
dan terpaku pada aturan.
Pada lembar jawab ada garis menyerong dari kanan atas menuju kiri bawah yang membagi
lembar jawab menjadi dua bagian, sebisa mungkin anda melingkari tanda panah-tanda
panah tersebut sesuai garis yang ada, karena kepribadian manusia secara umum tercermin
dalam jawaban-jawaban dari tanda panah yang membentuk garis tersebut (ini asumsi
pribadi penulis lho…)

10. Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)


Tes ini terdiri atas pilihan-pilihan jawaban yang paling mencerminkan diri anda positif dan
negative (225 soal). Mulai dari pertanyaan yang gampang sampe pertanyaan yang aneh-
aneh (jenis kepribadian yang kita sukai dan tidak sukai). Tes ini dipergunakan untuk
mengetahui seberapa besar motivasi, kebutuhan dan motif seseorang.
Tipsnya:
Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan kondisi anda, setidaknya yang
paling mendekati, karena pertanyaan akan berulang di nomor-nomor berikutnya, sehingga
apabila jawaban anda tidak sinkron, hal ini akan merugikan Anda. Kejujuran anda terkait
dengan cerminan kesesuaian diri anda terhadap lowongan pekerjaan yang anda lamar
Secara keseluruhan, tes EPPS ini memang paling sulit untuk di-adjustment (diakali), namun
setidaknya ada beberapa pertanyaan yang bisa di-adjustment untuk disesuaikan dengan
lowongan pekerjaan yang anda pilihan. Misalnya ketika anda melamar menjadi pegawai
Bank, pilihlah jawaban-jawaban yang mencerminkan kejujuran, keteraturan, kedisiplinan
dan mampu bekerja dalam teamwork
Karena sulitnya proses adjusment tehadap tes ini, jalan paling praktis yang dapat ditempuh
adalah memperbaiki diri (self improvement) anda dalam segala hal, setup diri anda
menjadi seakan-akan seseorang profesional dalam setiap tingkah laku keseharian anda
seperti: jujur, tepat janji, tanggung jawab dan disiplin. Karena cerminan pola pikir dan
tingkah laku positif diri anda, akan tertuang tanpa anda sadari dalam hasil tes
Contoh soalnya:
A. Saya suka memuji orang yang saya kagumi

B. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa saja yang saya kehendaki

A. Saya merasa bahwa dalam banyak hal saya kalah dibandingkan orang lain

B. Saya suka mengelakkan tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban

11. Army Alpha Intelegence Test (AA)


Tes ini terdiri atas 12 soal yang berisi kombinasi deretan angka dan deretan bentuk. Soal
satu soal kadang terkait dengan soal sebelumya. Yang diukur dalam tes ini adalah
kemampuan daya tangkap Anda dalam menerima dan melaksanakan instruksi dengan
cepat dan tepat.
Tipsnya :
Konsentrasilah kepada apa yang dikatakan narator, karena narator tidak akan mengulang
instruksi tersebut dan waktu yang diberikan sangat terbatas
Sabar, jangan terburu menjawab, sebelum narator selesai memberikan instruksi
Contoh: Narator akan mediktekan soal sebagai berikut : “Coretlah angka ganjil dalam kotak
dan coretlah angka genap yang berhuruf dalam lingkaran, kerjakan!” dan pada lembar
jawaban akan diberikan gambar sebagai berikut:

12. Wawancara dalam Tes Psikologi (Psikotes)


Berbohong saat tes wawancara bukan hanya tak berguna, tapi juga bisa membuat Anda
tidak diterima. Lebih bijaksana bila pertanyaan dijawab apa adanya, spontan, langsung ke
pokok persoalan, tidak mengada-ada, tidak menggurui, dan sopan.
“Padahal tinggal wawancara lo, kok gagal. Dulu juga begitu, selalu kandas di tahap ini”.
Keluhan macam itu banyak kita dengar dari mereka yang tak lolos dalam wawancara
psikologi untuk melamar kerja. Sebuah kenyataan yang menyesakkan, apalagi kebanyakan
tahapan wawancara berada diakhir proses seleksi. Lolos di sini berarti si calon diterima di
tempat kerja yang baru.
Wawancara psikologi punya banyak makna. Ada beberapa versi, salah satunya, menurut
Bingham dan Moore, wawancara adalah “… conversation directed to define purpose other
than satisfaction in the conversation it self”. Sedangkan menurut Weiner, “The term
interview has a history of usage going back for centuries. It was used normally to
designate a face to face meeting of individual for a formal conference on some point.”
Dari kedua definisi itu didapatkan kondisi bahwa wawancara adalah pertemuan tatap
muka, dengan menggunakan cara lisan, dan mempunyai tujuan tertentu.
Jangan dibayangkan wawancara itu sama dengan interogasi karena tujuan utamanya
memang “berbeda”, meskipun sedikit serupa dalam hal menggali dan mencocokkan data.
Yang pasti, cara yang dipergunakan dalam kedua hal itu berlainan.
Interogasi lebih menekankan pada tercapainya tujuan, dengan berbagai cara dan akibat,
baik secara halus maupun kasar. Posisi interogator lebih tinggi dan bebas daripada yang
diinterogasi, serta lebih langsung.
Bandingkan dengan wawancara psikologi, di mana kedudukan antara pewawancara dan
yang diwawancarai relatif setara. Kondisinya pun berbeda, karena tidak ada penekanan
serta tidak menggunakan kekuasaan. Bahkan dalam kondisi ekstrem, seorang calon
karyawan yang diwawancarai bisa saja tidak menjawab, pewawancara pun tidak akan
memaksa. Namun, hal itu tentu akan sangat mempengaruhi penilaian dalam pengambilan
keputusan seorang psikolog.
Cocok berbobot
Wawancara dalam tes psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes tertulisnya.
Tes ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat kecerdasan, serta
sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan “the right man in the right place”.
Dasar pemikiran lain kenapa perlu diadakan seleksi, yaitu adanya perbedaan potensi yang
dimiliki setiap individu. Perbedaan itu akan menentukan pula perbedaan dalam pola pikir,
tingkah laku, minat, serta pandangannya terhadap sesuatu. Kondisi itu juga akan
berpengaruh terhadap hasil kerja. Bisa jadi suatu pekerjaan atau jabatan akan lebih
berhasil bila dikerjakan oleh individu yang mempunyai bakat serta kemampuan seperti
yang dituntut oleh persyaratan dari suatu pekerjaan atau jabatan itu sendiri.
Ada beberapa tujuan spesifik dari wawancara psikologi. Pertama, observasi. Dalam hal ini
calon karyawan dilihat dan dinilai. Mulai dari penampilan, sikap, cara menjawab
pertanyaan, postur tubuh terutama untuk pekerjaan yang memang membutuhkannya,
seperti tentara, polisi, satpam, dan pramugari. Penilaian juga menyangkut bobot jawaban
dan kelancaran dalam menjawab.
Demikian pula perilaku dan sikap-sikap yang akan muncul secara spontan bila berada
dalam situasi yang baru dan mungkin menegangkan. Misalnya, mata berkedip-kedip atau
memutar jari-jemari yang dilakukan tanpa sadar.
Dalam hal bobot jawaban, misalnya, si calon bisa dinilai apakah ia memberikan jawaban
yang dangkal atau tidak, atau malah berbelit-belit. Jawaban berupa “Ingin naik pesawat”
atau “Ingin ke luar negeri” merupakan contoh jawaban yang dinilai dangkal atas pertanyaan
alasan menjadi pramugari.
Sedangkan kelancaran dalam menjawab biasanya dinilai dari berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh seorang calon karyawan untuk menjawab pertanyaan.
Dalam wawancara psikologi yang diperlukan sebenarnya jawaban spontan dan tidak
mengada-ada. Misalnya, apabila ditanya alamat, sebut saja alamat kita. Tidak usah
ditambah-tambahi atau malah berlagak sok pintar.
Tujuan berikutnya dalam tes wawancara adalah menggali data yang tidak didapatkan dari
tes tertulis. Misalnya, apakah istri bekerja, anak bersekolah di mana, masih tinggal
bersama orangtua atau tidak, serta apa judul skripsi dan berapa nilai yang didapat.
Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi penilaian adalah kecocokan data. Benarkah
data yang ditulis oleh sang calon?
Atas dasar itu seorang psikolog sering melontarkan pertanyaan untuk menilai tingkat
pemahaman dan intelegensi si calon. Misalnya, calon mengaku berpendidikan S2, maka
diajukan pertanyaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan itu. Bila jawabannya kurang
bermutu, dapat saja diambil kesimpulan bahwa calon memiliki intelegensi yang kurang
atau dianggap tidak serius selama menjalani proses pendidikan.
Sering juga terjadi hasil tes tulis bagus, tapi hasil wawancaranya kurang meyakinkan. Hal
ini bisa terjadi karena mungkin ia telah beberapa kali mengikuti psikotes atau pernah
mengikuti bimbingan psikotes. Tes ulang dapat menjadi alat untuk mengatasi keraguan itu.
Perhatikan juga cara berpakaian, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan suasana.
Misalnya, dalam wawancara untuk calon pramugari sebaiknya tidak mengenakan pakaian
yang tidak selayaknya, seperti celana panjang berbahan jins. Atau menggunakan sepatu
sandal, meskipun sedang mode.
Kerapian dan kesopanan berpakaian juga dipertimbangkan. Misalnya, tidak mengenakan
kemeja yang lengan panjangnya dilipat, atau hanya mengenakan kaus, atau kemeja tidak
dimasukkan.
Sikap pun memberikan nilai penting. Yang dimaksud dengan sikap ialah bagaimana si
calon karyawan dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap wajar
saja, tidak dibuat-buat, tetapi juga tidak tegang atau gugup.
Selain itu, biasanya dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma. Misalnya, tidak
tampak menjilat, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum dipersilakan
duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak bertele-tele, langsung
pada inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu ditutup-tutupi. Misalnya,
pernah tidak naik kelas atau pernah gagal pada tes di perusahaan lain.
Selain itu, dalam menjawab tidak usah menggurui, meskipun si calon sudah memiliki
pendidikan yang cukup tinggi, pengalaman cukup banyak, atau dari segi usia lebih tua
daripada si pewawancara.
Jangan pula menjawab dengan sombong, misalnya mengaku sebagai atlet yang sudah
keliling ke banyak negara dan memiliki segudang prestasi. Bangga boleh-boleh saja, tetapi
kalau hasil psikologi tertulisnya kurang baik, tetap saja tidak lulus.
Yang tidak kalah penting, tidak usah bertanya. Meski merasa optimistis dengan hasil tes
tulis dan merasa bisa mengerjakan, calon tidak perlu bertanya mengenai hasilnya. Pada
dasarnya wawancara adalah tes juga sehingga hal ini akan mempengaruhi penilaian. Selain
itu, situasi yang dihadapi saat itu adalah situasi tes, bukan konsultasi psikologi.
Pertimbangkan pula banyak calon lain yang menunggu.
Pemahaman yang lebih baik tentang wawancara psikologi akan membuat kita lebih mudah
mempersiapkan diri menghadapi jenis wawancara ini. Yang pasti, wawancara psikologi
tidak perlu ditakuti dan tidak bisa dibohongi.
Dalam konteks di atas, tidaklah mungkin seorang calon membohongi psikolog. Riskan pula
bila dia tidak menjawab dengan sebenarnya. Terbuka sudah kepribadiannya yang tidak
jujur, padahal kejujuran merupakan prasyarat penting untuk perusahaan.
Pada wawancara untuk evaluasi karyawan atau promosi jabatan biasanya data curiculum
vitae (CV) dari instansi atau perusahaan sudah diberikan semua dari Bagian Personalia.
Manfaat lain wawancara adalah melengkapi data yang terlupakan atau tidak tertulis secara
lengkap. Misalnya, sudah pernah mengalami psikotes atau belum. Kalau sudah, berapa
kali? Untuk apa? Lulus atau tidak? Mungkin juga minat ataupun gaji yang diinginkan. Yang
terakhir, manfaat wawancara yaitu untuk membuat keputusan.
Dari hasil pemeriksaan psikologi tertulis dan wawancara, dibuatlah kesimpulan, apakah
calon ini memenuhi syarat seperti job description yang diberikan oleh perusahaan atau
tidak.
Terkadang ada psikotes yang tidak menggunakan wawancara. Semua itu tergantung
tujuan pemeriksaan, ketersediaan data yang mungkin sudah lengkap, serta tidak begitu
mensyaratkan penampilan atau postur. Misalnya, bila yang diperlukan operator komputer,
yang penting dia bisa komputer dan inteligensinya cukup.

13. Learning By Doing


Pengalaman memang guru yang paling baik. Lakukan perbaikan-perbaikan secara continue
baik terhadap diri anda maupun terhadap kemampuan anda, di setiap psikotes yang anda
hadapi. Misalnya seperti : melatih diri terhadap kesalahan/kesulitan yang dihadapi pada
psikotes sebelumnya, membaca kembali materi psikotes secara keseluruhan semalam
sebelum menghadapi psikotes (refreshment) dan mempersiapkan fisik sebaik-baiknya
karena pada dasarnya psikotes akan selalu Anda kerjakan dalam keadaan tegang dan
tekanan. Karena dengan mekanisme tersebut, psikotes bukan merupakan momok yang
harus anda hindari, namun anda akan lambat laun berteman dan akrab dengan psikotes.
Namun demikian, psikotes hanyalah merupakan suatu alat buatan manusia untuk
mengetahui kepribadian seseorang secara umum saja. Kesimpulan yang dihasilkannya
boleh jadi berbeda dengan kepribadian yang sesungguhnya. Hal ini diakui oleh para
psikolog sendiri bahwa tidak ada satu pun tes di jagad raya ini yang benar-benar akurat
dapat menilai kemampuan dan kepribadian seseorang.
Pada saat Anda menjalankan test ini pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana para
psikolog itu memeriksa hasil test ? Karena tulisan yang dibuat mungkin kecil, berantakan,
dan banyak. Ternyata dari informasi yang didapat dari buku, internet dan orang-orang
psikolog bahwa mereka mempunyai teknik tertentu dalam memeriksa hasil test ini, yaitu
dengan mengabaikan kolom-kolom tertentu dan mengecek kolom-kolom tertentu juga.
Intinya adalah bahwa “gagal” lulus psikotes bukan berarti gagal segala-galanya. Jika
dinyatakan tidak lulus, berarti kita memang tidak memenuhi persyaratan yang seharusnya
dimiliki untuk melakukan pekerjaan tertentu menurut ukuran perusahaan tersebut. Namun
ukuran setiap perusahaan belum tentu sama. Ini berarti kita dapat mencoba melamar pada
perusahaan lain bukan? Namun kalau berkali-kali gagal melamar untuk satu jenis
pekerjaan, kemungkinan besar pekerjaaan tersebut tidak cocok untuk kita. Karena itu
sebaiknya di masa mendatang kita harus melamar jenis pekerjaan yang berbeda.
Mengapa gagal?
Banyak calon karyawan gagal dalam psikotes, termasuk di dalamnya wawancara.
Mengapa?
Sesungguhnya, hasil pemeriksaan psikologi bersifat rahasia, dalam arti tidak setiap orang
dapat menerjemahkan dalam bahasa sehari-hari. Jadi, yang berhak adalah psikolog yang
berkompeten.
Hal itu berbeda dengan tes kesehatan, di mana jenis kegagalan dapat disebutkan dengan
jelas dan biasanya dapat pula dilihat. Sementara hasil psikotes masih merupakan data
kasar berupa angka-angka sehingga perlu dijelaskan dalam bahasa awam oleh psikolog,
untuk dijadikan data kualitatif.
Pada dasarnya psikotes bukan ujian. Psikotes tidak mengukur prestasi melainkan potensi
dasar setiap individu. Dalam tes prestasi ada materi yang dapat dipelajari, misalnya bahasa
Inggris. Bila seseorang mendapat nilai B dalam pelajaran itu, berarti penguasaan materi
Bahasa Inggrisnya baik.
Sedangkan psikotes mengukur potensi dasar yang dimiliki tiap individu. Seseorang yang
memang pada dasarnya cerdas, dites seperti apa pun tetap akan baik hasilnya. Asalkan dia
serius pada saat mengerjakan dan tidak terganggu konsentrasinya sehingga dapat bekerja
secara optimal.
Untuk mengurangi risiko gagal, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang pertama,
penampilan fisik. Perhatikan dengan saksama apalagi bila profesi yang akan dimasuki
mensyaratkan penampilan menarik – seperti pramugari, teller bank, atau sekretaris.
Sedangkan tentara/polisi lebih menitik-beratkan pada postur ideal antara tinggi dan bobot
badan, serta ada persyaratan minimal tinggi badan.
Umumnya, untuk memperoleh informasi penting dari calon karyawan digunakan metode
FACT, yaitu:
F: Feeling. Tentang apa yang dirasakan oleh orang itu. Ditanyakan minatnya, gambaran
pekerjaan, apakah juga sudah terbayang.
A: Action. Mengenai tindakan-tindakan apa yang telah dilakukan.
C: Condition. Kondisi/situasi/keadaan di mana kejadian itu berlangsung.
T: Thinking. Mengenai apa yang dipikirkan atau yang diinginkan oleh orang pada saat itu.
Pemahaman yang lebih baik tentang wawancara psikologi akan membuat kita lebih mudah
mempersiapkan diri menghadapi jenis wawancara ini. Yang pasti, wawancara psikologi
tidak perlu ditakuti dan tidak bisa dibohongi.

About these ads

Global Prime is one of the highest r…


How time flies! If you would have told me 4
years ago that I’d end up running a Forex...

Daftar Sekarang

S HARE THI S:

 Twitter  Facebook 35

 Like
One blogger likes this.
This entry was posted in Lowongan Kerja, Rekrutmen Tenaga Kerja, Seleksi Tenaga Kerja
by syamanmuhammad. Bookmark the permalink
[https://rekrutmentenagakerja.wordpress.com/2013/04/23/panduan-dan-macam-test-
psikologi-beserta-contoh/] .
12 THOUGHTS ON “PANDUAN DAN MACAM TEST PSIKOLOGI BESERTA CONTOH”

diah
on 9 September 2013 at 8:04 pm said:

sangat membantu dan berguna sekali..saya suka..terimakasih


banyak..

syamanmuhammad
on 1 October 2013 at 10:51 am said:

Saya senang jika bisa membantu…

scubyx
on 30 September 2013 at 11:01 pm said:

sangat membantu banget, saya termasuk orang yang kurang


pede menghadapi wawancara :p
tapi mau tanya satu hal, di akhir wawancara itu pewawancara
selalu mengatakan apa tidak ada pertanyaan ke job seeker.
nah..sikap kita mesti gimana, gw denger2 juga kalo ga tanya ntar
di kira kurang antusias dengan lowongan itu, kalo tanya bingung
juga tanya apa, ntar tanya tahap selanjutnya, iya kalo lolos, tanya
ttg perusahaan kykx kepo bgt. kalo tidak memberi pertanyaan di
penutup wawancara itu tandanya apa sih, gimana kira2 penilaian
pewawancara dgn hal itu??
thanks..keep posting

syamanmuhammad
on 1 October 2013 at 10:50 am said:

Banyak Job Seeker yang grogi atau gugup saat di


wawancara. Ini wajar, tapi ini gak perlu berlebihan. Dari
pengalaman kami mengawal karyawan yang akan di hire
oleh user, kebanyakan kurang mampu “menjual dirinya”,
kurang antusias (salah respon) terhadap pekerjaan yang
ditawarkan. Setiap Pewawancara telah menyiapkan begitu
banyak kriteria-kriteria yang memenuhi spesifikasi suatu
pekerjaan. Dia akan menggiring si calon karyawan dengan
pertanyaan yang mengarah ke spesifikasi itu. Semakin
banyak poin yang didapat semakin baik. Mengajukan
permintaan pertanyaan dari job seeker sebenarnya perlu
direspon dengan baik, karena si pewawancara
memastikan yang diwawancara mengerti atau faham
dengan pekerjaan yang ditawarkan.
Ini ada contoh kasus yang perlu menjadi acuan untuk
dihindari;
1. Jika ditanya apa motivasi anda melamar di perusahaan
kami ?
Jawab: * Untuk membantu Orang tua.
* Untuk mencari Pengalaman
* Coba-coba
* Untuk cari Duit, uang
* Untuk mencari modal
* Untuk hidup mandiri
* dll.
bersambung…..

timer123
on 3 January 2014 at 4:30 pm said:

trus harus jawab apa pak kl pertanyaan tentang


motivasi. semisal dia termotivasi ingin benar2
membantu orang tua…apa harus cari alasan lain?
berbohong donk?

syamanmuhammad
on 3 January 2014 at 11:25 pm said:

Jika hasil kerja untuk benar2 untuk membantu


orang tua, itu kewajibanmu terhadap orang tua.
Tapi HR ingin mendapatkan calon karyawan yang
tahu kewajiban terhadap perusahaan tersebut.
syamanmuhammad
on 30 January 2014 at 11:09 am said:

Perusahaan Mencari Tenaga kerja yang FOKUS


pada apa yang menjadi tugasnya. Jika dari hasil
gaji untuk bantu orang tua, itu bukan urusan
perusahaan. Tidak ada Bohong di sini.

syamanmuhammad
on 30 January 2014 at 11:11 am said:

Perusahaan mencari Tenaga Kerja yang FOKUS


dengan Tugasnya, tidak dibebani masalah pribadi.
Jika Hasil Gaji untuk membantu orang tuan itu
bukan Concern Perusahaan. Tidak Ada yang
dibohongi.

Mohammed
on 8 October 2013 at 1:32 pm said:

Aduuuh mr saya tdi ada test psokolge g tahu itu apa sii

eva
on 6 December 2013 at 8:48 pm said:

saya ingin bertanya, yang dimaksud dengan tes pola kerja itu apa
yah kemudian tujuan dan contohnya seperti apa? terimakasih ..
Nandya Nindut Nandon
on 6 May 2014 at 12:06 pm said:

Pak ada reff buku untuk mempelajari membuat atau membaca


dan memaham lagi alat psikotes karena saya tertarik mempelajari
hanya saja background pendidikan saya tidak liniear menjadi
HRD??

Yuli Astuti
on 26 June 2014 at 12:17 pm said:

Sangat membantu sekali tapi di sisi lain bisa membuat orang


malas untuk mempersiapkan diri menghadapi interview..
Ngomong2 itu contohnya kok sama persis dengan aslinya ya
bukankah yg punya dokumen itu hanya hrd dan privasi
perusahaan. .

Anda mungkin juga menyukai