Anda di halaman 1dari 2

Penduduk Pengangguran di Masa Pandemi

mempengaruhi Angka Penduduk Miskin


Meningkat
Nur ‘Ain Dai

Selain masalah kesehatan, pandemi Covid-19 berdampak pada Penduduk Miskin Tahun
2020. Kemiskinan meningkat karena sebagian masyarakat kehilangan mata
pencahariannya.

Pandemi Covid-19 membawa dampak buruk terhadap ekonomi Indonesia, salah satu
masalah Kemiskinan. Penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo kian bertambah.
Tahun 2018, BPS Provinsi Gorontalo mencatat Angka Penduduk Miskin mencapai 16,81
persen. Jika di bandingkan Tahun 2020, Angka Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo
mencapai 15,22 persen.

Kemiskinan di pandang ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan


dasar makanan yang bukan di ukur dari sisi pengeluaran. Dampak pandemi Covid-19
masih sangat berpengaruh pada meningkatnya jumlah penduduk miskin di Gorontalo.
Namun demikian, berbagai program bantuan sosial yang dikucurkan pemerintah pusat,
provinsi maupun kabupaten-kota, mampu menekan penambahan jumlah penduduk
miskin.

Penduduk Miskin Maret 2021 bertambah hingga 15,61 persen, dibandingkan Penduduk
Miskin September 2020.

Dari sisi angkatan kerja, penduduk miskin makin meningkat. Karena sebagian masyarakat
kehilangan mata pencaharian. Jumlah penduduk yang menjadi pengangguran akibat
pandemi Covid-19 sebanyak 1.445 orang. Angka ini mencapai 6,98 persen dari total
pengangguran Februari 2021 yang jumlahnya mencapai 20.688 orang dengan tingkat
pengangguran terbuka (TPT) sebesar 3,41 persen. TPT ini mengalami penurunan 0,87
persen poin dibandingkan Agustus 2020 (4,28 persen) dan mengalami kenaikan 0,12
persen poin jika dibandingkan Februari 2020 (3,29 persen).
Bagaimana mengupayakan agar Penduduk Miskin tidak bertambah di masa pandemi
sepertii sekarang ?
Dengan demikian, pemerintah dapat memperluas cakupan program-program perlindungan
sosial yang telah ada, terutama untuk rumah tangga miskin dan rentan miskin yang belum
tercakup bantuan sosial mana pun.

Sekitar 25%–30% dari 10% rumah tangga termiskin tidak menerima satu program bantuan
sosial pun. Angka rumah tangga yang tidak tercakup juga masih cukup besar untuk 40%
rumah tangga termiskin. Untuk keperluan ini, perbaikan pangkalan data rumah tangga
miskin, rentan miskin, dan yang terdampak pandemi pun menjadi krusial karena
pangkalan data yang baik menentukan tepat sasaran dan berhasil atau tidaknya sebuah
program. 

Pemerintah perlu memastikan tersalurkannya program bantuan sosial secara tepat waktu,
yakni sebelum dampak krisis menjadi terlalu besar terhadap rumah tangga. Ketepatan
sasaran dan  ketepatan waktu penyaluran bantuan menjadi kunci efektivitas program
dalam menanggulangi penurunan kesejahteraan rumah tangga. 

Anda mungkin juga menyukai