Anda di halaman 1dari 25

PEMBUATAN BIOMASSA DENGAN MEMANFAATKAN

SAMPAH PLASTIK
Diajukan untuk memenuhi tugas penelitian ilmiah

Oleh :
Amanda Puspita XI MIPA 2 / 02
Jonathan Jason Jovanka XI MIPA 2 / 14
Maria Aurelia Laras XI MIPA 2 / 17
Mario Rinawan Belvanto XI MIPA 2 / 19

SMA SANTA ANGELA


JALAN MERDEKA NO.24
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ilmiah ini
yang berjudul “ Pembuatan Biomassa Dengan Memanfaatkan Sampah Plastik "
sebagai alternatif untuk  memanfaatkan plastic konvensional yang diubah menjadi
energi dengan tepat waktu.

Karya Ilmiah ini dibuatdengan tujuan untuk memenuhi tugas dalam mata
pelajaran Karya Ilmiah, sekaligus menambah ilmu dan pengetahuan bagi peneliti
maupun pembacanya. Adapun laporan penelitian ilmiah yang berjudul " Pemanfaatan
Sampah Plastik Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Biomassa" ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat
memperlancar proses pembuatan laporan penelitian ilmiah ini. Oleh sebab itu, kami
juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan penelitian ilmiah ini.
Dengan itu kami ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :
• Lucia Sri Istanti, S.Si. yang dengan saar membantu dan membimbing
kami dalam menyelesaikan tugas Penelitian Ilmiah ini.
• Seluruh teman-teman XI MIPA-2 yang telah membantu mendukung dan
memberikan saran dan kritik yang membangun selama penelitian ini
dilakukan.
• Perpustakaan SMA Santa Angela yang telah memerikan fasilitas-fasilitas
dalam mencari referensi an informasi dalam penelitian ini.
• Keluarga kami masing-masing yang telah mendukung selama pembuatan
tugasPenelitian ini.
• Serta orang-orang yang juga membantu dalam penyusunan Penelitian ini
yang tidak dapat kami seutkan satu persatu,
Kami sebagai peneliti mengetahui bahwa laporan ini sangat jauh dari kata
sempurna sehingga kami ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya bila selama
penyusunan kami melakukan kesalahan baik dari perilaku peneliti maupun dalam
peyusunan laporan. Kami pun berharap semoga dari laporan penelitian ilmiah tentang
“ Pembuatan Biomassa Dengan Memanfaatkan Sampah Plastik " ini dapat diambil
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi dan manfaat terhadap pembaca.
Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan laporan penelitian
ilmiah ini nantinya. sekian dan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembanganya zaman, berbagai aspek dalam kehidupan


manusia pun berubah atau berkembang juga seiring dengan zaman itu sendiri. Salah
satu hasil dari perkembangan zaman bagi manusia adalah teknologi. Teknologi adalah
berbagai bentuk alat atau sarana yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi atau
memudahkan memenuhi kebutuhan hidupnya.
      Kebutuhan hidup tersebut semakin lama semakin meningkat seiring
berkembangnya zaman. Dengan segala sumber daya yang ada, manusia berusaha
untuk menemukan segala yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Salah satunya adalah plastik. Plastik menjadi salah satu objek yang sangat
diperlukan oleh manusia. Mengapa? Plastik memiliki karakterisitik-karakteristik yang
membuatnya menjadi sebuah bahan yang sangat optimal untuk dijadikan berbagai
macam hal untuk kegunaan manusia. Contohnya adalah kantong plastik, sangat sulit
untuk menemukan bahan lain yang dapat digunakan untuk membuat sebuah tas sekali
pakai yang dapat menyaingi kantong plastik karena kantong plastik tahan air, tidak
mudah robek, fleksibel, dan tentunya sangat terjangkau dari sisi ekonomi.
       Namun karena itulah sampah plastik menjadi masalah utama di dunia termasuk
di Indonesia. Di Indonesia, salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah
plastik. Hampir sebagian besar plastik tersebut sering sekali kita lihat berserakan.
Walaupun penggunaannya yang membantu kemudahan hidup manusia, namun
sampah plastik menjadi masalah bagi lingkungan. Bukan karena jumlahnya yang
banyak namun karena plastik sangat sulit diurai oleh tanah dan itu membutuhkan
waktu bertahun-tahun untuk plastik benar-benar terurai.
        Dengan masalah itu, sebagai peneliti kami mencoba untuk mengembangkan
sebuath inovasi dari sampah plastik. Sampah plastik sendiri kami pilih sebagai bahan
baku pembuatan biomassa karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dimana
masalah sampah plastik menjadi masalah utama di dunia termasuk di Indonesia,
sehingga kami mencoba untuk memanfaatkan sampah plastik tersebut untuk dijadikan
energi alternative.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Apakah dengan adanya biomassa, pencemaran lingkungan akibat


limbah plastik dapat dikurangi?
b. Apakah plastik dapat dijadikan inovasi untuk membuat biomassa?

1.3 Tujuan Penelitian

Penulisan penelitian ilmiah ini dilakukan untuk memenuhi


tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua orang dalam
menambah ilmu pengetahuan dan juga wawasan.
Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan Penelitian ilmiah
ini adalah :
1. Tujuan Umum
a. Memenuhi tugas mata pelajaran Penelitian ilmiah yang
b. Memperluas wawasan penulis dan pembaca mengenai biomassa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah
plastik.
b. Membuat inovasi baru dengan memanfaatkan sampah plastik sebagai
pembuatan biomassa.
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi peneliti
Memberikan wawasan yang lebih luas bagi peneliti dalam
pembuatan biomassa dan metode –metode serta cara-cara apa
saja yang dapat digunakan dalam pembuatan biomassa.
b. Bagi masyarakat
Membantu mengurangi pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh sampah plastik untuk pembuatan Biomassa
dengan memuat inovasi pemanfaatan sampah plastik yang
mudah ditemukan dan diharapkan dapat diterapkan di
masyarakat.
c. Bagi sekolah
Menjadi awal untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan
sekolah dengan adanya biomassa dan memulai pemanfaatan
sampah plastic di lingkungan sekolah.
1.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Biomassa dari sampah plastik

Bahan yang akan Alat yang akan


digunakan : Perencaan atau digunakan :
1. Sampah persiapan yang
akan dilakukan 1. Pipa
plastic 2. Tabung
2. Sampah Reaktor
organik 3. Kondensor

Proses Pembuatan

Manfaat : Kekurangan :

1.Mengurangi 1. Kemungkinan gagal


pencemaran akibat yang cukup besar
sampah plastik
2. Prosesnya lumayan
2. Meggunakan sampah rumit dan lama serta
plastic sebagai energi membutuhkan alat yang
alterrnatif beragam
1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Dengan adanya biomassa dapat mengurangi pencemaran


lingkungan akibat sampah plastik
b) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membuat
inovasi baru dalam menghasilkan energi dengan mudah.

1.7 Sistematika penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. BAB 1: Pendahulusan
Bab ini terdiri dari, latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat
penelitian , struktur organisasi penulisan penelitian ilmiah, kerangka
konseptual, dan Hipotesis.
b. BAB 2: Landasan Teori   
Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa
diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya. Landasan
Teori dalam penelitian ilmiah ini berisi penjelasan-penjelasan di balik
topik penelitian ilmiah ini.
c. BAB 3: Metode Penelitian  
Menjelaskan tentang cara atau metode yang digunakan dalam pembuatan
Penelitian Ilmiah. Terdiri dari Perencanan, tahap perencanaan, subyek
penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian , dan teknik
analisis data.

d. BAB 4: Hasil Penelitian  


Menguraikan hasil  dari penelitian yang berkaitan dengan “Pembuatan
Bioplastik”. Bab ini berisi penjelasan-penjelasan, kaitan berbagai
percobaan atau penelitian yang dilakukan yang telah diuraikan secara
sitstematis.
e. BAB 5: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi jawaban dari rumusan-rumusan masalah yang terdapat di
Bab 1 bagian 2 yang telah pelajari melalui penelitian dan percobaan, bab
ini juga berisi saranatau masukan untuk mengatasi berbagai permasalahan
yang terdapat pada topik penelitian ilmiah ini.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Plastik

Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan


digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya
dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun
pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan
material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di
Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di
India hanya 2kg/orang/tahun

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik.


Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa
juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada
beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi
film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka
"malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan variasi yang
sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan
lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum
dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang
industri.
)
(Sumber : www.wikipedia.plastik.com
Gambar 2. Pelletatau bijih plastik yang siap diproses lebih lanjut (
4. dll)

Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang
deformasi atau gagal karena shear stress, lihat keplastikan (fisika) dan ductile.

Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum


dengan melihat tulang-belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene,
acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum.

Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain.
Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik
yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen,
chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga
berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang
menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti
plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya
"digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer
bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup "pendant"
telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupanabad 21
dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.
Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti:
permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia
(seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan akhirnya ke molekul buatan-manusia
(seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).

2.2. Biomassa

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik,


baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman,
pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak.
Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, miyak
nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber
energi (bahan bakar). Umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa
yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk
primernya.

Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan


sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan
sumber energi secara berkesinambungan (suistainable). Di Indonesia, biomassa
merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan berbagai produk primer
sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain yang selain digunakan untuk
memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi tulang punggung
penghasil devisa negara.

Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi


jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan
semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan
menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan
lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati
memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi energi secara
keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan
akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena
seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga,
mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat
penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.

Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber


energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak, kedelai
merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago merupakan
tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan pembuatan
bioethanol.

2.3. Pirolisis

Pirolisis adalah dekomposisi termokimia bahan organik melalui proses


pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau pereaksi kimia lainnya[1], di mana
material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas.
Pirolisis adalah kasus khusus termolisis. Pirolisis ekstrem, yang hanya meninggalkan
karbon sebagai residu, disebut karbonisasi.

Briket batubara terkarbonisasi adalah briket yang sebelumnya mengalami suatu


proses karbonisasi. Karbonisasi adalah proses pemanasan batubara sampai suhu dan
waktu tertentu (200–1000 °C (390–1800 °F)[2]) pada kondisi miskin oksigen untuk
menghilangkan kandungan zat terbang batubara sehingga dihasilkan padatan yang
berupa arang batubara atau kokas atau semi kokas dengan hasil samping tar dan gas.

Proses ini digunakan secara umum dalam industri kimia, misalnya, untuk
menghasilkan arang, karbon aktif, metanol, dan bahan kimia lainnya dari kayu, untuk
mengkonversi etilena diklorida menjadi vinil klorida untuk membuat PVC, untuk
menghasilkan kokas dari batubara, untuk mengubah biomassa menjadi gas sintesis
dan biochar, untuk mengubah limbah plastik kembali menjadi minyak yang dapat
digunakan atau limbah menjadi zat yang aman sekali pakai, dan untuk mengubah
hidrokarbon dengan berat molekul menengah seperti minyak menjadi yang lebih
ringan seperti bensin. Pirolisis juga digunakan dalam pembuatan nanopartikel,[4]
zirkonia[5] dan oksida[6] memanfaatkan nozzle ultrasonik dalam proses yang disebut
ultrasonic spray pyrolysis (USP).

2.3.1. Proses
Dalam banyak aplikasi industri, proses ini dilakukan di bawah tekanan
dan pada suhu operasi di atas 430 °C (806 °F). Untuk limbah pertanian,
misalnya, suhu yang khas adalah 450–550 °C (840–1000 °F).

2.3.2. Penggunaan
1. Api

Pirolisis biasanya merupakan reaksi kimia pertama yang terjadi dalam


terbakarnya banyak bahan bakar organik padat, seperti kayu, kain, dan
kertas, dan juga beberapa jenis plastik. Dalam api pembakaran kayu, api
terlihat bukan karena pembakaran kayu itu sendiri, melainkan dari gas
yang dilepaskan dari proses pirolisis tersebut. Dengan demikian, pirolisis
sejumlah material umum seperti kayu, plastik, dan pakaian sangat penting
bagi keselamatan kebakaran dan pemadaman kebakaran. Dalam pirolisis
terdapat fase gas yang hadir. Hal ini tidak boleh dikelirukan dengan reaksi
hidrotermal seperti hidrotermal gasifikasi, hidrotermal likuidasi, dan
hidrotermal karbonisasi, yang terjadi dalam lingkungan berair karena suhu
dan jalur reaksi yang berbeda, dengan reaksi ionik yang disukai dalam
reaksi berair dan reaksi radikal yang disukai tanpa adanya air.

2. Memasak
Pirolisis terjadi setiap kali makanan terkena suhu yang cukup tinggi di
lingkungan yang kering, seperti memanggang ayam, memanggang kue,
membakar roti, atau memanggang daging. Hal ini adalah proses kimia
yang bertanggung jawab untuk pembentukan kerak cokelat keemasan
dalam makanan yang disiapkan dengan metode tersebut.

Dalam memasak yang normal, komponen makanan utama yang


mengalami pirolisis adalah karbohidrat (termasuk gula, pati, dan serat)
serta protein. (Lihat: reaksi Maillard.) Pirolisis lemak membutuhkan suhu
yang lebih tinggi, dan, karena menghasilkan produk-produk beracun dan
mudah terbakar (seperti akrolein), yaitu adalah, pada umumnya, dihindari
dalam memasak normal. Hal ini dapat terjadi, namun, ketika memanggang
daging berlemak di atas bara panas.

Pirolisis karbohidrat dan protein membutuhkan suhu yang jauh lebih


tinggi dari 100 °C (212 °F), sehingga pirolisis tidak terjadi selama air ini
hadir, misalnya, dalam makanan mendidih - bahkan dalam panci
bertekanan tinggi. Ketika dipanaskan dengan adanya air, karbohidrat dan
protein mengalami hidrolisis bertahap daripada pirolisis. Memang, bagi
sebagian besar makanan, pirolisis biasanya terbatas pada lapisan luar
makanan, serta dimulai hanya setelah lapisan tersebut telah kering.

Suhu makanan pirolisis, namun demikian, lebih rendah dari titik didih
lemak, sehingga pirolisis terjadi saat menggoreng dalam minyak sayur,
atau memoles daging di dalam lemak mereka sendiri.

2.4. Energi Alternatif

Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua sumber energi yang
dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional tanpa
akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini digunakan untuk
mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan
lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi, yang berkontribusi besar
terhadap pemanasan global berdasarkan Intergovernmental Panel on Climate Change.

Selama beberapa tahun, apa yang sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif
telah berubah akibat banyaknya pilihan energi yang bisa dipilih yang tujuan yang
berbeda dalam penggunaannya.

Istilah "alternatif" merujuk kepada suatu teknologi selain teknologi yang


digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Teknologi alternatif
yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan mengatasi masalah dan tidak
menghasilkan masalah seperti penggunaan bahan bakar fosil.

Oxford Dictionary mendefinisikan energi alternatif sebagai energi yang


digunakan bertujuan untuk menghentikan penggunaan sumber daya alam atau
pengrusakan lingkungan.

2.4.1. Bentuk energi alternatif saat ini


1. Energi alternatif yang bersahabat dengan lingkungan

Sumber energi terbarukan seperti biomassa kadang-kadang disebut


sebagai alternatif untuk bahan bakar fosil yang membahayakan bagi
ekologi, karena jika biomassa dikomersialkan dikhawatirkan akan
membahayakan hutan sebagai penghasil biomassa terbesar (kayu juga
merupakan biomassa). Energi terbarukan belum tentu energi alternatif
dengan tujuan tersebut. Seperti contoh, di Belanda, yang pernah
digunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar bio, saat ini
dihentikan akibat bukti ilmiah bahwa penggunaannya menciptakan
kerusakan lebih parah dibandingkan bahan bakar fosil, seperti
kemungkinan ekspansi lahan kelapa sawit yang dapat menghabiskan hutan
alami.

Mengenai bahan bakar bio dari bahan pangan, realisasi mengkonversi


seluruh hasil panen di Amerika Serikat hanya mampu menggantikan 16%
bahan bakar mobil yang dibutuhkan, dan pemusnahan hutan hujan tropis,
yang selama ini sebagai penyerap CO2, untuk dijadikan ladang penghasil
bahan bakar bio, sangat jelas akan mengakibatkan efek negatif yang
sangat signifikan bagi ekologi dan menghasilkan peningkatan harga bahan
pangan akibat kompetisi pasar. Saat ini, alternatif terhadap bahan bakar
bio berkelanjutan sedang diupayakan dalam bentuk etanol selulosit.

2. Alternatif "zero carbon"

Dari sudut pandang isu perubahan iklim, bahan bakar ekonomis


rendah karbon adalah sumber alternatif untuk mengeliminasi emisi karbon
dan metana. Demi tujuan ini, sumber energi terbarukan dan berkelanjutan
seperti biomassa, dan hidrogen yang dihasilkan dari gas alam, tidak
tersedia secara ekonomis untuk melawan peningkatan karbon secara
global. Energi nuklir dan tehnik penangkapan dan penyimpanan karbon
seperti teknologi batu bara bersih adalah teknologi energi alternatif yang
rendah emisi karbonnya, tetapi tidak sesuai dengan tujuan bahwa energi
alternatif harus tidak merusak lingkungan.

3. Alternatif kemandirian energi

Di Eropa, terdapat harapan untuk lebih mandiri dan tidak bergantung


lagi terhadap suplai energi (minyak dan gas) dari Rusia, begitu juga di
Amerika Serikat yang berharap terbebas dari impor minyak yang
diproduksi oleh negara lain. Dari sudut pandang ini, gas alam domestik,
bahan bakar fosil, adalah energi alternatif terhadap bahan bakar yang
diimpor dari luar. Ini adalah sudut pandang T. Boone Pickens yang
menjelaskan Pickens Plan untuk kemandirian energi, dan merefleksikan
undang-undang di Negara Bagian Florida, Amerika Serikat. Meski gas
alam tidaklah dapat diperbarui, tetapi dalam sudut pandang ini, hal
tersebut adalah energi alternatif.
2.4.2. Konsep Baru Energi Alternatif
1. Area penangkapan energi angin mengapung

Area penangkapan energi angin mengapung sama dengan area


penangkapan energi angin biasa namun mengapung di tengah-tengah
lautan. Area penangkapan energi angin lepas pantai dapat ditempatkan di
perairan sedalam 40 meter. Keuntungan area penangkapan energi angin
mengapung adalah kemampuannya menangkap energi angin di tengah
lautan tanpa halangan bukit, pepohonan, dan bangunan; angin di tengah
lautan dapat mencapai kecepatan dua kali kecepatan angin di daratan.
Perusahaan energi Norwegia, StatoilHydro, akan melakukan percobaan
pertama area penangkapan energi angin mengapung di musim gugur 2009.

2. Biogas hasil pencernaan

Biogas hasil pencernaan berhubungan dengan pemanfaatan gas metana


yang dilepaskan ketika kotoran hewan membusuk. Gas ini dapat diperoleh
dari sampah dan sistem saluran limbah. Sistem penghasil biogas
digunakan untuk menghasilkan untuk memproses gas metana melalui
bakteri atau dekomposer yang memecah biomassa dalam lingkungan atau
kondisi anaerobik. Gas metana yang dikumpulkan dan dimurnikan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.

3. Heliokultur

Heliokultur adalah proses memanen energi matahari menjadi bahan


bakar dengan memindahkan karbon dioksida di atmosfer dengan
memanfaatkan pertanian.

2.4.3. Energi Alternatif Dalam Transportasi

Akibat peningkatan harga gas pada tahun 2008 dengan peningkatan


harga bahan bakar hingga 4 US dollar per galon ketika itu, telah ada
gerakan untuk mengembangkan kendaraan dengan efisiensi bahan bakar
yang lebih tinggi serta kendaraan dengan bahan bakar alternatif.
Menanggapi hal tersebut, banyak perusahaan kecil meningkatkan
penelitian dan pengembangan untuk secara radikal mengubah cara
menggerakkan kendaraan pribadi. Dan saat ini, kendaraan Hybrid dan
bertenaga baterai telah tersedia secara komersial dan dapat diterima
masyarakat secara luas di seluruh dunia.

2.5. Penguapan

Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan


cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini
adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya
cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.

Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila
tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling
bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung
bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah,
sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup untuk menembus titik
didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang
ke dalam gas dan "menguap"

Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas
tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki
molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola
yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang
diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini sebenarnya
menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat

2.6. Biogas

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi
dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah
domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang
biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah
metana dan karbon dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
maupun untuk menghasilkan listrik.

2.7. Bahan Bakar

Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.
Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan
dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses
pembakaran (reaksi redoks) di mana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas
setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi
dari bahan bakar adalah melalui reaksi kimia eksotermik. Hidrokarbon (termasuk di
dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling
sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam
radioaktif. Kadang-kadang materi yang digunakan untuk memproduksi energi melalui
reaksi nuklir (yaitu peluruhan radioaktif, fisi nuklir atau fusi nuklir) juga termasuk
bahan bakar.

2.7.1. Bahan bakar berdasarkan bentuk dan wujudnya


1. Padat

Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan


kebanyakan menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara.
Energi panas yang dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air
menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.

2. Cair

Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika
dibandingkan dengan bahan bakar padat molekulnya dapat bergerak
bebas. Bensin/gasolin/premium, minyak solar, minyak tanah adalah
contoh bahan bakar cair. Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam
industri, transportasi maupun rumah tangga adalah fraksi minyak bumi.
Minyak bumi adalah campuran berbagai hidrokarbon yang termasuk
dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan aromatik.
Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam kandungan
hidrogennya. Minyak mentah, jika disuling akan menghasilkan beberapa
macam fraksi, seperti: bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah,
minyak solar, minyak bakar, dan lain-lain. Setiap minyak petroleum
mentah mengandung keempat kelompok senyawa tersebut, tetapi
perbandingannya berbeda

3. Gas

Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG)
dan Liquid Petroleum Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana
sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia
lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama
bahannya dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian
kendaraan bermotor.

2.7.2. Bahan bakar berdasarkan materinya


1. Berkelanjutan

Bahan bakar berkelanjutan bersumber pada materi yang masih bisa


digunakan lagi dan tidak akan habis keberadaannya di alam. Misalnya
tenaga matahari.

2. Tidak berkelanjutan

Bahan bakar tidak berkelanjutan bersumber pada materi yang diambil


dari alam dan bersifat konsumtif. Sehingga hanya bisa sekali
dipergunakan dan bisa habis keberadaannya di alam. Misalnya bahan
bakar berbasis karbon seperti produk-produk olahan minyak bumi.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Prosedur Penelitan

Jenis penelitian yang dilakukan dalam pembuatan biomassa adalah


dengan menggunakan metode eksperimen dan observasi. Menurut Hadi
(1985) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan
secara sengaja oleh peneliti.

Metode penelitian eksperimen merupakan suatu hal yang dilakukan


dengan mencampurkan atau mencoba menghomogenkan bahan-bahan dan
melihat factor yang ditimbulkan dari hasil pencampuran tersebut.

Penelitian eksperimen dibagi menjadi tiga karakterisitik yaitu


manipulasi yang merupakan perbandingan antara eksperimen yang mendapat
perlakuan dan tidak, lalu pengendalian yaitu variabel bahan diatur sesuai
dengan kehendak peneliti, dan pengamatan yaitu mengamati hasil dari
variabel bebas dan terikat.

Penelitian ini dilakuakn dengan mencoba dan mengamati apakah


bahan-bahan yang digunakan dalam eksperimen ini dapat benar-benar
digunakan sebagai biomassa. Juga apakah inovasi ini dapat dengan mudah
dibuat dan dapat dibuat di kehidupan sehari-hari oleh masyarakat.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan eksperimen ini dilakukan pada semester 2 (kedua)


tahun pelajaran 2019-2020, kira-kira pada bulan Januari sampai Februari
setiap hari Kamis di jam ekstrakurikuler Penelitian Ilmiah (PI). Tempat
pelaksanaan percobaan dilakukan di Sekolah SMA Santa Angela, Bandung.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah


yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini:

1. Sampah plastic
2. Tabung Reaktor / Drum
3. Pipa
4. Kondensor / Kaleng Bekas
5. Sampah Organik

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian
ini adalah takaran/banyaknya bahan-bahan yang digunakan seperti,
takaran sampah organic/plastic.
3.4. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:61),Variabel bebas merupakan variabel yang


menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor yang dipilih untuk
menentukan hubungan antara fenomena yang diamati. Sedangkan variabel
terikat merupakan faktor yang diamati untuk menentukan adanya pengaruh
variabel bebas.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bahan – bahan yang


digunakan dalam pemuatan bioplastik yaitu, pipa, tabung reactor, dan
kondensor. Sementara variabel terikatnya yaitu cairan serta minyak yang
dihasilkan.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data yang digunakan adalah teknik kualitatif. Data yang
diperoleh dari berbagai sumber dalam penelitian kualitatif dapat
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam – macam
(triangulasi) dan dilakukan secara terus – menerus sampai datanya jenuh
( dapat disimpulkan). Pengamatan yang terus – menerus menghasilkan variasi
data yang tinggi. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam proses
menganalisanya. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu
analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan pola
hubungan tertentu atau menjadi hipotesis (Sugiyono,2010:335). Berdasarkan
hipotesis yang telah dirumuskan maka selanjutnya mencari data lagi secara
terus – menerus agar dapat digeneralisasikan apakah hipotesis diterima atau
ditolak berdasarkan data valid yang telah terkumpul. Ketika hipotesis
diterima berdasarkan data yang terkumpul maka hipotesis dapat berkembang
menjadi teori.
Dalam hal ini, teknik analisis data yang digunakan adalah kualitatif karena
dalam penelitian ini kami mengatami segala bentuk dan proses yang
dilakukan dalam pembuatan bioplastik dan dalam penelitian ini juga
dilakukan analisis setiap percobaan yang telah dilakukan sehingga dapat
menjadi perbaikan di penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai