Panduan Dan Macam Test Rekrutmen Tenaga
Panduan Dan Macam Test Rekrutmen Tenaga
Mitra Perusahaan Untuk Rekrutmen Tenaga Kerja Wilayah Karawang, Purwakarta, Subang, Bekasi,
Indramayu, Cirebon, Bandung dan Tangerang.
Istilah psikotes (psychological testing) sering digambarkan sebagai aktivitas dalam proses
seleksi yang menggunakan pendekatan psikologis. Padahal psikotes itu sendiri hanyalah
salah satu bagian dari proses yang disebut asesmen psikologis atau pemeriksaan
psikologis.
Terlepas dari persoalan pemahaman atas terminologi itu, saya akan berbicara dulu tentang
fungsi psikotes itu secara umum. Secara singkat, psikotes digunakan untuk “memilih orang
terbaik dari sekian banyak calon, sesuai kriteria jabatan maupun tugas yang harus
dilakukan”.
Keunikan dari tes ini adalah pada “ketidakpastiannya”. Mengapa? Karena faktor ini dapat
memutarbalikan perhitungan logis potensi seseorang. Sebagai contoh, seseorang lulusan
perguruan tinggi terbaik di negeri ini dengan IPK : 3 koma dan berpengalaman sebagai
asisten dosen, tidak dapat lolos dari lobang jarum ujian psikotes sehingga akhirnya harus
berwirausaha karena belum pernah mampu melewati psikotes untuk diterima bekerja di
sebuah perusahaan. Memang ini ironi, namun ini fakta. Psikotes memang merupakan
fenomena tersendiri bagi para pelamar kerja.
Dengan demikian, kalau anda gagal dalam psikotes, bukan berarti anda adalah orang
bodoh atau orang yang tidak pantas mendapat pekerjaan. Hanya saja, dalam konteks
pekerjaan yang anda lamar, anda memang bukan orang yang pas.
Sebagai contoh, kalau berdasar hasil psikotes diketahui anda adalah orang yang
cenderung single fighter, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain, perfectionist, apalagi
kalau anda menyebutkan punya hobi membaca, maka anda bukan orang yang pas untuk
direkrut sebagai staf marketing, staf public relations, atau petugas front office. Orang
dengan karakter seperti anda barangkali sangat pas untuk perusahaan yang sedang
mencari staf peneliti atau bagian riset, akuntan, atau staf keuangan.
Orang perfectionist memang hasil kerjanya sempurna, tetapi cenderung tertutup, tidak mau
berimprovisasi atau berkreasi, bekerja setahap demi setahap sesuai “prosedur” dan dalam
bekerja tidak suka campur tangan orang lain, atau sebaliknya, tidak suka mencampuri
pekerjaan orang lain. Nah, kalau seorang perfectionist ditempatkan sebagai staf PR atau
marketing, maka dia tidak akan bisa bekerja secara maksimal karena petugas PR atau
marketing dituntut bekerja cepat, penuh kreasi dalam menanggapi berbagai keadaan, juga
harus senang bergaul dan bekerja tim.
Sebaliknya, kalau anda adalah pekerja cepat (yang bersemboyan “nggak sempurna nggak
apa-apalah yang penting segera selesai”), penuh kreasi, senang bergaul dan pekerja tim,
penuh perhatian terhadap pekerjaan atau persoalan orang lain, maka anda tidak pas untuk
menjadi pertugas riset, akuntan atau staf keuangan. Kalau jadi petugas riset, anda akan
tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Kalau menjadi staf keuangan, anda cenderung
“mudah memberi kasbon”.
Alasannya sederhana. Kalau anda memang orang yang punya kecenderungan sebagai
pribadi yang tertutup, perfectionist, tidak mau diganggu dan mengganggu, bukan pekerja
tim, maka anda tidak akan bertahan lama pada pekerjaan itu. Kalau tidak stres ya
dipindahtugaskan karena gagal bertugas dengan baik.
2. Tes Kepribadian
Di dalam tes ini Anda akan dihadapkan kepada serangkaian pertanyaan mengenai berbagai
dilema dalam pekerjaan, seperti bagaimana menghadapi konflik, bagaimana bekerja sama
dan bagaimana solusi jika menghadapi suatu dilema. Dari sini dapat dikaji, seberapa jauh
kemampuan Anda bekerja dalam tim dan apakah Anda termasuk orang yang “hangat”
dalam pergaulan dan tidak “kaku”.
3. Tes Kemampuan
Anda akan diuji serangkaian tugas di bawah tekanan tinggi, apakah Anda masih bisa
melakukannya. Biasanya tes kemampuan ini mengkondisikan Anda dalam suasana penuh
tekanan tetapi harus menyelesaikan soal dengan cepat. Bisa bentuknya angka atau
permainana kata-kata. Bisa pula berupa grafik dan bentuk-bentuk tiga dimensi.
4. Tes Kreatifitas
Biasanya Anda akan diminta menulis atau menggambarkan sesuatu. Pada salah satu tes
Anda diminta melanjutkan gambar dari enam kotak yang sudah ada. Lanjutkan dengan
ilustrasi yang baik semaksimal mungkin. Satu lagi tes final biasanya Anda diminta
menggambar. Saya sarankan gambarlah orang yang sedang aktif bertindak, misalnya
sedang lari sehingga terlihat aktif. Kata psikolog, orang yang seperti itu termasuk dinamis
dan kreatif. Itu pendapat psikolog.
Pertanyaannya adalah, pekerjaan apakah yang cocok untuk anda? Untuk keperluan ini, bisa
jadi anda perlu “mem-psikotes-kan” diri sendiri. Anda bisa datang ke lembaga jasa
psikologi. Kalau di Solo, biayanya berkisar di angka 100 ribu rupiah. Ini akan sangat
membantu anda mengetahui karakter diri sendiri.
Para psikolog punya “pakem yang baku” untuk mengetahui apakah anda termasuk atau
tidak termasuk “orang yang terbuka”, “punya sifat kepemimpinan yang baik”, “kreatif”,
“mampu bekerja sama” dan sebagainya. Pernahkah anda ketika mengikuti psikotes
diminta menggambar pohon atau menggambar rumah? Atau diminta menyelesaikan
gambar berdasar titik dan garis tertentu yang sudah ada? Nah, itulah salah satu
perangkatnya.
“Kunci jawaban” atas soal atau tugas seperti itu hanya dimiliki oleh para psikolog. Kalau
saya kebetulan tahu, ya itu karena saya diberitahu oleh teman saya, seorang psikolog yang
“tidak erat memegang etika profesi”. Kenapa? Ya sebab itu adalah rahasia etik profesi yang
sebenarnya tidak boleh diketahui orang non-psikolog.
Kalau saat ini banyak kita temui buku-buku atau tulisan di internet mengenai cara
menembus soal psikotes, maka biasanya hanya menyentuh masalah kecerdasan dan daya
nalar. Kalau sampai menyangkut masalah kepemimpinan misalnya, atau kecenderungan
psikologis lain, maka saya yakin penulisnya sama dengan psikolog yang memberi bocoran
ke saya, yakni sama-sama psikolog yang tidak tahu etika.
Penulis juga pernah menghadapi hal serupa, untuk kemudian harus bangkit melalui proses
“learning by doing”. Penulis bukan seorang psikiater maupun phsicology tester, namun
beberapa tips yang akan di-share berikut ini, berdasarkan pengalaman penulis ketika
menghadapi psikotes, diharapkan mampu membantu mengurangi kegagalan psikotes
Anda:
1. Test Pemahaman
Ada beberapa cara untuk mengukur kemampuan anda dalam test ini, antara lain :
a. Test Analogi Verbal (korelasi makna), test ini untuk melihat pemahaman anda terhadap
hubungan antar kata. Dampak positifnya adalah mengukur kemampuan anda dalam
memahami suatu permasalahan. Contoh soal :
Kepala – Pusing = Perut – … a. Batuk b. Pilek c. Mules d. Ngilu
Air – Haus = Nasi – … a. Goreng b. Lapar c. Beras d. Rames
b. Test Antonim (lawan kata), test ini ditujukan untuk mengukur kemampuan melihat
kebenaran secara terbalik (kemampuan seseorang untuk mengetahui sesuatunya benar
atau salah tidak hanya secara fenomenologis tetapi juga secara dialektis), sekaligus
melihat wawasan anda. Contoh soal :
Asli >< … a. Orisinil b. Tiruan c. Autentik d. Murni
Insidental >< … a. Khusus b. Tertentu c. Rutin d. Istimewa
d. Test Penalaran dan Pemahaman, test ini untuk melihat pemahaman anda dan tindakan
yang akan anda ambil bilamana dihadapkan pada suatu situasi tertentu. Dalam test ini
anda akan diberikan sejumlah narasi/cerita singkat dan anda disuruh menjawab soal-soal
yang berkaitan dengan narasi/cerita tersebut.
Tipsnya:
Jangan terpaku pada deret hitung atau deret ukur perhitungan matematika saja yaitu
jangan terpaku pada 3 -4 angka terdepan dalam deret namun adakalanya anda melihat
deret secara keseluruhan karena pola bisa berupa urutan, pengelompokan berurutan
maupun pengelompokan loncat
Ingat keterbatasan waktu. Jangan terlalu asyik dan terpaku hanya pada sebuah soal yang
penasaran ingin anda pecahkan, lompati ke soal berikutnya karena terkadang soal di
bawahnya lebih mudah dipecahkan dibandingkan soal sebelumnya
Anda bisa melatih kemampuan anda ini dari buku-buku tes UMPTN/SPMB untuk materi
deret hitung/deret ukur
5. Wartegg Test
Tes Wartegg pada dasarnya adalah tes menggambar. Tes menggambar ini (wartegg) tidak
memerlukan kemampuan menggambar, melainkan hal ini hanya suatu cara bagi seorang
penguji/psikolog untuk mengetahui kepribadian anda dari cara anda menggambar dan apa
yang anda gambar. Menurut informasi yang didapat juga menyatakan, dari cara Anda
menggambar akan terlihat apakah Anda seorang yang keras kepala, tidak terorganisir,dll.
Semuanya terlihat dari kebersihan, kerapian, tekanan pensil dan sebagainya. Test ini juga
mampu untuk mengungkapkan kemampuan IQ anda, dari hasil apa yang Anda gambar.
Yang diukur dalam tes ini adalah emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek. Tes ini
terdiri atas 8 kotak di selembae kertas yang berisi bentukan-bentukan tertentu seperti titik,
garis kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling memotong, dua garis terpisah, tujuh
buah titik tersusun melengkung dan garis melengkung. Anda akan diminta membuat suatu
gambar dari pola tersebut, kemudian menuliskan urutan gambar yang telah anda buat,
judul gambar dalam setiap kotak sesuai urutan, lalu menuliskan nomor gambar mana
paling disukai, tidak disukai, sulit dan mudah menurut anda.
Tipsnya :
Tes Wartegg mengharuskan peserta untuk melengkapi gambar yang terdiri dari 8 gambar,
4 diantaranya berupa garis lurus (Gambar III, IV, V, dan VI) dan empat lainnya berupa garis
lengkung (Gambar I, II, VII, VIII). Yang perlu anda ingat adalah untuk garis lengkung
sebaiknya anda menggambar benda hidup dan untuk garis lurus yang kaku sebaiknya anda
menggambar benda mati. Jika anda menggambar terbalik, misal garis lurus digambar
dengan bunga, hewan dan sebagainya atau garis lengkung digambar dengan mobil, mesin
dan sebagainya, hal ini menandakan “ada yang salah” dengan jiwa atau kepribadian anda
Urutan menggambar sebaiknya anda buat kombinasi antara sesuai nomor dan acak.
Misalnya 1,2,3,4 kemudian 8,7,6,5. Karena apabila anda menggambar berdasarkan urutan
1,2,3,4,5,6,7,8 anda dipandang HRD sebagai orang yang kaku/konservatif sedangkan
apabila anda menggambar secara acak misalnya 5,7,6,8,3,2,4,1 anda akan dipandang HRD
sebagai orang yang terlalu kreatif, inovatif dan cenderung suka akan ‘breaking the low‘
Kalau anda bergender lelaki jangan mulai dengan nomor 5, karena beberapa anggapan
menyebutkan hal ini berpengaruh terhadap orientasi seks anda
Ada beberapa versi jawaban untuk tes yang ini. Waktu itu saya sempat baca beberapa
buku, dan saya menggunakan cara menyelesaikan gambar dengan gambar yang dinamis
(bergerak). Misalkan ada garis lengkung setengah lingkaran, saya buat jadi gambar
jembatan yang dibawahnya ada air mengalir. Ada juga lengkungan yang jadi burung yang
sedang terbang. Pada prinsipnya saya mengusahakan semua gambar adalah gambar
dinamis
Selanjutnya dari cara menggambar pun bisa kelihatan kepribadian seseorang misal : jika
saat mengambar anda terlalu sering menghapus atau kotor menandakan bahwa anda
adalah orang yang peragu atau tidak terencana dan jika anda menggambar terlalu kuat
untuk garis yang seharusnya lembut berarti anda termasuk orang yang keras kepala
Apa yang anda gambarpun juga menunjukan kepribadian atau kemampuan IQ anda. Jika
anda menggambar sesuatu yang “biasa saja dan umum” tentu penilaian tingkat
kecerdasannya akan berbeda dibanding jika anda menggambar “sesuatu yang tidak
terpikirkan oleh orang lain dan berwawasan” (disini kreativitas kita diuji, apakah kita
mampu mengembangkan hal yang sudah ada menjadi suatu ide baru; atau sifat mengekor
yang terlalu besar)
Bila diminta membuat gambar dari lingkaran-lingkaran, ketegasan kita dilihat; apakah
menggambar lingkaran secara langsung dan tegas; atau terputus-putus dan pelan-pelan,
sifat perfeksionis bisa terlihat disini
Kalo titik di tengah (gbr.1) di respon dengan menggambar mobil adalah tidak tepat karena
kurang adaptif. Sebaiknya responlah setiap simbol berdasarkan sifat simbol itu.
Ada baiknya anda sudah mulai berkreasi dengan titik/garis tersebut agar saat pelaksanaan
sudah lancer
B. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa saja yang saya kehendaki
A. Saya merasa bahwa dalam banyak hal saya kalah dibandingkan orang lain
Daftar Sekarang
S HARE THI S:
Twitter Facebook 35
Like
One blogger likes this.
This entry was posted in Lowongan Kerja, Rekrutmen Tenaga Kerja, Seleksi Tenaga Kerja
by syamanmuhammad. Bookmark the permalink
[https://rekrutmentenagakerja.wordpress.com/2013/04/23/panduan-dan-macam-test-
psikologi-beserta-contoh/] .
12 THOUGHTS ON “PANDUAN DAN MACAM TEST PSIKOLOGI BESERTA CONTOH”
diah
on 9 September 2013 at 8:04 pm said:
syamanmuhammad
on 1 October 2013 at 10:51 am said:
scubyx
on 30 September 2013 at 11:01 pm said:
syamanmuhammad
on 1 October 2013 at 10:50 am said:
timer123
on 3 January 2014 at 4:30 pm said:
syamanmuhammad
on 3 January 2014 at 11:25 pm said:
syamanmuhammad
on 30 January 2014 at 11:11 am said:
Mohammed
on 8 October 2013 at 1:32 pm said:
Aduuuh mr saya tdi ada test psokolge g tahu itu apa sii
eva
on 6 December 2013 at 8:48 pm said:
saya ingin bertanya, yang dimaksud dengan tes pola kerja itu apa
yah kemudian tujuan dan contohnya seperti apa? terimakasih ..
Nandya Nindut Nandon
on 6 May 2014 at 12:06 pm said:
Yuli Astuti
on 26 June 2014 at 12:17 pm said: