Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
a) Judul video
Komunikasi SBAR
b) Pengertian
Komunikasi SBAR adalah komunikasi efektif yang dilakukan perawat kepada rekanan
sejawat atau tenaga medis lainnya, untuk menyampaikan kondisi pasien.
f) Tahapan prosedur ( pra interaksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi )
Tahap pra interaksi
1. Kondisi klien
Tn. A. saat ini pasien ada di bangsal penyakit dalam, dengan kondisi TD 150/80
mmHg, nadi 120x/menit, nafasnya 40x/menit. Ada bunyi nafas ronchi. Hasil lab
terbaru menunjukkan Hb 9 mg/dl. Kondisi Tn. A. masuk rumah sakit 23 Juni
2020. Pasien masuk IGD dengan kondisi asites dan edema pada kaki. Pasien
mengatakan sudah mengalami gagal ginjal selama 3 tahun. Sudah rutin
melakukan cuci darah, tetapi pada tanggal 23 Juni 2020 pasien merasakan tidak
nyaman pada badan sehingga memutuskan untuk ke rumah sakit. Di IGD pasien
sudah diberikan posisi semi fowler, sudah terpasang kateter, diberikan oksigen
sebanyak 3 liter/menit. Sudah dilakukan observasi selama 15 menit di IGD,
didapatkan pemeriksaan hasil SAO2 nya = 88 %, TD = 130/100 mmHg, respirasi
= 28x/menit, nadi = 110x/menit. 1 jam kemudian pasien baru di transfer ke
bangsal ruang perawatan, kemudian sudah dilakukan pemeriksaan oleh dokter
DPJP-nya. Pasien sudah diberikan Injeksi Lasix = 3x1 ampul. Iv untuk memantau
urine output sebagai indikator dari keseimbangan cairan elektrolit.
2. Diagnosis keperawatan
Diagnose medis = gagal ginjal kronik.
Gangguan pola napas, ketidakseimbangan cairan lebih dari kebutuhan tubuh.
3. Tindakan keperawatan
Perawat menyiapkan rekam medis
Perawat menyiapkan materi yang akan disampaikan
Siapkan alat tulis
Pasien diberikan oksigen non rebreathing mask 8 liter/menit
Diberikan extranasi prix 2 ampul
Observasi pernapasan dan tekanan darah
Monitor selalu pengeluaran urine
Fase orientasi
Salam terapeutik
Perawat : “Assalamualikum dokter.”
Perawat : “Perkenalkan saya perawat Kelly dari bangsal penyakit dalam.”
Perawat : “Hari ini saya akan menyampaikan terkait kondisi pasien Tn. A. saat ini pasien
ada di bangsal dengan kondisi, TD 150/80 mmHg, nadi 120x/menit, nafasnya
40x/menit. Ada bunyi nafas ronchi. Kemudian hasil lab terbaru menunjukkan
Hb 9 mg/dl.”
Perawat : “Kondisi Tn. A. masuk rumah sakit tanggal 23 Juni 2020. Pasien masuk IGD
dengan kondisi asites dan edema pada kaki. Pasien mengatakan sudah
mengalami gagal ginjal ini sudah selama 3 tahun dok.”
Perawat : “Kemudian Sudah rutin melakukan cuci darah, tetapi pada tanggal 23 Juni
tersebut, pasien merasakan tidak nyaman pada badan sehingga memutuskan
untuk ke rumah sakit.”
Fase kerja
Perawat : “Di IGD pasien sudah diposisikan semi fowler, kemudian sudah terpasang
kateter, diberikan oksigen sebanyak 3 liter/menit. Kemudian sudah dilakukan
observasi dok, selama 15 menit.”
Perawat : “Di IGD, didapatkan pemeriksaan hasil SAO2 nya = 88 %, TD = 130/100
mmHg, respirasi = 28x/menit, nadi = 110x/menit.”
Perawat : “1 jam kemudian pasien baru di transfer ke bangsal ruang perawatan, kemudian
sudah dilakukan pemeriksaan oleh dokter DPJP-nya.”
Perawat : “Pasien di diagnose medis gagal ginjal kronik dok, disini sudah ada Tindakan
pengobatan yang di dapat, yaitu Injeksi Lasix = 3x1 ampul dan Iv untuk
memantau urine output sebagai indicator dari keseimbangan cairan elektrolit.
Perawat: “Analisa dari perawat, pasien mengalami gangguan pola napas dan
ketidakseimbangan cairan lebih dari kebutuhan tubuh dok.”
Perawat : “Disini kami menyarankan, kalau kondisi pasien tersebut apakah harus di ganti
dengan oksigen NREM dok? Kemudian jika iya apakah kami perlu
meningkatkan diuretic?”
Fase terminasi
Dokter : “Saran saya pasien diberikan oksigen non rebreathing mask 8 liter/menit,
kemudian selanjutnya diberikan extranasi prix 2 ampul, tetap observasi
pernapasan dan tekanan darah, dan yang terakhir monitor selalu pengeluaran
urine.”
Perawat : “Baik terima kasih dokter sudah saya catat.”
Perawat : “Terima kasih atas sarannya, assalamualaikum Wr. Wb.”
Daftar Pustaka
Arianti, N. D. (2017). Gambaran Komunikasi SBAR Saat Transfer Pasien Pada Perawat Di
RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro. 1–49.
Kartika, Y. dwi. (2019). Pentingnya Komunikasi Sbar Dalam Penerapan Keselamatan Pasien.
1–7. https://doi.org/10.31219/osf.io/qsb6a
Adrian, M. (2017). SBAR – Komunikasi Efektif di Rumah Sakit. 1-6. https://snars.web.id/rs/sbar
komunikasi-efektif-di-rumah-sakit/