PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang dan waktu dimana
semua energi dan materi berpadu. Alam semesta, kadang disebut alam raya atau
mayapada. Terjadinya alam semesta telah dipelajari oleh manusia sejak dahulu. Dari
waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan akal pikiran manusia yang diikuti oleh
kemajuan teknologi, pandangan terhadap alam semesta semakin luas. Terbentuknya
alam semesta menjadi teka-teki yang menyibukkan bagi umat manusia. Sejauh
perkembangan teori terbentuknya alam semesta, belum ada yang dapat membuktikan
secara empirik kebenarannya. Hal ini dikarenakan manusia adalah hal nisbi bagi alam
raya. Manusia adalah sesuatu yang sangat baru di alam raya. Maka walaupun manusia
dengan susah payah mencari-cari bagaimana terbentuknya alam semesta sering
terhalang keterbatasan pandangannya. Keterbatasan pandangan ini sangat terikat
dengan pengetahuan apriori yang dimiliki manusia. Hal ini menyebabkan bahwa
pandangan tentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman. Awal mula,
manusia berpandangan bahwa alam semesta terbentuk dalam mitos. Menurut bangsa
Mesir Purba, alam raya ini dikuasai Dewi Langit Nut yang tubuhnya bertaburan
bintang, memayungi alam raya sambil menopang langit agar tidak runtuh menekan
bumi. Setiap malam dia menelan matahari dan memuntahkannya di pagi hari. Di antara
pagi dan malam hari matahari berlayar di langit dengan menggunakan perahu. Dalam
makalah ini penulis membahas teori-teori tentang pembentukan alam semesta ditinjau
dari pandangan barat juga pandangan Islam yaitu menurut Alquran.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu alam semesta
2. Untuk mengetahui teori barat tentang terbentuknya alam semesta
3. Untuk mengetahui terbentuknya alam semesta menurut pandangan Islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nicolas Copernicus menemukan teori baru yang menyatakan bahwa matahari adalah
pusat alam semesta yang disebut teori heliosentris. Namun teori tersebut ternyata lebih
tepat untuk tata surya. Tata surya hanyalah sebagian dari galaksi, dan masih banyak
galaksi yaitu kumpulan bintang yang ada di alam semesta ini
Ada tiga teori besar tentang terciptanya alam semesta, yaitu Teori Keadaan Tetap
(Ready State Theory), Teori Dentuman Besar (Big Bang) dan Teori Osilasi. Ahli
astronomi Inggris Freud Hoyle mengajukan Teori Keadaan Tetap (Steady State
Theory) sebagai wujud adanya alam semesta. Menurut teori ini, hanya materi yang
ada, dan begitulah adanya sepanjang waktu yang tak terbatas. Dari pendirian itu,
diklaim bahwa alam semesta selalu ada dan tidak diciptakan. Teori ini dianut oleh
kaum materialisme.
Sebagai tambahan bagi klaim mereka, bahwa alam semesta ada dalam waktu yang
tidak terbatas, penganut materialisme juga mengemukakan bahwa tidak ada tujuan atau
3
sasaran di dalam alam semesta. Mereka menyatakan bahwa semua keseimbangan,
keselarasan, dan keteraturan yang tampak di sekitar kita hanyalah peristiwa kebetulan.
Teori Osilasi hampir sama dengan Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory) yang
menyatakan bahwa alam semesta tidak ada awal dan tidak ada akhir. Namun, model
osilasi ini mengakui adanya dentuman besar yang mengakibatkan terjadinya
pengembangan, lalu gravitasi akan menyedot kembali sehingga kempis (collapse) yang
kemudian akan padat kembali. Setelah kembali, selanjutnya terjadi dentuman besar lagi
dan mengempis lagi. Dengan kata lain alam semesta ini berkelakuan melar-
menciutmelar-menciut. Begitu seterusnya. Pendapat bahwa alam semesta sudah ada
sejak waktu yang tak terbatas terkubur ketika abad 20 ditemukan penemuan baru. Sejak
tahun 1920-an, telah muncul bukti tegas bahwa pendapat ini tidak mungkin benar. Para
ilmuwan sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil
suatu ledakan besar yang tak terbayangkan, yang dikenal sebagai Teori Dentuman
Besar (Big Bang)”. Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau tepatnya, diciptakan
oleh Allah. Abad ke-20 juga menyaksikan kehancuran klaim materialis bahwa segala
sesuatu di jagat raya adalah hasil dari kebetulan dan bukan rancangan. Riset yang
diadakan
4
C. Terbentuknya Alam Semesta Menurut Pandangan Islam
Allah menurunkan Al Quran kepada manusia empat belas abad yang lalu.Al Quran
mencakup beberapa penjelasan ilmiah dalam tautan keagamaannya. Beberapa fakta
yang baru dapat diungkap dengan teknologi abad ke-21 ternyata telah dinyatakan
Allah dalam Al Quran empat belas abad yang lalu. Dalam Al Quran, terdapat banyak
bukti yang memberikan informasi dasar mengenai beberapa hal seperti penciptaan
alam semesta. Kenyataan bahwa dalam Al Quran tersebut sesuai dengan temuan
terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal penting, karena keasesuaian ini
menegaskan bahwa Al Quran adalah ” firman Allah”. Al Qur‟an surat Fussilat (41:11)
5
pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler
sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar
13.7 miliar tahun. Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini
tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Sebelum
langit itu disempurnakan, keadaanyya masih primitif dan masih sempit atau belum
meluas. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini
dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan
suatu benda angkasa yang berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi,
unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu
sendiri.
6
5. Masa V (Ayat 31): Pengiriman Air Ke Bumi Melalui Komet
Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mula-
mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada
air. Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi
masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan
unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan
yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan
Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur
Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya. Karena semua
kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa
tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
6. Masa VI (Ayat 32-33): Proses Geologis Serta Lahirnya Hewan Dan Manusia
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikianlah yang dapat Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan
yang maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik,
serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan
manusia maupun yang tidak. Dari pembahasan di atas, dikemukakan beberapa teori
dari beberapa ilmuwan serta dari pandangan Islam berdasarkan Al Quran. Teori
terciptanya alam semesta meliputi Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory),
Teori Dentuman Besar (Big Bang) Dan Teori Osilasi. Sedangkan pembentukan tata
surya dibahaskan dalam teori bintang kembar, teori nebular dan teori tidal atau
pasang surut. Dari sekian banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan
ternyata ilmuwan modern menyetujui bahwa teori dentuman besar (Teori Big Bang)
merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan
mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi
ada. Namun perlu disadari bahwa jauh sebelum para ahli mengemukakan teori Big
Bang, ayat- ayat Al Quran telah secara jelas menceritakan bagaimana alam semesta
ini terbentuk dalam 6 masa.
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Baiquni, Achmad. 1994. Al Quran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yogyakarta: Dana
Bhakti Wakaf.
Djamaluddin. 2011. Penciptaan Alam Semesta Melewati Enam Masa.
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Kosmografi. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Firdaus, Feris. 2004. Alam Semesta: Sumber Ilmu, Hukum, dan Informasi Ketiga Setelah
Al Quran dan Al Sunnah. Yogyakarta: Insania Cita Press.Jasin, Maskoeri. 1988. Ilmu
Alamiah Dasar (IAD). Surabaya: Pt Bina Ilmu.
Marzuki, Achmad. 2012. Teori Terbentuknya Alam Semesta.
Maskufa. 2009. Ilmu Falaq. cet. I. Jakarta: Gaung Persada Press.
Musthafa. 1980. Alam Semesta dan Kehancurannya Menurut Al Quran dan Ilmu
Pengetahuan. Bandung: Almaarif.
Nizamudin, dkk. 1991. Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.Riyanto, Bambang
dkk. Perkembangan Pemikiran Tentang Pembentukan Alam Raya